Home / Rumah Tangga / PELAN PELAN SAYANG / 41 - RAKA MENUKAR ISTRINYA DENGAN...?

Share

41 - RAKA MENUKAR ISTRINYA DENGAN...?

last update Last Updated: 2025-08-19 10:46:59

“Saya dapat info, Pak Raka ini sudah sering menang proyek dari kantor?” tanya Rain sambil mengetuk meja dengan nada penuh tekanan.

“Benar, Pak. Kebetulan saya dapat tim yang solid.” Raka menjawab dengan suara tenang, meski jantungnya berdetak kencang.

“Kalau misalnya kali ini kalah, gimana?” Rain menyeringai tipis, tatapannya menusuk seakan menantang.

“Wah, kalau itu sih saya yakin tim dari divisi saya pasti bisa bersaing dan memenangkan proyek dari perusahaan, Pak.” Raka berusaha menahan ekspresi gugupnya, namun genggaman tangannya di meja semakin erat, menandakan taruhannya kali ini bukan main-main.

“Dengan cara?” tanya Rain, nada suaranya tenang tapi matanya menatap tajam.

Raka tersenyum canggung. “Ya… dengan kerja keras tim, Pak. Kita kan terbiasa mempersiapkan segala sesuatunya, jadi saya yakin.”

Rain mengangguk pelan, seolah merenungkan sesuatu. “Kerja keras, ya? Hmm… menarik. Tapi saya selalu percaya, dalam setiap proyek besar, yang dibutuhkan bukan cuma kerja keras, mela
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PELAN PELAN SAYANG    49 - GAWAT! ORANG TUA RAIN KE KLINIK. GENDIS DAN RAIN SEDANG?

    “Maaf, Pa. Aku nggak bisa kasih kesempatan lagi. Karena Mas Raka sendiri yang sudah membuang semua kesempatan itu. Aku sebagai menantu… minta maaf kalau banyak kesalahan dan membuat Papa dan Mama kecewa selama aku menjadi bagian dari kalian. Aku pamit, Ma, Pa. Aku izin pulang,” ucap Gendis dengan senyum getir, sambil mengusap air matanya yang terus mengalir. Ia mencium punggung tangan ibu dan ayah mertuanya dengan lembut. Mereka pun berpelukan erat, penuh haru. “Semoga kamu bisa terima keadaan ini, Gendis. Mama minta maaf…,” ucap ibu mertuanya sambil menangis, suaranya nyaris tercekat. “Tenang, Ma. Aku bisa mengatasi rasa kecewaku. Tapi… aku nggak dendam kok,” ucap Gendis, tersenyum tulus sambil mengusap air mata ibu mertuanya. “Apa, tidak ada kesempatan untuk Raka, Gendis?” ucap ibu mertuanya saat mengantar Gendis ke depan pintu. Gendis tersenyum tipis, menatap ibu mertuanya dengan sopan. “Ma.. kesempatan itu ada, kalau orangnya mau berubah, tapi itu bukan aku.” Ibu mer

  • PELAN PELAN SAYANG    48 - VIDEONYA SUDAH DITONTON OLEH AYAH DAN IBU RAKA!

    Mereka duduk berhadapan. Suasana hening sejenak, hanya terdengar detak jam dinding. Gendis menarik napas panjang, lalu berucap lirih namun mantap. “Ada yang mau aku sampaikan, Ma, Pa…” ucapnya sambil menunduk dalam-dalam, jari-jarinya menggenggam erat ponsel yang hampir bergetar di tangannya. “Soal apa, Gendis? Kelihatannya ini penting,” tanya ibu mertuanya dengan alis terangkat, nadanya penuh curiga. “Penting, Ma. Ini mengenai Mas Raka,” ucap Gendis dengan suara tercekat, namun matanya berusaha berani menatap. “Raka? Kenapa dia?” tanya ayah mertuanya, kali ini tampak antusias, tubuhnya condong ke depan, menunggu jawaban yang bisa mengubah segalanya. “Mas Raka selingkuh dari aku, Pa, Ma…” ucap Gendis dengan suara bergetar, matanya basah menahan tangis. “Hah?” ibu mertuanya sontak terperanjat, wajahnya berubah pucat. “Apa? Masa sih?” ayah mertuanya ikut terkejut, menatap Gendis tak percaya. “Nggak mungkin! Kamu jangan becanda, Gendis. Kalau kamu ada masalah apa pun, h

  • PELAN PELAN SAYANG    47 - RAIN DAN GENDIS LEBIH DULU! RAKA DIKHIANATI MANTAN ISTRINYA?

    “Setahu saya… Ibu Suzan itu sudah punya—” ucap pembantu rumah tangga yang langsung terhenti ketika melihat kehadiran Suzan. Dengan piyama panjang yang masih melekat di tubuhnya, Suzan mendekati Raka di ruang makan tanpa rasa canggung. “Mas… Aku butuh credit card kamu hari ini,” ucap Suzan manja sambil memeluk dan menciumi leher Raka, seolah tak peduli tatapan orang lain. “Buat apa, Sayang? Kartu kamu kan ada, limitnya masih kan?” tanya Raka dengan suara lembut, lalu menarik Suzan duduk di atas pangkuannya, berusaha memanjakan istrinya itu. Pembantu rumah tangga itu segera kembali bekerja, menunduk dan pura-pura sibuk, meski telinganya tetap menangkap percakapan yang membuat dadanya gelisah. “Limitnya habis. Aku mau beli parfum sama tas baru. Kebetulan ada spesial offer hari ini, dan aku harus punya barang itu, Mas,” ucap Suzan sambil merapikan rambut Raka dan membetulkan dasinya, penuh kelembutan yang bercampur tuntutan. “Ya udah, ambil aja. Kapan kamu mau pergi belanja? Dan

  • PELAN PELAN SAYANG    46 - SIAPA YANG LEBIH DULU TERJATUH?

    Rain baru saja menutup pintu apartemennya. Jas kerjanya sudah ia lepas, wajahnya tampak sedikit letih. Namun begitu melihat Gendis yang berdiri di ruang tamu dengan senyum manis, matanya langsung berbinar. “Mas! Oh... akhirnya pulang juga... Aku kangen banget tau nggak...” ucap Gendis sambil tersenyum riang dan mengejar Rain. “Sayang, kamu pikir saya ini nggak kangen?” ucap Rain, sambil membuka kedua tangannya. Gendis berlari kecil menghampiri, lalu langsung masuk ke pelukan Rain. Mereka berciuman sebentar, ringan tapi penuh kerinduan. “Hmm… siapa tahu kamu lupa aku dan lupa pulang karena sibuk meeting dan lanjut jadi psikolog Reproduksi buat tangani pasien,” bisik Gendis sambil mencubit pelan lengan Rain. “Saya nggak mungkin lupa pulang, kalau nggak pulang, kamu bisa kabur sama si brengsek itu lagii,” jawab Rain pura-pura cemberut. Gendis tertawa, menepuk dada Rain. “Kamu tuh! Satu hari aja aku nggak ketemu kamu, udah kayak setahun Mas.” “Berarti saya wajib ada di depan

  • PELAN PELAN SAYANG    45 - FOTO PERNIKAHAN GENDIS. RAIN DILARANG BERTEMU.

    Wanda menatap layar ponselnya dengan penuh keyakinan, memperlihatkan foto Gendis kepada kedua orang tuanya. “Ini, lihat baik-baik, Ma. Wanita ini bukan sembarang orang. Dia istri orang! Istri sahnya Raka, salah satu staf kantor di perusahaan Papa!” ucap Wanda dengan nada menusuk. Sang ibu terperanjat, sementara ayahnya menghela napas panjang. “Wanda, kamu yakin? siapa tahu cuma mirip aja kan?” ucapnya dengan suara bergetar. “Iya, Wanda, bisa jadi ini pakai AI. Jaman sudah canggih, ini pasti bukan foto asli,” ucap Ayahnya yang meragukan foto itu. “Aku tuh yakin, Ma, Pa. Aku nggak mungkin asal bicara. Ini semua ada buktinya. Dan kalau Rain terus-terusan bersama dia, berarti dia ikut melanggar hukum perkawinan! Lagian, apa tujuan aku sama Mas Ardi? Nggak ada..Kita cuma mau Rain dapat perempuan baik-baik,” jawab Wanda dengan nada keras. Sementara itu, di sisi lain kota, Raka yang sedang berjalan menuju parkiran mobil, tampak berbincang dengan Raka di telepon dengan tatapan penuh int

  • PELAN PELAN SAYANG    44 - WANDA MEMBEBERKAN BUKTI TENTANG STATUS GENDIS?

    “Kayaknya bener kata kamu… Istri aku selingkuh sama Rain,” ucap Raka, suaranya terdengar penuh amarah saat berbicara dengan Ardi di dalam panggilan telepon. “Jadi akhirnya kamu percaya kan sama informasi dari aku?” sahut lelaki di seberang telepon dengan nada penuh kepuasan. “Percaya. Percaya banget. Tapi… aku pikir, aku biarin aja dulu. Supaya nanti harta gono-gini jatuh sama aku,” jawab Raka dengan suara dingin, penuh perhitungan. “Tepat. Tapi gimana nih sama CEO Brawijaya Construction Corp? Aman nggak?” tanya Ardi hati-hati. “Gila. Dia malah kasih challenge ke aku—pilih antara proyek atau Gendis,” ucap Raka sambil terkekeh sinis. “Kamu jawab apa?” desak Ardi. “Demi reputasi dan harga diri aku di perusahaan ini, jelas aku pilih proyek. Dan kayaknya dia ngerasa seneng banget dapetin bekas aku,” ucap Raka sambil tersenyum miring, penuh kesombongan. “Hahaha! Gila sih. Tapi kalau aku liat… emang dua-duanya gatel. Paham kan maksud aku?” ujar Ardi, tertawa puas. “Perasaan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status