Share

Shasha Pingsan

“Kamu yang lebih kenal dengan karakter wanita. Aku tidak pernah kenal dengan siapa pun kecuali Shasha dan Shafira. Coba bicarakan lagi,” tuturku. Kami saling melepas pandang ke arah barisan minuman berharga jutaan itu. Minuman yang tidak ingin sama sekali kurasakan seharum apa pun, sehebat apa pun jenisnya.

***Meyyis***

POV Shasha

Pagi ini aku merasakan lesu yang luar biasa. Akan tetapi, mau minta cuti tidak enak karena masih banyak proyek yang harus di tangani. Davin pasti kewalahan jika aku tidak ada. Maka, bersusaha baik-baik saja adalah hal yang terbaik.

“Sayang, kamu pucet banget?” ucap Davin.

“Tidak apa-apa, mungkin hanya sedikit kelelahan,” kataku berbohong.

“Jangan dipaksakan.” Aku mengangguk. Padahal, demi Tuhan, kepalaku rasa mau pecah.

Davin masuk kembali ke ruangannya. Sedangkan kepalaku tidak lagi dapat terkondisi. Kakiku melangkah kea rah foto kopian, karena harus mengganda

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status