Share

BAB 24. MALAM YANG BERKESAN

Hening. Aku masih terdiam tanpa sepatah kata pun keluar dari bibir ini. Semesta pun seolah menjadi saksi, ketika mata saling menatap, meskipun bibir tak berucap namun hati seolah saling bicara.

"Mira, aku ingin mengkhitbahmu. Bolehkah aku datang ke rumah orang tuamu?" tanya Pak Rayhan membuyarkan lamunanku.

"Maaf, Pak Rayhan, bisakah saya minta waktu untuk berpikir. Saya harus bicara dengan Clarissa dan Ibu dulu. Saya juga harus shalat istikharah untuk meminta petunjuk. Karena seperti yang Pak Rayhan ketahui, sebelumnya saya sudah pernah gagal berumah tangga. Jadi saya tidak mau gegabah mengambil keputusan," jawabku akhirnya.

"Oke, Mir. Aku akan menunggu jawabanmu. Dan apapun jawabanmu nanti, semoga itu yang terbaik untuk kita berdua," sahut Pak Rayhan seraya tersenyum.

"Bagaimana keadaan kakimu, apa masih sakit?" tanya Pak Rayhan sambil melihat ke arah kakiku, padahal kakiku tidak kenapa-kenapa. Yang sakit tadi bokong, tapi sekarang sudah mendingan.

"Nggak kok, udah sembuh," jawabku s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status