Share

KEMBALI MEMERGOKI

last update Last Updated: 2025-01-08 09:50:01

"Perusahaan kamu perlu dana yang banyak untuk bisa stabil lagi, kan? Aku enggak bilang berpakaian tertutup enggak bisa cari uang, tapi untuk job pakaian muslim itu enggak pernah aku dapatkan, Bagas!"

"Itu karena sikap kamu yang tidak mencerminkan perempuan muslimah, jadi job seperti itu tidak pernah kamu dapatkan! Banyak model pakaian muslim, mereka dapat uang banyak, tapi tidak menjual tubuh seperti kamu!!"

Suara Bagas benar-benar meninggi ketika ia mengucapkan kalimat tersebut di hadapan Clara.

Setelah bicara demikian, ia langsung keluar kamar dan membanting pintunya dengan keras hingga Clara hanya menutup telinganya mendengar suara pintu yang dibanting seperti itu.

Clara terduduk lemas di lantai kamarnya. Air mata yang sedari tadi hanya menggenang kini perlahan turun ke pipinya dan tidak bisa dikendalikan lagi olehnya. Clara menangis....

***

Setelah pertengkaran yang terjadi malam itu, sikap Bagas pada Clara jadi dingin.

Ini membuat sang ibu mertua jadi tahu, bahwa antara Bagas dan Clara terjadi sesuatu. Meskipun Clara berusaha untuk bersikap sebaik mungkin untuk mencairkan situasi, tetap saja Bagas masih acuh.

Kemarahan pria itu membara karena Clara berani mendatangi Anisa dan bicara macam-macam pada temannya tersebut.

Saat bekerja, Clara tidak konsentrasi. Beberapa kali fotografer menegurnya karena Clara menampilkan ekspresi wajah yang tidak disukainya saat memotret.

Ini mempengaruhi penilaian orang yang memakai Clara sebagai model. Hingga Clara diultimatum.

"Ra!" panggil Nina, sambil terburu-buru mengejar Clara yang keluar dari ruang ganti.

"Aku kayaknya mau langsung pulang, Nin."

Tanpa bertanya mengapa Nina memanggil, Clara langsung bicara demikian dengan wajah yang lesu bercampur lelah.

"Terus, rapat yang mau diadain nanti gimana? Kamu harus hadir, lho!"

Nina mengingatkan, karena baru kali ini pemilik agensi di mana Clara bernaung mengadakan rapat dan melibatkan seluruh model yang ada di agensi.

"Kamu bisa mewakili aku, kan?" kata Clara sambil menatap Nina.

"Bisa, sangat bisa. Tapi, menurut aku, akan lebih baik, kamu hadir, Clara. Karena ini penting buat karir kamu, apalagi, ada beberapa designer juga yang hadir di sana, mungkin mereka akan pake kamu, kan, rezeki?"

"Tapi, aku enggak bisa hadir di jam segitu, Nin. Bagas sekarang ada di rumah, dia lagi enggak enak badan, dia mau aku cepat pulang."

"Astaga, dia itu kan bukan bayi, dia sakit apa, emang? Parah?"

"Demam."

Nina menarik napas panjang. Sebenarnya ia menyayangkan tindakan Clara yang memilih tidak hadir saat rapat diadakan. Karena baginya, itu penting, sebab belakangan ini pemilik agensi di mana Clara bernaung mulai mengeluhkan Clara yang banyak menolak job karena tidak mau berpasangan dengan model pria.

Rapat diadakan untuk menghimbau para model agar tidak merugikan agensi. Nina khawatir, Clara akan dipecat oleh pihak agensi jika nekat tidak hadir.

Namun, Nina paling tidak bisa memaksa Clara, karena perempuan berambut panjang itu sulit untuk diminta merubah keputusannya jika sudah memutuskan.

Akhirnya, Nina pasrah. Membiarkan Clara pulang dengan harapan, rapat nanti berjalan lancar dan Nina berharap, Clara tidak mendapatkan peringatan dari pemilik agensi.

Sementara itu, Clara bergegas pulang memakai ojek online. Dari semua model yang ada di agensi, hanya Clara yang kerap memakai angkutan umum.

Clara tidak masalah dengan hal itu karena jika memakai fasilitas dari agensi, ada dana tambahan yang harus ia keluarkan, dan Clara tidak mau mengurangi uang yang didapat agar perusahaan Bagas cepat stabil dan Bagas kembali bersikap lembut padanya seperti saat mereka belum menikah.

Sebelum sampai rumah, Clara meminta sang ojek mengantarnya ke pasar tradisional untuk membeli sedikit sayuran.

Rencananya, ia akan membuat sup jagung kesukaan Bagas karena jika pria itu sakit, sup jagung adalah makanan andalan Clara untuk membuat suaminya tersebut bisa makan dengan lahap.

Saat memilih beberapa jagung, karena jagung manis yang ada tinggal sedikit, seorang pria bertubuh tinggi juga menargetkan jagung yang sama yang dipilih oleh Clara.

Tangan mereka tidak sengaja saling menggenggam, hingga Clara dan pria itu segera buru-buru menarik tangan mereka dan sama-sama pula meminta maaf.

Clara memperbaiki masker yang menutupi separuh wajahnya, begitu juga pria tersebut. Sepertinya, baik Clara maupun pria itu sama-sama pula sedang tidak mau diketahui identitas mereka hingga menyamarkan penampilan dan wajah sedemikian rupa.

"Ambil saja, aku yang mengalah."

Clara mempersilakan pria itu untuk mengambil jagung terakhir tersebut, karena ia sudah memiliki beberapa, dan tidak mau serakah mengambil semua jagung itu.

"Terima kasih."

Pria bertubuh tinggi itu membungkukkan sedikit tubuhnya sambil mengucapkan kalimat tersebut pada Clara.

Clara membalas ucapan terima kasih itu singkat sambil menganggukkan kepalanya sedikit pada sang pria.

"Wah, kalian ini sama-sama pecinta jagung manis, sikap kalian juga sama manisnya dengan jagung ini, besok lusa, jagung manis milikku panen, ke sinilah, ada banyak jagung manis terbaik yang bisa kalian beli."

Pedagang jagung manis langganan Clara itu bicara demikian, membuat Clara dan pria itu saling pandang sesaat lalu tersenyum di balik masker yang menutupi separuh wajah mereka.

Clara dan pria itu sama-sama mengucapkan terima kasih, lalu Clara yang berinisiatif untuk pergi lebih dulu khawatir ojek onlinenya terlalu lama menunggu.

Ketika Clara sampai di rumah, ada aroma masakan tercium dari luar lewat pintu rumah depan yang dibiarkan terbuka.

"Kenapa ada bau masakan? Bagas lagi masak?" gumam Clara, pada dirinya sendiri sambil ingin melangkah masuk.

Namun, pandangannya tertuju pada sepasang sendal wanita yang ada di depan pintu.

Perasaan Clara mulai tidak nyaman. Sebab, sendal itu bukan miliknya. Jangan-jangan....

Karena tidak mau hanya menebak-nebak, Clara langsung masuk dan tergesa-gesa ke belakang untuk mengetahui siapa yang sedang memasak di dapur.

Dugaan Clara ternyata benar! Untuk yang kesekian, ia melihat Anisa berada di rumahnya dan melihat langsung perempuan berpakaian syar'i itu memasak di sana.

Amarah Clara tersulut. Apalagi tadi suaminya memintanya untuk pulang segera disaat ia harus menghadiri rapat penting di kantor agensi milik bosnya dengan alasan, suhu tubuh sang suami kembali tinggi.

Namun, apa yang sekarang dilihat oleh Clara membuat semua belanjaan yang ditenteng Clara jatuh ke lantai!

Mendengar ada suara barang terjatuh, Anisa yang saat itu sibuk memasak dengan suaminya berpaling. Jika wajah Clara sangat diliputi perasaan terkejut, tidak bagi Bagas apalagi Anisa.

Keduanya tidak terkejut sama sekali melihat kedatangan Clara, justru Anisa menyembunyikan senyumannya sambil mengaduk sesuatu di atas kompor yang dari aromanya saja sudah bisa ditebak itu adalah aroma dari sup jagung!

Clara melangkah mendekati Anisa lalu menarik tangan perempuan itu sampai panci sup tersenggol tangan Anisa, dan....

PRANK!!!

Panci berisi sup jagung yang sedang panas panasnya itu jatuh ke lantai lalu mengenai kaki Anisa!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    PELAKOR BERKEDOK SYAR'I (END)

    Situasi di tempat itu jadi kacau, Anisa yang tidak terima dengan apa yang sudah terjadi hanya bisa histeris seperti orang gila, hingga mau tidak mau Hasnah dan ibunya berusaha menenangkannya sementara Bagas setelah menalak cerai Anisa segera keluar dari ruangan itu tidak peduli Anisa berteriak untuk mencegahnya.Pria itu benar-benar marah besar hingga untuk memandang wajah Anisa saja ia merasa sangat muak.Perasaan marah Bagas berbaur dengan perasaan bersalah Bagas pada sang mantan istri, Clara. Berbagai macam penyesalan Bagas sepertinya tidak akan cukup untuk membuat ia menebus kesalahannya pada perempuan yang ternyata tidak bersalah sama sekali tersebut.Bagas benar-benar hancur, ia membuat Clara pergi darinya padahal perempuan itu yang sangat baik untuk menjadi istrinya. "Clara, kamu di mana Sayang. Maafkan aku. Aku sangat bersalah padamu."Bagas mengucapkan kalimat itu berkali-kali dalam rasa sakit dan hancur yang sekarang menguasai perasaan dan juga hatinya.***"Bagaimana Papi

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DICERAIKAN BAGAS!

    Kayaknya, dia memang memprihatinkan sekarang, penampilannya biasa selalu gagah, tapi sekarang seperti tidak terurus, pelakor berkedok syar'i nya itu ternyata tidak bisa mengurus dia, beda sama Clara, saat Bagas bersama Clara, Bagas terlihat sangat terawat.Hati Nina bicara seperti itu ketika ia menatap penampilan Bagas yang terlihat lusuh. Membuat amarahnya yang tadinya meledak ledak terpaksa ditahannya."Aku benar-benar tidak tahu Clara sekarang di mana. Dia merasa Samarinda ini membuat hatinya tidak bisa untuk tidak hancur. Apa yang kamu lakukan itu sudah sangat keterlaluan, Bagas, kamu yang selingkuh tapi kamu juga yang menuduh Clara selingkuh."Nina bicara seperti itu dengan nada suara yang menurun tidak tinggi seperti tadi meskipun sebenarnya ia tetap marah pada Bagas, namun karena melihat keadaan Bagas yang sekarang, Nina jadi berusaha untuk menahan diri untuk tidak melampiaskan kemarahannya."Aku menyesal, Nina. Aku harap sebagai sahabatnya bantu aku untuk bertemu dengannya, k

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    BAGAS TERPURUK

    Ditatap seperti itu oleh Bagas, tidak membuat Anisa jadi khawatir. Menurut Anisa, ia sekarang harusnya diperlakukan seperti raja karena sudah banyak mengorbankan diri untuk membuat mereka tetap tinggal di rumah mewah."Kamu tidak seharusnya tidak shalat, kan? Apalagi kamu berpakaian syar'i, apa kata orang?" kata Bagas dan perkataannya itu membuat Anisa melangkah mendekatinya."Terus kamu sendiri? Apa pernah shalat? Kita semua itu munafik, enggak usah saling mengkritik!""Aku shalat! Kamu yang tidak pernah!" bentak Bagas kesal dengan sikap perlawanan Anisa."Oh, kamu shalat?""Clara selalu bilang, meskipun belum sepenuhnya menjadi orang yang taat, setidaknya shalat tetap dilakukan, masalah diterima atau tidak, itu urusan belakangan, yang penting dilakukan."Telapak tangan Anisa mengepal mendengar perkataan Bagas yang menyebut Clara segala."Kamu cari dia lagi di luar?" katanya, melupakan sejenak perdebatan mereka tentang shalat. "Aku cari dia atau tidak itu bukan urusan kamu!" jawab

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA MULAI DICURIGAI

    "Pi, perempuan yang Papi sukai sudah bercerai dari suaminya, Papi pasti berniat untuk mendapatkan dia, kan?" Telapak tangan Pak Christ mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh sang anak. Namun, ia tidak mau terpancing karena tidak mau bertengkar dengan anaknya. "Carli, Papi mengaku salah sudah khilaf berbuat itu, tapi Papi harap, jangan benci Papi, jangan rusak dirimu sendiri, kau masih punya adik yang harus diberikan contoh baik, Papi gagal, tapi aku harap kamu tidak." "Jadi, Papi mau mengaku salah di hadapan mami?" "Berikan Papi waktu, suatu saat, Papi akan berterus terang pada ibumu, tapi tidak sekarang, dan kamu jangan seperti ini, Papi mengandalkan kamu, Carli." "Aku mau bertanya, apa saja yang sudah Papi lakukan pada Anisa?" "Kenapa kamu bertanya seperti itu?" "Papi jawab saja, apa yang pernah Papi lakukan padanya selain memasuki dia dari belakang?" ulang Carli dengan nada suara meninggi pertanda emosinya berusaha untuk ditahan. "Sudahlah. Tidak perlu dibahas

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SAMA-SAMA PERGI

    Namun, pria yang tidak lain adalah Sean itu tidak peduli dengan reaksi Bagas atas apa yang ia ucapkan tadi. Pria itu segera mengajak Clara beranjak dari tempat itu meninggalkan Bagas yang hanya bisa menggertakkan rahangnya karena sangat marah luar biasa.Sean membawa Clara masuk ke dalam mobilnya tanpa peduli Bagas masih tetap memperhatikannya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Sean melihat wajah Clara yang kelihatan pucat. "Enggak papa. Aku cuma ingin menjauh dari Bagas secepatnya."Sean mengangguk mendengar apa yang dikatakan oleh Clara. Ia segera menstater mobilnya dan mengendarai mobilnya meninggalkan tempat itu secepatnya.***Pasca perceraian yang sudah terjadi, Clara menolak ketika Sean mengajaknya untuk mengadakan jumpa pers di media agar nama baiknya kembali bersih setelah video tidak senonoh itu beredar akibat ulah Bagas. Namun, bantuan Sean yang bisa menghapus video itu di berbagai media yang sudah tersebar berkelanjutan diterima oleh Clara, dan sekarang video itu sudah tidak

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA KEGUGURAN?

    "Mas, apa yang kamu lakukan?!" teriak Anisa sekerasnya agar ia bisa menghentikan perbuatan Pak Christ yang brutal membuka kedua pahanya.Namun, teriakan Anisa tidak dihiraukan oleh Pak Christ. Pria itu membuka celananya dengan cepat sementara satu tangannya menahan pergerakan Anisa yang ingin menutup kembali kedua pahanya karena khawatir posisi itu akan membuat Pak Christ melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan. Namun, Pak Christ yang sudah sangat marah lantaran tidak terima Anisa menganggu sang anak semakin sulit untuk dilawan. Pria itu membabi buta tidak peduli dengan teriakan kesakitan Anisa, ia mengarahkan kejantanannya pada milik Anisa tanpa melakukan pemanasan sama sekali dan tidak peduli Anisa tidak mengizinkan ia memasukinya dari depan karena khawatir ia keguguran. "Mas! Sakit!!" teriak Anisa untuk yang kesekian ketika kejantanan Pak Christ melesak masuk ke dalam miliknya secara paksa dan itu sangat menyakitkan karena ia tidak terangsang sama sekali.Perempuan itu berusaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status