Home / Romansa / PEMBALASAN ANAK LELAKIKU / KELUARGA BARU SANG AYAH

Share

PEMBALASAN ANAK LELAKIKU
PEMBALASAN ANAK LELAKIKU
Author: Reinee

KELUARGA BARU SANG AYAH

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-03-24 11:25:02

"Itu papa kan?" tanya Rio sedikit berteriak ke Raka yang sedang duduk dihadapannya. 

 

"Mana?" Raka yang sedang menikmati makan siangnya mendongak dan menoleh ke arah yang ditunjuk sang adik. 

 

"Tuh!" tunjuk Rio lagi ke arah seorang lelaki berpenampilan kantoran yang sedang berjalan menggandeng wanita cantik dan seorang anak perempuan berusia sekitar 6 tahunan. Tak banyak bicara, Raka segera bangkit dari bangku foodcourt tempatnya makan bersama adiknya siang itu. 

 

"Kak, mau kemana?" Rio, remaja 15 tahun yang masih mengenakan seragam sekolah menengah pertamanya itu menyusul kakaknya dengan wajah panik. Mendadak dia menyesal kenapa harus memberitahu kakaknya tentang keberadaan ayah mereka di mall tempatnya hang out bersama sang kakak siang itu.

 

"Pah!" teriak Raka sambil setengah berlari mengejar langkah lelaki yang beberapa saat yang lalu ditunjuk oleh sang adik.

 

Romi, lelaki berusia 40 tahun yang merasa sangat kenal dengan suara yang baru saja memanggil, menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Dia sangat kaget saat melihat dua anak lelakinya sedang berjalan cepat menghampirinya yang sedang bersama anak dan istri mudanya.

 

"Ngapain Papa disini?" tanya Raka, anak sulungnya yang saat ini berusia 17 tahun itu sedikit membentak. Wajah remaja dengan seragam Sekolah Menengah Atas itu nampak merah padam menatap ke arahnya. Sementara Rio, sang adik, yang berhasil menyusulnya, segera memegang lengan kakaknya dengan wajah cemas. 

 

"Kak, sudahlah, ayo pulang!" ajaknya.

 

"Kalian berdua ngapain di sini?" tanya Romi mencoba bersikap wajar. Namun sikap tenangnya itu justru semakin memicu kemarahan anak sulungnya. 

 

"Harusnya kita yang tanya, ngapain Papa disini? Dan ini apa?" tunjuk remaja berwajah tampan dengan tinggi 170 cm itu ke arah wanita cantik dan anak perempuan yang berdiri di samping ayahnya. 

 

Si wanita yang usianya terlihat jauh lebih muda dari ibunda Raka itu nampak sedikit panik, mempererat pegangan tangannya pada sang suami. Sementara anak perempuannya refleks merapatkan tubuhnya ke ibunya, nampak sangat ketakutan melihat Raka. 

 

"Sudahlah Ka, jangan bikin ribut disini. Ini tempat umum. Nanti Papa jelaskan di rumah," kata lelaki itu bersikap sok bijak. 

 

"Gue nggak perlu penjelasan lo, brengs*k!" Tak disangka, Raka tiba-tiba mendaratkan pukulan telak ke wajah sang ayah hingga lelaki itu terhuyung hampir jatuh. Gerakan remaja itu yang begitu cepat hingga tak sempat membuat ayahnya yang masih terlihat gagah itu menghindar. 

 

Suasana menjadi gaduh. Wanita bernama Mayang, istri muda sang ayah berteriak histeris dan bergegas menghampiri suaminya untuk memeganginya. Sementara anak perempuannya yang cantik dengan rambut panjang sepinggang itu langsung menangis ketakutan berpegangan pada tali tas selempang ibunya. Kemudian orang-orang yang kebetulan berada di sekitar tempat itu pun segera berkerumum untuk melihat apa yang terjadi. 

 

Romi memegangi hidungnya yang berdarah akibat pukulan sang anak saat beberapa petugas keamanan datang. Sementara Raka yang terlihat sangat puas telah melampiaskan amarahnya pada sang ayah hanya tersenyum sinis dan bahkan tidak melakukan perlawanan saat petugas keamanan membawanya ke kantor. Sama sekali tidak ada sedikitpun penyesalan di wajah remaja berwajah tampan itu. 

 

Sambil berjalan digandeng dua petugas keamanan mall, Raka sesekali melihat ke ayahnya dengan senyum penuh kemenangan. Akhirnya dia bisa juga mengeluarkan beban yang selama beberapa bulan ini dipendamnya. Rio, sang adik, mengikuti rombongan petugas yang membawa kakaknya tanpa bicara sedikitpun. Anak remaja itu sudah bisa membayangkan bagaimana kemarahan ayahmya saat nanti mereka sampai di rumah. 

.

.

.

Dan dugaan Rio ternyata tidak salah. Saat dia sampai di rumah sore itu dengan membonceng motor sport kakaknya, ayahnya sudah duduk berhadapan dengan sang ibu di ruang tengah. Lelaki itu nampak sesekali masih menutupi hidungnya dengan sapu tangan, sementara ibunda mereka hanya tertunduk lesu di hadapannya. 

 

Melihat dua anak lelakinya datang, Rani segera bangkit. 

 

"Kalian dari mana saja? Kenapa baru pulang?" tanyanya dengan nada cemas. Sang ayah memandangi ketiganya bergantian dengan raut wajah raut suka. 

 

"Duduk kalian semua!" bentak lelaki itu. Rani dan anak bungsunya segera menuju ke sofa untuk duduk, sementara Raka tak bergeming di tempatnya berdiri semula. 

 

"Kamu tidak mau duduk, anak bandel?!" Romi mulai menampakkan emosi dengan sikap anak sulungnya. 

 

"Kalau mau ngomong, ngomong aja! Nggak perlu nyuruh-nyuruh duduk," ketus remaja itu sambil menatap tajam ayahnya, membuat mata sang ibu membelalak. 

 

"Raka, Sayang, jangan bicara seperti itu sama papa, Nak!" ujarnya. 

 

"Raka nggak punya papa seperti itu!" tunjuknya ke lelaki yang kemudian refleks berdiri setelah mendengar kalimat anaknya yang dirasanya sangat kasar.

 

"Kamu lihat, Ran? Seperti itu kamu didik anak kamu? Lihatlah hasil dari didikanmu itu!" Romi balik menunjuk ke anak sulungnya, bermaksud  menunjukkan pada istrinya bahwa anak lelaki yang dibanggakannya itu telah bertingkah sangat tidak sopan pada ayahnya. Dengan wajah pucat Rani pun bangkit menghampiri sang anak. 

 

"Ka, kamu jangan mempersulit mama. Duduklah, Nak, dengarkan papa kamu!" Wanita itu memegang lengan anaknya dengan nada memohon. 

 

"Enggak! Raka nggak akan dengar apapun omong kosongnya itu, Mah," sungut remaja itu. 

 

"Anak kurang ajar kamu! Tidak tahu diuntung. Kamu pikir selama ini kamu hidup dengan harta siapa, hah?" Romi mulai tidak bisa mengendalikan diri lagi. Sebagai ayah, dia merasa sudah sangat tidak dihargai oleh anaknya sendiri. 

 

Rani panik melihat kemarahan suaminya yang tiba-tiba bergerak maju bermaksud melayangkan pukulan ke Raka. Namun dengan gesit remaja itu menghindar. Senyum sinisnya mengembang menatap sang ayah. 

 

"Sudah, Pah, sudah! Dia itu anakmu," ujar wanita 39 tahun itu sambil memegangi lengan suaminya.

 

"Anak tidak tahu diri! Mulai hari ini dia sudah bukan anakku lagi. Pergi kamu dari rumah ini, anak kurang ajar!" ucap Romi yang sedang penuh amarah itu.

 

Raka tidak kaget dengan apa yang dikatakan ayahnya. Raka sadar sejak dirinya mengetahui perselingkuhan papanya beberapa bulan yang lalu, rasa hormatnya pada lelaki itu hilang sudah, berganti kebencian. Kian hari sikap Raka pada ayahnya juga semakin berubah. Maka Raka pun tak heran jika ayahnya akhirnya mengusirnya dari rumah. Bahkan remaja itu sudah menanti saat-saat ayahnya mengatakan hal itu. Lalu dengan senyum tipis, Raka pun membalikkan badan dan segera berlalu keluar rumah. 

 

Rani yang menyadari apa yang dilakukan oleh anak sulungnya segera mengejarnya dengan panik. Berulang kali wanita itu berteriak memanggil nama anaknya. Namun Raka tak sedikitpun menoleh. Bahkan melajukan motor sportnya dengan kencang tanpa mempedulikan lagi sang ibu yang menangisi kepergiannya.

 

Rani kembali ke teras rumah dengan gontai, ambruk bersimpuh menangis di lantai. Hatinya memang sangat hancur saat beberapa bulan yang lalu akhirnya dia mengetahui bahwa suami yang sangat dibanggakannya selama ini ternyata bertahun-tahun telah membohonginya dengan menikahi perempuan lain yang lebih muda. Tapi kali ini jauh lebih menyakitkan, ketika dia menyaksikan suaminya mengusir anak yang dilahirkannya dari rumah mereka.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FINALLY, LOVE (ENDING)

    Suasana haru nampak dalam pesta pernikahan yang mewah itu saat pengantin wanitanya yang begitu muda dan cantik beberapa kali menitikkan air mata karena teringat akan kedua orang tuanya. Akhirnya di sinilah dia berlabuh. Di hati seorang pangeran yang kebahagiannya bahkan telah direnggut oleh ibunya semasa wanita itu masih hidup. Mayla nampak sungguh bak putri dalam dongeng yang dipersunting pangeran tampan yang baik hati. Cintanya yang berakhir dengan kebahagiaan membuat iri banyak pasang mata yang kebetulan mengetahui jalan hidupnya. Pesta itu tidak begitu besar karena hanya dihadiri oleh tamu tamu undangan dari kalangan teman, sahabat, dan kerabat saja. Namun segala sesuatunya yang mewah mengesankan betapa sang pengantin pria yang sudah mempersiapkan pesta pernikahannya itu begitu mencintai pasangannya. Tak jauh be

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LOVE YOU, KAKAK

    "Dia dimana, Bik?" Bik Sani langsung menyambutnya saat Raka tiba di halaman rumahnya. Raka berjalan tergesa menuju teras rumah. "Di kamarnya, Pak. Dari semalam nggak mau keluar kamar, nggak mau makan. Nangis terus," ucap Bik Sani menjelaskan sambil terus mengikuti langkah Raka menuju ke dalam. "Siapkan makanannya, bawa ke kamar, Bik." "Baik, Pak." Di depan kamar Mayla, Raka sedikit ragu untuk mengetuk. Harusnya hari ini memang dia belum ada rencana untuk menemui adiknya itu. Tapi karena Bik Sani menelponnya dengan panik dan mengabarkan bahwa Mayla yang tidak mau keluar kamar, akhirnya Raka mengurungkan niatnya untuk menemui gadis itu sampai menjelang hari pernikahan mereka. Masih dengan sedikit ragu, akhirnya Raka mengetuk beberapa kali pint

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   MARAH?

    Beberapa bulan setelah kejadian yang sangat mengesankan bagi Mayla itu, kakaknya tak pernah nampak lagi datang ke rumahnya. Hari demi hari berlalu, setiap pagi Mayla selalu bersemangat saat ada suara mobil yang tiba tiba seperti akan berhenti di depan rumah itu. Dia selalu berharap Raka yang datang untuk mengantarkannya ke sekolah seperti biasa. Lalu tiap kali dia keluar dari halaman sekolah, dia berharap kakaknya itu akan ada di luar gerbangmemanggilnya dengan nada galak seperti biasanya. Tapi semuanya itu tak pernah terjadi. Dia pergi dan pulang dari sekolah dengan naik angkot seperti sebelumnya. Tak pernah lagi ada Raka yang tiba tiba muncul mengagetkan dan menakutinya. Kakaknya itu seperti menghilang di telan bumi. Hanya terkadang ada notifikasi perbankan yang masuk ke ponsel Mayla suatu hari. Sejumlah dana masuk ke rekeningnya disertai pesan; bela

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SORRY, LOVE

    "Semalem mau nanya apa?" tanya Raka di sela sela sarapannya dengan Mayla. Bik Sani sudah menyiapkan dua piring nasi goreng spesial pagi ini untuk kedua momongannya. "Eee, itu ... " Mayla mendadak gagu. Keinginan kuatnya semalam untuk segera bertemu Raka dan menanyakan hal yang membuatnya penasaran dari kemarin mendadak hilang seketika melihat wajah kakaknya yang menatapnya dengan intens dan mendominasi seperti biasa. "Itu apa?" tanya Raka lagi. "Katanya penting, nggak bisa diomongin lewat telpon, katanya harus malam ini. Kenapa sekarang malah diam?" sindir Raka. Mayla menelan ludah susah payah. Dia heran karena selalu saja begini. Dia kehilangan kata kata saat Raka mulai menatapnya penuh intimidasi. "Itu Kak ... kemarin May dijemput Ayah pas pulang sekolah."

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   FALLIN' IN LOVE

    "Mayla!" panggil Firman sedikit berteriak saat melihat Mayla muncul dari pintu gerbang sekolah. "Ayah!" Mata Mayla langsung berbinar melihat sang Ayah yang sedang berdiri di dekat mobil MPV keluaran tahun lama itu. "Ayah kok di sini?" tanyanya saat dirinya berhasil sampai di dekat sang Ayah. "Kebetulan tadi Ayah lewat, jadi sekalian mampir. Kamu sudah makan? Temenin Ayah makan siang yuk?" ajak Firman. Mayla pun mengangguk senang. Selain teman temannya di sekolah dan keluarga Ibu Rani, Mayla sangat jarang berinteraksi dengan orang lain. Jadi, kehadiran Ayah kandungnya kali ini nampaknya membawa suasana lain dalam hatinya. Mayla masuk ke dalam mobil sang ayah tepat pada saat mobil Raka berhenti di depan sekolahnya. Melihat Mayla dije

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   INIKAH SAATNYA?

    Tak seperti biasanya saat sedang berdua saja dengan Mayla, di rukonya ternyata Raka lebih cuek. Saat sampai di sana, Raka langsung meminta seorang karyawan wanitanya, Nindy, untuk menjelaskan pada Mayla pekerjaan barunya. Sementara dia sendiri sibuk di ruangannya bersama Radit. Kikuk dan minder. Itu yang dirasakan Mayla di kantor itu. Menjadi yang paling muda dan paling tidak tidak mengerti apa apa. Mayla jadi tersadar jika hidupnya selama ini terlalu disibukkan dengan kesengsaraan, ketidak-beruntungan. Hingga membuatnya merasa seperti orang yang terbelakang. Selain juga karena Raka tidak memperlakukannya secara spesial di tempat itu. "Setelah selesai, jangan lupa filenya disimpan ya. Buat nanti laporan mingguan ke Bang Raka," kata Nindy menjelaskan. "Ngerti kan, May?" tanya wanita cantik berambut panjang itu. "Iya, Kak. Insya Allah ngerti." &

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   BALAS BUDI

    Mayla menghentikan langkahnya di teras saat mendengar sebuah mobil memasuki halaman. Dia sudah sangat hafal betul suara mobil kakaknya. Dan jantungnya seketika berdegup sangat kencang membayangkan apa yang akan dilakukan Raka saat melihatnya baru pulang sesore ini. Kakinya mendadak gemetaran. "Dari mana Kamu?!" Dan benar saja, Raka turun dari mobil dengan wajah bersungut. Berjalan cepat menghampirinya yang berdiri tegang di teras rumah menunggunya. "Maaf Kak, Mayla telat pulangnya. Mayla habis dari rumah temen," katanya dengan terbata. "Rumah temen? Sudah mulai keluyuran ya sekarang?" "Bukan Kak, Mayla ..." Belum sempat Mayla melanjutkan bicaranya, Bik Sani sudah muncul dari dalam rumah. Wanita paruh baya itu sepertinya terganggu dengan suara

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   SANG POSESIF

    "Kamu serius, Ka?" Rani masih belum percaya apa yang baru saja dikatakan putra sulungnya. "Serius, Ma. Raka juga sudah bilang ke Om Firman soal itu." Rio yang dari tadi mendengarkan terlihat hanya mengangguk angguk saja tanda mengerti. Malam itu, Raka sengaja mengajak ibu dan adiknya makan di luar untuk membicarakan masalah keinginannya menikahi adik angkatnya. "Dan Pak Firman bilang apa? Dia mengijinkan?" tanya Rani penasaran. "Pak Firman menyerahkan semuanya sama Mayla. Tapi intinya dia setuju kalau Mayla juga mau, Ma. Mama sendiri gimana?" Seperti ada nada keraguan dari pertanyaan Raka. Dia ingat bagaimana beberapa waktu yang lalu ibunya itu begitu tidak suka melihatnya jalan bareng Mayla. "Kalau mengatakan tidak pun, Mama yakin Kamu

  • PEMBALASAN ANAK LELAKIKU   LAMARAN DINI

    "Om, Tunggu!" Firman menghentikan langkahnya menuju ke pintu keluar area pemakaman saat mendengar suara seseorang memanggilnya. Raka terlihat sedang berjalan cepat ke arah lelaki yang masih mengenakan seragam dinasnya itu. "Raka, ada apa?" tanya Firman sambil mengerutkan dahinya. "Boleh bicara sebentar?" tanya pemuda itu. "Tentu," sambut lelaki itu hangat. Yang Firman tahu, Raka adalah anak sulung dari Rani. Wanita yang telah disakiti oleh mantan kekasihnya dulu, yang bernama Mayang. Namun yang juga sangat berbesar hati menerima anak anak Mayang untuk dirawatnya. Pernah suatu kali Mayla bercerita tentang anak anak Rani saat pertemuan mereka. Salah satunya adalah Raka. Dan sebagai seorang Ayah, Firman sepertinya bisa menebak, bahwa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status