Home / Romansa / PEMBALASAN ANAK LELAKIKU / KEDATANGAN MANTAN SUAMI

Share

KEDATANGAN MANTAN SUAMI

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-03-24 11:28:05

Raka keluar dari kamarnya di lantai 3 rukonya dengan pakaian simple seperti biasa, celana jeans dan kaos  polos warna hitamnya yang sangat kontras dengan kulitnya yang bersih. Dia menyambar salah satu sneaker favoritnya yang masih bersih di rak sepatu tak jauh dari kamarnya dan buru-buru memakainya sebelum akhirnya meluncur ke lantai bawah. 

 

Tak banyak yang dia temui di lantai dua ruko 3 lantai yang dia beli dengan uang jerih payahnya setahun yang lalu itu. Hanya ada dua orang karyawan yang masuk hari itu dan juga Radit yang sedang sibuk dengan komputernya di ruang kerjanya. 

 

Biasanya hari minggu Radit tidak datang ke ruko Raka karena dia punya family time dengan keluarga kecilnya yang bahagia. Tapi hari ini dia harus mengurus proyek produk baru mereka yang akan launching minggu depan. Jadi Radit datang untuk menyelesaikan pekerjaannya.

 

"Gue tinggal cabut bentar nggak papa kan, Bang?" kata Raka menepuk bahu sahabatnya. 

 

"Santai aja, tuh udah ada anak-anak yang dateng," tunjuk Radit ke dua karyawan mereka. 

 

"Ya udah, gue cabut, Bang." 

 

Raka bergegas meninggalkan ruangan Radit. Tapi baru beberapa langkah, Radit memanggilnya.

 

"Eh tunggu, Ka. Kunci mobil lo nih. Tadi gue pake bentar," katanya bersiap melemparkan kunci mobil, tapi Raka langsung berseru.

 

"Pake aja, Bang! Gue naek angkot."

 

"Lah, emang mo kemana sih Lo?"

 

"Nengokin nyokap. Dah Bang, cabut dulu," pamitnya lagi. Dan Raka pun bergegas meluncur ke bawah dengan setengah berlari menuruni tangga.

 

Radit hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabat yang sudah dianggapnya adik itu. Dia teringat saat Raka datang ke kontrakannya dulu minta diajarin cara nyari uang cuma buat bertahan hidup setelah minggat dari rumah orang tuanya. Semangat belajar tentang hal-hal baru Raka memang luar biasa. Bahkan sekarang Radit jadi ketinggalan jauh darinya. Raka melesat bagai anak panah yang lepas dari busurnya.

.

.

.

"Ada apa kemari, Mas?" 

 

Rani kaget saat mengetahui mantan suaminya datang bersama istri barunya ke rumahnya. Rani memang sudah lama tidak bertemu Romi, tapi dia selalu mendapatkan update berita tentang lelaki itu dari beberapa temannya yang kebetulan rumahnya tak jauh dari rumah Romi yang sekarang. 

 

Bukan maksud Rani untuk mencari tahu keadaan mantan suaminya itu setelah mereka berpisah, tapi teman-temannya memang kadang menceritakan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin Rani tahu. 

 

Tadinya dia sudah berusaha mencegah kedua tamunya itu untuk masuk, namun istri baru Romi ternyata orang yang sangat pemaksa. Dia melesak masuk ke dalam rumah tanpa dipersilahkan dan langsung duduk sambil mengibas-ibaskan kipas tangan yang dibawanya. 

 

Rani hanya menelan ludah melihat tingkah wanita yang telah menghancurkan bahtera rumah tangganya dengan Romi itu. Luka hatinya yang sudah coba dia kubur dalam-dalam kini menganga lagi dengan kehadiran mereka. 

 

"Aku ingin bertemu Rio, Ran," kata Romi setelah mendudukkan diri juga di sofa ruang tamu. 

 

"Kebetulan Rionya sedang pergi, Mas. Tadi pagi pamit keluar sama temannya."

 

"Ooh, gitu? Ya udah kalau gitu langsung aja," sahut Mayang. Lalu wanita itu mengeluarkan amplop dari dalam tasnya dan segera meletakkannya di atas meja. 

 

"Ini uang kuliah untuk anakmu, Mbak. Tapi maaf ya, lain kali jangan biasakan anak-anaknya minta-minta lagi sama bapaknya. Karena kami juga punya banyak kebutuhan untuk anak-anak kami sendiri," kata wanita itu dengan angkuhnya.

 

Rani mengerutkan dahi kebingungan mendengar kalimat Mayang. Dia tidak tahu maksud dari perkataan wanita di depannya itu.

 

"Maaf, uang untuk apa ya? Dan maksud kamu apa mengatakan kalau anak saya meminta-minta?"

 

"Eee, bukan begitu yang benar, Mayang," ucap Romi mencoba menengahi. "Gini Ran, maksud Mayang. Ini aku ada sedikit uang untuk membantu kuliah Rio. Beberapa hari yang lalu aku ketemu Rio, dia bilang sebentar lagi wisuda. Mudah-mudahan ini bisa untuk tambah-tambah uang kuliahnya," lanjut lelaki itu sok bijak.

 

"Ooh gitu. Tapi apa Rio sendiri yang meminta uang padamu, Mas?" Rani masih belum percaya jika anaknya itu sampai meminta uang pada sang ayah.

 

"Tentu saja dia minta. Kalau tidak minta, suamiku nggak bakal ngasih lah, Mbak. Gimana sih?" ucap Mayang sewot.

 

"Maaf, tapi aku tidak pernah sekalipun mengajarkan pada anak-anakku untuk meminta apapun pada ayahnya. Kamu salah jika berkata seperti itu."

 

"Hahaha ... sudah miskin aja belagu. Udah, terima saja uangnya. Toh kalian juga butuh itu kan?" Lagi-lagi Mayang berkata dengan nada mengejek.

 

"Mah, jangan gitu!" hardik Romi.

 

"Halah apa sih, Pah! Biarin aja, biar nggak tuman minta-minta terus sama kamu nanti."

 

"Kami memang miskin, tapi bukan pengemis seperti yang kalian bilang! Jadi ambil uang kalian itu! Mamaku nggak butuh uang itu. Dan segera pergi kalian dari sini!" 

 

Tiba-tiba Raka sudah berdiri di ambang pintu rumah ibunya.

 

Romi dan Mayang nampak kaget dengan kehadiran Raka yang tanpa suara sebelumnya. 

 

"Cepat pergi dari sini!!" bentak Raka pada kedua orang tamu ibunya itu.

 

"Raka, ini uang buat Rio untuk kuliahnya. Papa kesini cuma mau ngasih itu aja kok," kata Romi bersikap lunak. Sudah bertahun-tahun dia tidak bertemu anak sulungnya itu dan dia bahkan tidak menyangka bahwa Raka tumbuh dengan sangat baik seperti sekarang. Tubuhnya yang gagah bahkan mengalahkannya saat jaman mudanya dulu. 

 

"Kita nggak butuh uang itu! Bawa pergi saja!" ketus Raka lagi.

 

"Raka, sabar, mama nggak apa-apa, Sayang." Rani mencoba melerai perdebatan ayah beranak itu.

 

"Papa nggak nyangka, Ka, setelah bertahun-tahun ternyata kamu nggak bisa berubah juga. Nggak bisa hormat sedikitpun sama papa," kata Romi dengan nada kecewa.

 

"Gue nggak kenal siapa lo. Sekarang pergi dan jangan pernah menginjakkan kaki lagi di rumah ini!" ucap Raka berapi-api. 

 

"Hah! Orang miskin aja sombong sekali sih. Ayo Pah, pulang! Kebetulan kalau nggak mau uangnya. Mama bisa pake buat shopping."

 

"Mah, tapi itu buat Rio …," Romi tak bisa melanjutkan kalimatnya setelah melihat istrinya melotot ke arahnya.

 

"Bodo amat! Mereka aja nggak butuh kok. Ayo pulang, Pah! Lagian mama juga jijik berada di rumah ini," katanya dengan sangat menyebalkan.

 

Wanita itu segera melenggang keluar dari ruang tamu sambil membawa kembali amplop yang tadi sempat diletakkannya di atas meja. Tak berapa lama kemudian, Romi pun mengikuti sang istri keluar. Sementara Rani mengelus dadanya yang tiba-tiba terasa sesak, dan mendudukkan diri kembali di sofa. 

 

Raka yang sebenarnya ingin sekali menghajar dua manusia sombong yang ada di depannya tadi berusaha mengembalikan detak jantungnya yang sempat memburu karena emosi. 

 

"Mama nggak apa-apa 'kan?" tanyanya setelah merasa sedikit tenang. 

 

"Kamu masih belum bisa memaafkan papamu juga, Ka?" Mamanya justru balik bertanya. Raka menghela nafas panjang. 

 

"Tidak akan! Dan mama tidak usah membahas itu lagi. Ke dalam yuk, mama istirahat dulu aja," kata Raka merangkul bahu sang mama dan mengajaknya ke dalam. Dia baru menyadari bahwa ternyata dia sudah tumbuh sebesar itu. Mamanya sekarang jadi terlihat begitu kecil dan ringkih dalam dekapannya. 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FINALLY, LOVE (ENDING)

    Suasana haru nampak dalam pesta pernikahan yang mewah itu saat pengantin wanitanya yang begitu muda dan cantik beberapa kali menitikkan air mata karena teringat akan kedua orang tuanya. Akhirnya di sinilah dia berlabuh. Di hati seorang pangeran yang kebahagiannya bahkan telah direnggut oleh ibunya semasa wanita itu masih hidup. Mayla nampak sungguh bak putri dalam dongeng yang dipersunting pangeran tampan yang baik hati. Cintanya yang berakhir dengan kebahagiaan membuat iri banyak pasang mata yang kebetulan mengetahui jalan hidupnya. Pesta itu tidak begitu besar karena hanya dihadiri oleh tamu tamu undangan dari kalangan teman, sahabat, dan kerabat saja. Namun segala sesuatunya yang mewah mengesankan betapa sang pengantin pria yang sudah mempersiapkan pesta pernikahannya itu begitu mencintai pasangannya. Tak jauh be

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LOVE YOU, KAKAK

    "Dia dimana, Bik?" Bik Sani langsung menyambutnya saat Raka tiba di halaman rumahnya. Raka berjalan tergesa menuju teras rumah. "Di kamarnya, Pak. Dari semalam nggak mau keluar kamar, nggak mau makan. Nangis terus," ucap Bik Sani menjelaskan sambil terus mengikuti langkah Raka menuju ke dalam. "Siapkan makanannya, bawa ke kamar, Bik." "Baik, Pak." Di depan kamar Mayla, Raka sedikit ragu untuk mengetuk. Harusnya hari ini memang dia belum ada rencana untuk menemui adiknya itu. Tapi karena Bik Sani menelponnya dengan panik dan mengabarkan bahwa Mayla yang tidak mau keluar kamar, akhirnya Raka mengurungkan niatnya untuk menemui gadis itu sampai menjelang hari pernikahan mereka. Masih dengan sedikit ragu, akhirnya Raka mengetuk beberapa kali pint

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   MARAH?

    Beberapa bulan setelah kejadian yang sangat mengesankan bagi Mayla itu, kakaknya tak pernah nampak lagi datang ke rumahnya. Hari demi hari berlalu, setiap pagi Mayla selalu bersemangat saat ada suara mobil yang tiba tiba seperti akan berhenti di depan rumah itu. Dia selalu berharap Raka yang datang untuk mengantarkannya ke sekolah seperti biasa. Lalu tiap kali dia keluar dari halaman sekolah, dia berharap kakaknya itu akan ada di luar gerbangmemanggilnya dengan nada galak seperti biasanya. Tapi semuanya itu tak pernah terjadi. Dia pergi dan pulang dari sekolah dengan naik angkot seperti sebelumnya. Tak pernah lagi ada Raka yang tiba tiba muncul mengagetkan dan menakutinya. Kakaknya itu seperti menghilang di telan bumi. Hanya terkadang ada notifikasi perbankan yang masuk ke ponsel Mayla suatu hari. Sejumlah dana masuk ke rekeningnya disertai pesan; bela

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SORRY, LOVE

    "Semalem mau nanya apa?" tanya Raka di sela sela sarapannya dengan Mayla. Bik Sani sudah menyiapkan dua piring nasi goreng spesial pagi ini untuk kedua momongannya. "Eee, itu ... " Mayla mendadak gagu. Keinginan kuatnya semalam untuk segera bertemu Raka dan menanyakan hal yang membuatnya penasaran dari kemarin mendadak hilang seketika melihat wajah kakaknya yang menatapnya dengan intens dan mendominasi seperti biasa. "Itu apa?" tanya Raka lagi. "Katanya penting, nggak bisa diomongin lewat telpon, katanya harus malam ini. Kenapa sekarang malah diam?" sindir Raka. Mayla menelan ludah susah payah. Dia heran karena selalu saja begini. Dia kehilangan kata kata saat Raka mulai menatapnya penuh intimidasi. "Itu Kak ... kemarin May dijemput Ayah pas pulang sekolah."

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FALLIN' IN LOVE

    "Mayla!" panggil Firman sedikit berteriak saat melihat Mayla muncul dari pintu gerbang sekolah. "Ayah!" Mata Mayla langsung berbinar melihat sang Ayah yang sedang berdiri di dekat mobil MPV keluaran tahun lama itu. "Ayah kok di sini?" tanyanya saat dirinya berhasil sampai di dekat sang Ayah. "Kebetulan tadi Ayah lewat, jadi sekalian mampir. Kamu sudah makan? Temenin Ayah makan siang yuk?" ajak Firman. Mayla pun mengangguk senang. Selain teman temannya di sekolah dan keluarga Ibu Rani, Mayla sangat jarang berinteraksi dengan orang lain. Jadi, kehadiran Ayah kandungnya kali ini nampaknya membawa suasana lain dalam hatinya. Mayla masuk ke dalam mobil sang ayah tepat pada saat mobil Raka berhenti di depan sekolahnya. Melihat Mayla dije

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   INIKAH SAATNYA?

    Tak seperti biasanya saat sedang berdua saja dengan Mayla, di rukonya ternyata Raka lebih cuek. Saat sampai di sana, Raka langsung meminta seorang karyawan wanitanya, Nindy, untuk menjelaskan pada Mayla pekerjaan barunya. Sementara dia sendiri sibuk di ruangannya bersama Radit. Kikuk dan minder. Itu yang dirasakan Mayla di kantor itu. Menjadi yang paling muda dan paling tidak tidak mengerti apa apa. Mayla jadi tersadar jika hidupnya selama ini terlalu disibukkan dengan kesengsaraan, ketidak-beruntungan. Hingga membuatnya merasa seperti orang yang terbelakang. Selain juga karena Raka tidak memperlakukannya secara spesial di tempat itu. "Setelah selesai, jangan lupa filenya disimpan ya. Buat nanti laporan mingguan ke Bang Raka," kata Nindy menjelaskan. "Ngerti kan, May?" tanya wanita cantik berambut panjang itu. "Iya, Kak. Insya Allah ngerti." &

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   BALAS BUDI

    Mayla menghentikan langkahnya di teras saat mendengar sebuah mobil memasuki halaman. Dia sudah sangat hafal betul suara mobil kakaknya. Dan jantungnya seketika berdegup sangat kencang membayangkan apa yang akan dilakukan Raka saat melihatnya baru pulang sesore ini. Kakinya mendadak gemetaran. "Dari mana Kamu?!" Dan benar saja, Raka turun dari mobil dengan wajah bersungut. Berjalan cepat menghampirinya yang berdiri tegang di teras rumah menunggunya. "Maaf Kak, Mayla telat pulangnya. Mayla habis dari rumah temen," katanya dengan terbata. "Rumah temen? Sudah mulai keluyuran ya sekarang?" "Bukan Kak, Mayla ..." Belum sempat Mayla melanjutkan bicaranya, Bik Sani sudah muncul dari dalam rumah. Wanita paruh baya itu sepertinya terganggu dengan suara

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SANG POSESIF

    "Kamu serius, Ka?" Rani masih belum percaya apa yang baru saja dikatakan putra sulungnya. "Serius, Ma. Raka juga sudah bilang ke Om Firman soal itu." Rio yang dari tadi mendengarkan terlihat hanya mengangguk angguk saja tanda mengerti. Malam itu, Raka sengaja mengajak ibu dan adiknya makan di luar untuk membicarakan masalah keinginannya menikahi adik angkatnya. "Dan Pak Firman bilang apa? Dia mengijinkan?" tanya Rani penasaran. "Pak Firman menyerahkan semuanya sama Mayla. Tapi intinya dia setuju kalau Mayla juga mau, Ma. Mama sendiri gimana?" Seperti ada nada keraguan dari pertanyaan Raka. Dia ingat bagaimana beberapa waktu yang lalu ibunya itu begitu tidak suka melihatnya jalan bareng Mayla. "Kalau mengatakan tidak pun, Mama yakin Kamu

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LAMARAN DINI

    "Om, Tunggu!" Firman menghentikan langkahnya menuju ke pintu keluar area pemakaman saat mendengar suara seseorang memanggilnya. Raka terlihat sedang berjalan cepat ke arah lelaki yang masih mengenakan seragam dinasnya itu. "Raka, ada apa?" tanya Firman sambil mengerutkan dahinya. "Boleh bicara sebentar?" tanya pemuda itu. "Tentu," sambut lelaki itu hangat. Yang Firman tahu, Raka adalah anak sulung dari Rani. Wanita yang telah disakiti oleh mantan kekasihnya dulu, yang bernama Mayang. Namun yang juga sangat berbesar hati menerima anak anak Mayang untuk dirawatnya. Pernah suatu kali Mayla bercerita tentang anak anak Rani saat pertemuan mereka. Salah satunya adalah Raka. Dan sebagai seorang Ayah, Firman sepertinya bisa menebak, bahwa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status