Home / Romansa / Owned by The Don / Kekacauan di Milan

Share

Kekacauan di Milan

Author: Wii
last update Last Updated: 2025-08-18 12:32:57

Aula rapat di mansion Milan masih setengah jadi—beberapa dinding belum diberi sentuhan akhir, dan lampu gantung mewah baru separuh terpasang. Namun, hal itu tak menghalangi keluarga besar Vincenze untuk berkumpul.

Carlo dan Ciro telah memanggil semua kerabat yang tersebar di Italia Utara, dari Como hingga Torino. Kursi panjang berderet, wajah-wajah penuh kewaspadaan saling menatap. Lucca sendiri masih terkejut saat melangkah masuk, dibawa oleh Ciro tanpa penjelasan panjang.

“Ciro, apa artinya semua ini?” Lucca berbisik tajam, matanya menyapu ruangan yang dipenuhi kerabatnya. “Aku bahkan tak diberitahu bahwa ada pertemuan sebesar ini.”

Ciro menoleh singkat, tatapannya tenang tapi tegas. “Kau harus tahu, Don Lucca. Keluarga butuh pemimpin yang berani menghadapi kenyataan. Hari ini, kita akan menyelesaikan pertikaian antar keluarga Vincenze.”

“Pasti kau yang menyuruh Ciro.” Suara Lucca terdengar tegas saat menatap Carlo. Ia masih ingat bagaimana Carlo berani berdebat dengannya demi mengi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Owned by The Don   Don?!

    “Don, aku baru saja menemukan keberadaan Signorina. Saat ini, dia berada di selatan Barcelona. Aku tidak tahu apakah ini ada kaitannya dengan Ignacio atau tidak. Yang jelas, Signorina dibawa ke selatan Barcelona.”Enrico memberi kabar baik itu keesokan harinya setelah Lucca benar-benar sadar dari rasa pusing akibat mabuk semalam. Ia masih duduk bersandar di tempat tidur—tak ada gairah hidup sama sekali. Pikirannya kalut dan bingung. Dalam sejarah, Lucca tak pernah merasakan seperti ini selama bertahun-tahun menjadi ketua organisasi mafia.Ketakutan Lucca memang tak berdasar. Ia hanya menerka-nerka, tanpa bukti yang jelas. Menurutnya, Bianca memang sengaja melakukan hal ini untuk menghindarinya. Ditambah lagi buku harian Bianca yang ia temukan beberapa waktu lalu di laci kamar. Disana tertulis bahwa Bianca memang berniat melarikan diri darinya karena tidak ingin terlibat terlalu jauh ke dalam dunia mafia.Dan tulisan itu dibuat jauh sebelum Lucca menyatakan perasaannya. Tulisan itulah

  • Owned by The Don   Jejak yang Hilang

    “Don, nomor ponsel itu tidak bisa dilacak. Sepertinya… ada seseorang yang sengaja mengacaukan sinyal pelacak kita.”Wajah Lucca mendadak panik. Ia bodoh, terlalu bodoh meninggalkan Bianca untuk berwisata sendiri. Bahkan belum sampai ke Santorini, Bianca sudah diculik. Jelas saja hal ini memicu amarah Lucca. Pria itu menyibak rambutnya ke belakang dengan kasar sambil memperhatikan setiap pergerakan orang yang lalu-lalang di bandara.Setibanya dia di bandara, salah satu petugas mengatakan bahwa ada seseorang yang menghampiri Bianca dan mengajaknya untuk mengobrol di suatu tempat. Dan saat itu, pesawat yang Bianca tumpangi mengalami delay hingga ia mengiyakan ajakan orang asing tersebut.“Don, kenapa Signorina tidak memakai jet pribadi milikmu?” tanya Enrico ketika ia baru kembali dari ruang CCTV bandara.“Aku yang melarangnya. Musuhku terlalu banyak, dan mereka sudah menandai pesawat pribadiku. Itu sebabnya aku memintanya untuk naik pesawat lain. Tapi tak kusangka, mereka lebih cerdik d

  • Owned by The Don   Hidup Baru, Masalah Baru

    POV: LUCCA“Bianca, maukah kau menikah denganku?”Setahun sejak kejadian itu, aku memutuskan untuk melamarnya. Aku ingin meresmikan hubungan kami ke jenjang yang lebih serius lagi. Aku juga ingin memulai hidup baru yang jauh lebih baik dari sebelumnya—menikmati indahnya pernikahan bersama Bianca.Masalah yang sebelumnya menghantui sudah selesai. Dan aku sangat-sangat berterima kasih pada Frediano yang terus membantuku selama masa pemulihan. Bahkan dia juga membawa Adriano ke luar kota, setelah ia menjelaskan semuanya pada putranya itu.Kini, aku, dibantu para anggota yang tersisa, sedang menyiapkan acara lamaran. Mulai dari dekorasi sampai jamuan makan. Acara lamaran itu diselenggarakan di mansionku yang ada di Milan.Dan malam ini… Bianca cantik sekali.“Aku mau,” jawabnya.Rasa bahagia mulai menjalar di hatiku. Aku tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini sebelumnya. Memang aku sempat bertunangan dengan mantan kekasihku itu. Akan tetapi, rasa bahagia yang dulu tidak sebanding

  • Owned by The Don   Sudah Aman

    Suasana rumah sakit pagi ini tampak ramai dan sibuk. Banyak orang berlalu lalang di sana: ada yang saling sapa, ada yang terburu-buru, ada juga yang bersantai di kursi tunggu. Sementara Bianca tampak setia di dalam sebuah ruang VVIP—menunggu sang kekasih membuka mata.Lucca saat ini sedang berada di rumah sakit dan telah menjalani operasi di bagian kaki. Ada beberapa luka jahitan yang ia dapatkan—dampak dari serangan molotov milik Quintino. Mayat Ciro sudah dievakuasi dan akan dimakamkan besok, sementara Carlo dinyatakan lumpuh total akibat benturan di bagian punggung dan mengenai sarafnya.Bianca tak menyangka kejadian seperti ini akan menimpa Lucca beserta anggotanya. Untung saja saat itu Frediano datang tepat waktu. Jika terlambat sedetik saja, mungkin Lucca pun akan menyusul Ciro.“Terima kasih, Paman,” ucap Bianca pada Frediano. Mereka saat ini sedang duduk di sofa ruang rawat Lucca. “Aku tidak tahu harus bagaimana membalas jasamu. Kau sudah membantuku dan juga Lucca.”“Tidak per

  • Owned by The Don   Dia putramu?

    Di kamar hotel, Bianca sedang berjuang untuk menyelamatkan diri dari pembunuh bayaran yang menyamar sebagai petugas kebersihan. Ia berhasil menghindari serangan pisau wanita itu dan melarikan diri ke kamar mandi."Kau tidak bisa lari dariku," kata wanita itu, mendobrak pintu kamar mandi. "Kau akan mati di sini."Bianca mengambil botol parfum yang ada di dekatnya dan menyemprotkannya ke wajah wanita itu. Wanita itu terkejut, berteriak sambil memegangi wajahnya.Bianca memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri, keluar dari kamar mandi dan berlari menuju pintu utama kamar hotel. Namun, pembunuh bayaran itu berhasil mengejarnya dan menarik rambutnya.Bianca berteriak kesakitan, mencoba melepaskan diri. Ia menendang wanita itu dengan keras, membuatnya terjatuh ke lantai.Setelah itu, ia segera berlari keluar dari kamar hotel sambil berteriak meminta tolong. Beberapa tamu hotel yang mendengar teriakannya keluar dari kamar mereka dan melihat apa yang terjadi.Pembunuh bayaran itu sege

  • Owned by The Don   Ternyata Ini... Jebakan!

    DWAAR!Baru saja Lucca dan rombongannya tiba di pulau kematian itu, sebuah ledakan muncul di dekat mereka. Beberapa anggota Lucca terlempar dan terkapar. Sementara Lucca hanya mengalami luka ringan karena sempat menghindar. Ciro dan Carlo membantu Lucca berdiri.Mata mereka awas melihat sekeliling. Pulau itu sunyi dan gelap—tak pernah ada kehidupan di sana. Entah hal apa yang merasuki pikiran Lucca sampai nekat masuk ke pulau berbahaya itu.“Don, masih ada waktu untuk pergi dari sini,” ucap Ciro dengan napas sedikit tersengal.“Ciro benar, Don Lucca,” sambung Carlo. “Kita harus segera pergi dari tempat ini. Aku rasa, tempat ini hanya sebuah jebakan untuk mengelabui kita semua.”“Tidak.”Lucca melepas rangkulan tangan Ciro dari tangannya. Ia masih menatap ke area sekeliling. “Aku tidak akan pergi, sebelum aku melihat langsung Quintino,” lanjutnya tegas.“Tapi….”Ucapan Carlo tertahan oleh sentuhan tangan Ciro di pundaknya. Ia menatap Ciro yang sedang menggelengkan kepala. Dengan sediki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status