Seven years back, Sam had met a cute , Sweet girl in a friend’s wedding reception. He has come across countless girls since then but no one could stir his heart like that girl..Seven years later, He is one of the youngest successful architect in the IT industry . Christine has been greatly appreciated for her work by everyone. Her Boss forces her to accept an on site role. However, Upon reaching Country N, she realises she has fallen right into the trap setup by someone.That someone is very “Powerful” and want his sweetheart to stay by his side . She is his true love. Author Notes: Mon- Fri 1 chapter DailyThere is no Rape or major misunderstandings in this novel . This novel is for those readers who are tired of CEO, Actress, Mistress plots. Warning : lT industry terminology used whereby necessary
View MoreTIGA TAHUN YANG LALU
"Brak" terdengar tendangan pintu di salah satu kamar rumah sakit. Li Jancent berdiri di sisi ranjang Li Mayleen. Baginya sudah menyelamatkan nyawa adiknya ini, maka dia sudah tidak kekhawatiran terbesarnya lagi. Li Jancent sudah siap menerima resiko terbesar, namun itu sepadan asalkan Li Mayleen selamat.
Gu William langsung saja memberikan pukulan keras ke perut Li Jancent. Gu William memandangi Mayleen yang masih terpucat.
"Bawa dan pindahkan dia!" perintah William kepada beberapa staff dokter.
"Apa yang mau kau lakukan kepadanya? lepaskan dia!" pekik Li Jancent seraya mencoba berdiri menahan sakit.
Namun Gu William sekali lagi memukul Li Jancent, "aku akan menikahi adikmu, dan akan memastikan dia hidup seperti di neraka!" ancam William.
"Dan kau, aku akan memastikan kau akan tinggal membusuk di penjara untuk waktu yang lama," tukas William lagi.
Bagi William, Li Jancent dan Mayleen adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian Lisa, karena Li Jancent mentranspalasi jantung Lisa kepada Li Mayleen tanpa persetujuan, meskipun secara medis Lisa memang sudah tidak dapat diselamatkan.
Li Jancent mengambil keputusan tersebut, karena melihat jantung Lisa masih dalam kondisi baik, dan harus segera dipindahkan kepada Mayleen, agar nyawa Mayleen terselamatkan. Tiga tahun berlalu, dan Mayleen harus menerima pil Pahit menikah dengan pria yang tidak pernah menganggapnya ada.
Li Mayleen, terlelap diranjang besarnya itu. Tiba-tiba matanya terbuka ketika merasakan ada sesuatu yang menindihnya, "William," gumam Mayleen terkejut.
"Kau mabuk," ujarnya.Dengan kasar William melucuti piyama yang Mayleem kenakan, "Eii…. ini kau mau apa?"
"Kau istriku, jadi sudah seharusnya. melayaniku," jawab Gu William.
William benar-benar menghabisi Mayleen diatas ranjang tanpa ampun, meninggalkan jejak merah di sana sini pada tubuh Mayleen.
Bercinta dengan suami sendiri adalah hal yang menyenangkan, namun Mayleen ingin itu terjadi dalam keadaan sadar, bukan ketika william dalam keadaan mabuk.
Karena jika dalam keadaan sadar maka William tidak akan pernah mau menyentuh istri sah nya ini.
Di pagi hari, dengan masih di bawah selimut. Mayleen memperhatikan sosok pria berbadan tinggi tegap yang menggunakan setelah hitam. Wajah tampannya terlihat tegas dan memiliki sudut-sudut tajam. Terlihat dewasa, ningrat dan acuh tak acuh dan sulit untuk di dekati, begitulah Gu William.
Mayleen masih mengembalikan kesadarannya tahu-tahu Gu William sudah mengangkat kaki panjangya yang dibalut celana panjang dan pergi meninggalkan kamar mereka. Mayleen pun bangun duduk dan mematung memandangi kepergian suaminya itu, suami yang dingin seperti dinginnya es di kutub utara.
Dunia Mayleen tak lama kemudian terasa bergetar, pria yang dia nikahi ini adalah pria terkaya di Tiongkok, namun Mayleen merasa tidak pernah menjadi istrinya karena Gu William memperlakukannya bak boneka kayu yang tidak memiliki hati. Yang bisa dia lukai kapan saja jika dia mau.
Gu William adalah tipe orang yang bisa membuat orang lain merasa ketagihan, dia beracun seperti opium. Pria ini sangat berbahaya sekali terbius olehnya maka kau tidak akan pernah bisa lepas darinya. Ini pun berlaku bagi Mayleen, yang sudah menjalani pernikahan selama tiga tahun, meski William memberinya neraka, namun Mayleen tidak bisa melepaskan diri darinya.
Mayleen bangun dan membersihkan dirinya, lalu berpakaian rapih. Hari ini departemen marketing hotel akan sangat sibuk karena akan ada acara promosi resort baru yang akan dibuka oleh Gu Corporation ini.
Salah satu tugas utama marketing hotel adalah bagaimana membuat konsumen atau pelanggan loyal terhadap hotel mereka dan mau datang kembali. Meski demikian, marketing juga sering berfungsi sebagai humas , yaitu menerima komplain dari para tamu.
Mayleen dan William, selama tiga tahun di pernikahan mereka tetap memilih tidur di kamar terpisah. Mayleen menuruni tangga rumahnya yang besar itu dengan cepat. Mayleen nampak terlihat manis dengan setelan pakaian yang berwarna pink dan putih itu. Rambut panjang yang di kuncir tinggi, kulit putih halus dan alis yang yang terlihat seperti pohon willow.
Kuncir Mayleen bergerak ke kanan dan ke kiri begitu Maylen berlari-lari di koridor hotel, "bagaimana?" tanyanya kepada salah satu panitia.
"Semua sudah siap," jawabnya dengan yakin.
"Kerja bagus," jawab Mayleen seraya membolak-balikan berkas yang sedang dia pegang.
"Satu jam lagi kita berangkat!" ujar Mayleen seraya memberikan tanda tangan di berkas yang tadi diberikan oleh salah satu panitia. Mayleen adalah Manajer marketing yang ditugaskan untuk mengisi materi acara yang akan menpromosikan Resort yang baru saja dibuat oleh Gu Corporation.
William menempatkan Mayleen di departemen marketing, karena departemen ini memiliki ritme kerja yang sangat sibuk. Jadi melihatnya tersiksa sungguh menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi william.
William baru saja sampai di Gu Corporation, ketika Mayleen dan tim nya akan berangkat ke resort baru yang akan dibuka. Mayleen membawa setumpuk berkas di kedua tangannya, Gu Hansen datang dari belakang dan segera membantu membawakan setumpuk berkas tersebut.
"Kau akan menjadi pendek, jika selalu membawa benda-benda berat," ujar Gu Hansen menggodai Mayleen.
"Haish kau ini..." jawwb Mayleen dengan tersenyum.
Mayleen pun berlari kecil untuk mengejar langkah Gu Hansen. Hari ini selain dirinya, maka Gu Hansen selaku Direktur marketing juga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembukaan perdana Resort ini.
Gu William, tersenyum menyeringai melihat istrinya itu begitu akrab dengan pria lain di depan matanya. Sebenarnya berkas yang Mayleen bawa adalah berkas-berkas data yang berisi identitas para klien.
Gu William meminta Mayleen untuk mengupdate data-data informasi tersebut, dan paling lambst diberikan kepadanya esok hari. Karena hari ini akan tersita banyak waktu, maka Mayleen memutuskan membawa pekerjaan tersebut ke acara hari ini.
Gu Hansen mengetahui bahwa kakak sepupunya itu sedang memberi kesusahan kepada Mayleen, namun juga tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa membantu meringankan saja.
Di malam hari saatnya acara digelar, tamu-tamu pun berdatangan. Nampak Gu William datang dengan Reina, salah satu wanita yang dekat dengan Gu William. Melihat hal ini bagi Mayleen sudah terbiasa seperti memakan nasi yang dia makan di setiap hari, jadi tidak membuatnya terkejut sama sekali.
"Kakak kau harus baik-baik tinggal di sana," gumam Mayleen dalam hati.
Acara pembukaan perdana Resort Gu pun selesai, Mayleen benar-benar menahan lelah. Mayleen hanya ingin segera pulang dan merebahkan dirinya di ranjang besarnya yang bergaya eropa. Mayleen masuk ke dalam ruangan VIP, untuk mengambil tas yang berisi baju seragamnya.
"Aah....ah..." langkah Mayleen terhenti ketika mendengar lenguhan suara antar pria dan wanita.
Tak ingin menggangu, Mayleen segera saja mengambil tas dan bergegas terburu-buru pergi meninggalkan ruang VIP tersebut. Namun tanpa sengaja menyenggol sebuah Vas bunga.
"Prang" mayleen memandangi vas yang telah terpecah belah tersebut.
"Sregh" Mayleen menoleh pada pintu yang baru saja terbuka, itu adalah Gu William yang sedang merangkul pinggul ramping Reina.
"Christine...Please don't cry anymore, Princess. You are so close to me at this moment but you are still crying. This is not good for your health. " Sam tried to wipe her tears with his thumb."Sam... Don't ever push me away from you. I have stopped thinking about myself. As long as you are in good shape then I would remain happy and in good health." Christine replied to him."Look at me, Christine!!! You were alright when I left for the office in the morning. What happened to you out of sudden? Did Anna told you something about me?"Christine did not dare to make the eye contact with him. However, Sam had noticed her action."What did Anna told you?" He had warned Anna to not share anything with this girl. How could be Chr
"Should I have announced my itinerary to all?Did you inform my brother?" He asked coldly."No Sir... He has gone to his office and won't be back until the evening." This minion took bags from his boss and loaded into the car boot. He opened the front passenger door for his boss to get into the car but his boss pulled open the back door and got in. The minion could only close the front door and take a driver seat."Good...Please stop near florist shop. I want to buy flowers for my dear wife." Rob's eyes softened. His baby would be super happy when he would surprise her with his sudden arrival. Rob's subordinate immediately started the car. After some time, he noticed that his boss is changing his appearance in the back seat. He immediately averted his eyes. Woah..So scary.
Tom massaged his temples. He regrets his decision of not telling his family at that time. He was scared of his father, he thought that his family would disown him. He would lose his wealth, power. If he get a chance to reverse his actions on that day, he would do it without hesitation. He is constantly fears that his family would found out his little secret and their happy family would be destroyed.On the other side, Tiffany was fuming with anger. Her Dad was still not willing to back her up for CEO position. Her father was no longer getting scared with her threats. She has to do something else she would be again sidelined."Hello Aunty, Long time No see." Tiffany called someone from her cellphone."Hello, Who are you ? Sorry but I do not have this number saved in my phone." A middle aged lady replied from other end.
Christine returned to her apartment first. She did not start packing immediately. She sprawled over the sofa in the living room. She opened the popular food delivery application on the phone and ordered some dishes for lunch. Certain someone would arrive at her home anytime soon.She heard doorbell after 10-15 minutes. She peeped through peephole, Sam had arrived at the doorstep. She opened the front door for him. Sam observed her appearance from top to bottom. After making sure that she looks fine, he narrowed his eyes dangerously and pulled her into his arms. He did not give her any chance for resistance. He put his burning lips on her lips, forcefully pried open her teeth and entered his tongue in her mouth. He was so angry that he bite her lips with his teeth again and again, he could taste her blood in his mouth.Christine did not expect him to be
"Anna, I won't come back for Lunch at home. I will go and look for Christine." Sam hanged up the phone. Anna burst into laughter.I knew that you would not sit idle after knowing that she has gone home, thought Anna. How she wish to see Christine succeeding in her plan with her own eyes. Never mind, she would ask them sneakily when they return home.Rick was surprised when he saw Sam coming to the office in the morning ."Sam, How could you come to office? Where is Christine? Did Hospital gave her a discharge to home?" Rick pulled him in the corner and asked in the low voice."She is at home. Hospital did not find any thing worrying about her body so doctor gave her discharge
"Big Sister Anna, I have never blamed you. It was me who misunderstood such a pure friendship. You should not apologise to me. You have opened my eyes. I was in internal turmoil. Sam loves me and cares for me. I saw how he was worried about me. When I saw the injury on my knees, I knew that I would not be able to walk till home from the scene. At that moment, when I wanted to contact someone for help, his name popped up in my mind. Earlier, I was trying to run away from him because I was afraid that my actions would hurt my parents feelings. I was also worried because I thought Once I get into relationship with him , I would never be able to come out of it. I was not ready to take that final step or make commitments to him.""Sam would never forget about me. He would never give up on me. Sooner or later, I would not be able to resist his charms. Why should I waste this time with the fear that this relationship might not work because we are worlds apart in social sta
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments