Home / Young Adult / Om Tajir Milik Si Kutu Buku / Bab 1 | Menjebak Si Nerd

Share

Om Tajir Milik Si Kutu Buku
Om Tajir Milik Si Kutu Buku
Author: Romero Un

Bab 1 | Menjebak Si Nerd

Author: Romero Un
last update Last Updated: 2025-11-02 11:31:33

“Woi! Si Nerd udah mabok, guys!”

Suara teriakan itu samar terdengar oleh Ivy. Namun, tidak ada yang bisa dilakukannya. Dialah gadis yang mereka sebut ‘nerd’ dan yang sengaja dibuat mabuk oleh mereka.

Entah apalagi yang mereka tambahkan di dalam minuman itu, hingga membuat Ivy tidak bisa bergerak, apalagi untuk memberontak. 

‘Sialan!’ batin Ivy semakin merasa lemah. ‘Ternyata gue dijebak! Pantesan acaranya di kamar hotel begini!’

Padahal ia sudah bahagia karena akhirnya mendapat undangan pesta di acara kelulusan SMA. Ia tahu, acara itu memang tidak resmi dari sekolah. 

Setelah acara ‘prom night’ yang diadakan 2 hari lalu, para lulusan SMA Arkamaya mengadakan pesta kelulusan yang diselenggarakan di hotel Tanverra Lux—hotel terbesar dan termewah di kota Jayakara, Sundhara. Dibiayai oleh donatur terbesar nomor 2 di sekolah itu. 

Namun, Ivy tak sedikit pun curiga bahwa sepupunya akan menjebak dia seperti ini.

Sejak kelas 3 SMP, Ivy sudah menyerah untuk punya teman dekat. Namun, bukan berarti dia senang disisihkan seperti selama ini. Terlebih lagi, dirundung setiap hari. 

Mungkin saking senangnya mendapat undangan pesta ini, ia jadi kurang waspada.

“Mana orang bayaran lu?” tukas suara perempuan yang familier di telinga Ivy. “Buruan suruh bawa anak aneh ini keluar dari sini!” 

‘Hah? Orang bayaran?!’ jerit Ivy dalam hati, panik. ‘Apa lagi yang mereka rencanain?!’

“Jess—” 

Ivy mencoba memanggil nama sepupu sialannya itu. Yang jelas adalah dalang utama jebakan ini. Namun, suaranya terlalu lemah. 

Tidak sampai satu tarikan napas, Ivy akhirnya terlelap dalam kondisi mabuk. 

“Awas! Jangan sentuh dia!” Peringatan itu ditujukan bagi para lelaki yang sudah bersiap melucuti pakaian Ivy. “Jangan sampai kita jadi kriminal!”

Teman-teman lelaki yang merasa keberatan mengernyitkan dahi mereka. “Lah! Yang lu lakuin ini kriminal kali, Jess?!”

Tapi gadis bernama Jesslyn itu membantah, “Nggak! Kita cuma ngundang dia pesta! Salah dia sendiri minum sampai mabuk! Kita nggak tahu apa-apa!”

Mereka memutar bola mata. Heran dengan keantikan sepupu dari Ivy itu. “Ah elah! Iya dah! Iya!”

Tidak banyak yang berani menolak perintah Jesslyn. Orang tuanya menjadi donatur nomor 3 di SMA Arkamaya dan Jesslyn berhasil mendapatkan hati anak dari donatur nomor 2. 

Selebihnya, mereka hanya tidak pernah peduli dengan Ivy ataupun Jesslyn.

Tak lama kemudian, beberapa lelaki bertubuh kekar datang. Mereka adalah orang yang disebut Jesslyn sebagai ‘orang bayaran’.

“Maaf, Bos! Kami agak kesulitan masuk tadi.”

“Kan udah gue kasih tau, bilang aja kalian bodyguard!” Salah seorang lelaki yang tadi juga termasuk orang yang berniat lancang pada Ivy bicara dengan mereka. 

“Iya, iya, Bos! Jadi yang mana, Bos, yang mau dibawa?”

Lelaki yang dipanggil Bos itu langsung menunjuk ke arah Ivy. “Tuh, di sana! Buruan cabut!”

“Oke, oke! Langsung, Bro!” seru si pemimpin pria bayaran itu. 

Mereka pun segera bergerak dan membawa Ivy keluar ruangan.  

“Kalian lakukan aja di ruangan sebelah!” perintah Jesslyn pada para pria bayaran itu. “Jangan lupa rekam video!”

Keempat lelaki asing itu mengangguk serempak. “Siap!”

Setelah lepas dari orang yang sudah membayar mereka, para lelaki bertubuh kekar itu segera menuju kamar yang letaknya bersebelahan.

“Gila ya! Anak kuliah jaman sekarang, mainnya bikin mabok temen,” komentar salah satu lelaki yang dibayar untuk menodai Ivy. 

Mereka pikir orang yang membayar mereka sudah berkuliah. Tidak tahu saja mereka, kalau anak-anak itu masih ABG. Anak baru gede!

Yang lain menambahkan. “Udah lah! Yang penting kita juga dapet enaknya.”

“Dapet uangnya juga!”

Mereka tertawa-tawa sampai tiba di depan pintu kamar hotel. Segera, mereka masuk dan menidurkan Ivy di ranjang.

Ivy benar-benar tidak bangun. Ada kemungkinan Jesslyn atau siapapun mereka, sudah mencampurkan obat tidur di dalamnya. 

Tidak ada CCTV di dalam kamar hotel. Di lorong pun, mereka berusaha berjalan di titik buta kamera perekam aktifitas.

Dengan sigap, mereka membagi tugas. Satu menyiapkan kamera, satu lagi mulai melucuti pakaian Ivy. Yang lain menjadi tokoh dalam video rekaman nanti.

“Euh … apa sih enaknya main sama orang nggak sadar begini?” keluh pria bayaran yang rambutnya sedikit panjang dan dikuncir ke belakang.

Yang lain memperhatikan Ivy yang tidak bergerak, kemudian mengangguk setuju. “Bener juga! Kayak sama mayat nggak sih?! Harusnya mereka masukin obat perangsang sekalian!”

“Oi!” Si pemimpin menegur mereka. “Udah! Buruan!”

Mereka segera kembali ke posisi masing-masing. “Oke! Siap, Bos!”

“Kamera ready!” seru pria yang bertanggung jawab merekam.

Salah satu dari mereka mengingatkan, “Udah kunci pintu belum, Bro?”

“Wah, iya! Hampir lupa gue, Bro!”

“Goblok! Gimana sih?!” tukas si pemimpin. “Buruan! Gue udah tegang begini!”

“Hahaha! Sabar, Bos! Ntar juga masuk bolongan!”

Lelaki bercodet yang memang berdiri dekat dengan pintu segera berbalik untuk mengunci ruangan itu. 

Namun, belum sempat kunci diputar, pintu terbuka dengan sangat keras. Seolah memang sengaja menunggu salah satu dari mereka ada di belakang pintu. 

Bugh!

“Argh!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 10 | Jangan Asal Minum, Iv!

    “Wow!”Semua mata memandangi gaun Ivy yang memang luar biasa cantik. Mendiang ibunda Ivy—Adelle Whitmore, adalah model yang cukup terkenal di luar negeri. Terutama di negara Nexare. Namun, ia melepas semua itu demi mengikuti ayah Ivy—Vincent Adinata kembali ke tanah air Sundhara.“Ew! Please lah!” Mereka langsung kecewa begitu melihat Ivy.“Seenggaknya lu tuh pake bedak, Nerd!” tukas yang lain. “Lepas kacamata juga!”Kekehan geli mengelilingi Ivy. “Baju udah bagus banget, mukanya yang nggak dipermak!”Jesslyn sedikit iri dengan gaun itu. Ia tidak tahu kalau Ivy punya gaun secantik itu. ‘Kalau gue yang pakai, pasti lebih bagus!’Ivy tak peduli dengan omongan mereka. Yang penting ia datang sesuai aturan. Baginya itu cukup. Ia duduk di meja yang sudah diatur sesuai dengan nama. Menyebalkannya Ivy duduk di samping lelaki bernama Carlo. Karena nama lengkapnya Herace Carlo Omar, ia jadi berdampingan dengan Ivy.Ivy tahu, Carlo adalah kekasih dari Jemima Andhara, anak donatur kedua, yang

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 9 | 19 Tahun

    “Happy belated birthday, Iv!”6 hari lalu, tepatnya tanggal 9 September, Ivy Adinata resmi berusia 19 tahun. Air mata Ivy semakin tumpah tak keruan, karena ulah Lexton. “Atas dasar apa coba, kakak ngerayain ulang tahunku?”Lexton terkekeh. ‘Sambil nangis aja masih bisa komentar. Lucu amat botol yakult ini!’“Memang harus ada alasannya?” tanya Lexton sambil mencubit pipi gadis itu. “Aku tahu ulang tahunmu, ya kurayakan. Simple.”“Tapi kita kan baru kenal!”Ucapan Ivy seolah menarik Lexton pada kenyataan. Ia sendiri tidak paham kenapa saat mendengar kabar dari Samantha, tanpa pikir panjang langsung pergi ke rumah Ivy. Lexton mengesampingkan ketidaktahuannya. Ia mengangkat bahu sambil berkata, “Well, kalau memang butuh alasan, mungkin karena aku merasa bersalah.” “Bersalah? Karena?” tanya Ivy bingung. “Karena kartu namaku, kamu jadi mengalami hari yang buruk.”Ivy langsung menyeka air matanya. Membuat Lexton merasa bersalah, Ivy tidak suka itu. Dengan tegas ia berkata, “Nggak! Itu s

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 8 | Jadi Cengeng

    “Nah loh!”Beberapa mahasiswa mulai tertarik untuk melihat kelanjutan nasib Ivy—si ‘nerd’. Mereka tak lagi berbisik, menyuarakan pikiran.“Samantha pasti ngamuk nih!”“Mati lu, Nerd! Bisa dipenjara nyolong kartu nama Lexton Tan dari Samantha!”Ivy yang mendengar itu pun mulai panik. Ia tak menyangka kalau keponakan yang dia maksud adalah Samantha.Dari banyak omongan orang, Ivy tahu kalau Samantha bukan anak yang mudah didekati. Tentu saja, bukan karena Samantha gadis aneh seperti Ivy, tetapi karena dia tidak mau berteman dengan siapapun. Namun, Ivy tidak merasa ia perlu takut pada Samantha. Ia tidak berbuat kesalahan. “Gue nggak nyolong kartu nama itu, Samantha!” tegas Ivy sekali lagi. Kali ini ia menatap dalam-dalam ke arah Samantha. “Gue berani sumpah!”Sementara itu, Samantha sendiri merasa geram. Wajahnya yang sudah jutek karena selalu diam dan berkutat dengan pikirannya sendiri, semakin terlihat menyeramkan.Tidak ada yang tahu kalau dalam hati, Samantha sedang merutuki Lexton

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 7 | Si Nerd Tukang Nyolong

    “Oi, Nerd! Cariin tanda tangan kakak tingkat di BEM dong!”“Sekalian gue!”Semester pertama dimulai dengan kegiatan pengenalan kampus dan atributnya. Universitas Arkamaya menyelenggarakan masa orientasi hanya dalam 1 hari. Tugasnya pun hanya mengumpulkan 30 tanda tangan kakak tingkat mereka. Tidak harus yang berada dalam organisasi.Ivy menatap beberapa teman kuliahnya yang sudah mulai menumpuk buku mereka. Entah apa mereka ini masih bisa disebut teman. “5 aja. Kalau kebanyakan, kalian kena sendiri!” Ivy memperingatkan, demi kebaikan mereka. Yang lain langsung berdecak kesal. “Ck! Bener juga lu, Nerd!”Tanpa menunggu lagi, Ivy segera membawa 4 buku mereka. 5 termasuk miliknya. Ivy sibuk mencari kakak tingkat ke segala penjuru. Tentu saja, ia meminta 5 kali tanda tangan pada setiap orang. “Kamu bawa 5 buku?” tanya seorang kakak tingkat. Di lihat dari badge yang ada di dada kirinya, kakak tingkat adalah salah satu anggota eksekutif organisasi kemahasiswaan. Namanya Henoch F.T.Enta

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 6 | Cem-ceman Kampus

    “20 tahun?!”Ivy terkesiap ketika selesai menghitung jarak usia yang membentang jauh. Lexton hampir tersedak karena tak menyangka Ivy akan sekaget itu. Namun, percakapan mereka terhenti karena ponsel Lexton yang berdering lembut. Lexton mengangkat tangan ke arah Ivy, meminta waktu sesaat untuk menerima panggilan itu. Sementara menunggu, Ivy masih dalam mode tercengang. Ia tak menyangka, lelaki berusia 38 tahun itu memiliki wajah yang tidak sesuai dengan umurnya. Ketika kenyataan itu akhirnya Ivy terima, ia pun hanya bisa menghembuskan napas pasrah. Bahunya terlihat turun, seolah menunjukkan level semangat yang ia miliki.Ia memutuskan untuk pergi. ‘Ah! Mending aku balik ke antrian. Kalau di sini aku—’Pikiran Ivy terhenti ketika tubuhnya tiba-tiba oleng. Seseorang sengaja menabraknya. “Uwah!” Karena sedang linglung, Ivy tak bisa menjaga keseimbangan. Buk!Ivy mendarat sempurna di dada Lexton. Untung saja, Lexton mendengar jeritan kecil Ivy dan segera berbalik untuk menjadi banta

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 5 | 38-18=20

    “Ya elah! Dia lagi, dia lagi!”“Buset! Kirain udah mati Si Nerd!”Suara sumbang dan cekikikan itu ditujukan pada Ivy.Libur panjang masih tersisa 1 minggu lagi, sebelum perkuliahan dimulai. Namun, ia harus ke kampus hari ini, gara-gara ulah Jesslyn. Sepupunya itu mencabut aliran listrik dari jaringan internet di rumah saat Ivy tengah sibuk memilih jadwal kelas. Akhirnya, Ivy malah tidak mendapatkan kelas yang paling penting untuk semester 1 nanti. “Oi, Nerd!” teriak salah satu teman SMA Ivy. “Ambil kuliah apa lu?!”Mereka pasti melanjutkan jenjang ke Universitas Arkamaya. Sekitar 98% murid dari SMA Ivy memang tidak berniat melanjutkan pendidikan di luar instansi milik Yayasan Arkamaya Foundation.Universitas Arkamaya merupakan bagian dari yayasan Arkamaya Foundation yang menaungi seluruh jenjang sekolah mulai dari penitipan anak sampai universitas. Yayasan mereka bahkan selalu mengutamakan lulusan Arkamaya untuk bekerja di sana. Oleh karena itu, kebanyakan para murid sudah saling k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status