Share

DITAMPAR IBU MERTUA!

last update Last Updated: 2025-01-09 11:21:40

Anisa berteriak, karena kuah sup jagung yang ia masak mengenai kakinya dan itu membuat Bagas langsung mendekati perempuan tersebut lalu berjongkok untuk memeriksa kaki Anisa.

Awalnya, Clara mengira Anisa akan menolak apa yang akan dilakukan oleh Bagas pada kakinya, sebab, bukankah seorang wanita yang menutup aurat seperti Anisa tidak akan membiarkan pria yang bukan mahram menyentuhnya?

Namun, dugaan Clara meleset. Anisa membiarkan saja Bagas yang menyentuh kakinya yang tersiram kuah sup jagung tersebut, seolah-olah sengaja memperlihatkan pada Clara bahwa suami Clara peduli padanya.

"Jangan sentuh!" seru Clara ketika Bagas semakin intens menyentuh kaki Anisa yang tersiram.

Clara buru-buru mendekati posisi Anisa berdiri, dan ia berjongkok sambil menepis tangan suaminya yang memegang kaki Anisa.

Akan tetapi, ketika telapak tangan Clara ingin menyentuh kaki Anisa yang tersiram sup jagung yang ia masak, Anisa membuat pergerakan hingga tangan Clara menangkap angin.

Keributan di dapur membuat Berlina ke dapur untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi.

Melihat Anisa mengaduh kesakitan sambil memegang kakinya, mertua Clara itu segera mendekati dengan wajah yang terlihat sangat khawatir.

Perempuan itu menyingkirkan Clara dan ia memeriksa kaki Anisa sambil terus bertanya apa yang terjadi.

"Kok, bisa ketumpahan seperti ini? Melepuh nanti ini, Gas! Bawa Anisa ke rumah sakit!"

Setelah memeriksa kaki Anisa, Berlina bicara seperti itu, lalu memberikan perintah pada sang anak untuk membawa Anisa ke rumah sakit.

"Enggak papa, Tante. Ini enggak perlu dibawa ke rumah sakit. Aku pake salep aja di rumah nanti, Clara enggak sengaja menarik tanganku, terus tanganku nyenggol panci ini, abis itu jadi tumpah...."

Tadinya, Bagas sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan ibunya tentang kenapa Anisa sampai mengalami kecelakaan di dapur seperti itu, tapi begitu Anisa yang menjawab pertanyaan ibunya, Bagas jadi mengiyakan perkataan wanita tersebut.

Mendengar apa yang diucapkan oleh Anisa, yang diiyakan oleh Bagas, kemarahan Berlina tersulut. Ia berdiri setelah tadi berjongkok untuk memeriksa kaki Anisa, lalu ia menatap Clara yang berdiri tidak jauh dari Anisa karena tadi pertolongannya ditolak oleh Anisa secara halus.

"Kamu benar-benar keterlaluan, Clara! Sudah bagus, Anisa mau menolongku membuat masakan untuk Bagas, kamu menyakiti dia, minta maaf sama Anisa!" kecam ibu mertua Clara, yang berujung sebuah perintah pada Clara.

"Aku enggak sengaja, Ma. Aku-"

"Sengaja atau tidak, kamu itu sudah mencelakakan Anisa! Kalau kulit kakinya cacat bagaimana? Bisa bawa dia operasi kulit, kamu?!" potong sang mertua, masih dengan kemarahan yang berkobar.

Ini membuat Anisa diam-diam tersenyum penuh arti. Rasa sakit di kakinya tidak ia rasakan lagi karena merasa senang dengan apa yang diucapkan oleh mertua Clara pada Clara.

Apalagi tadi, dengan reflek, Bagas menolong dan memegang kakinya, membuat Anisa merasa, apa yang dilakukan oleh Clara justru menjadi sebuah anugrah untuknya.

Rasain kamu, Clara. Kamu pikir, kamu bisa membuat aku buruk di mata suami dan mertua kamu?

Hati Anisa bicara sambil terus mengeluarkan rintihan kecil agar Bagas dan ibunya yakin kakinya terluka parah.

"Gas! Tunggu apalagi? Bawa Anisa ke rumah sakit! Biayanya suruh Clara yang bayar, dia yang harus tanggung jawab karena sudah mencelakakan Anisa!"

Suara Berlina terdengar menggema di dapur tersebut, dan ini membuat Bagas bergerak untuk memapah Anisa, tapi Clara mencegah.

"Biar aku aja yang bawa Anisa ke rumah sakit!" katanya, tapi Anisa menggeleng.

"Enggak perlu. Aku enggak biasa naik angkutan umum, banyak orang asing yang bukan mahram melihatku nanti."

"Oh, kamu enggak mau dibawa ke rumah sakit karena enggak mau aku antar pake angkutan umum? Terus, kenapa tadi kamu diam aja waktu Bagas menyentuh kaki kamu? Bagas juga bukan mahram kamu, Anisa!"

PLAK!!

Baru saja Clara menyelesaikan ucapannya yang menanggapi sinis perkataan Anisa, Berlina maju ke hadapan Clara dan tiba-tiba saja menampar pipi Clara!

Wanita berambut panjang itu terhuyung saat ibu mertuanya melakukan hal itu padanya, seolah tidak percaya sang ibu mertua sampai menamparnya hanya karena membela Anisa.

"Jaga ucapanmu, Clara! Bagas itu teman Anisa, bukan orang lain, bukan orang asing, wajar dia melakukan hal itu pada Anisa untuk sebuah pertolongan! Kamu itu tidak tahu malu! Sudah tidak becus jadi istri, suka cemburu buta pula pada perempuan seperti Anisa!" kata sang ibu mertua, masih dengan nada suara meninggi.

Ucapan Berlina pada Clara membuat Anisa semakin senang karena Clara terus disudutkan oleh ibu mertuanya sendiri, dan Anisa menikmati itu semua meskipun ia harus berkorban merelakan kakinya terkena sup jagung yang dimasaknya untuk Bagas!

"Perempuan seperti Anisa, Mama bilang? Sebenarnya, Anisa itu perempuan seperti apa? Kenapa aku enggak bisa menilai dia lewat penampilan dia di hadapan kita?"

Suara Clara terdengar bergetar saat menanggapi apa yang diucapkan oleh ibu mertuanya.

Ini membuat ibu mertua Clara semakin meradang, ia ingin menghajar Clara kembali tapi Bagas keburu mencegah.

"Sudah! Jangan bertengkar! Aku pusing melihat kalian bertengkar! Clara, apapun alasan kamu, kecemburuan kamu itu mencelakakan orang, kamu tetap harus minta maaf setelah aku membawa Anisa ke rumah sakit!"

Mendengar apa yang diucapkan oleh Bagas, Clara jadi semakin tersudut sekaligus kesal.

Ia tidak terima dikatakan terlalu berlebihan saat cemburu ketika melihat Bagas dan Anisa bersama di dapur seperti tadi.

Rasanya wajar jika ia marah, karena ada perempuan lain melakukan aktivitas yang seharusnya dilakukan Bagas dengan dirinya.

Apakah ada wanita lain yang tidak marah jika mengalami hal seperti yang dialaminya?

Namun, aksi protes dan reaksi kemarahan Clara tidak dipedulikan oleh siapapun di situ. Bahkan, Bagas menyentakkan tangannya yang mencegah suaminya itu untuk memapah Anisa untuk dibawa ke rumah sakit.

Clara benar-benar diabaikan oleh ibu mertua dan suaminya sendiri.

"Mana uang kamu!"

Saat sudah beranjak sambil memapah Anisa dibantu oleh ibunya untuk ke rumah sakit, Bagas ternyata kembali lagi dan mengucapkan kata-kata itu sambil mengulurkan tangannya pada Clara.

Clara tersentak. Untuk kesekian dibuat tidak paham, suaminya benar-benar melakukan apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya tadi padanya.

"Aku yang bawa dia ke rumah sakit, baru aku yang bayar biayanya!" sahut Clara mencoba berusaha keras untuk mencegah Bagas bersama dengan Anisa lagi meskipun hanya ke rumah sakit.

"Kamu bisa bawa motor? Tidak, kan? Anisa tidak pernah naik angkutan umum, dia tidak pernah kontak langsung dengan orang asing, jadi biar aku yang bawa dia ke rumah sakit, mana duitnya?!" kata Bagas seraya masih mengulurkan tangannya pada Clara agar Clara memberikan uang yang ia minta.

"Kalau gitu, kamu hubungi keluarga dia untuk bawa dia ke rumah sakit, enggak perlu kamu yang bonceng dia!"

"Kamu itu gila?! Anisa di sini hanya tinggal dengan ibunya, ibunya tidak bisa membawa kendaraan, tidak mungkin aku meminta ibunya bawa Anisa ke rumah sakit!"

Clara mengangkat wajahnya dan menatap Bagas yang juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya.

"Apakah ajaran agama membenarkan apa yang dia lakukan? Sadar, Bagas! Enggak ada seorang wanita yang berniat hijrah bersikap seperti yang dilakukan Anisa di rumah ini!"

"Jaga mulut kamu! Kamu mau aku menampar kamu juga seperti ibuku yang tadi melakukan itu padamu?!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SIAPA ISTRI KAMU?

    Sembari bicara demikian pada Clara, salah satu tangan Bagas terangkat seperti ingin menampar pipi Clara. Membuat Clara terdiam seketika karena terkejut sang suami belakangan ini sering main tangan jika bertengkar dengannya apalagi jika sudah berkaitan dengan Anisa.Akhirnya, Clara pasrah membiarkan suaminya untuk mengantarkan Anisa ke rumah sakit, setelah dengan sangat terpaksa, ia memberikan uang pada Bagas sebagai bentuk pertanggungjawaban lantaran ia membuat Anisa celaka seperti tadi.Ketika Clara larut dalam perasaan hancurnya, ponselnya berdering. Dengan gerakan lambat karena seolah tidak punya daya, Clara mengeluarkan benda itu dari dalam tasnya.Nina memanggil. Clara langsung menerima panggilan itu dengan perasaan bertanya-tanya. {Ra, kamu di mana?} Nina langsung melontarkan pertanyaan setelah panggilannya diterima oleh Clara. {Aku di rumah, kenapa?}{Pak Johan marah sama kamu, karena kamu enggak ikut rapat tadi}Nina segera mengatakan kenapa ia menelpon Clara. {Tapi kamu

    Last Updated : 2025-01-10
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ISTRI SAH DIANGGAP PELAKOR!

    Semua mata langsung tertuju pada Clara, dan Bagas sangat terkejut melihat istrinya sudah berdiri di belakangnya. "Maaf, jadi, siapa istrinya, Pak?" tanya suster itu yang jadi bingung karena pengakuan Clara. Ia memandang Clara dan Anisa bergantian untuk memastikan siapa sebenarnya istri pria yang diajaknya bicara. Untuk sesaat, Bagas jadi gugup. Gugup karena kebohongannya diketahui oleh Clara, tapi Bagas tipe pria yang tidak mau merubah keputusannya hingga ia meminta izin pada sang suster untuk memberinya waktu bicara pada Clara sejenak.Setelah suster memberinya izin, Bagas langsung menarik tangan Clara ke tempat yang sedikit jauh dari posisi Anisa yang dibimbingnya tadi untuk duduk saja di kursi tunggu.Sementara itu, sang suster terpaksa menunggu sejenak karena keterangan Bagas sangat penting untuk disampaikan pada dokter yang memintanya melakukan hal itu."Kamu itu gimana, sih? Aku itu cuma pura-pura! Anisa akan malu kalau dia diantar oleh pria yang bukan siapa-siapanya!" kata B

    Last Updated : 2025-01-10
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    NAFSU DALAM EMOSI

    Paras Bagas terlihat sangat terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Anisa. Ia tidak menyangka, perempuan itu bisa memiliki ide seperti itu, hingga Bagas menatap Anisa dengan tatapan mata yang tidak berkedip sedikitpun. Ditatap demikian oleh Bagas, membuat Anisa tersipu, tapi ia tidak mengurungkan niatnya untuk memperjelas apa yang ia katakan pada Bagas tadi."Kenapa? Kayaknya kamu kaget banget? Enggak suka?" katanya bertubi-tubi pada Bagas.Bagas tergagap. Ia mengusap wajahnya kasar, karena mendadak ia jadi bingung apa yang akan ia katakan di hadapan Anisa."Bukannya tidak suka, tapi, aku masih kurang paham, mengapa kamu mau direpotkan sama masalah aku dan Clara?" jawab Bagas masih sambil menatap Anisa yang masih tersipu di hadapannya."Aku teman kamu, wajar aku membantu kamu, emangnya siapa lagi yang bisa dekat sama ibu kamu selain aku?""Enggak ada! Enggak ada wanita lain yang disukai ibuku kecuali kamu. Dengan Clara saja, ibuku tidak begitu akur...."Perasaan senang menyelimuti

    Last Updated : 2025-01-11
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    BUKA PAKAIAN KAMU!

    Clara tidak paham apa yang sebenarnya di otak suaminya sekarang. Yang jelas, saat Bagas berusaha untuk membuka seluruh pakaiannya, ia mencegah karena tidak seperti biasanya, sang suami melakukan hal demikian disaat mereka sedang berdebat."Bagas! Sakit!!" teriak Clara, ketika dengan kasar, Bagas mencengkram tangannya yang berusaha untuk menghentikan aksi suaminya yang membabi buta membuka pakaian tidurnya."Sakit? Hatiku lebih sakit, Clara! Kamu tahu, aku tidak suka kamu berfoto dengan model pria, tapi kamu minta izin lagi padaku untuk masalah yang sama! Kamu sengaja bikin aku marah?!" Sambil bicara seperti itu pada Clara, Bagas naik ke atas tubuh sang istri sehingga kini, pergerakan istrinya tidak lagi sebebas saat sebelum ia melakukan hal itu. "Tapi, ini bukan kemauan aku, Gas, ini situasi yang maksa aku harus ngomong lagi sama kamu, aku juga enggak tau akhirnya jadi begini, tapi aku butuh solusi, kalau aku menolak gimana dengan denda itu?"Setengah mati, Clara menanggapi perkataa

    Last Updated : 2025-01-12
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    HARUS BINAL!

    Clara semakin dihadapkan perasaan delima. Di satu sisi, ia tidak mau disentuh Bagas jika pria itu sedang marah, tapi di sisi yang lain jika ia tidak menurut, ia khawatir Bagas akan semakin marah."Gas, terus bagaimana dengan pembicaraan kita? Kamu sudah memutuskan sesuatu?"Meskipun sedang merasa khawatir dan takut, Clara tetap ingin menuntaskan pembicaraan, ia ingin tahu keputusan Bagas, atau minimal jalan keluar dari Bagas agar ia tidak dianggap membuat keputusan sendiri."Kau mau melayani aku, tidak? Jangan mengalihkan pembicaraan!"Bagas justru bertahan dengan keinginannya tanpa peduli keinginan Clara yang ingin apa yang mereka bicarakan segera dituntaskan.Clara mencengkram erat pakaian tidurnya, seolah bingung apa yang harus ia putuskan sekarang."Kenapa kamu ingin kita berhubungan intim saat kamu sedang marah seperti itu? Kamu tahu aku tidak suka itu...."Akhirnya, daripada hanya disimpan di dalam hati, Clara mengutarakan rasa keberatannya pada Bagas tentang permintaan sang sua

    Last Updated : 2025-01-13
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    AKU ISTRIMU, BUKAN PELACURMU!

    Clara menarik napas mendengar apa yang diucapkan oleh suaminya, ia akhirnya melakukan apa yang diinginkan suaminya meskipun ia terpaksa karena sebenarnya keadaan hatinya saja sedang tidak baik.Tubuh Clara sudah polos tanpa pakaian. Ia berusaha untuk membuat Bagas merasakan sensasi yang baru dari cara ia menyentuh laki-laki tersebut."Lebih hot, Clara! Seperti saat kamu di depan kamera! Pandangan mata kamu sensual mengundang birahi siapapun yang melihat fotomu, sekarang kau harus melakukan hal lebih untukku! Aku suamimu, berikan sentuhan lebih panas dari biasanya!" Suara Bagas terdengar lantang ketika Clara sudah memberikan servis pada bagian bawah perutnya. Keadaannya juga sama tanpa pakaian dan ia meminta Clara yang melucuti semuanya seperti raja yang sedang dilayani oleh selir. Sebenarnya, Clara kesal dengan ucapan Bagas yang mengatakan dirinya mengundang birahi saat difoto. Karena menurutnya, job yang diambilnya tidak begitu berlebihan saat berpose dan memang semua fotomodel b

    Last Updated : 2025-01-14
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TAK INGIN DISENTUH....

    "Kau ingin aku memberikan keputusan yang memuaskan untuk permasalahan kamu tidak?" tanya Bagas dengan nada suara yang ditekan, pertanda ia sekarang menahan amarahnya."Mau," sahut Clara dengan nada suara merendah. "Kalau begitu, lakukan saja tugasmu! Ingat, sekali lagi aku mendengar kamu mengeluh, jangan harap, aku peduli dengan masalah kamu itu!"Ancaman yang dikatakan oleh Bagas, mau tidak mau membuat Clara mati kutu. Ia tidak lagi mengatakan apapun untuk melancarkan aksi protesnya, karena jika Bagas tidak peduli dengan masalah yang membelitnya, ia harus bagaimana?Baiklah. Untuk sekarang, aku harus bersabar. Aku akan menuruti apa yang diinginkannya meskipun itu enggak menyenangkan buat aku, semoga, dia begini hanya satu kali saja....Perempuan itu bicara di dalam hati, dengan perasaan yang bercampur aduk."Lakukan lagi! Yang lebih liar!" perintah Bagas, pada sang istri hingga lamunan Clara buyar seketika.Clara bergerak, masih di atas tubuh suaminya, tapi saat ia mulai ingin melak

    Last Updated : 2025-01-15
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DISENTUH DENGAN KASAR!

    Clara mendongakkan kepalanya, menatap wajah sang suami, dan menentang sorot tajam tatapan mata suaminya tersebut seolah ia tidak takut dengan isyarat kemarahan yang diberikan oleh Bagas, lantaran ia memang tidak suka disentuh ketika ia sedang tidak senang. "Kamu sangat tahu, aku tidak pernah keberatan untuk kamu sentuh, tapi kalau kamu menyentuh aku dengan kasar, atau saat sedang marah, aku tidak suka, dan satu lagi, aku enggak suka melihat kamu ngocok kayak tadi!"Mendengar apa yang diucapkan oleh Clara, Bagas tersenyum miring. Rasa marahnya bukan mereda, tapi justru semakin membara. Satu tangannya mencengkram bokong istrinya yang padat, sangat kuat seolah ingin menyakiti. Membuat Clara meronta untuk melepaskan diri dan menjauh dari Bagas. Akan tetapi, gerakan Clara yang meronta seperti itu dianggap gerakan penolakan yang keras bagi Bagas pada sentuhannya. Tak ayal lagi, emosi pria itu semakin tersulut hingga ia mendorong kasar tubuh telanjang istrinya tersebut ke atas tempat tid

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TAWARAN PAK CHRIST

    "Terserah, sekarang aku pergi dulu."Anisa yang tidak tahan untuk bicara dengan Pak Christ mengabaikan ucapan sinis yang dikatakan oleh Bagas.Meskipun ia kesal mendengarnya, tapi Anisa menepis dahulu perasaan kesal itu karena ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga Pak Christ bisa membatalkan semuanya padahal mereka sudah menyepakati.Sebenarnya, Bagas penasaran apa yang akan dilakukan oleh Anisa untuk mencegah Carli yang meminta mereka mengosongkan rumah, tapi karena Bagas hanya fokus memikirkan Clara di mana, pria itu membiarkan Anisa pergi dan Berlina kesal melihat Bagas tidak mendampingi."Kamu itu bagaimana, Gas! Anisa itu sedang hamil, kamu tidak mendampingi dia pula bertemu dengan pria itu, kalau terjadi apa-apa pada dia bagaimana?" Berlina bicara seperti itu hingga Bagas mengusap wajahnya dengan kasar. "Susul sana! Dampingi istri kamu, dia sedang berjuang untuk kita, Bagas!"Tanpa peduli dengan rasa enggan Bagas, Berlina bicara seperti itu pada sang anak hingga Bag

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SEMAKIN MENDAPAT TEMPAT

    "Aku tidak pernah bisa menerima kembali orang yang sudah mengkhianati aku, Sean. Aku bisa memaafkan, tapi untuk menerima lagi, aku tidak bisa."Sean menarik napas lega mendengar jawaban Clara yang melegakan hatinya."Ya. Seseorang yang sudah pernah berselingkuh memang tidak bisa diterima lagi karena akan mengulang apa yang ia lakukan, karena selingkuh itu bisa membuat pelakunya akan kembali berbuat atas nama khilaf.""Aku hanya ingin lepas dari Bagas, mungkin dengan begitu, aku bisa memulai hidup baru.""Aku akan membantu.""Sean, tidak perlu. Selama ini juga kamu sudah terlalu banyak membantuku, jangan melakukan sesuatu yang membahayakan reputasi mu apalagi kamu juga akan menikah, kamu-""Aku tidak akan menikah! Tidak akan menikah dengan perempuan yang tidak aku sukai, kamu tidak perlu memikirkan masalah itu!"Sean tidak suka Clara membahas tentang perjodohan yang diatur oleh orang tuanya hingga Clara terpaksa tidak meneruskan ucapannya khawatir membuat Sean semakin tidak enak hati m

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MERASA TIDAK NYAMAN

    "Pi, kapan Papi pulang?" Sean tidak tahan untuk melontarkan pertanyaan, dan pertanyaan itu mampu membuat ayahnya dan Clara mengarahkan pandangan padanya."Oh, kamu sudah pulang? Darimana saja kamu?" tanya Pak Steven pada sang anak.Sean segera ikut bergabung dengan keduanya dengan duduk di dekat Clara yang saat itu terlihat tegang raut wajahnya."Aku sedang mengurus sesuatu, Pi.""Banyak wartawan di luar, ini karena kamu bertindak sembarangan, jika mereka menulis berita yang tidak-tidak, saham perusahaan kita akan anjlok, Sean!" ucap Pak Steven pada sang anak dengan raut wajah yang serius."Aku pastikan, mereka tidak akan melakukan hal itu, Pi.""Clara istri orang, kamu tidak bisa menyembunyikan dia terus menerus di sini."Pak Steven langsung bicara seperti itu dan Clara langsung menundukkan kepalanya dalam-dalam seolah tidak tahu akan bicara seperti apa menanggapi ucapan ayah Sean."Hanya sementara, Pi. Tidak lama. Sampai masalah dia selesai, itu saja.""Kamu bisa menyewakan tempat

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    KETERKEJUTAN SEAN

    "Aku mencintai Clara, Fauzi! Aku tidak akan pernah membiarkan dia dengan pria lain, titik!""Bagaimana dengan Clara terhadapmu? Dia dulu juga mencintaimu, dia pasti juga tidak mau kamu bersama dengan wanita lain, tapi nyatanya apa? Kamu sekarang poligami!""Diam! Kau ini temanku atau bukan? Aku itu minta dukungan, Fauzi, bukan ingin disudutkan!""Sudahlah. Tenangkan dirimu. Sekarang, apa yang akan kau lakukan? Istrimu tidak kembali, bagaimana caranya kamu mengatasi itu semua?""Clara pasti dengan Sean! Aku yakin itu!""Tapi kamu ada buktinya tidak?""Bukti apa lagi? Jika Clara tidak bersama dengan Nina, pasti dia dengan Sean, hanya pria itu yang selalu ikut campur masalahku dengan Clara, karena dia menyukai Clara!""Bagas. Jika kamu memang curiga Sean ingin merusak hubunganmu dengan Clara, kau harus punya bukti, Sean anak Pak Steven, kalau Pak Steven tidak terima dengan apa yang kamu tuduhkan, maka dia bisa membuat mu berada dalam kesulitan sekejap mata."Bagas hanya bisa mengepalkan

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SEMAKIN MEMANAS!

    "Aku datang menemui Anda di sini bukan ingin mengatakan istri Anda ada di mana, itu bukan urusanku, bukankah dia sudah pulang? Jika dia pergi lagi memangnya ada kaitannya dengan ku?" jawab Carli yang tahu tentang Sean yang mengantarkan Clara pulang tapi Clara melarikan diri lagi dari rumah karena Sean yang bercerita.Kalo emang Clara menjadi pelakor dalam pernikahan orang tua lu, gue kagak mungkin menyembunyikan Clara di rumah gue, Carli. Dia hanya korban, dan ini perlu diselidiki!Begitu kata Sean pada waktu itu saat Carli melancarkan aksi protes padanya, mengapa Sean mau menyembunyikan Clara di rumahnya padahal ada resiko besar jika wartawan tahu apa yang sudah dilakukannya.Karena tahu kepribadian Sean seperti apa, Carli percaya, Sean tidak mungkin berbuat sembarangan jika tidak ada tujuan yang jelas dan benar itu sebabnya meskipun kesal dengan Clara yang dianggapnya sebagai selingkuhan ayahnya, Carli berusaha untuk menahan diri untuk tidak ikut campur dengan apa yang sudah diputu

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MELAKUKAN PERTEMUAN

    "Mungkin kalian salah lihat, tidak ada perempuan di rumah ini kecuali para pelayan dan ibuku, sesekali ada tapi keluarga di Jakarta yang datang, selebihnya tidak ada, mungkin saat itu yang kalian lihat adalah sepupuku."Sean terpaksa berbohong untuk menjawab pertanyaan para wartawan. Lalu ia menutup kaca mobilnya setelah itu segera memberikan isyarat pada para wartawan itu untuk menyingkir karena gerbang rumahnya sudah terbuka.Meski para wartawan itu tidak puas dengan jawaban Sean, tapi mereka terpaksa membiarkan mobil Sean masuk ke dalam pekarangan rumah besar tersebut dan akhirnya setelah itu pintu gerbang ditutup.Mereka kembali tidak bisa melihat situasi di dalam dengan bebas padahal mereka penasaran dengan perempuan yang perawakannya mirip Clara itu di dalam sana. Sean segera masuk ke dalam dan bergegas menutup pintunya, tidak mau sedikitpun para wartawan itu tahu bahwa ia menyembunyikan Clara di dalam."Clara. Jangan keluar. Ada banyak wartawan di luar, mereka melihat kamu ent

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DIKELILINGI WARTAWAN!

    "Itu juga tidak bisa dipastikan sebenarnya.""Dengan kata lain, kemungkinan kalau dia punya itu memang benar, kan?""Bisa jadi, tapi Clara, meskipun demikian apakah kamu yakin akan selalu di bawah kuasanya hanya karena kamu khawatir video itu tersebar?""Apa yang harus aku lakukan, Sean? Selain patuh padanya apa yang bisa aku lakukan? Kamu kerja di dunia entertainment, kamu pasti sangat tahu perasaanku tentang itu.""Clara. Jika dia melakukan hal itu, kamu bisa melaporkan dia balik karena pencemaran nama baik."Clara menutup wajahnya dengan telapak tangannya mendengar apa yang diucapkan oleh Sean. Perempuan itu seolah tidak sanggup jika video itu terpublikasi dan semua orang bisa melihat apa yang dilakukannya. Ia benar-benar tidak punya mental untuk menerima situasi seperti itu."Kamu yang berhak menentukan apa yang akan kamu lakukan, hidup cuma sekali, Clara. Jangan sampai kamu hidup hanya untuk memuaskan orang lain saja yang sudah sangat jelas tidak pernah menghargai kamu."Suara S

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MELARIKAN DIRI!

    Clara berusaha untuk melakukan perlawanan, dan itu semakin membuat Bagas kalap hingga ia juga semakin memperlakukan Clara dengan kasar. Apa yang dilakukan oleh Bagas benar-benar membuat Clara ikut membabi buta untuk mempertahankan dirinya agar tidak disentuh secara brutal oleh Bagas.Segala cara dilakukan oleh Clara tapi Bagas justru semakin merajalela untuk melakukan apa yang ia inginkan pada Clara. Bagas melakukan hal itu dengan kasar dan Clara tambah merasa keberatan hingga perempuan itu menendang bagian bawah perut sang suami dan Bagas seketika tersungkur menerima itu semua. Kesempatan itu digunakan oleh Clara untuk keluar dari kamar setelah menyambar tasnya yang berisi dompet dan ponselnya.Tanpa peduli Berlina yang berteriak ke arahnya, Clara terus keluar sebelum Bagas berhasil bangun dan mengejarnya. Clara juga tidak sempat membenahi pakaiannya hingga dua tangannya merapatkan pakaian itu sembari terus berlari ke arah jalan untuk pergi sejauh mungkin dari rumah. Saat itulah

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TETAP DISALAHKAN!

    Sean segera mengusap wajahnya perlahan, tidak mau rasa perih itu membuat ia jadi hilang kendali dan merusak hubungan pertemanannya dengan Clara."Aku tahu. Kamu tenang saja. Yang penting sekarang, kamu sudah baikan, dan kamu harus mengusut ini sampai tuntas."Sean menanggapi beberapa menit setelahnya, usai ia mampu mengatasi perasaannya tentunya. Clara mengucapkan terima kasih. Pikirannya penuh sekarang. Meskipun ia menurut ketika Sean memintanya untuk makan, namun di hati, Clara benar-benar menyimpan amarah. Apakah benar, Anisa sedang berniat menjebak dirinya hingga ia hampir jatuh ke dalam pelukan Pak Christ?***"Darimana saja kamu?" Bagas langsung mengucapkan kalimat tersebut ketika melihat Clara pulang dengan wajah yang terlihat tidak nyaman dipandang."Aku mau bicara dengan Anisa!" katanya tanpa menjawab pertanyaan Bagas dan berniat menerobos Bagas untuk masuk ke dalam rumah, tapi Bagas mencengkram erat salah satu tangannya hingga gerakan Clara terhenti seketika."Aku bertanya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status