"Apa? Kakaka tersenyum sendiri? Dia pasti salah melihat itu." Kata Aluna.
"Tidak mungkin, Tio selalu jujur terhadap aku." Kataku.
"Kamu lebih percaya terhadap Tio dibandingkan kakak?" tanya Aluna.
"Tentu saja, aku lebih percaya Tio dibandingkan kakak. Pasti kalian sangat romantis serasa dunia milik kalian berdua. Aku iri sekali mendengar kisah cinta kalian berdua." Jawabku.
"Oleh karena itu, kamu harus mencari kekasih." Kata Aluna.
"Baik, nanti aku cari." Kataku.
"Kamu terlalu fokus dengan pekerjaan sampai lupa mencari pasangan." Kata Aluna.
"Tidak, aku tidak lupa hanya saja belum ada yang dapat membuat aku jatuh cinta. Mungkin nanti aku bertemu seseorang secara mendadak. Kita tidak tahu jodoh itu kapan datangnya." Kataku.
"Tetap saja, kamu harus mencari jangan hanya menunggu saja. Itu tidak akan membuat dia datang ke rumah." Kata Aluna.
"Baik, kak." Kataku.
"Sekarang sudah malam, kita tidur saja." Kata Aluna.
Kami tertidur dan pagi hari datang. Seperti biasa aku pergi ke rumah sakit sebab aku mendapat panggilan darurat dari rumah sakit.
"Kak, maaf aku harus pergi lebih dahulu. Aku ada panggilan darurat dan aku harus segera tiba di sana." Kataku.
"Baik, kamu pergi saja. Kakak bisa memakai mobil kakak sendiri. Apa kamu tidak memakai mobil?" tanya Aluna.
"Pakai kak, supaya lebih cepat sampai." Jawabku.
"Bagus itu, hati hati di jalan." Kata Aluna.
"Pasti, kakak juga." Kataku.
Aku pergi ke rumah sakit dan banyak pasien yang terluka parah.
"Ayo kita bawa! Cepat!" Kataku.
"Baik, dokter." Kata suster Wulan.
Aku langsung menangani mereka semua. Dengan cepat dan juga teliti, aku langsung melakukan tindakan.
"Bagaimana dokter?" tanya suster Wulan.
"Lancar semuanya, tapi aku butuh banyak antiseptik. Tolong ambil sekarang juga!" Kataku.
"Baik, dokter." Kata suster Wulan.
Wulan sudah membawa antiseptik dan juga perban. Aku langsung membalut luka mereka semua.
"Dokter cantik sekali." Kata pasien itu.
Semua pasien aku ini adalah anak SMA. Mereka juga merayu aku saat aku mengobati mereka semua.
"Kamu ini masih bisa berbicara seperti itu kepada saya. Lihat luka kamu sangat parah. Kenapa bisa terjadi seperti ini?" tanyaku.
"Dokter memang cantik sekali, pasti dokter ini masih muda. Kelihatan jelas." Kata Pasien lain.
"Kamu juga diam! Luka kamu juga parah sekali. Pasti kalian sudah ikut tawuran. Apa aku salah?" tanyaku.
"Benar tapi kamu tidak salah mereka semua yang memulai dahulu. Kami hanya membela diri saja." Jawab pasien itu.
"Kamu pasti bernama Dika dan kamu pasti Robi." Kataku.
"Benar sekali, dokter cantik." Kata Dika.
"Aku Robi, dokter cantik." Kata Robi.
"Baik, luka kalian sudah saya beri obat. Kalian jangan sampai lupa meminum obat ini. Ini resep obatnya, kalian bisa mengambil di tempat yang sudah disediakan." Kataku.
"Baik, dokter." Kata Dika.
"Kami pergi, dokter. Terima kasih!" Kata Robi.
"Terima kasih, dokter." Kata Dika.
"Kalima harus ingat! Jangan mengikuti sesuatu seperti itu lagi. Kasihan orang tua kalian, pasti mereka khawatir melihat keadaan kalian sekarang." Kataku.
"Kata siapa? Mereka tidak peduli terhadap kami. Mereka hanya memikirkan pekerjaan dan selalu sibuk bekerja. Dalam satu tahun, mereka hanya kembali sekali disaat hari bertugas di sini saja. Tidak pernah pulang dengan sengaja untuk bertemu kami berdua." Kata Robi.
"Benar itu, mereka hanya akan kembali untuk pekerjaan saja." Kata Dika.
Aku merasa kasihan terhadap mereka berdua pasti mereka kurang kasih sayang. Hidup seseorang itu memang berbeda. Tidak dapat mengatur sesuai apa yang diinginkan oleh kita. Aku mencoba menghibur mereka berdua.
"Kenapa dokter melihat kami seperti itu?" tanya Robi.
"Jangan merasa kasihan terhadap kami berdua. Kami sudah terbiasa, tenang saja." Kata Dika.
"Jika terbiasa, kenapa kalian berdua melakukan itu? Kalian pasti ingin mendapatkan perhatian dari kepada orang tua kalian berdua." Jawabku.
"Jika dokter kasihan, bisakah dokter mendengar cerita kami berdua?" tanya Robi.
"Benar itu. Kami ingin meminta nomor hp dokter cantik ini?" tanya Dika.
"Kalian boleh bercerita kepada saya tapi saya ini sedikit sibuk. Jadi, kita hanya bisa bertemu di rumah syaitan disaat aku sedang memiliki waktu senggang." Kataku.
"Baik, kami akan datang ke ruang sakit disaat waktu dokter kosong." Kata Dika.
"Benar juga, aku lupa belum bertanya nama dokter cantik ini. Siapa nama dokter?" tanya Robi.
"Nama saya Mia, dokter umum dan juga operasi di rumah sakit ini." Jawabku.
"Apa dokter memiliki kekasih? Tunggu! Apa saya boleh menebak itu? Pasti dokter cantik ini sedang sendiri." Kata Dika.
"Benar itu, pasti dokter tidak memiliki kekasih." Kata Robi.
"Kenapa kalima bisa mengetahui itu? Apa itu terlihat jelas sekali?" tanyaku sambil merasa malu dan bingung.
"Serius? Dokter cantik ini polos sekali. Tapi kenapa belum memiliki kekasih, pasti ada yang menyukai dokter." Kata Dika.
"Benar itu, dokter ini cantik dan masih muda. Pasti ada seorang pria yang menyukai dokter. Jangan bilang dokter membohongi kami berdua. Benar, bukan?" tanya Robi.
"Tidak, saya jujur. Kalian ini terlalu berlebihan memuji saya." Jawabku.
"Berarti saya masih memiliki kesempatan untuk mendekati dokter Mia ini?" tanya Robi.
"Tenang saja, jika dokter Mia lebih suka saya. Saya ingin menjadi kekasih dokter Mia." Kata Dika.
"Kalian harus fokus belajar,jangan memikirkan itu. Nanti nilai kalian akan jelek." Jawabku.
"Baik, dokter Mia. Sampai jumpa lagi." Kata Dika.
"Sekamat tinggal, dokter Mia!" Kata Robi.
"Selamat tinggal dan siapa jumpa. Jangan terlalu banyak berpikir itu tidak baik. Kalau masih remaja dan masa depan kalian berada di tanah kalian berdua." Kataku.
Mereka pergi Lalu, ada pria yang kemarin tangannya sakit. Dia kembali untuk memeriksa tangan dia.
"Dokter!" Kata pria itu.
"Pasti ingin memeriksa tangan lagi. Biar saya saja yang memeriksa." Kataku.
Saat dia diperiksa oleh aku, dia mendapat panggilan mendadak kamu ki dan langsung pergi dari rumah sakit.
"Baik, pak. Maafkan saya dokter, saya akan kembali lagi jika masih sakit. Saya mendapatkan panggilan lagi." Kata pria itu.
"Baik, pak." Kataku.
Dia pergi lagi, aku merasa berbeda dengan pasien itu. Mungkin karena aku belum selesai memeriksa dia sehingga aku merasa sangat penasaran sekali. Kak Aluna sibuk syuting dan saat istirahat dia makan bersama kak Andri.
"Bagaimana tadi? Semuanya lancar?" tanya Andri.
"Lancar, semua berjalan dalam sekali ambil adegan. Hari ini aku bisa pulang lebih cepat supaya aku dan Mia tidak banyak ditanya terus. Kasihan Mia selalu ditanya karena aku." Jawab Aluna.
"Tidak, itu bukan salah kamu. Wajar nenek dan yang lainnya seperti itu sebab mereka semu sayang dan khawatir terhadap kamu, sayang." Kata Andri.
"Aku mengerti itu, tapi tetap saja setiap pulang kami selalu saja ribut hanya karena itu saja. Ini hanya pekerjaan dan aku tidak dapat pulang dengan seenaknya. Mereka harus mengerti aku. Ini bukan keinginan aku untuk pulang malam." Kata Aluna.
"Aku mengerti itu, kamu bisa menceritakan apa pun yang kamu rasakan kepada aku. Aku akan siapa mendengarkan apa pun itu." Kata Andri.
"Terima kasih kamu selaku mendengar semua keluh kesah aku. Aku tidak tahu jika aku tidak memiliki kamu di hidup aku." Kata Aluna.
"Pasti sayang, aku akan mendengarkan cerita kamu. Kamu jangan sedih begitu nanti aku juga sedih. Apa aku harus menyanyi lagu untuk kamu?" tanya Andri.
"Benar, aku ingin kamu menyanyi sambil menari lagu bintang kecil." kata Aluna sambil tersenyum.
"Apa? Aku harus menyanyi lagu bintang kecil sambil menari?" tanya Andri sambil terkejut.
"Benar sekali." Jawab Aluna.
"Kami serius?" tanya Andri sambil merasa tidak percaya.
"Serius." jawab Aluna sambil tersenyum.
Kak Andri menari dan menyanyi lagu bintang kecil untuk kak Aluna di depan umum. Sampai semu orang di lokasi melihat dan menertawakan dia.
"Haha.. Sudah cukup!" kata Aluna sambil tertawa.
"Aku ikut senang mendengar kabar perikanan kalian berdua. Aku pasti akan datang." Kata Elo."Harus, kamu dan Ratna harus datang bersama." Kata Arya."Apa aku harus mengejar dia lagi? Apa dia masih menginginkan aku?" tanya Elo."Siapa yang tahu? Kamu harus mencoba mendekati dia lagi. Aku yakin Ratna masih mencintai kamu." Jawab Arya."Apa kamu tidak masalah?" tanya Elo."Sudah berapa kali pertanyaan ini ditanyakan. Aku tidak masalah dengan hubungan kalian berdua. Setelah mengenal dan dekat dengan Mia. Perasaan dan pikirkan aku hanya tertuju kepada dia saja. Aku tidak pernah merasa bahagia seperti ini. Pernikahan ini rasanya seperti mimpi bagi aku. Apalagi kemarin hubungan kami telah ditentang sehingga saat kami mendapat restu. Ini menjadi sesuatu yang berharga dan tak terlupakan." Jawab Arya."Selamat atas pernikahan kalian berdua." Kata Elo."Tunggu! Itu terlalu cepat. Nanti ajaa saat di perni
Setelah dari rumah Arya, aku dan Arya pergi ke rumah dan menemui keluarga aku."Mia! Arya!" kata nenek."Nenek!" kata Arya."Untuk apa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta maaf atas kejadian itu. Saya tahu saya salah, tidak seharusnya saya melakukan itu. Saya hanya ingin data mengenal Mia lebih dalam. Saya sih jatuh cinta sejak pertama kali bertemu dengan Mia. Saya ingin mendekati dia tapi tidak tahu caranya. Pada saat itu, Mia terluka bingung dan juga sedih. Saya hanya berusaha membantu dia saja." Jawab Arya."Apa seperti itu cara kamu membantu seseorang?" tanya mama."Saya tahu itu salah tapi saya hanya tidak ingin melihat Mia sedih memikirkan cara untuk membatalkan perjodohan itu. Jadi, saya memutuskan untuk membantu Mia." Jawab Arya."Sekarang apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta restu untuk menikah dengan Mia
Aku bertemu dengan Arya dan kami berbicara berdua."Mia, kamu pulang bersama Robi?" tanya Arya sambil terlihat cemburu."Benar, aku pulang dengan Robi sebab Robi berada di rumah sakit. Dia terluka parah dan aku mengobati dia." Jawabku."Ada apa kamu ingin bertemu dengan aku malam ini?" tanya Arya."Aku merindukan kamu." Jawabku.Arya terlihat senang dan tersenyum saat aku mengatakan itu."Kamu merindukan aku?" tanya Arya."Benar, kamu tidak merindukan aku?" tanyaku."Tentu saja, aku juga merindukan kamu." Jawab Arya."Aku juga ingin meminta maaf kepada kamu." Kataku."Untuk apa?" tanya Arya."Aku janji akan bertahan dengan kau. Kita akan berjuang bersama mendapatkan restu mereka. Aku juga minta maaf mengenai Robi. Ternyata kamu benar, wanita yang disukai Robi adalah aku. Aku terlalu bodoh dan tidak dapat menyadari itu." Jawabku."Dia m
"Apa? Jadi, dia berani melakukan itu di depan keluarga kamu?" tanya suster Wulan sambil terkejut."Benar, maafkan aku yang tidak percaya dengan perkataan kamu." Jawabku."Tidak masalah, aku mengerti. Lalu, sekarang bagaimana nasib hubungan kalian berdua?" tanya suster Wulan."Aku juga tidak tahu bagaimana kisah kami berdua. Aku takut tidak bisa melupakan dia. Aku sudah terluka nyaman dan membutuhkan dia." Jawabku."Jangan berpisah! Kamu harus bertahan demi cinta kalian berdua. Aku yakin Arya juga sedang mempertahankan kamu. Dia sangat mencintai kamu." Kata suster Wulan."Aku juga berpikir untuk bertahan tapi rasanya terlalu sulit. Aku tidak tahu apa bisa kami bersama. Keluarga Arya pasti sangat membenci aku sebab aku telah membuat kebohongan ini. Mereka sudah berharap bahwa kami akan segera menikah. Tapi aku dan Arya menghancurkan harapan mereka. Aku juga membuat keluarga aku kecewa." Kataku."Tidak, semua
Elo merasa bingung dengan apa yng terjadi kepadaku Arya dan meminta tolong Arya menjelaskan semua yng terjadi."Lebih baik sekarang jelaskan semuanya dari awal. Supaya aku bisa amngerti dan memberikan solusi. Siapa tahu aku bisa membantu kalian berdua?" tanya Elo.Arya menceritakan kisah aku dan dia dari awal sampai akhir. Elo sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa itu terjadi kepada Arya dan aku."Apa? Jadi, seperti itu yang terjadi?" tanya Elo dengan sangat terkejut."Benar." Jawab Arya."Rumit juga kisah kalian berdua. Tapi aku sungguh tidak menyangka kalian itu hanya memiliki hubungan yang palsu. Aku pikir kalian sungguh saling mencintai pada saat itu. Sebab Mia juga terlihat sangat setia kepada kamu. Kami juga terutama mencintai dia dan bahagia saat bersama Mia. Aku bisa melihat itu dari mata kamu." Kata Elo."Maafkan aku, aku terlalu seperti anak kecil dan tidak dapat memaafkan kamu saat pertama k
Mereka pasti ingin mendapatkan penjelasan dari aku."Maafkan aku, aku tahu aku salah. Aku tidak ingin membohongi kalian semua. Tapi aku juga tidak bisa menghindari semua ini. Apa yang terjadi hari ini adalah kebenaran. Aku tidak akan bisa mengubah semua ini. Aku telah mengecewakan kalian semua." Kataku."Papa sungguh kecewa terhadap kamu, Mia!" Kata papa."Mama sangat kecewa, kamu melakukan ini kepada kami semua." Kata mama."Kenapa nenek diam saja? Nenek juga harus memarahi aku. Aku pantas mendapatkan itu. Lebih baik dimarahi dari pada nenek diam."Kataku."Tidak, nenek tidak kecewa terhadap kamu. Semua ini terjadi karena kesalahan nenek. Semua yang dikatakan Praja itu benar. Nenek tidak bisa menolak perjodohan keluarga skalian neng meninggalkan dia. Dan nenek melakukan kesalahan itu kepada kamu, Mia. Padahal kamu adalah cucu tersayang nenek tapi nenek membuat kamu dalam situasi yang sulit. Maafkan nenek, Mia!" Kata ne