Beranda / Romansa / Our Secret Wedding / Bab 4 Afrodisiak Yang Salah

Share

Bab 4 Afrodisiak Yang Salah

Penulis: Cadiz Eitrama
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-08 14:21:07

"Mas Javin?"

Javin menoleh lalu meraba pelipisnya, matanya memerah dengan pupil yang membesar, napasnya berat dan ia hampir terjatuh namun Dru menahannya. "Dru...? What are you doing here?"

"Aku ada meeting di lounge bawah." jawab Dru mengerutkan alis, "What's wrong with you Mas? You look so drunk."

Javin menghela napas berat dan menyandarkan tubuhnya ke dinding. "Only drink one glass of wine, I did'nt knew what happen to me. Kepala gue rasanya mau meledak Dru, badan gue juga panas banget!"

Mata Dru menyipit, Ia mendekat lalu mencium aroma samar dari Javin. Bau wine parfum khas milik Rengganis, dan... sesuatu yang tak asing. "Shit!" gumamnya, Ia tahu betul jenis zat itu. Bukan racun, tetapi bisa sangat memabukkan dan menurunkan kontrol diri. Ia pernah melihat kasus serupa saat bergaul di lingkaran bawah tanah sewaktu kuliah di London.

"Damar!!!" panggilnya ke arah lift. Seorang pria bertubuh kekar dengan potongan rapi dan tatapan tajam datang mendekat. "Bawa Mas Javin pulang ke mansion sekarang juga! dan pastiin dokter pribadinya standby! dan Rahasiakan ini dari Mommy!"

"Baik, Tuan Dru."

Javin sempat memprotes, tapi tubuhnya tak lagi punya kekuatan. Dalam beberapa menit ia sudah dibawa dengan hati-hati ke mobil yang menunggu di bawah menuju mension Wedhatama namun sebelum itu Javin sempat menoleh dan berpesan pada Dru dengan sisa kesadarannya, "Tolong.... Ganis."

Dru hanya mengangguk tanpa sepatah kata pun. Setelah lift menutup, ia menarik napas panjang. Dru tahu kakaknya sedang dijebak. Dru juga tahu jika Rengganis bukan wanita polos seperti yang ditunjukkan selama ini. Ada kuja dalam dirinya uang jelas mengubah cinta menjadi obesi beracun. Tanpa berpikir panjang Dru berbalik cepat dan melangkah menuju rooftop dimana Rengganis berada.

***

Sementara itu di rooftop suasana bernuansa romantis masih terasa menenangkan. Lampu yang temaram angin malam yang mendesir lembut dan meja yang ditata sempurna dengan cahaya lilin yang berpendar. Disana Rengganis mulai kehilangan kontrol. Kepalanya pening, dan pikirannya melayang entah kemana. Wajah Javin terus muncul di benaknya. Ia tersenyum, dan hendak meneguk lagi sisa wine di gelasnya sendiri.

Langkah kaki menghentak pelan menuju meja mereka. Rengganis mendongak perlahan. Sosok yang muncul memiliki struktur wajah yang sangat mirip dengan Javin, rahang tegas, alis tajam menukik dan tatapannya yang dalam. Tapi bahunya terlihat lebih lebar, tubuhnya juga nampak lebih tegap dan berotot dan auranya lebih mendominasi.

"Mas Javin..." bisik Rengganis pelan dengan senyum bodoh di wajahnya.

"Kamu kok lama banget sih Mas?" gumamnya lagi.

Dru mematung sejenak, memandangi wanita yang duduk dengan tatapan kabur namun penuh gairah. Ada rasa jijik yang tak kuasa tertahan, tapi ada juga rasa ironis menatap wanita malang yang menghalalkan segala cara demi memiliki kakaknya itu. Dru langsung paham dengan skenario licik Rengganis. Keadaan Javin yang kacau tadi sudah pasti dilakukan oleh wanita yang mulai menggeliat di depannya itu.

Ia menatap maju, menatap meja dan melihat gelas wine yang sudah hampir kosong. Lalu notes book di sebelahnya. Sekilas ia melihat kata-kata seperti "Skenario", "musik pengantar", dan ,"pelukan sebelum pukul 22.00."

"Rengganis", gumam Dru rendah. "Kau pikir bisa menjebak kakakku dengan cara ini? Oh come on... bahkan Tuhan saja tidak merestui cara licik mu ini Sekretaris Rengganis!"

"Mas Javin??? Give me your hug, please?" bisiknya sambil maju mendekat ke arah Dru kemudian menyandarkan kepala di dada Dru.

Dru mendiamkan pelukan itu sejenak, bukan karena tersentuh melainkan terkejut dan muak. Tangannya mengepal, menahan diri untuk tidak meledak.

Rengganis kembali bersandar, menempelkan kepalanya di bahu Dru yang kokoh. Napasnya teratur tapi berat, tubuhnya hangat. Ia berbisik "I think you are the biggest happiness in my life."

Dan ketika ia mengangkat wajahnya untuk mencium Dru, pria itu langsung menahan bahunya.

"Mas...?" ucap Rengganis kebingungan dengan penolakan itu.

Ia menatap dalam-dalam wajah pria di depannya. Garis rahang lebih tajam, sorot matanya lebih dingin dan... tindik kecil di telinga kirinya menyala samar di bawah cahaya lilin.

"Kayaknya aku beneran mabok deh, Kok aku malah ngeliat Dru Mas, Mas Javin??? It's you right??"

Dru hanya terdiam, merasa sangat muak dan tangannya mengepal ingin segera menampar wajah wanita penggoda dihadapannya itu. Tapi belum sempat menampar, Rengganis kembali berulah, Ia mengambil gelas wine milik Javin. Disana masih tersisa sedikit wine. Ah... benar... wine yang dicampur afrodisiak itu. Ia mengambil dengan jemarinya yang lentik.

"You look so hot Mas..."

Dru ingin segera mencacinya, namun kata-katanya tertelan saat Rengganis maju perlahan dan menariknya lebih dekat. Wajah wanita itu sangat dekat, napasnya sangat hangat, matanya berkabut penuh gairah. Efek afrodisiak dalam wine mungkin sudah menyatu dalam tubuh Rengganis dan kini... dia ingin memindahkan apa yang tersisa di dalam mulutnya ke mulut Dru, Ia mencium kasar bibir Dru dan menumpahkan semua cairan di dalam rongga mulutnya ke dalam rongga mulut Dru.

Seketika bibir mereka bertemu, Rengganis mencium Dru dengan penuh perasaan karena baginya sat ini Dru adalah wujud seorang Javindra.

"Uhuk...Uhuk..." Dru terperanjat dengan tingkah kurang ajar Rengganis. percuma ia memuntahkan karena seluruh cairan itu telah tertelan sempurna di kerongkongannya. Tapi tak sampai disitu Rengganis kembali menciumi Dru dengan penuh nafsu yang membara, pagutannya semakin berani bahkan tangan kirinya menyentuh leher Dru.

"Ahh Damn!!!!" gumam Dru yang awalnya menahan napas, terpaku dan penuh emosi. Namun sentuhan manis itu bercampur rasa anggur dan sesuatu yang lebih hangat, lebih membakar, dan dia menelan sempurna cairan yang bercampur afrodisiak itu.

Beberapa detik kemudian, Napas Dru menjadi berat, kulitnya terasa panas dan pikirannya mulai kabur, seolah dunia berputar pelan namun penuh rangsangan. Ia sudah minum beberapa gelas Whiskey saat meeting tadi, dan kombinasi alkohol dengan afrodisiak itu membuat tubuhnya bereaksi jauh lebih cepat.

Sementara Rengganis yang belum menyadari apapun memandangi pria yang masih berada di depannya dengan mata setengah sayu, menikmati efek kimia yang bekerja di tubuhnya.

"Mas....??" bisiknya penuh goda.

Bulu kuduk Dru menegang sementara hasratnya semakin tak terkendali ditambah lagi Rengganis yang kini dengan liat mengecupi leher jenjangnya.

"Ahhh Sial!, Lo yang bikin gue begini Ganis! So let me give you a good punishment!" gumamnya yang kemudian menggendong tubuh Rengganis keluar menuju kamar hotel yang mendadak ia pesan disitu.

"Ahhh....." Desah Rengganis ketika lidah Dru menggelitik lidahnya.

"Emhhh, Mas.? I want it..." ujarnya yang kini sudah mulai meracau dengan rangsangan-rangsangan kecil yang dilakukan Dru.

"Brengsek! berani-beraninya Lo godain kakak Gue Ganis!" gumam Dru melucuti gaun merah Rengganis dengan brutal.

Tangan kekarnya menjajaki tubuh Rengganis yang memukau.

"You look so pretty Rengganis, It's your fault!"

~TBC~

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Our Secret Wedding   Bab 5 Sosok Asing Yang Ku Benci

    Rengganis terbangun dengan nyeri ringan di pelipis, seolah semalaman ia berada di dalam pusaran mimpi yang membakar sekaligus menyesakkan. Matahari belum benar-benar naik, hanya semburat oranye lembut yang menyusup di sela tirai hotel yang belum sepenuhnya tertutup. Ia menggeliat pelan di bawah selimut satin putih. Tubuhnya terasa ringan dan hangat. Namun, rasa nyaman itu segera berubah menjadi beku ketika matanya menatap sosok pria yang tengah terlelap di sampingnya.Rengganis membeku.Itu bukan Javindra.Rahang pria itu lebih tegas, kulitnya sedikit lebih terang, dan rambutnya... meskipun sama-sama hitam namun terlihat lebih lembut. Jantung Rengganis mencelos, debarannya bak genderang perang bertalu menandakan tanda bahaya. Ia menelan ludah, berusaha mengingat kembali detail semalam. Gelas wine, ciuman, sentuhan, napas berat, desahan, lalu ..Tidak! Ia segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Detak jantungnya menggila."Astaga... apa yang sudah aku lakukan?" bisiknya ketak

  • Our Secret Wedding   Bab 4 Afrodisiak Yang Salah

    "Mas Javin?"Javin menoleh lalu meraba pelipisnya, matanya memerah dengan pupil yang membesar, napasnya berat dan ia hampir terjatuh namun Dru menahannya. "Dru...? What are you doing here?""Aku ada meeting di lounge bawah." jawab Dru mengerutkan alis, "What's wrong with you Mas? You look so drunk."Javin menghela napas berat dan menyandarkan tubuhnya ke dinding. "Only drink one glass of wine, I did'nt knew what happen to me. Kepala gue rasanya mau meledak Dru, badan gue juga panas banget!"Mata Dru menyipit, Ia mendekat lalu mencium aroma samar dari Javin. Bau wine parfum khas milik Rengganis, dan... sesuatu yang tak asing. "Shit!" gumamnya, Ia tahu betul jenis zat itu. Bukan racun, tetapi bisa sangat memabukkan dan menurunkan kontrol diri. Ia pernah melihat kasus serupa saat bergaul di lingkaran bawah tanah sewaktu kuliah di London."Damar!!!" panggilnya ke arah lift. Seorang pria bertubuh kekar dengan potongan rapi dan tatapan tajam datang mendekat. "Bawa Mas Javin pulang ke mansio

  • Our Secret Wedding   Bab 3 Rencana Gila Sang Kekasih

    Rengganis duduk terpaku di kursi kayu berukir yang menua bersama waktu, ditengah ruang tamu apartemen kecilnya yang sederhana namun nyaman. Lampu gantung kristal di langit-langit memancarkan cahaya hangat yang remang, menari pelan di dinding krem yang berhias lukisan abstrak. Suasana malam begitu hening, tapi justru itulah yang membuat hatinya semakin gaduh. Logikanya berperang melawan ide-ide jahat di otaknya, perlahan bisikan iblis mulai menyerang ketahanan moralitas Rengganis hingga membuatnya menjadi obsesif. Pikirannya telus berkeliaran memikirkan bagaimana cara mendapatkan Javin. Hingga muncul sebuah ide gila untuk mengikatnya secara sah. Ia menatap ponselnya yang menyala. Nama "Javindra" tertera di sana. Setelah kejadian memalukan siang tadi, Javindra menghubunginya berkali-kali. Ya... kalian pikir saja bagaimana rasanya Rengganis ditatap puluhan pasang mata yang siap mencabik dan menerkam segala tingkah lakunya, terlebih lagi disana ada Druwendra. Sosok wanita berkelas den

  • Our Secret Wedding   Bab 2 Tembok Yang Tinggi

    Rapat besar pemegang saham WEDHATAMA GROUP digelar di Ballroom utama gedung pusat yang di desain megah dan mencekam dengan dominasi hitam, emas, dan abu-abu. Di tengah ruangan dengan tata letak melingkar itu, duduk para pemegang kendali dinasti bisnis raksasa, anggota keluarga wedhatama dari berbagai cabang keluarga, pengacara, penasihat hukum, dan tentu saja para komisaris utama. Diantara mereka, Rengganis Prabakusuma duduk di pojok ruangan, tak jauh dari tempat duduk CEO muda, Javindra Wedhatama. Hari ini ia tak mengenakan seragam sekretaris seperti biasanya. Atas permintaan Javin, Rengganis mengenakan setelan formal warna navy dengan blouse satin putih dan sepatu high heels yang membuatnya terlihat seperti bagian dari lingkaran inti, tapi hal itu tentu saja tidak cukup untuk membuat keluarga besar Wedhatama mengakui keberadaanya. "Oh... Anda yang namanya Rengganis?" tanya salah seorang petinggi bernama Tante Melrose. "Benar, saya Rengganis, Nyonya." "Sebenernya kamu ini sek

  • Our Secret Wedding   Bab 1 Aku, Kau dan Rumitnya Cinta

    Langit Jakarta menjingga keemasan ketika Rengganis Prabakusuma memasuki lobi kantor WEDHATAMA GROUP. Denting hak sepatunya bergema di lantai marmer, seirama dengan degup jantung yang terasa lebih cepat dari biasanya. Sore itu, ia tak hanya datang sebagai sekretaris CEO muda Javindra Wedhatama, tetapi juga sebagai kekasih rahasia yang menunggu sebuah kepastian. Rengganis melirik jam di tanganya. Sudah pukul enam lebih lima belas. Hampir semua karyawan sudah pulang kecuali beberapa staf penting dan tentu saja dirinya. Javin masih berada di ruangannya, ia masih sibuk rapat daring dengan klien bisnisnya dari Hongkong. Rengganis mengetuk pelan pintu ruangan CEO. "Permisi Pak???" Javin yang masih memandang layar leptop sejenak mengalihkan pandanganya kepada Rengganis dan mengangguk sembari menyimpulkan senyum manis dari wajah tampannya. Rengganis menunggu dalam diam di sofa ruangan lantai delapan itu, sesekali membenarkan poni dari rambut coklatnya yang tergerai lemas. Jantungnya b

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status