Share

V-TUGAS

Author: reny rachma
last update Last Updated: 2021-09-19 20:41:52

          Sampai di lokasi hari masih cukup pagi. Udara masih segar, belum banyak asap kendaraan yang mengotorinya. Tak berapa lama kemudian di lokasi, sudah banyak yang datang. Mereka dari berbagai daerah dengan tujuan yang sama, tapi profesi berbeda-beda. Karena tuntutan aturan, mereka harus punya surat Registrasi di profesi masing-masing. Untuk mendapatkan surat tersebut mereka semua harus mengikuti uji kempetensi yang di adakan dan di nyatakan lulus. Untuk mencapai kelulusan tersebut bukan hal yang mudah. Banyak sekali diantara mereka yang harus mengulang lagi. Teman  Rere juga ada yang mengulang. Lain dengan Rere, dia sebelumnya belum pernah mengikuti ujian ini. Jadi ini adalah ujian yang pertama dan semoga sukses.

             Suasana betambah ramai dan mereka saling berkenalan satu sama lain. Rere segera menghubungi beberapa teman yang juga mengikuti kegiatan tersebu. Rere segera mencari dan menemui mereka. Setelah berkumpul bersama teman-teman, Rere segera mencari ruang yang akan di gunakan untuk mengerjakan soal nanti, di tanda peserta sudah ada nomornya. Rere segera mencari ruang tersebut dan segera masuk ke ruang itu. Di dalam sudah banyak teman yang menunggu waktu dengan duduk di tempat masing-masing. Ada juga yang masih mondar mandir terlihat cemas dengan apa yang akan di kerjakan nanti. Ada juga yang belajar sambil bembawa beberapa soal-soal yang di bawa mereka dari rumah. Rere segera duduk di kursi tepat sesuai dengan nomor yang ada di kartu pesertanya. Rere tidak membawa buku atau soal-soal untuk latihan. Dia hanya berdo’a dan mengandalkan pikirannya sendiri. Semoga dia nanti dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan bila waktunya di umumkan nanti, Rere dapat lulus dan tidak mengulang lagi.

            Bel tanda masuk berbunyi, tanda segera di mulai acara. Semua peserta segera ke tempat masing masing. Tidak berapa lama petugas segera masuk sambil membawa soal-soal yang akan dibagi kan ke peserta dan harus di kerjakan. Sebelum mulai mengerjakan petugas membacakan peraturan dan tata tertib peserta dan di lanjutkan dengan do’a sebelum mengerjakan. Suasana ruangan hening. Semua peserta konsentrasi mengerjakan soalnya masing masing, Beberapa peserta di tegur panitia karena membuat suasana sedikit gaduh. Tak berapa lama ruangan hening kembali. Rere membaca dan mengerjakan butir demi butir soal yang ada di hadapannya. Beberapa soal membuat Rere bingung dan harus berpikir ekstra. Tapi alhamdulillah semua soal dapat dikerjakan Rere dengan baik. Dan Rere kini berdoa semoga nantinya tidak mengulang. Selesai mengerjakan soal.bel tanda waktu berbunyi dan semua peserta berhamburan keluar  ruangan. Termasuk juga Rere. Dia segera mencari Juna yang setia menunggu dan mengantarkannya.

            Setelah bertemu, Juna segera betanya tentang apa yang terjadi tadi di dalam ruangan tadi,” Bagaimana tadi di dalam, bisa mengerjakan soalnya, sulit atau tidak?”

 Rere menjawab,” Soalnya lumayan susah, tapi aku optimis bisa dan semoga saja bisa lulus dan tidak perlu mengulang lagi”.

Mereka segera melanjutkan perjalanan.

            Dalam perjalanan pulang , Rere mengajak Juna untuk istirahat sejenak. Rere merasa cukup lelah dan Juna setuju. Mereka istirahat di bawah pohon rindang tempat istirahat para pengendara yang sedang letih. Di situ ada penjual es . Rere memutuskan istirahat di tempat tersebut sambil minum es, karena udara cukup panas. Juna setuju. Mereka istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan pulang.

            Siang hari cukup panas, udara kota cukup panas pula. Sepanjang jalan hanya panas yang terasa. Terdengar sayup sayup suara adzan tanda waktu dhuhur sudah tida, Rere dan Juna memutuskan untuk istirahat sambil sholat duhur di masjid yang berada di lokasi salah satu sembilan wali. Kebetulan makam  tersebut  mereka lewati. Rere ingin sholat di area pemakaman yang tempatnya harus menaiki tangga yang cukup tinggi untuk mencapai lokasi tersebut. Rere ingin melihat suasana pemakaman yang terkenal itu. Kebetulan sekarang lewat tempat tersebut sehingga Rere mengajak Juna untuk mampir di tempat tersebut dan Juna setuju.

            Kendaraan yang mereka gunakan berjalan berlahan menyusuri jalan area pemakaman.  Tibalah mereka di sebuah tempat seperti tempat parkir,  Rere dan Juna bertanya pada seorang bapak-bapak yang ada di situ,”Maaf pak untuk ke pemakaman dan masjid parkirnya di sini ya Pak?’’.

 ‘’Masih ke sana pak, nanti ada tempat parkir khusus, silahkan lanjutkan perjalanan.” kata bapak tersebut sambil menunjuk kearah jalan menuju tempat yang dimaksud.

”Terima kasih Pak”, kata Juna.

 Mereka melanjutkan perjalanan. Akhirnya, Rere dan Juna tiba di sebuah tempat parkir di sampingnya ada anak tangga yang cukup tinggi menuju atas.

Rere berkata,”Mungkin kita harus naik, untuk bisa sampai ke masjidnya?”,

”Kamu yakin mau naik?” kata Juna sambil berpikir dan melihat anak tangga yang ada di depannya.

Juna memikirkan keadaan Rere yang sedang hamil dengan perut yang cukup besar, harus menaiki tangga yang cukup tinggi dan keadaan yang pasti lelah karena perjalanan yang cukup jauh untuk ukuran ibu hamil.

Rere  merasakan kekawatiran Juna dan berkata,”Iya, aku mau naik, aku cukup kuat, naiknya ya hati-hati, kan ada pegangannya di samping tangga,”

Juna mengangguk dan mereka segera naik..

            Sampai di atas Rere dan Juna beristirahat sebentar kemudian dilanjutkan dengan sholat dhuhur di masjid tersebut. Selepas sholat, Juna memutuskan untuk istirahat sebentar, Rere setuju. Rere duduk di tempat tunggu yang disediakan sambil menikmati sejuknya udara di area masjid tersebut. Setelah itu mereka lanjutkan dengan jalan jalan di area tersebut, sambil melihat-lihat toko-toko di sepanjang jalan kecil. Memang kawasan ini sering di kunjungi pada peziarah dari berbagai wilayah di Indonesia. Untuk itulah Rere ingin mampir  untuk melihat tempat tersebut dan ternyata cukup membuatnya senang.

Tak mungkin Rere melupakan menaiki anak tangga menuju masjid. Di samping kiri dan kanan tangga ada beberapa penjual dengan dagangan yang bermacam-macam. Sampai atas masih ada lagi penjual baju, tasbih dan cindera mata lain yang bisa di jumpai. Hari itu cukup banyak juga pengunjungnya. Rere dan Juna terus berjalan sambil menuruni anak tangga menuju tempat parkir kendaraan mereka, hingga sampai di bawah. Rere istirahat sebentar, kemudian memutuskan untuk melanjutkan perjalan pulang ke rumah.

            Sepanjang perjalanan pulang mereka tak banya bercerita dan istirahat. Rere dan Juna ingin segera sampai di rumah agar bisa istirahat dengan tenang. Dan juga bisa bertemu dengan Indra. Tak lupa Rere membeli oleh oleh untuk Indra dan keluarganya di rumah.

            Sampai rumah Rere segera mencari Indra yang masih bermain di rumah orang tuanya. Melihat Rere sudah pulang, terlihat Indra tersenyum, dan wajahnya bahagia. Indra segera memeluk Rere dan mengajak pulang kerumah. Rere segara pamit pulang kepada orang tuanya. Di rumah Indra bertanya oleh-oleh apa yang di beli Rere. Juna segera mengambil tas yang berisi oleh-oleh untuk Indra. Indra cukup senang layaknya anak kecil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PELANGI JIWA   XXVI- BAGAI MENGINJAK BARA API

    BAGAI MENGINJAK BARA APIPernah suatu hari, Juna mendapat tagihan dari seorang teman. Sebenarnya teman Juna tersebut cukup mampu dan kaya. Juna mencoba pinjam uang kepadanya. Tapi kini uang terseut di minta kembali. Saat itu Juna dan Rere tidak punya uang sama sekali. Teman Juna bernama pak Ali. Dia meminta uang harus kembali besuk jam enam pagi. Juna sudah mengatakan minta tempo untuk mencari pinjaman dulu karena sekarang Juna tidak punya uang sama sekali. Tapi pak Ali menolak dan memaksa Juna untuk mengembalikan sesuai dengan keinginannya. Untuk itu Juna harus mencari pinjaman uang ke sana kemari.Semalam Juna tidak tidur, begitu juga Rere. Mulai jam sepuluh malam Juna terus pergi kesana kemari untuk mencari pinjaman uang. Tapi belum juga berhasil. Jam dua belas malam pak Ali menagih kembali uang tersebut. Juna belum punya dan harus mencari pinjaman lagi. Tengah malam itu pun Juna berangkat mencari pinjamaman ke beberapa teman yaang dia kenal. Sampai ha

  • PELANGI JIWA   XXVI- HARAPAN TERAKHIR

    HARAPAN TERAKHIRKini usaha Rere dan Juna hanya mengandalkan dari Joni. Rere selalu berharap usaha dengan Joni berhasil. Banyak sekali kebutuhan yang harus di penuhi. Bila ingat hal tersebut Rere selalu bersedih. Usaha bersama Joni masih terus berjalan. Walau kadang hasilnya menurun, tapi masih tetap mendapatkan hasilnya. Hal ini membuat Rere semakin khawatir. Apalagi Tina dan Marni yang kurang bisa menerima jika hasilnya menurun. Rere mencoba memberi pengertian pada Marni dan Tina jika hasilnya menurun. Jika sudah tidak bisa memberi pengertian pada Tina dan Marni, Rere meminta Juna untuk memberi pengertian pada mereka tentang sebab turunnya usaha tersebut. Hingga suatu hari, kabar yang idak mengenakkan terdengar dari Juna. Terasa Rere ingin pi

  • PELANGI JIWA   XXV - SERASA TAK ADA HARAPAN

    Tak ada harapan Selama beberapa tahun ini Rere dan Juna menjalankan usaha mereka. Disamping mereka punya pekerjaan tetap mereka harus bekerja lagi dengan menjalankan usaha sampingan tersebut. Beban hidup yang cukup berat membuat mereka harus bekerja keras untuk menyelesaikannya. Hingga sampai sekarang mereka masih terbelenggu dengan keadaan yang cukup menyulitkan mereka. Tapi mereka harus tetap bertahan. Ada harapan tiap bulan selain dari pendapatan mereka, yakni dari hasil usaha yang telah mereka lakukan selama ini. Walau masih banyak keinginan Juna untuk usaha yang bermacam-macam, tapi sebisa mungkin Rere mengingatkan pada Juna. Beberapa tahun terakhir ini mereka menjalankan beberapa usaha di antaranya kantin, usaha bakso, dan investasi saham. Da

  • PELANGI JIWA   XXIV- KEBERHASILAN SEMU

    KEBERHASILAN SEMU Suatu hari ada salah seorang teman Rere bertanya, tentang usaha yang sedang di jalankan. Teman Rere bernama Tina, dia sekantor dengan Rere. Sebenarnya Rere enggan bercerita dan memberitahu Tina tentang usaha yang sedang di jalankannya, tapi Tina sedikit mendesak tentang apa saja usaha yang sedang di jalankannya. Akhirnya Rere bercerita tentang saha yang sedang di jalankan, mulai dari kantin, bakso, dan juga investasi saham pada teman Juna.Ternyata Tina tertarik dengan beberapa usaha Rere dan bermaksud untuk mencontohnya. Rere tidak memaksa untuk mencontoh usahanya. Bahkan Rere memberi gambaran betapa repotnya punya usaha sampingan, jangan hanya memikirkan untungnya saja, tapi juga kerugian yang mungkin terjadi, baik waktu, pikiran maupun modal. Tapi Tina sudah bertekat untuk membuka usaha seperti yang di lakukan Rere. Akhirnya Rere menunjukkan salah satu te

  • PELANGI JIWA   XXIII- INVESTASI

    INVESTASI Suatu hari, Juna sedang meluangkan waktu untuk bersantai ke kota. Dia tidak punya tujuan khusus. Dia hanya ingin menikmati pemandangan di taman kota. Kebetulan hari ini sedang libur kerja. Juna berangkat sendiri ke kota, dia tidak mengajak serta Rere dan anak-anak. Suasana taman kota hari itu cukup ramai. Banyak sekali para pengunjung yang datang hari itu. Maklum saja hari libur membuat banyak sekali keluarga menikmati hari libur bersama keluarga di taman kota. Di taman ini pengunjung bisa menikmati pamandangan aneka bunga yang sangat indah dan udara yang sejuk karena banyak pohon rindang yang tumbuh di taman ini. Wahana permainan anak yang cukup sederhana dan murah menjadikan alternatif para keluarga untuk memilih tempat ini menjadi tempat berlibur bersama. Taman ini bi

  • PELANGI JIWA   XXII - AKHIRNYA BERTAMBAH

    AKHIRNYA BERTAMBAH Ternyata Juna menambah lagi jumlah gerobak untuk jual bakso. Rere tak bisa menghalanginya. Juna berkata bahwa gerobak sudah di pesan dan sudah siap untuk di antar.“ Aku sudah pesan gerobak dan sudah siap untuk di antar”, kata Juna suatu hari“ Tapi aku tidak punya uang untuk membayar gerobak yang baru nanti,” jawab Rere“ Kita cari pinjaman untuk membayarnya,” jawab Juna“ Cari sendiri ya, aku tidak sanggup membantu,” jawab Rere“ Iya aku cari, tapi kalau butuh bantuan aku tetap minta tolong kamu”, kata JunaRere diam tak menjawab perkataan Juna yang terakhir. Dia kembali berpikir, jika nanti tidak bisa membayar gerobak yang baru bagaimana, tempat untuk jualan juga belum ada. Masih harus mencari lagi. Banyak sekali pertanyaan yang berada di pikiran Rere. Tapi dia idak mengungkapkan pada Jun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status