Martin Building Tower.
"Mommy, i pick you up." ujar Axel saat masuk kedalam ruangan.
Katya dan Aeron menoleh pada anak yang tiba tiba masuk dan berteriak memanggil mommy.
Axel tertegun sejenak mengetahui Katya bersama orang lain di dalam ruangan yang ia masuki.
"Ah.. aunty.. where's my mom?" Axel kembali bertanya pada Katya dengan wajah menekuk.
Sekarang Axel mulai mencari alasan dan Katya tahu itu.
"Maybe in my office." jawab Katya grogi.
"I call my mom and she didn't answer the phone." Ucapnya pelan sambil menunduk.
Katya mendekati Axel dan berbisik pelan hampir tidak terdengar di telinga anak itu." I'm sorry."
"Ayo Axel kita ke ruanganku untuk bertemu ibumu." Katya memegang tangan Axel dan mengajaknya menggunakan bahasa Perancis.
Aeron menatap Katya dan Axel dengan wajah datar tidak terbaca.
"Mau kemana kau?" tanya A
Martin Building Tower.KATYA JAWAB AKU! APA AXEL ANAKKU?!" Aeron bertanya sambil menyentak Katya di depannya.Katya diam tidak menjawab sambil menunduk.Aeron benar-benar habis kesabaran, iapun memegang kdua pundak Katya dan mencengkramnya erat."Lihat aku Katya! Apa benar Axel anakku?!" Sekali lagi Aeron bertanya.Katya mendesah, "Iya, dia Anakmu!" jawab Katya pada akhirnya, matanya mulai basah.Aeron perlahan melepaskan tangannya dari pundak Katya, tubuhnya terasa lemas mendengar kenyataan yang baru ia ketahui. Dia punya anak, Anaknya dengan Katya."Axelle Aeron Martin, Kyle yang memberikan nama untuk Axel dulu. Dia bilang seandainya Axel tidak bisa bertemu dengan ayahnya, setidaknya nama ayahnya ada didalam namanya." Ujar Katya menatap Aeron yang sudah pucat pasi."Kau... kenapa menyembunyikan hal ini dariku?!" Kembali Aeron berteriak.Katya menatap nyalang kearah Aeron. "Kau kira aku akan menemuimu s
Danadyksa Family Mansion"Karena aku sudah mempunyai anak dari seorang wanita yang aku cintai dan aku hanya akan menikahi Ibu dari anakku." ujar Aeron pada ayahnya di hadapan Sabina dan Biyan.Ketiganya tersentak kaget tidak percaya."Aeron, kau bercanda kan?" Sabina di sebalah Aeron mengerjapkan matanya berkali-kali."Sabina, Biyan, kalian pulang dulu. Aku akan bicara dengan Aeron." pinta Asher tegas.Biyan melihat suasana sudah tidak kondusif, akhirnya ia pun berdiri dan mendekati Sabina. "Ayo sis, sebaiknya kita pulang." ajak Biyan pada Sabina yang masih melihat Aeron."Tapi kak, Aeron.." Sabina tidak mau pergi, tapi Biyan sedikit menariknya dan kembali memberi pengertian."Kita akan kembali lagi." Ajak Biyan pada Sabina.Setelah kepergian mereka, Aeron melihat matanya ayahnya berkilat penuh amarah."Apa maksudmu Aeron?" Asher mengeram. "Kau punya anak? Apa kau menghamili seorang wanita da
Dimana mereka sekarang? Berikan alamatnya. Aku akan menjemputnya. • tidak perlu, untuk sementara mereka tinggal di apartment ku di Anandamaya. *** Anandamaya Resident Apartment, Jakarta Kyle, Katya dan Axel baru sampai di Apartment Kyle di Anandamaya. Baru kali ini Katya menginjakan kakinya di apartemen Kyle, dulu dia sempat berfikir untuk apa kakaknya membeli apartemen toh rumah mereka juga ada dan luas. Ternyata di saat seperti ini apartemen ini malah sangat membantu Katya. "Kalian disini dulu sampai kondisi ayah tenang dan dapat berbicara dengan kepala dingin." Axel kemudian mulai melihat-lihat isi apartment ini, ia keluar masuk ruangan yang ada di sana. "Di sini ada 3 kamar, 1 kamar utama dan 2
Ayo masuk ke mobil, aku antar kau ke apartment bertemu mommy." ajak Aeron.Axel berdiri dan mulai berjalan cepat menuju mobil Aeron yang terparkir di sisi jalan karena masih hujan."Ke apartment Anandamaya pak." Perintahnya pada supir.Aeron dan Axel duduk bersebelahan di kursi belakang dan mereka hanya diam tidak bersuara. Ingin sekali Aeron memeluk anaknya itu tapi ucapan Kyle ada benarnya juga. Ia tidak akan memberitahukan dirinya pada Axel sekarang karena dia tidak ingin menambah beban Axel.Tangan Axel saling menggenggam satu sama lain karena dingin dan sedikit menggigil karena pendingin yang menyala dalam mobil.Aeron melihat kemudian mengambil jacket yang selalu ada di dalam mobilnya."Pakai ini." ujar Aeron.Axel melihat jacketnya yang diberikan Aeron dan melirik padanya."Kau kedinginan jadi pakailah jacket ini untuk sementara." lanjut Aeron.Axel menerimanya dan memakainya ." Terimakasih."***
Anandamaya Resident Apartment Aeron menyeringai." Yang harus aku lakukan padamu dari dulu." Katya melotot, Kemudian didetik berikutnya Aeron menempelkan bibirnya pada bibir Katya, mencecap bibir yang selama ini membayanginya, memagutnya dalam, penuh kerinduan. Katya tidak siap karena diserang secara tiba tiba, dengan tangannya yang bebas ia menekan dada Aeron agar menjauh darinya. Ciuman mereka terlepas, mata mereka saling melihat satu sama lain, dan nafas mereka memburu naik turun. Aeron kembali mendekat dan meraup bibir Katya, mencium dengan rakus, memagut sekali lagi. Ia mencecap dan menghisap, bahkan kedua tangan Katya dikunci oleh tangan Aeron. Katya benar-benar terdesak dan tidak bisa berbuat apa-apa. "Mommy..." suara Axel terdengar dari arah meja makan. Katya yang tersadar berusaha melepaskan diri dan kembali menekan dada Aeron untuk menjauh. tekanan pada tubuhnya membuat Aeron sedikit memberi jarak pada bibir mereka.
Anandamaya Resident ApartmentKatya membuka kasar pintu unit apartmentnya dan langsung menggerutu cepat.Kakak, kenapa tidak langsung masuk saja sih?!" Ucapnya kesal bercampur cemas.Katya terkejut ternyata bukan Kyle yang datang melainkan Aeron yang berdiri di depannya."Bagaimana keadaan Axel?" tanya Aeron Danadyaksa.Katya menatap wajah Aeron."Kenapa kau kesini?""Kyle bilang Axel sakit, apa karena dia kehujanan tadi sore?"Katya tidak menjawab, ia malah balik bertanya pada Aeron."Kakak menelponmu tengah malam begini?!"Aeron malah menerobos masuk kedalam sebelum menjawab kemudian berjalan menuju kamar Axel."Aeron tunggu!" Katya menarik tangan Aeron menahannya."Katya! Anak kita sakit! Kau masih melarangku disaat seperti ini?!" Aeron mengeram kesal."A... aku tidak melarangmu hanya saja Axel akan bertanya-tanya kenapa kau bisa ada disini malam-malam begini." Katya tiba tiba gugup karena Aeron
Mom, ini tengah malam, apa tidak sebaiknya uncle menginap disini sampai pagi, baru dibiarkan pulang?" tanya Axel polos. Aeron melirik Katya karena wanita itu berdeham kikuk. "Axel apa yang mommy pernah bilang tentang orang asing, Kita tidak boleh berbicara ataupun membawanya masuk kedalam rumah." ingat Katya pada anaknya. "Tapi mom, uncle kan buka orang asing lagi dia mengenal mommy, dan juga Kyle. Tadi dia sudah menolong Axel tadi." timpal Axel. Aeron tahu Katya bersikeras ingin dirinya pulang. "Axel aku harus pergi.." memotong pembicaraan Katya dan Axel. "Kalau uncle tidur di apartment, dia mau tidur dimana nak?" tanya Katya pada Axel, mereka tidak mendengarkan apa yang Aeron katakan. Eh...Aeron sedikit melongo dengan interaksi ibu dan anak didepannya. "Uncle bisa tidur di sofa atau di kamar kita yang kosong." Axel masih berdebat dengan ibunya. "Itu gudang Axel." Katya mulai menggelengkan kepalanya tidak habis
Danadyaksa Building TowerAeron tersenyum di tempat duduknya yang berada di ruang kerja gedung Danadyaksa. Tiba-tiba ia kembali teringat kejadian tadi pagi saat dirinya di Apartment Katya.Entah keberanian dari mana Aeron bisa seagresif itu, ia ingin menguasai Katya dan kembali memilikinya. walaupun Katya menolaknya berkali-kali bahkan sampai mendorong dan menendangnya tapi ia tidak bisa apa-apa karena tubuh Katya terlalu kecil dibandingkan dirinya, untuk beberapa saat Aeron sempat menikmatinya bahkan Katya yang awalnya tidak siap dan kaget akhirnya bisa sedikit terbuai dengan permainannya.Sebelum Axel kembali berteriak dan mencari ibunya. Aeron terkekeh.Anaknya itu selalu datang tidak tepat waktu. Bahkan Axel hampir memergoki mereka dalam posisi yang berbahaya, karena datang ke kamar yang ditempati Aeron. Sebelum itu terjadi, Katya dengan sekuat tenaga mendorong Aeron hingga tersungkur dilantai dan keningnya mengenai ujung