Share

51. Serba Salah

Author: Ray Basil
last update Huling Na-update: 2022-10-26 16:15:40
Makan malam istimewa di Puri Lombardy menyambut kedatangan sang pewaris Delano Carleone dan anak istri usai sudah. Bianca Elenora mulai terkantuk-kantuk kelelahan setelah seharian bermain ditemani pengasuh Gemma.

Belevia langsung menggendong putrinya menuju ke kamar atas. Lengannya tertahan sejenak sesaat Michael ingin mengecup kening mungil, mengucapkan selamat malam untuknya. "Tidur yang nyenyak, sayangku," ucap sang mafia lembut sambil mengusap kepala Bianca.

"Kau juga, Michael," tegur Belevia. "Aku harus mengganti perban lukamu agar tidak menyebabkan infeksi."

"Baiklah, Nyonya Delano," goda Michael sambil tersenyum nakal. "Lakukan di kamarku setelah menidurkan anak kita." Bola mata istrinya langsung melebar tak ayal lagi membuat sang mafia tertawa. Perjanjian kontrak pernikahan sudah jelas mereka tidur terpisah selama menghadapi persidangan hak asuh putri Michelle dan Nicholas.

Kini mereka mendapatkan perwalian penuh atas Bianca Elenora sekaligus menjebloskan hakim dan pengacar
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   88. Ultimatum Terakhir

    Belevia menarik nafas panjang di depan jendela. Bukan kehamilan kini mengkhawatirkan pikiran, tetapi suami tercinta belum pulang sejak semalam. "Hmmm...." Suara pelan menggeliat terbangun dari tidur panjang. Kelopak matanya terbuka menyisir interior kamar jauh berbeda dengan rumah sakit. Begitu hangat dan damai belum pernah dirasakan seumur hidup. "Hey, dimana aku sekarang?" gumannya pelan. "Hai, Lorenzo," sapa Belevia ramah. "Senang akhirnya siuman setelah kejadian mengerikan hampir menimpa dirimu di ruang perawatan." "Memang apa yang terjadi?" sahutnya penasaran. Nyonya rumah tersenyum menenangkan mengambil gelas berisi air di samping ranjang, dan menyerahkan ke pria yang nyaris bernasib malang. "Minumlah dulu, nanti pelayan segera siapkan makan siang untukmu." "Terima kasih." Lorenzo López meneguk beberapa kali, dan Belevia membantu mengembalikan gelas ke meja kecil. "Ceritakan padaku kejadian mengerikan apa di rumah sakit?" desaknya ingin tahu. Sikap adik Nicho

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   87. Serangan Kedua

    Panggilan telepon rahasia dari rumah sakit sangat mengganggu Hugo yang sedang bercumbu dengan kekasihnya. "Sial, mau apa malam begini Pablo hubungi aku?" geramnya marah menyingkirkan wanita cantik di atas pangkuan. "Brengsek! Ada apa?" "HI Boss, ada berita penting besok pagi Lorenzo López dipindahkan ke kediaman Michael Delano Carleone, kita harus menyelesaikan misi sebelum terlambat!" "Kerjakan sekarang!" perintah Hugo ke Pablo tanpa ulur waktu lagi. "Habisi bajingan itu jangan sampai lolos atau kutembak kepalamu jika gagal kedua kali!" Seminggu di Milan membuat situasi makin berbahaya bagi kelompok mereka. Mendengar ucapan kekasihnya yang melanjutkan misi terakhir sangat menyenangkan bagi Catherine Wilson. Duduk kembali ke pangkuan pria tampan yang mengisi hidupnya setelah ditinggalkan suami. "Akhirnya waktu tiba bagi kita berdua, sayang," desah Cathy menggoda. "Lorenzo López memberikan warisan banyak termasuk bisnis ilegal di Brazil." Gairah Hugo makin memuncak. Permaina

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   86. Zio Riccardo

    Puri Lombardy terlihat sepi saat Michael pulang lebih cepat dari kantor. Hanya Bianca Elenora menyambut senang mencium pipi ayahnya lalu kembali bermain ke taman bersama pengasuh Gemma. "Dimana istriku, Ben?" tanyanya khawatir ke penjaga Puri. Benvolio menjawab sedikit gugup, "Oh, Nyonya Belevia berpesan sebelum ke rumah sakit ingin menemui Dokter Luis Santiago sambil membawa bekal makanan dan seikat bunga mekar diambil dari halaman belakang." Michael tak menaruh curiga jika istrinya bersama kakak sepupu. "Okay, bawa tas kantorku ke ruang kerja, aku mengganti baju dulu!" serunya seraya menaiki tangga menuju ke kamar. Pengawal Damien dan Milano telah menunggu di ruang kerja melanjutkan diskusi mereka. Keduanya berhasil mendapatkan informasi penting tentang pihak yang ingin menghabisi Michael Lorenzo López. Sepuluh menit kemudian Michael Delano Carleone tiba langsung menanyakan penyelidikan mereka. "Duduklah kalian, dan ceritakan semuanya dengan detail soal penembakan misteri

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   85. Salah Paham

    Dinding putih menghiasi kamar yang sepi tanpa hiasan. Suara monitor berdenging keras memekakkan telinga. Cahaya terpancar menyilaukan membuka jalan dia kembali ke dunia. "Lorenzo, waktunya telah tiba!" Sayup terdengar panggilan seorang Ibu menyuruhnya untuk pulang. Perlahan kelopak mata membuka menyaksikan dokter dan perawat sibuk memeriksa dirinya. "Hey, dimana aku sekarang?" batinnya bertanya. "Ini bukan kamarku, dan bukan rumah asalku di Seville." Seorang dokter mengecek pupil matanya, silau senter kecil membuatnya berpaling menghindar. "Singkirkan tanganmu, brengsek!" serunya marah belum dapat mencerna situasi yang terjadi. "Lepaskan peralatan ini aku harus pulang!" Tangannya menarik kabel monitor yang terpasang di dada, dan seenaknya membuang ke lantai begitu saja. Saat ia ingin bangun barulah terasa nyeri memilukan. Kain putih balutan perban berubah merah. Gerakan yang kasar merobek jahitan medis beberapa hari lalu. "Lorenzo!" Bentakan Michael tepat waktu menghentikan

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   84. Lorenzo Siuman

    Malam membosankan di kota Milan membuat Hugo kesal tak bisa beraksi menyelesaikan misinya. Empat hari menunggu tak ada berita untuk menyusup ke rumah sakit. "Pablo, dimana perawat itu sekarang, bagaimana kabar brengsek Lorenzo?" Ia menggeleng belum menentukan taktik jitu, "Jangan tergesa-gesa, saat ini penjaga keamanan masih ketat mengawasi di ruang perawatan VVIP, tunggu sampai lengah baru melancarkan rencana kita." "Arghhhh!" Hugo menahan geram. Misi mereka gagal total malah sepupunya disandera saudara kembar di kota Milan. "Gara-gara wanita keparat membohongi kita!" Salahnya mempercayai informasi tidak akurat yang mengakibatkan bisnisnya hancur di Spanyol. Tak lama suara bel pintu berbunyi membuyarkan emosi. Ketukan sepatu high heels dan dua koper diseret ke penthouse membuatnya menoleh seketika. "Mau apa kau ke sini, huh?" bentaknya keras. "Oh, sayang," rayu Cathy memeluk kekasih. "Rencana kita memang belum berhasil tapi aku mendapatkan petunjuk penting untukmu." Ia meny

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   83. Bayi Kembar

    Di sebuah penthouse mewah baru disewa terdengar suara caci maki mafia Spanyol yang tak juga reda sejak tiba pagi tadi. Hampir saja kehilangan jejak seseorang yang berharga. "Siapa sesungguhnya Michael Delano Carleone, beraninya menculik sepupuku Michael Lorenzo López dari rumah sakit?" seru Hugo menggelegar ke pengawal yang bodoh. Alvaro, Mario, Manuel, dan Javier diam tidak berkutik. Cuma asistem Pablo mencoba membujuk lebih tenang, "Lorenzo tak bisa kemanapun, nasibnya diujung tanduk terbaring koma, dan Michael Delano Carleone belum mengetahui siapapun menyerang saudara kembarnya." "Diam kau!" tuding Hugo ke asistennya. "Gara-gara kau rencana kita berantakan, mengapa tak kau lenyapkan bedebah Lorenzo malam itu juga, huh?" Seketika Pablo berdalih, "Tiga tembakan menembus organ vital sepupumu kini hanya tinggal menghitung waktu sampai kapan dia tak bisa bertahan." Sudah tiga hari Lorenzo belum sadarkan diri di rumah sakit di Milan. Ruang perawatan dijaga ketat namun mereka berhasi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status