Home / Fantasi / PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM / Saat Langkah Tak Lagi Milik Sendiri

Share

Saat Langkah Tak Lagi Milik Sendiri

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2025-09-17 09:35:04

Udara di balik Gerbang Keabadian terasa semakin berat. Setiap tarikan napas Li Yuan bagaikan menghirup debu dari bintang yang sudah mati. Langkahnya gemetar, bukan karena tubuhnya rapuh, melainkan karena setiap inci tanah yang ia pijak seolah menolak keberadaannya.

Di sampingnya, Shen Yao masih menahan luka di lengannya. Darahnya sudah berhenti mengalir, tapi aura gelap yang menempel padanya tak kunjung hilang. Setiap kali ia bergerak, garis-garis hitam menjalar dari luka itu, seperti akar pohon yang ingin merambat ke jantungnya.

“Li Yuan…” suara Shen Yao parau, “aku bisa merasakan… sesuatu dari bawah tanah. Bukan hanya bisikan. Ada… napas.”

Li Yuan terdiam. Ia menundukkan kepala, menyentuh tanah dengan ujung pedangnya. Sejenak, dunia di sekitarnya bergemuruh. Dari balik tanah kelam itu, terdengar suara-suara samar—jeritan, doa, bahkan nyanyian yang sudah terkubur ribuan tahun.

Wu Xian, yang kini lebih seperti bayangan dari dirinya send
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Ketika Langit Kembali Membuka Mata

    – Langit yang baru itu terlihat damai. Tapi bagi Li Yuan, ketenangan justru pertanda bahaya yang belum muncul.Setiap kali dunia berhenti bergetar, ia tahu ada sesuatu yang sedang menahan napas di balik tabir waktu.Ia menatap Jam Pasir Naga di tangannya — kini tidak lagi memancarkan cahaya biru, melainkan berdenyut pelan, seperti jantung yang tertidur.> “Rakta Nagendra,” gumamnya pelan. “Apakah kau masih di dalam sana?”Tidak ada jawaban. Hanya hembusan angin lembut yang membawa aroma tanah basah dan bunga liar.Namun, jauh di dalam inti bumi baru itu, sesuatu bergerak — perlahan, berat, dan kuno.---Sementara itu, di puncak gunung tertinggi, Yara tengah berlutut, menanam simbol baru di tanah — Segel Kehidupan Pertama.Ia menggambar lingkaran dengan darahnya sendiri.Wen Jue berdiri di belakangnya, menatap simbol itu dengan pandangan tajam.“Dengan segel itu, kau mengikat nasibmu pada dunia

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Nyanyian Dunia yang Terlahir Kembali

    Langit bergetar lembut, seperti sedang menarik napas panjang setelah tidur ribuan tahun. Dari setiap pilar, aliran energi turun membentuk sungai cahaya yang mengalir di udara, melintasi gunung, lembah, dan laut.Dunia baru itu hidup — dan bernyanyi.Li Yuan berdiri di tepi tebing, memandangi pemandangan yang sulit dipercaya. Lautan cahaya memantul di matanya, dan di antara nyanyian samar, ia bisa mendengar bisikan halus: doa, kenangan, dan harapan dari mereka yang masih hidup.> “Begini rasanya... dunia yang bebas dari kutukan.”Yara berdiri di belakangnya, menatap ke horizon. Rambutnya tertiup angin, matanya lembut namun tetap waspada.“Bebas? Mungkin. Tapi bukan berarti aman. Dunia baru berarti juga lahirnya ancaman baru.”Wu Xian muncul dari balik bebatuan, menenteng sebotol cairan aneh yang berpendar. “Aku menemukan ini di dekat pilar Api. Rasanya dunia ini seperti sedang bereksperimen dengan energi sendiri. Lihat,

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Tujuh Pilar Dunia Baru

    Angin pertama dari dunia yang baru lahir berhembus lembut melewati dataran luas itu. Tak ada darah, tak ada perang, hanya keheningan yang terasa seperti awal mula semesta.Namun dari balik kedamaian itu, tujuh pilar cahaya menjulang ke langit, memancarkan aura yang tak dapat dijelaskan oleh kata.Li Yuan membuka matanya perlahan. Ia berbaring di padang rumput berwarna perak, dan di atasnya, langit memantulkan bayangan naga yang berputar.Jam Pasir Naga di tangannya kini kosong—seluruh pasir waktu telah jatuh ke bawah, berhenti selamanya.> “Jadi… ini dunia yang kita selamatkan?”Suara Yara terdengar di sampingnya. Ia duduk bersandar pada sebongkah batu, rambutnya berantakan, tapi matanya menatap pilar cahaya itu dengan kagum.“Bukan cuma dunia,” jawab Li Yuan pelan. “Ini… era baru.”Wu Xian berdiri tak jauh, mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. “Lihat! Setiap pilar punya warna yang berbeda. Seperti naga yang dulu me

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Ketika Dunia Menyebut Namanya Sendiri

    Tidak ada pagi. Tidak ada malam. Hanya keabadian yang retak, lalu perlahan-lahan membentuk warna.Langit yang tadinya kelabu kini berdenyut, seperti dada yang kembali diisi napas. Dari antara serpihan waktu yang berjatuhan, terbentuk awan berbentuk naga, mengalir perlahan ke arah timur.Di tengah pusaran cahaya itu, sosok perempuan berdiri—Lian Yue. Tubuhnya kini setengah transparan, seperti bayangan antara dua alam. Pedangnya menancap di tanah, menyatu dengan akar yang bercahaya biru.> “Apakah… dunia ini sudah bangun?”Suara lembut menjawab dari belakang. “Belum sepenuhnya. Tapi ia ingat.”Rai Shen muncul, dengan mata yang kini memancarkan dua warna: satu emas, satu hitam. Tubuhnya tampak setengah terbakar, tapi ia tetap tersenyum.“Dunia mulai menyebut namanya sendiri,” katanya pelan. “Itu berarti ia telah menerima keberadaannya.”Lian Yue menatap sekeliling. Pohon-pohon muncul satu per satu, tumb

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Dunia yang Tak Mau Bangun

    Cahaya putih itu tidak menghilang—ia diam. Tidak pudar, tidak memudar, tapi membeku. Dunia seolah berhenti di antara dua napas. Waktu kehilangan keberaniannya untuk melangkah ke depan.Lian Yue terbangun di tengah kehampaan. Tidak ada langit, tidak ada tanah, hanya hamparan cahaya putih sejauh mata memandang. Pedang di tangannya tak lagi dingin—ia berdenyut pelan, seperti jantung yang masih berjuang berdetak.“Rai…” ia memanggil lirih, tapi suara itu lenyap sebelum mencapai udara.> “Jangan sebut namaku.”Suara itu kembali, samar tapi tegas. Lian Yue berputar, dan di balik cahaya ia melihat bayangan seorang pria, nyaris transparan. Wajahnya tenang, tapi mata itu menyimpan kesedihan abadi.“Di mana kita?” tanya Lian Yue, gemetar.“Di antara mimpi dan ingatan,” jawab Rai Shen. “Tempat di mana dunia menolak bangun.”Lian Yue mengernyit. “Aku tidak mengerti. Dunia seharusnya sudah kembali setelah kau meny

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Saat Dunia Bermimpi Ulang

    Langit Azhun-Ra seolah baru saja dilahirkan kembali. Warna-warna yang dulu pudar kini memantul bagai lukisan baru. Namun di bawah keindahan itu, ada sesuatu yang ganjil — dunia seolah tidak tahu siapa yang menyelamatkannya. Semua orang merasa ada bagian dari sejarah yang hilang, tapi tak satu pun mampu menyebut nama yang lenyap dari waktu.Di menara Yunsu yang runtuh, pedang perak milik Rai Shen masih tertancap. Angin berputar di sekitarnya, membawa gema samar.> “Waktu tidak berhenti, ia hanya bermimpi ulang.”Seorang gadis berambut hitam berdiri di hadapan pedang itu. Matanya berkilau, tapi kosong — ia seperti baru bangun dari tidur panjang. Namanya Lian Yue, penjaga arsip Azhun-Ra. Ia menemukan menara ini setelah mendengar desas-desus tentang "suara dari masa lalu".Tangannya gemetar saat menyentuh gagang pedang yang dingin.“Siapa yang meninggalkannya di sini?” gumamnya.Begitu jemarinya bersentuhan, kilatan c

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status