Share

BAB 49 • Desa Lunar

Author: MatchaMisu
last update Last Updated: 2025-07-29 22:33:07

Klotak... klotak...

Suara roda kayu berderit di atas jalanan berbatu, udara sore itu mulai dingin, senja mulai menenggelamkan diri, menyisahkan langit yang hampir terlihat gelap. Gerobak Joren melintasi gerbang kayu Desa Lunar, mereka disambut oleh desiran angin yang membawa aroma lembab tanah.

Di atas gerobak, Eveline terduduk lemah, tubuhnya bersandar pada sisi gerobak. Wajahnya terlihat pucat pasi, matanya terlihat setengah terpejam, di sertai raut wajah yang seakan menahan rasa nyeri yang sejak tadi di tahannya. Keringat dingin membasahi pelipisnya, dan tangannya mencengkram erat gaunnya di pangkuan.

Joren yang duduk di depan, sembari memegang tali kekang kuda, melirik sebentar ke belakang, sebelum kembali menatap ke depan. “Anya, lihat... keadaan Nona Eve,“ ucap Joren, nada suaranya terdengar cemas.

Anya yang duduk di sebelah Eveline segera memeriksa sang Lady. Raut khawatir begitu terlihat jelas di wajah Anya, “Dari tadi dia belum mengucapkan sepatah kata pun,“ ujarnya pelan, ia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 51 • Kesadaran Lady Eveline

    Kicauan burung terdengar samar, seolah menyuruh orang-orang bangun dari mimpi mereka. Di kamar yang sederhana itu, Eveline berbaring dengan kanannya terlipat di atas, sedangkan tangan kirinya yang terluka berada di sisi tubuhnya.Kening Eveline bergoyang dan mengernyit, perlahan matanya terbuka. Wanita itu diam memandangi langit-langit kamar yang masih kabur di penglihatannya. Tubuhnya terasa ringan, dan kain lembap seperti menyentuh keningnya. Tangan kanannya terangkat, menyentuh kain itu.Eveline lalu menoleh ke samping, matanya menangkap sosok Anya yang duduk di kursi kayu dengan mata terpejam.“Shh…” desisnya, ketika tangan kirinya terasa sakit saat akan digerakkan. Eveline menatap kain putih yang membalut lengannya.Butuh beberapa detik sebelum ia bisa mengingat semuanya, para bandit-bandit itu. Kabut di pikirannya perlahan-lahan menipis, menyisakan rasa ngilu yang mengiris di bahu hingga ke lengan. Ia mengerang pelan, cukup pelan untuk tidak membangunkan Anya yang tertidur di ku

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 50 • Nona Eve, Mirip Seseorang

    Luka akibat tusukan belati di lengan Eveline kembali dibersihkan oleh Tetua Lunar. Darah segar sempat merembes keluar, membuat Anya panik setengah mati.“Aku akan membersihkan lagi luka Nona Eve,” ucap Tetua Lunar, suara tuanya tenang namun penuh ketegasan. Ia mengelap luka itu pelan, berhati-hati agar tak menyakiti lebih dalam.Joren duduk di sisi lain, memegang sebuah wadah tanah liat berisi air hangat yang telah dicampur dengan daun sirih dan kulit kayu yang ditumbuk halus. Air itu berwarna kecokelatan dan menguarkan aroma tajam herbal yang menyengat.Dengan gerakan perlahan, Tetua Lunar menyiramkan air ramuan itu ke luka Eveline, sedikit demi sedikit. Cairan hangat itu membuat Eveline mengerang pelan, tubuhnya menegang sesaat, namun matanya tetap terpejam. Wajahnya masih pucat, keringat dingin membasahi pelipisnya.“Apa ini tidak apa-apa?” tanya Anya cemas, kedua tangannya menggenggam erat lengan Eveline.Tetua Lunar menatapnya sekilas, lalu menggeleng pelan. “Tenang saja, Nona. A

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 49 • Desa Lunar

    Klotak... klotak...Suara roda kayu berderit di atas jalanan berbatu, udara sore itu mulai dingin, senja mulai menenggelamkan diri, menyisahkan langit yang hampir terlihat gelap. Gerobak Joren melintasi gerbang kayu Desa Lunar, mereka disambut oleh desiran angin yang membawa aroma lembab tanah.Di atas gerobak, Eveline terduduk lemah, tubuhnya bersandar pada sisi gerobak. Wajahnya terlihat pucat pasi, matanya terlihat setengah terpejam, di sertai raut wajah yang seakan menahan rasa nyeri yang sejak tadi di tahannya. Keringat dingin membasahi pelipisnya, dan tangannya mencengkram erat gaunnya di pangkuan.Joren yang duduk di depan, sembari memegang tali kekang kuda, melirik sebentar ke belakang, sebelum kembali menatap ke depan. “Anya, lihat... keadaan Nona Eve,“ ucap Joren, nada suaranya terdengar cemas.Anya yang duduk di sebelah Eveline segera memeriksa sang Lady. Raut khawatir begitu terlihat jelas di wajah Anya, “Dari tadi dia belum mengucapkan sepatah kata pun,“ ujarnya pelan, ia

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 48 • Eveline Terluka

    Hosh... hosh...Suara napas memburu terdengar, Eveline memegang lengannya yang berdarah akibat sayatan belati, yang dilayangkan oleh salah satu bandit. Dadanya naik turun, seolah baru saja mengangkat beban berat.Bandit-bandit itu telah pergi, setelah Joren menghajar mereka.“Lenganmu berdarah,” Anya menatap khawatir pada sang Lady.Joren menoleh ke arah Eveline, matanya membulat ketika melihat darah wanita itu jatuh di tanah. “Nona, Eve,” Joren mendekat cepat.Eveline menggeleng,“Aku tidak apa-apa, hanya luka kecil,” ucap Eveline pelan, namun matanya tidak menyembunyikan rasa sakitnya.“Kita harus menghentikan darahnya yang masih keluar Joren,” tutur Anya.Joren mengangguk, “Duduk lah dulu, di sini nona Eve,” Joren menunjuk pada batang kayu yang tumbang.Anya membantu Eveline duduk di sana, Joren kemudian mengambil kain di atas gerobak lalu merobeknya. Pria itu mendekati mereka, tangannya membawa kantung air.Joren berlutut di hadapan Eveline, ia melirik Anya yang terlihat khawatir.

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 47 • Para Bandit

    Dua kuda Joren berjalan menarik gerobak, sedari tadi keheningan melanda sepanjang jalan. Hari mulai siang, angin segar menerpa wajah mereka, dan gerobak Joren baru saja keluar dari desa Avirari, wilayah terkahir Duke Argor.Kini, mereka melewati hutan lebat, pohon-pohon rindang menghalau sinar matahari mengenai mereka secara langsung. Hembusan angin, menggoyangkan dedaunan, hingga beberapa daun melayang jatuh ke gerobak.“Indah sekali,” gumam Anya, ia menoleh pada Eveline dengan senyum tipis.Eveline hanya mengangguk, matanya menatap kosong ke depan. Pikirannya masih sibuk dengan rencana besar yang sedang ia simpan rapat-rapat.Suara kicauan burung bersahutan, sesekali suara ranting parah terdengar dari semak-semak. Tidak hanya itu, suara aliran air sungai membuat mereka tenang, namun... tidak dengan Eveline yang mengenyitkan keningnya, entah mengapa tiba-tiba ia merasakan perasaan aneh di antara kesunyian itu, sebuah perasaan tidak nyaman menghampirinya.“Nona-nona, kita akan singgah

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 46 • Melanjutkan Perjalanan

    Cit... cit...Kicauan burung terdengar samar bersahutan, di antara angin yang mengenai jendela kayu. Sinar matahari pagi menembus celah tirai, mengenai wajag Eveline.“Eughh...”Desahan kecil lolos dari bibirnya saat tubuhnya bergerak, meregangkan perlahan untuk mengusir sisa kantuk. Matanya terbuka setengah, mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya pagi yang masuk lewat retina matanya.Eveline menoleh ke samping, mendapati Anya yang masih tertidur pulas, napas wanita teratur, sesekali Anya mendengkur halus. Eveline lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela.Suara gerobak, dan aktifitas, terdengar dari luar dan lantai bawah. Eveline mengusap wajahnya pelan, lalu menurunkan kakinya menyentuh lantai kayu yang terasa dingin.Dengan gerakan pelan, Eveline berjalan menuju meja kecil, mengambil kendi air dan menuangkannya ke mangkuk, wanita itu membasuh wajahnya dengan air dingin—agar kantuknya hilang.Hari ini, mereka akan kembali melanjutkan perjalanan menuju ibukota.Tok... tok...Ketuka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status