Share

15:

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2025-06-15 08:25:47

Bab 15: Luka dari Langit

Li Yuan masih berlutut saat Pilar Dunia Kedua lenyap dalam cahaya emas. Udara kembali tenang, badai menghilang, dan langit Yun Tian cerah seolah tak terjadi apa-apa.

Namun di balik kedamaian itu, awan gelap baru mulai menggulung.

“Apa maksudmu... mata yang memburuku?” tanya Li Yuan, menatap Penguasa Yun Tian.

Wanita berambut perak itu menatapnya tajam. “Kaisar Petir Abadi. Penguasa Langit Timur. Ia bukan hanya musuh klanmu… tapi musuh seluruh darah naga yang masih hidup.”

Ling Xueyin maju cepat. “Jadi dia masih hidup?”

Penguasa Yun Tian mendengus. “Sayangnya. Dia tidak pernah mati. Hanya menghilang setelah Perang Langit berdarah itu. Tapi segel kedua adalah kunci... yang akan membangunkannya.”

Li Yuan berdiri perlahan. “Apa dia... yang membantai klan naga langit?”

Penguasa itu tak menjawab.

Justru Feng Qiyan yang melangkah ma
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Mata Air Hitam dan Kutukan Kaisar Naga

    – Langit di atas Jurang Naga Hitam perlahan berubah kelam. Awan bergulung, menyatu dalam pusaran pekat yang menyedot cahaya di sekitarnya. Di tengah kehancuran dan kelelahan, Li Yuan berdiri di tepi tebing curam, menatap pusaran hitam di bawah yang mendidih seperti darah mendidih dalam kawah raksasa.“Mata Air Hitam itu…” gumamnya, suaranya serak karena luka dan debu pertempuran. “Itu tempat terakhir naga ketujuh disegel.”Di belakangnya, Bai Qian membantu memapah Xu Jin yang masih setengah sadar. Yan Luo berdiri tak jauh, tubuhnya penuh luka, tapi tatapannya tak kehilangan tajamnya. Di kejauhan, Jin Mian telah mundur, tapi belum sepenuhnya menghilang. Ia menunggu, mengintai, seperti serigala lapar menanti kelemahan mangsanya.“Li Yuan,” panggil Bai Qian sambil menarik lengan bajunya. “Kita harus bergerak. Tempat ini—aku bisa merasakan sesuatu yang jahat mulai bangkit.”Li Yuan mengangguk pelan. Ia tahu waktunya tak banyak. Suara dari da

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Perjanjian Darah Tiga Langit

    Langit yang retak belum sepenuhnya menyatu. Garis merah yang menganga itu seperti luka di angkasa, memancarkan kilatan petir keunguan yang menggetarkan tanah. Tiga hari telah berlalu sejak pertempuran dengan Jin Mian di Gerbang Dimensi. Namun ketenangan hanya ilusi yang rapuh.Li Yuan berdiri di tebing barat Dataran Shuangmu, angin malam menampar jubah hitamnya yang compang-camping. Di belakangnya, Ayra dengan luka di pundak, dan Gu Tian yang terus menggenggam gulungan emas: Kontrak Darah Tiga Langit.“Dia belum selesai, kan?” tanya Ayra pelan.Li Yuan mengangguk. “Jin Mian memang kalah. Tapi dia hanya pembuka kunci. Di balik celah itu… ada yang lebih tua. Lebih berbahaya.”Gu Tian menghela napas. “Apa kita benar-benar harus membangunkan naga ketujuh? Menurut kitab warisan Naga Hitam, dia bukan pelindung, tapi pemusnah.”“Dia satu-satunya yang bisa menutup celah langit itu dari dalam,” jawab Li Yuan. “Jika tidak, Dunia Tengah ak

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Pertarungan di Ambang Dimensi

    : Kilatan cahaya biru membelah langit seperti guratan luka. Langit yang retak tidak lagi tampak seperti langit—ia seolah menjadi cermin besar yang memantulkan dunia lain di balik celahnya. Angin meraung seperti binatang purba, menyapu tanah dan menggulung debu serta daun-daun tua.Li Yuan berdiri di bibir jurang dimensi, jubahnya berkibar liar tertiup angin dari celah realitas. Di belakangnya, Bai Xiumei, Lian Zhao, dan Xu Jie telah siap dengan formasi pelindung. Formasi Segel Awan Tujuh sedang dipersiapkan untuk mengunci ulang celah dimensi jika semua gagal."Kita takkan punya kesempatan kedua," kata Bai Xiumei serius, rambut peraknya bersinar aneh di bawah cahaya patah langit. "Jika kita tak bisa menahan Jin Mian di sini, semua dunia akan bercampur.""Dia datang..." Xu Jie bergumam lirih.Dari retakan langit, sosok Jin Mian muncul. Tak lagi berbentuk manusia sepenuhnya. Mata emasnya bersinar menyala seperti dua matahari kecil, dan tubu

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Perjamuan Darah di Balairung Api

    Balairung Api, tempat suci peninggalan para Pengawal Abadi, kini menjadi medan perjamuan antara kebenaran dan ambisi. Api di sepanjang dindingnya menyala biru keunguan, seolah menyadari bahwa malam ini akan menelan darah dan sejarah.Li Yuan berdiri tegak di hadapan pintu masuk utama bersama Yan Mei, Rong Zhuan, dan Li Zhi. Mereka baru saja melewati lorong-lorong reruntuhan bawah Gunung Merah, tempat naga ketujuh dikabarkan menyimpan ingatan terakhirnya."Jin Mian telah berada di sini lebih dulu," kata Yan Mei pelan. Napasnya membeku di udara, meski seharusnya suhu ruangan ini panas.Rong Zhuan mengangguk. "Energi yang mengganggu dimensi terasa lebih kuat di sini. Segelnya semakin tipis. Kita kehabisan waktu."Li Yuan meletakkan tangannya di dada, menyentuh Liontin Naga Hitam yang kini berdenyut seperti jantung kedua. Suara lirih terdengar di telinganya."Kunci terakhir ada di darahmu sendiri..."Li Yuan menggenggam era

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Pertemuan di Balik Kabut Darah

    Bab 82: Pertemuan di Balik Kabut DarahKabut merah pekat menggantung di udara seperti tirai neraka. Tanah bergemeretak, udara terasa berat, dan di tengah kehancuran yang mulai menyelimuti Alam Naga Kuno, Li Yuan berdiri tegap dengan tombak hitamnya yang kini berdenyut seperti detak jantung naga."Ada sesuatu yang bangkit dari balik segel…" gumamnya sambil memicingkan mata ke arah lembah retak yang kini menganga seperti mulut raksasa.Ayumi melompat turun dari tebing, darah mengalir dari pelipisnya namun sorot matanya tetap tajam. "Kau merasakannya juga, ‘kan? Aura itu… itu bukan milik Jin Mian.""Benar," jawab Li Yuan pendek. "Ini... milik naga ketujuh."Tiba-tiba, kabut terbelah.Dari balik gumpalan darah pekat, sesosok makhluk tinggi berkulit abu-abu gelap muncul. Ia mengenakan jubah berbahan sisik naga tua, dan kedua matanya merah menyala seperti bara api.“Li Yuan,” suara beratnya menggelegar, “Kau akhirnya sampai pa

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Kelahiran Tanda Emas

    Bab 81: Kelahiran Tanda EmasLangit menggulung hitam seperti tinta tumpah. Di bawahnya, Li Yuan berdiri di atas reruntuhan kuil kuno yang baru saja mereka rebut dari tangan Jin Mian. Tubuhnya penuh luka, darah menetes dari pelipis hingga rahangnya, namun matanya memancarkan api yang tak kunjung padam."Segel dimensi keempat telah terbuka," ujar Ayu Ran perlahan, menatap pilar batu yang retak memanjang. "Langit akan retak... dan naga ketujuh—mungkin sudah sadar."Sret.Li Yuan menarik napas dalam-dalam. Di balik keheningan, ada bisikan gaib yang menusuk telinganya. Bukan suara manusia. Bukan pula suara makhluk suci. Itu… suara yang sama saat dia nyaris tenggelam dalam Jurang Naga Hitam dulu—saat pertama kali dia melihat sosok naga bersayap emas dengan mata seperti pusaran bintang."Apakah kalian merasakannya?" tanya Li Yuan pada kelompoknya. Di belakangnya, Lu Tian, Luo Ying, Jenderal Hei Long, dan Mei Ling saling pandang.Lu Tian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status