Home / Romansa / PEMBALASAN ANAK LELAKIKU / SI SULUNG YANG ANEH

Share

SI SULUNG YANG ANEH

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-03-24 11:26:12

Minggu pagi itu, Romi bersama istri dan dua anak perempuannya sedang sarapan bersama. Sedari beberapa menit yang lalu, Mayang sang istri, memandangi anak sulungnya yang sedang menikmati sarapan dengan tatapan aneh. 

 

"Kamu mau kemana, May? Kok pake baju kedodoran kayak gitu?" tanya sang mama mengernyitkan dahi. Nampak sekali bahwa dia tidak suka melihat anak perempuannya berdandan dengan pakaian seperti itu, gamis dan jilbab yang menutup rapat tubuh anaknya yang mulai beranjak remaja. Wajah anak perempuannya yang kini sudah duduk di bangku kelas 3 SMP itu sangat cantik seperti dirinya. Dia tidak suka kecantikan itu tertutupi oleh pakaian aneh seperti itu. 

 

"Mau ikut kajian mingguan di sekolah, Mah. Ada Ustadzah yang lagi viral di televisi itu lho, Mah. Mayla pengen lihat," jelas putrinya. 

 

"Yaaa, tapi nggak perlu pake baju kedombrangan kayak gitu juga kali, Sayang. Ganti sana, yang lebih kerenan dikit. Mama kan udah beliin banyak baju-baju bagus buat kamu. Kalau nggak dipakai kan sayang, mau buat apa coba?"

 

"Baju yang mama beliin kecil semua. Lagipula nggak tertutup, kan malu yang lainnya pakai baju muslim kok," bantah anak itu, membuat ibunya mencebik. Gimana anaknya itu nanti bisa menggaet pria ganteng dan kaya kalau masih kecil aja penampilannya udah kayak begitu? Mayang merutuk dalam hati. 

 

"Ya udah, May pergi dulu ya Mah, Pah. Assalamu'alaikum ..." 

 

Gadis remaja itu pun segera bangkit saat makanan di piringnya habis. Lalu berjalan ke arah mama dan papanya untuk mencium tangan. Kemudian mencium adik perempuannya yang masih berumur 5 tahun yang duduk di sebelah sang mama. 

 

"Eh, sebentar. Biar papa antar," kata Romi bermaksud hendak bangkit. Namun dengan cepat, gadis remaja bernama lengkap Mayla Faradiza itu mencegah. 

 

"Nggak usah, Pah. Mayla berangkat naik angkot saja. Udah janjian sama temen-temen kok di depan kompleks," katanya dan segera berlalu pergi meninggalkan ruang makan. 

 

Romi hanya menggelengkan kepalanya keheranan. Anak sulungnya dari istri keduanya ini memang sedikit unik. Dengan fasilitas yang dia berikan selama ini, anak itu bahkan seperti tidak peduli. Alih alih memanfaatkannya, Mayla justru lebih senang melakukan hal-hal sederhana yang Romi tahu terkadang membuat istrinya jengah. 

 

"Anak kok susah banget diatur," gerutu Mayang saat Mayla tak terlihat lagi. Sangat berbeda sekali dengan dirinya yang sering berpenampilan glamour dan seksi, Mayla justru sering menggunakan uang bulanan yang diberikan oleh papanya untuk membeli baju-baju muslim lewat toko online. Wanita itu jadi teringat dengan seseorang, buah memang tak akan jauh dari pohonnya. 

 

"Papah hari ini ada acara kemana?" 

 

Menepis kejengkelannya pada sang putri, Mayang mengalihkan pembicaraan pada suaminya.

 

"Nggak kemana-mana. Memangnya mama pengen kemana?"

 

"Gimana kalau anterin mama belanja? Kemarin mama ngincer tas bagus kayak punyanya Jeng Ratna."

 

"Tas Mama kan udah banyak, kenapa belanja itu terus?"

 

"Ah papa, jangan pelit-pelit kenapa sama istri."

 

"Kalau belanjanya bulan depan aja gimana, Mah? Papa rencananya bulan ini mau ngasih uang buat Rio. Beberapa hari yang lalu papa ketemu dia, katanya sekarang lagi skripsi. Pasti dia lagi butuh banyak uang buat nyelesaiin kuliahnya," jelas sang suami. Mayang segera mencelos mendengar itu.

 

Romi akhirnya memang berpisah dari Rani beberapa tahun yang lalu, tepat setahun setelah kepergian anak sulungnya dari rumah. Sebenarnya Romi tidak ingin menceraikan istri pertamanya itu, namun Rani bersikeras untuk bercerai. Satu tahun pasca perceraian mereka, lelaki itu masih sering memberikannya uang bulanan untuk menafkahi kedua anak lelakinya. Namun kemudian, tahun-tahun berikutnya dia sudah tidak pernah peduli lagi bagaimana keadaan mantan istri dan anak-anak mereka itu. Mayang pun sepertinya tidak suka jika dia masih berhubungan dengan mantan istrinya itu lagi.

 

Sampai tiba saat tiga hari yang lalu secara tidak sengaja dia bertemu Rio di salah satu kafe di kota itu. Dan mereka ngobrol sebentar untuk saling menanyakan kabar.

 

Rio, anak bungsunya itu memang berhati lembut dan penurut seperti ibunya. Sampai saat ini dia bahkan masih bisa menghormati sang ayah meskipun lelaki itu telah meninggalkan ibunya untuk wanita lain. Jika saja Raka yang dia temui hari itu, mungkin kejadiannya akan lain. 

 

"Enak aja, ngapain sih udah gede masih pake dibiayain? Kan ada ibu sama kakaknya. Ngapain aja kerja mereka?"umpat Mayang, tak terima suaminya masih saja memikirkan keluarga lamanya.

 

"Rio bilang Rani sudah nggak kerja, Mah."

 

"Bodo amat lah, Pah."

 

"Ayolah, Mah. Cuma sekali ini aja buat Rio. Bukan buat Rani kok."

 

"Oke, oke, tapi aku ikut sama papa ya? Aku yang akan kasihin uang itu ke dia."

 

"Memangnya kenapa harus mama yang kasihin?"

 

"Ya biar dia tau lah, itu uang sebenarnya uangku, bukan buat mereka," ujar wanita itu kesal.

 

"Hmmm, terserah deh. Ya udah, ayoo siap-siap kalau gitu."

.

.

.

Usai berdandan, mata Mayang membulat menatap sebuah amplop putih yang baru saja diletakkan suaminya di atas nakas.

 

"Berapa ini? Tebal amat?" katanya sambil meraih amplop.

 

“Sepuluh juta," jawab suaminya santai. 

 

"Eh, banyak amat, Pah. Nggak bisa! Separuhnya aja, yang separuh lagi mama simpan," ujar Mayang sambil membuka amplop dan mengeluarkan isinya.

 

"Mah, cuma 10 juta lho itu, biaya kuliah kan mahal. Lagian papa udah lama banget nggak ngasih ke mereka."

 

"enggak ya enggak! Ini terlalu banyak. Enak aja," gerutu Mayang kesal sambil mengembalikan separuh dari uang tersebut ke dalam amplop.

 

"Mah, jangan gitu lah. Lagian ini sudah papa siapin dari kemarin. Memang papa maunya ngasih segitu. Rio juga nggak minta kok."

 

"Kalau nggak minta ngapain papa kasih? Kurang kerjaan amat!" 

 

Romi hanya bisa mendesis melihat tingkah istri cantiknya itu. Setelah merasakan hidup bertahun-tahun dengannya, berbeda sekali memang sifat wanita keduanya ini dengan mantan istrinya yang dulu. Tapi biarlah, yang penting istrinya itu bahagia dan tidak ngambek padanya, Romi menurut saja.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FINALLY, LOVE (ENDING)

    Suasana haru nampak dalam pesta pernikahan yang mewah itu saat pengantin wanitanya yang begitu muda dan cantik beberapa kali menitikkan air mata karena teringat akan kedua orang tuanya. Akhirnya di sinilah dia berlabuh. Di hati seorang pangeran yang kebahagiannya bahkan telah direnggut oleh ibunya semasa wanita itu masih hidup. Mayla nampak sungguh bak putri dalam dongeng yang dipersunting pangeran tampan yang baik hati. Cintanya yang berakhir dengan kebahagiaan membuat iri banyak pasang mata yang kebetulan mengetahui jalan hidupnya. Pesta itu tidak begitu besar karena hanya dihadiri oleh tamu tamu undangan dari kalangan teman, sahabat, dan kerabat saja. Namun segala sesuatunya yang mewah mengesankan betapa sang pengantin pria yang sudah mempersiapkan pesta pernikahannya itu begitu mencintai pasangannya. Tak jauh be

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LOVE YOU, KAKAK

    "Dia dimana, Bik?" Bik Sani langsung menyambutnya saat Raka tiba di halaman rumahnya. Raka berjalan tergesa menuju teras rumah. "Di kamarnya, Pak. Dari semalam nggak mau keluar kamar, nggak mau makan. Nangis terus," ucap Bik Sani menjelaskan sambil terus mengikuti langkah Raka menuju ke dalam. "Siapkan makanannya, bawa ke kamar, Bik." "Baik, Pak." Di depan kamar Mayla, Raka sedikit ragu untuk mengetuk. Harusnya hari ini memang dia belum ada rencana untuk menemui adiknya itu. Tapi karena Bik Sani menelponnya dengan panik dan mengabarkan bahwa Mayla yang tidak mau keluar kamar, akhirnya Raka mengurungkan niatnya untuk menemui gadis itu sampai menjelang hari pernikahan mereka. Masih dengan sedikit ragu, akhirnya Raka mengetuk beberapa kali pint

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   MARAH?

    Beberapa bulan setelah kejadian yang sangat mengesankan bagi Mayla itu, kakaknya tak pernah nampak lagi datang ke rumahnya. Hari demi hari berlalu, setiap pagi Mayla selalu bersemangat saat ada suara mobil yang tiba tiba seperti akan berhenti di depan rumah itu. Dia selalu berharap Raka yang datang untuk mengantarkannya ke sekolah seperti biasa. Lalu tiap kali dia keluar dari halaman sekolah, dia berharap kakaknya itu akan ada di luar gerbangmemanggilnya dengan nada galak seperti biasanya. Tapi semuanya itu tak pernah terjadi. Dia pergi dan pulang dari sekolah dengan naik angkot seperti sebelumnya. Tak pernah lagi ada Raka yang tiba tiba muncul mengagetkan dan menakutinya. Kakaknya itu seperti menghilang di telan bumi. Hanya terkadang ada notifikasi perbankan yang masuk ke ponsel Mayla suatu hari. Sejumlah dana masuk ke rekeningnya disertai pesan; bela

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SORRY, LOVE

    "Semalem mau nanya apa?" tanya Raka di sela sela sarapannya dengan Mayla. Bik Sani sudah menyiapkan dua piring nasi goreng spesial pagi ini untuk kedua momongannya. "Eee, itu ... " Mayla mendadak gagu. Keinginan kuatnya semalam untuk segera bertemu Raka dan menanyakan hal yang membuatnya penasaran dari kemarin mendadak hilang seketika melihat wajah kakaknya yang menatapnya dengan intens dan mendominasi seperti biasa. "Itu apa?" tanya Raka lagi. "Katanya penting, nggak bisa diomongin lewat telpon, katanya harus malam ini. Kenapa sekarang malah diam?" sindir Raka. Mayla menelan ludah susah payah. Dia heran karena selalu saja begini. Dia kehilangan kata kata saat Raka mulai menatapnya penuh intimidasi. "Itu Kak ... kemarin May dijemput Ayah pas pulang sekolah."

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FALLIN' IN LOVE

    "Mayla!" panggil Firman sedikit berteriak saat melihat Mayla muncul dari pintu gerbang sekolah. "Ayah!" Mata Mayla langsung berbinar melihat sang Ayah yang sedang berdiri di dekat mobil MPV keluaran tahun lama itu. "Ayah kok di sini?" tanyanya saat dirinya berhasil sampai di dekat sang Ayah. "Kebetulan tadi Ayah lewat, jadi sekalian mampir. Kamu sudah makan? Temenin Ayah makan siang yuk?" ajak Firman. Mayla pun mengangguk senang. Selain teman temannya di sekolah dan keluarga Ibu Rani, Mayla sangat jarang berinteraksi dengan orang lain. Jadi, kehadiran Ayah kandungnya kali ini nampaknya membawa suasana lain dalam hatinya. Mayla masuk ke dalam mobil sang ayah tepat pada saat mobil Raka berhenti di depan sekolahnya. Melihat Mayla dije

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   INIKAH SAATNYA?

    Tak seperti biasanya saat sedang berdua saja dengan Mayla, di rukonya ternyata Raka lebih cuek. Saat sampai di sana, Raka langsung meminta seorang karyawan wanitanya, Nindy, untuk menjelaskan pada Mayla pekerjaan barunya. Sementara dia sendiri sibuk di ruangannya bersama Radit. Kikuk dan minder. Itu yang dirasakan Mayla di kantor itu. Menjadi yang paling muda dan paling tidak tidak mengerti apa apa. Mayla jadi tersadar jika hidupnya selama ini terlalu disibukkan dengan kesengsaraan, ketidak-beruntungan. Hingga membuatnya merasa seperti orang yang terbelakang. Selain juga karena Raka tidak memperlakukannya secara spesial di tempat itu. "Setelah selesai, jangan lupa filenya disimpan ya. Buat nanti laporan mingguan ke Bang Raka," kata Nindy menjelaskan. "Ngerti kan, May?" tanya wanita cantik berambut panjang itu. "Iya, Kak. Insya Allah ngerti." &

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   BALAS BUDI

    Mayla menghentikan langkahnya di teras saat mendengar sebuah mobil memasuki halaman. Dia sudah sangat hafal betul suara mobil kakaknya. Dan jantungnya seketika berdegup sangat kencang membayangkan apa yang akan dilakukan Raka saat melihatnya baru pulang sesore ini. Kakinya mendadak gemetaran. "Dari mana Kamu?!" Dan benar saja, Raka turun dari mobil dengan wajah bersungut. Berjalan cepat menghampirinya yang berdiri tegang di teras rumah menunggunya. "Maaf Kak, Mayla telat pulangnya. Mayla habis dari rumah temen," katanya dengan terbata. "Rumah temen? Sudah mulai keluyuran ya sekarang?" "Bukan Kak, Mayla ..." Belum sempat Mayla melanjutkan bicaranya, Bik Sani sudah muncul dari dalam rumah. Wanita paruh baya itu sepertinya terganggu dengan suara

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SANG POSESIF

    "Kamu serius, Ka?" Rani masih belum percaya apa yang baru saja dikatakan putra sulungnya. "Serius, Ma. Raka juga sudah bilang ke Om Firman soal itu." Rio yang dari tadi mendengarkan terlihat hanya mengangguk angguk saja tanda mengerti. Malam itu, Raka sengaja mengajak ibu dan adiknya makan di luar untuk membicarakan masalah keinginannya menikahi adik angkatnya. "Dan Pak Firman bilang apa? Dia mengijinkan?" tanya Rani penasaran. "Pak Firman menyerahkan semuanya sama Mayla. Tapi intinya dia setuju kalau Mayla juga mau, Ma. Mama sendiri gimana?" Seperti ada nada keraguan dari pertanyaan Raka. Dia ingat bagaimana beberapa waktu yang lalu ibunya itu begitu tidak suka melihatnya jalan bareng Mayla. "Kalau mengatakan tidak pun, Mama yakin Kamu

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LAMARAN DINI

    "Om, Tunggu!" Firman menghentikan langkahnya menuju ke pintu keluar area pemakaman saat mendengar suara seseorang memanggilnya. Raka terlihat sedang berjalan cepat ke arah lelaki yang masih mengenakan seragam dinasnya itu. "Raka, ada apa?" tanya Firman sambil mengerutkan dahinya. "Boleh bicara sebentar?" tanya pemuda itu. "Tentu," sambut lelaki itu hangat. Yang Firman tahu, Raka adalah anak sulung dari Rani. Wanita yang telah disakiti oleh mantan kekasihnya dulu, yang bernama Mayang. Namun yang juga sangat berbesar hati menerima anak anak Mayang untuk dirawatnya. Pernah suatu kali Mayla bercerita tentang anak anak Rani saat pertemuan mereka. Salah satunya adalah Raka. Dan sebagai seorang Ayah, Firman sepertinya bisa menebak, bahwa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status