Share

BAB 10. BALAS DENDAM

"Maaf, Bu. Pak Wahyu sudah menunggu di ruangannya," ucap Sekretaris itu sopan, kemudian dia kembali ke meja kerjanya.

Mendengar ucapan Sekretaris Pak Wahyu, Mas Haris mengerenyitkan dahinya.

"Ada urusan apa kamu menemui Pak Wahyu?" tanya Mas Haris heran.

Aku tak menjawab pertanyaan Mas Haris, hanya menanggapi dengan tersenyum kecil. Kemudian aku berjalan meninggalkannya menuju ruangan Direktur utama.

"Tunggu saja kejutan kecil dariku, Mas. Aku akan membalas perbuatan kalian padaku," gumamku lirih sambil mengepalkan tangan.

Tok tok tok! Aku mengetuk pintu perlahan.

"Masuk...!" Terdengar suara bariton dari dalam ruangan. Aku membuka pintu, kemudian masuk.

"Selamat siang, Pak." Aku berucap lalu mengangguk sopan saat sudah berada di depan Pak Wahyu.

"Selamat siang. Silahkan duduk, Bu," jawab Pak Wahyu.

"Maaf, Ibu bukannya istri Pak Haris, salah satu karyawan saya. Soalnya tadi waktu Ibu duduk di ruang tunggu, Pak Haris berkata kalau Ibu istrinya. Jadi, ada perlu apa Ibu menemui saya?" ta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status