Share

PELANGI JIWA
PELANGI JIWA
Penulis: reny rachma

I - PERJUMPAAN RERE DAN JUNA

“Rere, maukah kau menjadi pendamping hidupku?”

            Di antara hamparan tanaman padi yang mulai menguning, udara sejuk terasa menyegarkan,di tengah sawah terdapat sebuah gubuk yang begitu nyaman untuk menikmati indahnya suasana sawah di hari itu. Di gubug ini pula Juna menyatakan cintanya pada Rere. Dengan duduk berdua di gubuk, sambil menikmati udara yang segar.

            Mendengar perkataan Juna yang dengan jelas menyatakan cinta dan berniat untuk menikahinya, Rere terharu. Perasaannya tak menentu. Antara bahagia dan bingung dengan jawaban yang harus dia sampaikan pada Juna. Wajah Rere tersipu, pipinya merona merah. Sementara Juna yang telah mengutarakan maksud hatinya, merasa lega. Begitulah cara Juna mengutarakan cintanya. Dia bertujuan untuk menikah. Bukan seperti kebanyakan remaja yang suka gonta ganti pacar.

Rere yang tidak menyangka mendapat pertanyaan itu tidak bisa menjawab, dia hanya tersenyum. Tapi Juna bisa membaca arti senyum dari sang gadis pujaannya itu. Perasaan Juna sangat lega dan bahagia bisa mengungkapkan isi hatinya pada gadis pujaannya. Rere juga demikian, tanpa dia sangka Juna mengungkapkan rasa cinta kepadanya. Karena waktu yang semakin panas, mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing masing.Sampai di rumah Rere menuliskan semua yang terjadi padanya hari ini ke buku diarynya. Kehidupanya di tulis di buku. Baik itu kisah ceria,suka maupaun duka.

 Rere berasal dari keluarga yang sederhana dan mempunyai dua orang saudara. Orang tuanya baik, dan bijaksana. Beliau berdua bekerja sebagai Guru. Mereka sekeluarga hidup rukun, saling membantu antar anggota keluarga. Kesibukan Rere tiap bari adalah sebagai tenaga honorer di sebuah kantor pemerintah yang berada lain kecamatan dengan tempat tinggalnya. Dia seorang yang supel, mudah bergaul sehingga tidak heran Rere mempunyai banyak teman dikantor maupun di rumah tempat tinggalnya. Walaupun dia ceria, banyak teman dan sering di ajak cuthat oleh teman temannya, tapi Rere sendiri tak demikian, dia lebih banyak menutup diri bila sedang ada masalah. Dia tidak mudah berbagi cerita untuk menguragi masalah yang dia hadapi. Bila terjadi demikian Rere hanya menulis tentang apa yang di keluhkan atau apapun yang di inginkan.

            Seperti gadis pada umumnya, Rere juga punya banyak teman laki laki dan perempuan yang usianya sebaya. Ada beberapa teman lelaki yang mencoba mendekatinya dan ingin menjalin hubungan spesial dengannya, tapi mereka semua tak dapat sinyal positif, Rere lebih menganggap mereka teman biasa dengan alasan bila terjadi hubungan istimewa atau lebih, bila suatu saat terjadi ketidak cocokan hanya akan menimbulkan sakit hati dan dapat memutuskan tali silaturrahmi. Maka dari itu dia lebih suka dengan cara bersahabat dengan teman teman lekakinya. Urusan jodoh dia pasrahkan pada Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak.

            Enam bulan sebelumnya...

            Di dekat kantor tempat kerja Rere ada sekolah. Salah satu guru di sekolah tersebut juga kanal dengan Rere. Dia bernama Juna. Saat berkenalan Juna menjelaskan bahwa dia berasal dari luar wilayah tersebut. Dia mempunyai empat saudara. Karena Rere seorang yang mudah beradaptasi, maka antara Rere dan Juna pun cepat akrab. Juna adalah seorang yang pendiam, tak banyak berkata bila hal itu tak perlu, dia orang yang punya kemauan keras, dan harus bisa mewujudkan apa yang sudah di inginkannya, dia orang yang pandai. Juna juga berasal dari keluarga yang sederhana.

            Karena tempat kerja keduanya berdekatan mereka sering bertemu.Ternyata diam- diam Juna sering memperhatikan Rere. Suatu hari ada tugas kantor yang harus di laksanakan Rere untuk mengunjungi sekolah di mana Juna mengajar.Tanpa disangka, Juna mengajukan pertanyaan di luar dugaannya.

Juna bertanya pada Rere,”Mbak, apakah kamu sudah punya teman dekat?’

Satu pertanyaan yang cukup membuat Rere terkejut karena mereka baru berkenalan, tapi Rere tak kehilangan akal.

 Dia jawab sambil bergurau,”Maksudnya apa? Kok tanya begitu?’’

Rere menjawab dengan santai. Sambil melanjutkan menjawab pertanyaan dari Juna,

”Kalau teman aku memang punya banyak, untuk teman dekat, itu tergantung,”, jawab Rere ringan sambil mengambil air mineral yang ada di meja.

Kemudian melanjutkan jawabannya,” Yang di tanyakan ini dekat rumah atau dekat apa?’’Jawab Rere sambil tertawa ringan.

 Mendengar jawaban begitu Juna juga ikut tersenyum. Itulah awal mula antara Rere dan Juna bertemu bertambah akrab lebih mengenal satu dengan yang lain, hingga akhirnya Juna menyatakan cinta pada Rere di antara hamparan padi yang mulai menguning.

            Hari hari berikutnya Rere melaksanakan aktifitas seperti biasa, Juna juga demikian. Tapi sekarang, setelah mereka berdua sering bertemu dan Juna juga sudah mengungkapkan isi hatinya pada Rere. Juna lebih sering memperhatikan Rere tanpa di sadari Rere. Suatu hari Juna mengajak Rere bertemu dan mengajak untuk pergi salah satu tempat wisata yang cukup jauh dari rumahnya. Tempat Wisata yang biasa di sebut Waduk Pacal, di sisinya banyak sekali pohon yang rindang, membuat udara menjadi sejuk. Tak banyak asap polusi. Air di waduk yang cukup jernih membuat siapapun akan betah berada di sini, untuk menikmati udara segar, air yang jernih pemandangan yang indah. Rere dan Juna tiba di tempat yang di tuju. Setelah menitipkan kendaraan di tempat parkir Rere dan Juna menuju tempat wisata yang sudah ramai pengunjung karena hari ini memanglibur sekolah.

Sambil berjalan Juna berkata,”Udaranya seger ya?”.

 Rere menjawab,” Ya iyalah,banyak pohon di sini,ndak ada kendaraan soalnya,makanya udaranya sejuk dan segar”.

Sambil berjalan menyusuri jalan setapak akhirnya ada sebuag tempat duduk kosong yang bisa Rere dan Juna gunakan. Juna mengajak untuk istirahat sambil menikmati segarnya udara di tempat itu.

Juna berkata, “ Re,aku menjalin hubungan ini bukan untuk main main saja,aku berniat untuk segera melamarmu”,

”Apakah kamu serius dan yakin untuk berumahtangga denganku? Kata Rere ragu. 

Kemudian melanjutkan pertanyaan lagi,” Kamu kan belum lama mengenalku? Banyak sekali kekuranganku yang belum kamu ketahui?”

Juna menjawab pertanyaan Rere,”Aku sudah yakin dengan keputusanku, aku akan memintamu kepada orang tuamu.”

 Di jawab Rere dengan tertawa kecil ,“Memang kamu berani ya bilang ke orang tuaku untuk memintaku menjadi istrimu?”

Juna menjawab,”Lihat aja nanti”.

Tak terasa waktu terus berjalan dan mereka memutuskan untuk pulang .

            Setelah mengantar Rere pulang, Juna segera pamit untuk pulang. Rere istirahat di dalam kamarnya sambil menulis di buku catatannya, tentang apa yang telah di ucapkan Juna kepadannya. Rere memang senang menulis cerita baik itu yang di alami sendiri maupun yang ada di khayalannya. Rere hanya membayangkan, apakah benar Juna nantinya akan berkata kepada orang tuanya untuk melamarnya? Atau itu hanya omong kosong saja. Tapi Rere tak ambil pusing hal itu. Rere memutuskan dalam hati, kalau memang Juna mencintainya ,maka Juna akan berani meminta kepada orang tuanya untuk menikah. Rere tidak begitu memikirkan perkataan Juna lagi.

            Beberapa hari kemudian, pada hari Minggu  bertepatan dengan Rere dan Juna libur kerja. Juna bermain ke rumah Rere. Tanpa memberitahu Rere dulu kalau Dia akan main ke rumah Rere. Sampai di depan pintu rumah Juna mengucap salam, “ Assalamualaikum”.

” Waalaikum salam,” jawab seorang Ibu dari dalam.

Pintu Rumah Rere di buka, dan bertemulah Juna dengan seorang ibu yang terlihat cukup sabar. Itulah ibunya Rere.

 “Silahkan masuk, dan silahkan duduk”.

Juna masuk dan kemudian duduk di kursi tamu. Tak berapa lama ,keluar juga seorang bapak setengah baya dan segera bersalaman dengan Juna.

 “Saya bapaknya Rere, Silahkan duduk”, kata bapak tersebut.

 Kemudian Juna , Ibu, dan bapak duduk di kursi tamu .

Ibu berkata , “ Cari Rere ya, tapi sayangnya, Rere keluar, tadi pamit mau kerumah temannya di kota,’’

 Juna menjawab,’’ Tidak apa bu,saya kesini mau bertemu dengan bapak dan ibu’’.

Sang bapak segera menimpali,’’Lha ada masalah apa? kok serius kelihatannya?’’

Ibu yang penasaran juga bertanya,’’Masalah penting ya nak?’’

Juna menjawab,’’Begini Pak, Bu, maksud saya datang ke sini bertemu Bapak dan ibu ini,

saya mau minta Rere untuk menjadi istri saya.

Orang tua Rere belum sempat menjawab Juna sudah berkata lagi,

“Dan minggu depan saya dan keluarga akan silaturrahmi dan melamar Rere secara Resmi ke sini’’.

Juna berkata dengan tenang. Orang tua Rere mendengarkan dengan serius. Juna melanjutkan perkataannya ,

” Beberapa hari yang lalu saya juga sudah menyampaikan hal ini pada Rere”.

 Bapak dan ibu bersama menjawab sambil terheran karena Rere tak pernah cerita,’’Ooooo...’’.

Bapak segera bertanya,’’Sudah yakin dengan keputusan yang diambil ini? Apa tidak menyesal?’’

Ibu juga menambahkan , ‘’ Rere itu orangnya keras kepala lho, cepat tersinggung dan mudah marah, keluarga keadaannya juga begini, bisa dilihat sendiri,’’

Juna dengan tegas menjawab, ”Saya sudah yakin Pak, Bu, Minggu depan saya dan keluarga silaturrahmi sekaligus meresmikan lamaran ke sini’’.

Setelah dirasa cukup, Juna segera mohon diri untuk pulang.

            Sore hari, setelah Rere pulang orangtuanya memberi tahu bahwa tadi Juna datang kesini dan berkata ingin melamarnya minggu depan.

Mendengar perkataan orang tuanya, Rere berkata,’’Bu, Juna kemarin sudah berkata itu, tapi saya kira Dia tidak serius’’

Ibu menjawab,’’Juna itu ndak main main Re, Dia sungguh sungguh. Minggu depan Dia akan melamarmu dengan keluarganya. Hanya lelaki yang bertanggung jawab yang berani meminta gadis kepada orang tuanya ‘’.

 Rere hanya terdiam. Perasaannya bercampur aduk, antara sedih, bingung atau bahagia. Dengan keberanian Juna itu, berarti Dia memang orang yang bertanggung jawab dan ingin menikahinya walau belum terlalu lama Juna mengenal Rere. Tapi Rere juga bersyukur akhirnya Allah telah memberikan jodoh untuknya. Untuk masalah jodoh, Rere selalu berdo’a, agar mendapat yang terbaik yang dapat menjadi imam dalam rumahtangganya nanti.

            Hari Minggu sesuai dengan yang di katakan Juna pun tiba. Persiapan sederhana di rumah Rere untuk menyambut tamu juga di lakukan. Siang itu sekitar pukul sepuluh pagi rombongan Juna dan keluarga akhirnya  sampai juga di rumah Rere. Acara sederhana silaturrahmi kedua keluarga atau dalam istilah umumnya lamaran. Keluarga Juna mengatakan bahwa kedatangan rombongan ke sini adalah untuk silaturrahmi dan juga melamar Rere. Singkat cerita keluarga keluarga Rere menerima lamaran tersebut dan untuk tanggal pernikahan akan di bahas nanti menyusul jika sudah berbicara dengan keluarga besar Rere.

            Acara lamaran selesai. Keluarga segera mohon diri untuk pamit. Rombongan diantar sampai ke pintu pagar. Sambil menunggu semua keluarga pamit pulang, Juna datang menemuai Rere sambil berkata,

’’Aku buktikan ucapanku, aku bersungguh sunnguh mencintaimu, aku ingin engkau menjadi istriku, ibu dari anak anakku, hari ini aku bawa orangtuaku untuk melamarmu menjadi istriku.’’

Rere menjawab,’’Aku pasrahkan segala urusan kepada Allah, yang terbaik untukku, itulah yang Allah kehendaki. Terima kasih kamu sudah datang dan sudah membuktikan apa yang menjadi ucapammu, mari kita berdo’a untuk menyongsong hidup baru nanti,semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada kita dengan yang terbaik.’’

Akhirnya rombongan keluarga Juna pulang.

            Hari hari selanjutnya setelah keluarga Juna melamar ke rumah Rere, keluarga Rere mempersiapkan untuk ganti berkunjung ke rumah Juna. Pada hari yang telah di tentukan keluarga Rere silaturrahmi ke rumah Juna untuk membahas tentang acara pernikahan Rere dan Juna. Keluarga Juna menyambut rombongan dengan senang. Orang tua Juna sangat senang sekali dengan Rere. Keluarga yang lian juga demikian.

Di rumah Juna inilah di tetapkan tanggal pernikahan antara Rere dan Juna. Pernikahan mereka akan dilangsungkan tiga bulan yang akan datang. Keluarga Juna setuju dengan keputusan tersebut, sehingga tercapai kata sepakat antara kedua belah pihak bahwa pernikahan akan dilangsungkan tiga bulan lagi.

            Persiapan mulai dilakukan Juna dan Rere, Terutama mereka lebih untuk berusaha memahami antara satu dengan yang lain. Rere sebagai wanita dan calon istri berusaha utuk memahami apa yang di butuhkan dalam rumah tangga sambil mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan mereka. Satu catatan Rere tentang Juna, ternyata Juna sangat pencmburu, terutama bila Rere sedang bersama teman lelaki, walaupun teman lelaki Rere itu sudah dikenal oleh Juna. Tapi Rere berusaha untuk memahami dan menuruti apa yang di harapkan oleh Juna.

            Hari yang di tetapkan akhirnya semakin dekat. Segala persiapan  mulai di lakukan. Mulai rias, catering, undangan dan lain lain. Rere dan Juna memutuskan untuk melaksanakan syukuran pernikahan di rumah Rere saja, Ijab kabul juga di rumah Rere. Segala sesuatu di persiapkan dengan maksimal

            Hari terus berganti, hingga tibalah  hari yang paling bersejarah untuk Rere dan Juna. Mereka mulai hidup baru. Juna resmi menikah dengan Rere. Para tamu undangan menyaksikan pernikahan mereka. Pernikahan berlangsung sederhana tapi cukup khidmad. Ijab kabul di laksanakan malam hari, Sedangkan keesokan harinya di langsungkan syukuran pernikahan dengan mengundang teman teman Rere,Juna dan juga orang tua Rere.

            Suasana pesta pernikahan cukup meriah. Banyak teman yang datang di hari yang berbahagia bagi keduanya. Mereka tidak menyangka secepat itu Rere menikah. Padahal, jika di hitung antara perkenalan sampai terjadi pernikahan belum genap satu tahun. Sungguh kisah percintaan yang cukup singkat menurut mereka dan berakhir ke pelaminan.

             Kini Rere dan Juna resmi menjadi suami istri. Mereka mulai sejarah hidup baru berdua, berusaha membina keluarga sakinah mawaddah warrahmah. Semua do’a di sampaikan, semua undangan memberi ucapan selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warrahmah. Amin. Dalam hati Rere juga berdo’a, mengucap syukur pada Allah karena telah memberikan dan menunjukkan jodohnya. Semoga ini jodoh terbaik yang di berika oleh Allah dan bisa menjadi imam dalam rumah tangganya nanti.

 Juna pun demikian. Juna juga sangat bahagia, bisa menikahi gadis yang telah menjadi pujaan hati dan sangat di cintainya, di restui semua keluarganya. Juna juga berdo’a semoga keluarga yang nati akan di lalui bersama Rere menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status