Share

04. Bunuh Diri

Semuanya sudah selesai, perusahaan, harta dan juga uang sudah ludes untuk menutupi hutang dan juga membayar gaji para karyawan yang menuntut. Tuan Simpson duduk di balkon rumahnya, menatap nanar ke depan. Pikirannya masih kosong setelah semua harta benda lenyap, hanya sisa rumah yang saat ini di tempati.

Belum lagi istrinya yang di rawat di rumah sakit karena koma. Pikiran Tuan Simpson buntu, bagaimana dia akan membayar uang rumah sakit untuk perawatan istrinya. Matanya terpejam, rasa lelah dan juga kebingungan itu terus menggelayuti pikirannya.

Jalan buntu dan tidak bisa mencari uang di mana pun karena dirinya sudah di black list dari daftar bank yang sulit untuk mrmbayar hutang.

Tangan halus memegang pundaknya, Cleo anak gadis Tuan Simpson kini berdiri di samping papanya. Berjongkok menatap papanya yang masih memejamkan mata. Dan perlahan kelopak mata tua itu membuka, menoleh pada anak gadisnya.

"Papa memikirkan apa?" tanya Cleo.

"Semuanya sudah selesai, Cleo. Sudah selesai, tidak ada sisa apa pun." ucap Tuan Simpson.

"Papa bicara apa? Aku masih punya tabungan pa, papa jangan khawatir, aku akan membuka usaha baru dengan tabunganku." kata Cleo.

"Tidak sayang, mamamu? Dia butuh biaya banyak, kamu bisa jual rumah ini." kata Tuan Simpson.

"Kalau di jual, mau tinggal di mana kita pa? Sudah, biar nanti tabunganku buat biaya rumah sakit mama. Rumah ini tetap jangan di jual." kata Cleo lagi.

Tuan Simpson hanya diam saja, dia sudah berpikir tidak akan cukup untuk menutupi biaya rumah sakit istrinya yang sedang koma hanya dari tabungan Cleo anaknya. Tetapi dia tidak mau berdebat dengan anak semata wayangnya. Pikirannya masih kalut dengan semua berubah begitu cepat.

Dua minggu lalu dia masih menjabat sebagai direktur perusahaan dan wakilnya adalah anak perempuannya. Entah memang sudah ada jalan kalau perusahaannya akan bangkrut, sebelumnya pihak bank sering memberinya peringatan melalui surat. Tetapi minggu berikutnya begitu pihak bank datang, semuanya berubah drastis dan sangat cepat.

Demo karyawan, pemegang saham menarik sahamnya dan pihak bank menagih hutang perusahaannya. Entah siapa yang salah, tetapi semua begitu cepat kejadian dalam ingatan tuan Simpson.

_

Satu bulan, awalnya begitu biasa saja. Cleo berada di rumah mengurus papanya di rumah dan juga sering bolak-balik ke rumah sakit menjenguk mamanya yang di rawat.

Tapi ketika suatu hari, papanya tiba-tiba tidak ada di kamarnya mau pun yang biasa di kunjunginya. Cleo heran kemana papanya itu pergi.

"Papa kemana ya?" ucap Cleo mencari ke kamar Tuan Simpson tidak ada di kamarnya.

Beralih ke halaman belakang yang biasa papanya berada, tapi tak di temukannya Tuan Simpson. Cleo heran kemana papanya pergi.

"Kok tidak ada semuanya, kemana papa?" ucap Cleo masih terus mencari ke penjuru rumah.

Saat Cleo sedang menuju dapur, dia mendengar suara jatuh dari lantai dua. Suaranya sangat keras, dan berasal dari arah santai di atas. Cleo terkejut, dia berlari menaiki tangga dengan cepat. Apa sebenarnya suara keras itu, seperti benda berat jatuh dari atas.

Sampai di ruangan santai di belakang kamar itu tidak ada apa-apa, tapi kemudian dia menuju balkon. Melihat ada darah menempel di pagar pembatas, hatinya berdegup kencang tiba-tiba. Dia melongok ke bawah, dan benar saja di bawah papanya tergeletak tengkurap dengan bersimbah darah.

"Papa!"

Cleo menjerit, dia berbalik dan berlari kencang. Segera menuruni tangga agar cepat sampai di lantai bawah menuju keluar rumah di belakang. Berlari cepat menuju papanya yang tergeletak.

"Papa! Papa kenapa?!" teriak Cleo membalikkan tubuh papanya.

Ketika tubuh Tuaj Simpson itu di balik, justru matanya terbuka. Mulutnya juga menganga dan tangannya memegangi sebuah pisau tajam. Darah terus mengalir dari urat nadi laki-laki tua itu. Cleo menangis hitseris melihat papanya bunuh diri.

"Papa! Papa!"

Cleo langsung berlari masuk memanggil pelayannya, membantu papanya di bawa masuk ke dalam rumah untuk memberikan pertolongan.

"Maid, cepat telepon rumah sakit. Cari bantuan!" teriak Cleo pada pelayannya panik melihat papanya sudah bersimbah darah.

"Nona, ada apa dengan Tuan Simpson?" tanya maid itu ikut panik.

"Entah, papa sepertinya stres sampai berpikir bunuh diri. Hik hik hik." jawab Cleo.

Pelayan Cleo pun segera menelepon rumah sakit dan meminta ambulans datang untuk membawa majikannya yang sudah tak bernyawa sebenarnya, hanya saja Cleo berusaha untuk menyelamatkan papanya dari kekurangan darah yang mengalir dari urat nadinya.

_

Kematian Tuan Simpson karena bunuh diri heboh beritanya di mana pun. Cleo sangat terpukul dengan meninggalnya papanya yang sangat dia cintai, dia juga bingung dengan kehidupan selanjutnya.

Belum lagi kemarin dia membicarakan dengan papanya. Rumah besar yang dia tempati kini sudah sepi, hanya dirinya dan juga satu pelayan juga satpam rumah. Kini dia masih dalam keadaan berduka, banyak sebenarnya yang mengucapkan belasungkawa padanya.

"Tetap tegar, Cleo." 

Begitu ucapan kerabat papany ketika menghadiri pemakaman papanya. Dia hanya mengangguk saja.

Sejak bangkrutnya perusahaan papanya, kerabat papa dan mamanya semakin menjauh. Mereka khawatir akan Cleo yang meminta bantuan padanya, padahal Cleo tidak berniat meminta bantuan apa pun.

Hanya kali ini saja, dalam pemakaman kerabatnya datang dan mengucapkan bela sungkawa dan mengucapkan semangat padanya.

Tempat pemakaman sudah tampak sepi, kini hanya ada Cleo di pemakaman itu. Dia menatap nisan yang masih segar dengan taburan bunga di atasnya.

"Papa, kenapa papa begitu cepat tinggalkan Cleo?" ucap Cleo kembali menangis terisak.

Hening, tangan Cleo memeluk nisan itu. Dia menangis di sana, bingung dengan kehidupan selanjutnya.

Satu jam lebih dia meratapi kepergian papanya, kini dia harus kembali ke rumah. Pelayannya menghubungi kalau ada surat dari rumah sakit datang. Dia menabur bunga untuk terakhir kalinya, kemudian dia berjalan meninggalkan pemakaman.

Mobil terparkir di area parkir pemakaman umum, dia langsung melajukan mobilnya untuk pulang. Ingin tahu bagaimana dengan surat yang datang ke rumahnya.

Satu jam perjalanan mobil Cleo memasuki halaman rumah besar itu, dia langsung keluar dan menuju rumahnya. Mencari pelayannya yang tadi memberinya kabar kalau ada surat dari rumah sakit.

"Emily, surat apa yang datang dari rumah sakit?" tanya Cleo pada pelayannya Emily.

"Sepertinya penting nona, anda buka saja suratnya." kata Emily menyerahkan surat dari rumah sakit itu.

Cleo menerima surat dari tangan Emily, dia membukannya dan tampak kaget dengan isi di dalamnya. Dia memejamkan matanya, rasanya baru saja dia kehilangan papanya. Tapi sekarang harus segera mengoperasi ibunya yang sedang koma selama berbulan-bulan. Operasi penyumbatan pada otaknya, membuat koma itu terus saja sampai sekarang.

Dulu papanya, Tuan Simpson tidak mengizinkan istrinya Christine di operasi karena takutnya jadi hilang nyawanya. Emily menatap majikannya yang tampak kebingungan.

"Kenapa Nona?" tanya Emily.

"Mama harus di operasi secepatnya." jawab Cleo.

"Lalu, apa yang membuat anda bingung?" tanya Emily.

"Uangnya habis, Emliy. Kupikir jika mama operasi harus menjual rumah ini, uang tabungan papa ludes aku pun ada tapi sedikit. Belum lagi biaya rumah sakit selama perawatan mama, bulan ini terakhir bayar. Dan bulan depan harus bayar lagi." jawab Cleo lesu.

"Rumah ini mau di jual?" tanya Emliy.

"Ya, sebenarnya aku sudah menawarkan ke situs jual beli rumah. Karena waktu itu papa juga menyarankan seperti itu, aku keberatan. Tapi akhirnya harus di jual juga, nanti sisanya buat beli apartemen kecil saja buatku tinggal." kata Cleo lagi.

Emily diam, itu artinya jika rumah di jual dia tidak lagi bekerja di rumah Cleo. Cleo tahu Emily bingung harus tinggal di mana dan bekerja apa setelah rumah majikannya itu di jual.

"Lalu, saya bagaimana Nona?" tanya Emily.

"Kamu cari pekerjaan lain saja, Emily. Atau kalau mau kamu bisa tinggal nanti di apartemenku." kata Cleo.

"Baiklah Nona, saya akan ikut anda saja. Sekalian saya juga akan mencari pekerjaan lain." kata Emily.

"Ya, memang sebaiknya begitu." ucap Cleo.

Dia pun meninggalkan Emliy, rasa sedihnya akan kehilangan papanya kini timbul lagi setelah langkahnya terhenti di depan kamar papanya.

"Papa."

_

_

*********

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status