Share

05. Adik Angkat

Cleo mendapat kabar kalau rumahnya sudah ada yang menawar. Dia senang sekaligus sedih karena harus pergi dari rumah besar peninggalan papanya. Tapi apa boleh buat, rumah itu memang harus di jual untuk membayar biaya operasi mamanya yang sudah lama koma dan berada di rumah sakit.

Kini dia tinggal mengemasi barang-barangnya untuk tinggal di apartemen sederhana yang dia beli dengan uang tabungannya. Apartemen sederhana, hanya ada satu kamar kecil, dapur, kamar mandi dan juga ruang tamu saja. Memang kecil, tapi lumayan untuknya tinggal di sana.

"Nona, apa anda tidak keberatan saya tinggal di apartemen anda?" tanya Emily karena dia merasa tidak enak harus ikut dengan Cleo.

"Tidak apa, Emily. Aku tinggal sendirian rasanya sepi, jika ada kamu aku akan lebih baik. Nanti aku cari pekerjaan setelah operasi pembuluh darah mama minggu depan." kata Cleo.

"Kalau begitu, saya juga akan mencari pekerjaan juga. Mungkin nanti jadi pelayan toko bunga, saya akan melamar pekerjaan." kata Emily.

"Ya, terserah kamu saja. Oh ya, apa semuanya sudah di beresi? Karena dua hari kita di beri waktu untuk mengemasi barang-barang kita." kata Cleo.

"Iya nona, semuanya hampir selesai. Apakah barang perabot juga di bawa?" tanya Emily.

"Tidak, yang terlalu berat jangan di bawa. Semuanya sudah di hitung, aku membawa yang sesuai kebutuhan saja. Ranjangku dan lemari serta barang kecil lainnya, semuanya sudah di tawar oleh penjualnya." kata Cleo.

Mereka sedang asyik mengemas barang masing-masing, satpam rumah memberitahu pada Emily kalau ada tamu yang datang bertemu dengan Cleo.

"Nona, ada tamu di depan." kata Emily menyampaikan pesan dari satpam.

"Tamu? Siapa?" tanya Cleo.

"Saya tidak tahu nona, katanya laki-laki." jawab Emily.

Dahi Cleo mengerut, entah siapa laki-laki yang datang bertamu di rumahnya yang sebentar lagi sudah dia tinggalkan. Tapi kemudian dia ingat, mungkin pemilik rumah yang baru datang berkunjung. Cleo pun segera menemui tamu itu, berjalan menuju ruang tamu yang cukup lumayan jauh dari kamarnya di lantai dua.

Langkah pasti menuju ruang tamu, tapi kemudian langkah kakinya melambat ketika melihat sebuah punggung tegap membelakanginya berdiri sedang memandang foto besar kedua orang tua Cleo.

Perlahan Cleo mendekat, menatap punggung tegap itu dengan kedua tangan di masukkan ke dalam kantong celananya.

"Maaf, anda siapa?" tanya Cleo berdiri di belakang laki-laki itu.

Laki-laki itu berbalik perlahan. Menatap wajah Cleo dengan senyuman menawan, mata berwarna kecokelatan dan wajah tampan membuat Cleo takjub dan kagum. Laki-laki tampan itu masih tersenyum melihat keterpakuan Cleo memandanginya.

"Ehem! Apakah nona ini Cleopatra Simpson?" tanya laki-laki itu masih dengan senyumannya.

"Emm, ya. Itu nama saya." jawab Cleo sudah bisa menetralkan hatinya karena takjub pada wajah tampan laki-laki di depannya.

"Oh, syukurlah. Aku akhirnya menemukanmu, ayah angkat ternyata memiliki anak yang sangat cantik." ucap laki-laki itu.

"Ayah angkat?" ucap Cleo bingung.

Laki-laki itu mendekat menjabat tangannya pada Cleo, dan gadis itu pun menyambut jabatan tangannya.

"Kenalkan, saya Nick Carter." kata laki-laki bernama Nick.

"Ah ya, saya Cleopatra Simpson. Silakan duduk, Tuan Nick." kata Cleo.

"Terima kasih."

Nick pun duduk di sofa panjang, Cleo duduk di kursi sofa single. Dia masih heran dengan kedatangan Nick ke rumahnya, siapa laki-laki itu Cleo tidak tahu.

"Maaf kalau saya bertanya, apakah anda kenal dengan papaku? Atau papaku pernah memiliki sangkutan dengan anda?" tanya Cleo.

"Tepat sekali, saya kenal Tuan Simpson dulu sewaktu ada di Texas. Waktu itu Tuan Simpson tinggal di sana selama dua tahun, Tuan Simpson sangat menyayangiku dan menganggap diriku sebagai anak angkatnya. Aku sangat berterima kasih sekali pada Tuan Simpson telah membantuku waktu di Texas dulu." kata Nick bercerita tentang pertemuannya dengan papanya Cleo.

Cleo sendiri bingung, kenapa Nick menceritakan itu. Padahal dia baru datang dan baru kenal, apakah dia sedang menipunya dengan cerita-ceritanya itu?

"Maaf Tuan Nick, saya tidak tahu papaku itu punya anak angkat di Texas. Memang benar dulu papaku tinggal di Texas selama dua tahun lebih sebelas tahun silam, tapi papaku tidak pernah bercerita kalau beliau punya anak angkat di Texas." kata Cleo ragu akan cerita Nick itu.

"Hahah, benar. Nona meragukan cerita saya, tapi saya ada buktinya kalau saya ini adalah anak angkat dari Tuan Simpson. Beliau memberikan sebuah surat sebagai tanda kalau saya adalah anak angkat Tuan Simpson." kata Nick lagi.

Cleo diam, dia memperhatikan apa yang di lakukan Nick. Laki-laki itu membuka tasnya dan mengambi sebuah surat bertuliskan tangan dan sebuah tanda tangan di dalamnya.

"Ini suratnya, ini surat yang di tulis Tuan Simpson mengenai diri saya sebagai anak angkatnya. Di sana tertera nama dan tanda tangan Tuan Simpson." kata Nick menyerahkan surat itu pada Cleo.

Cleo menerimanya, melihat memang di dalam surat itu ada tanda tangan papanya yang tidak pernah berubah hingga akhir hidupnya. Cleo menghela napas panjang, tidak ada yang berarti surat itu karena papanya sendiri sudah tidak ada.

"Apa Nona percaya? Saya anak angkat Tuan Simpson?" tanya Nick.

"Aku tidak tahu, meski pun memang di surat itu ada tanda tangan papaku. Tapi aku tidak bisa menganggap kamu adalah kakak angkatku atau adik angkatku, karena papaku sudah tiada." kata Cleo.

"Aku pernah mendengar cerita dari Tuan Simpson, kalau beliau memang memiliki anak perempuan. Berarti nona, usiaku sekarang ini dua puluh tujuh tahun. Katanya anak Tuan Simpson nona Cleo lebih tua lima tahun dariku. Itu artinya nona adalah kakak angkatku dan aku adik angkat nona Cleo." kata Nick lagi.

Cleo menggeleng, dia sedikit pusing dengan penjelasan Nick itu. Dia hanya tidak ingin apa yang telah di miliki sisa-sisa harta dan kekayaan papanya tidak mau jatuh pada Nick yang mengaku sebagai adik angkatnya.

"Lalu, apa yang kamu inginkan? Apa kamu menginginkan kekayaan papaku?" tanya Cleo.

"Tidak."

"Lalu apa?" tanya Cleo heran.

"Hanya pengakuan darimu, kalau aku punya kakak angkat perempuan cantik sepertimu." jawab Nick.

"Setelah dapat pengakuan dariku? Apa lagi yang kamu inginkan? Kamu tahu papaku sudah tiada?" tanya Cleo.

"Saya tahu. Saya tahu dari beritanya yang sampai di Texas, kalau Tuan Simpson ayah angkatku itu sudah meninggal bunuh diri. Saya turut berduka cita dengan meninggalnya ayah angkat." kata Nick.

"Ya, terima kasih." jawab Cleo.

"Oh ya, apakah nona Cleo tetap tinggal di rumah ini? Sementara saya tinggal di New York selama satu bulan ini karena ada pekerjaan. Jadi saya bisa sering datang kesini menjenguk kakak angkatku." kata Nick.

"Tidak, rumah ini sudah saya jual. Dan dua hari lagi saya akan pindah ke apartemen baruku." jawab Cleo.

"Di jual? Apakah sudah ada pembelinya?" tanya Nick.

"Ya, makanya saya harus pindah dalam dua hari ini." jawab Cleo.

"Aah, sayang sekali. Lalu kakak angkat tinggal di apartemen? Di mana? Biar saya bisa mampir selama masih ada di New York ini." kata Nick.

Cleo diam, dia bingung sendiri antara percaya atau tidak. Tatapan Nick pada Cleo membuat gadis itu jadi malu dan menunduk.

"Di kota Queens." jawab Cleo.

"Waah, agak jauh dari New York City. Saya tinggal di sana sementara pekerjaan saya berada. Tapi tidak mengapa, nanti saya akan sering mampir di apartemen kakak angkat." kata Nick lagi.

"Terserah anda saja, Tuan Nick."

"Hahah, jangan panggil aku Tuan. Panggil saja Nick, aku adik angkatmu kakak angkat."

"Kalau begitu, kamu juga panggil namaku saja. Cleo." ucap Cleo.

"Baiklah Cleo, kita adalah saudara angkat?"

"Terserah."

Nick tersenyum, dia senang bisa bertemu dengan anak dari ayah angkatnya sekarang. Hanya sebentar Nick berada di rumah Cleo itu, dan dia pun pamit kembali lagi ke hotelnya.

"Apa bisa aku minta nomor teleponmu, Cleo?"

"Eh?"

_

_

*********

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status