Home / Romansa / PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI / Chapter 3 - Pemandangan Menarik

Share

Chapter 3 - Pemandangan Menarik

Author: Nyx
last update Huling Na-update: 2025-09-05 18:53:42

"Kemampuanku terbatas membuat Ayah tertawa, tetapi jika Adik Mei tidak keberatan maka aku juga akan berusaha sekuat tenaga untuk mendidik Adik Mei. " Ucap Qing Lan dengan rendah hati.

"Suamiku, Lan'er masih muda dan baru saja sembuh. Bagaimana jika Mei'er , aku yang mendidiknya? " Tanya Nyonya Lu.

"Nyonya Lu berpengetahuan luas dan lebih berpengalaman dibandingkan dengan Lan'er. Lan'er pikir, memang tugas ini lebih cocok untuk diberikan pada Nyonya Lu. " Tambah Qing Lan.

Qing Yang melihat putrinya dan menganggukkan kepalanya, putrinya memang sudah berubah menjadi lebih dewasa. Qing Yang awalnya hanya ingin mengetes sikap putrinya.

Jika Qing Lan menerima tugas ini tanpa ragu ragu maka orang orang akan menyimpulkan bahwa Qing Lan besar kepala karena dipuji oleh orang orang atas sikapnya.

Tetapi karena Qing Lan bersikap rendah hati, tidak haus akan pengakuan dan sadar dengan kemampuan sendiri sehingga membuat Qing Yang memandang putrinya dengan cara yang baru.

Setelah itu, karena Qing Mei baru saja datang dari desa jadi walaupun dia berusaha terlihat anggun namun jika dibandingkan dengan sikap yang ditunjukkan oleh Qing Lan, mereka berdua terlihat seperti langit dan bumi.

Semakin diamati maka semakin terlihat perbedaannya, Nyonya Besar Qing juga tersenyum dengan puas melihat cucu kandungnya berubah menjadi lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Qing Lan makan dengan tenang dan tampak tidak peduli dengan kondisi di sekitarnya, hanya fokus dengan makanannya. Namun sudut matanya melirik bahwa pelayan terdekat Nyonya Lu, Bibi Gui pergi secara diam diam.

Qing Lan berhenti sejenak dan memanggil Xingyue, lalu Xingyue langsung berlari untuk mendekatinya. Qing Lan menempelkan bibirnya di telinga Xingyue.

"Ikuti Bibi Gui, mungkin saja akan ada pemandangan indah." Bisik Qing Lan.

Xingyue merasa bingung dengan perintah dari Nona nya tapi berhubung Nona nya sudah memerintahkan maka tidak ada gunanya untuk membantah.

Xingyue pun keluar secara diam diam dan mengikuti Bibi Gui, Qing Lan sesekali mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Nyonya Lu dengan senyum rumit yang tak dapat dimengerti maksudnya.

Hal ini membuat Nyonya Lu merasa serba salah dan tidak nyaman sampai akhirnya merasa tidak tahan lagi dan menghentikan makannya.

"Qing Lan, apakah kamu tidak nyaman? Kenapa kamu melihatku secara terus menerus? " Tanya Nyonya Lu dengan nada agak kesal.

Qing Lan tidak terkejut ketika dituduh seperti itu tetapi tetap dengan elegan meletakkan sumpitnya dan menundukkan kepalanya lalu menjawab, "Pepatah mengatakan bahwa jika baru saja kembali dari ambang kematian maka harus tersenyum kepada Ibu setiap tiga suapan. Hal ini Lan'er ketahui dari salah satu buku kuno, Lan'er meminta maaf jika membuat Nyonya Lu merasa tidak nyaman. " Ucap Qing Lan dengan sedih lalu menyeka air matanya.

"Sudahlah, kenapa begitu sensitif? Ada baiknya jika Lan'er memperhatikanmu terus, Lan'er begitu berbakti dan mengikuti tradisi. Tentu saja adalah hal yang baik! " Balas Nyonya Besar Qing dengan ketus ke arah Nyonya Lu.

"Maafkan aku, Ibu. Aku terlalu berpandangan sempit. " Balas Nyonya Lu pada Nyonya Besar Qing walaupun di dalam hatinya kesal dengan Qing Lan.

Sementara Qing Lan menyeka "air matanya" dan kembali fokus pada makanannya, sebelum akhirnya makanannya habis dan dia samar samar melihat Xingyue kembali dengan terburu buru dari luar.

Xingyue membisikkan sesuatu pada Qing Lan dan senyum di wajahnya semakin merekah, kali ini tidak hanya ditujukan pada Nyonya Lu saja melainkan pada Qing Mei juga.

"Nenek, sebelumnya aku baru saja lolos dari kematian. Maukah nenek menemaniku berjalan jalan menikmati pemandangan indah di taman?" Tanya Qing Lan dengan kilatan licik di matanya.

Nyonya Besar Qing tidak melihat kilatan itu dan hanya menepuk tangan cucunya lalu menganggukkan kepalanya dengan bahagia. Sekarang perhatian semua orang tertuju pada Qing Lan alih aih Qing Mei.

Qing Mei yang baru datang saja seperti diabaikan, tidak peduli sebagus apa baju yang dia gunakan tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan Qing Lan.

Qing Lan menggandeng Neneknya dengan hati hati, tetapi Nyonya Lu melihat ini sebagai peluang.

"Mei'er baru saja tiba di sini, bagaimana jika membawanya juga untuk berkeliling? " Tanya Nyonya Lu.

Nyonya Lu sudah bersiap siap untuk berdebat karena yakin bahwa Qing Lan akan menolak dan pada saat itu Nyonya Lu akan menjelekkan Qing Lan. Tetapi tidak disangka sangka, Qing Lan setuju tanpa syarat bahkan dengan senyum cerah di wajahnya.

"Tentu saja, dengan adanya Adik Mei maka halaman ini akan menjadi semakin ramai. " Balas Qing Lan.

Qing Mei dengan ragu ragu berjalan di samping Nyonya Besar Qing dan ingin menggandeng nya seperti yang dilakukan oleh Qing Lan tetapi Nyonya Besar Qing menolak sehingga membuat Qing Mei merasa malu.

Selain itu Qing Mei berjalan agak di belakang tampak seperti pelayan dari Nyonya Besar dan Nona Pertama dari Kediaman Perdana Menteri. Qing Lan tersenyum penuh kemenangan kala merasakan hal ini.

Di masa lalu, itulah yang dia rasakan. Sekarang Qing Mei sedang merasakan apa yang Qing Mei lakukan pada Qing Lan di kehidupan lalu. Namun semua ini baru permulaan, balas dendam yang sebenarnya masih jauh dari ini!

Sesampainya di taman, pemandangannya benar benar indah tetapi terdengar suara yang vulgar. Desahan pria dan wanita yang bercampur satu sama lain dari balik semak semak terdengar cukup jelas.

"Hmh.... lebih cepat lagi! " Jerit sang wanita seolah olah sedang berada di dalam rumah mereka sendiri.

Walaupun Nyonya Besar sudah agak tua tetapi pendengarannya belum bermasalah. Nyonya Besar perlahan lahan berjalan ke semak semak lalu membukanya.

Sepasang pria dan wanita berzina terlihat dengan jelas, tubuh mereka yang polos tanpa sehelai pakaianpun membuat mereka merasa panik dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.

"Bukankah ini adalah Pelayan Nyonya Lu, Bibi Gui?! " Tanya Qing Lan dengan terkejut lalu menutupi mulutnya seolah olah dunianya terguncang oleh fakta ini.

"Kalian.... Kalian sangat berani untuk berzina di Kediaman Perdana Menteri! " Kecam Nyonya Besar dengan marah.

Qing Lan langsung meraih tangan neneknya dan mengelus punggung neneknya dengan lembut untuk menenangkan.

"Nenek jangan marah, marah bisa merusak kesehatan Nenek yang berharga. " Hibur Qing Lan.

"Nyonya Besar , kami benar benar tidak sengaja! Kami benar benar telah difitnah! " Seru Bibi Gui merangkak ke arah Nyonya Besar.

"Bibi Gui, bagaimana mungkin bisa difitnah? Baru sesaat kamu menjerit dengan begitu bahagia, apakah ini fitnah? " Tanya Qing Lan dengan polos.

Bibi Gui dan pria itu, penjaga kandang kuda Kediaman Perdana Menteri berusaha untuk mengklarifikasi diri mereka tidak bersalah. Sementara Qing Lan berjalan menjauh untuk menghindari pemandangan yang tidak pantas.

Kemudian terdengar keluhan orang orang yang datang untuk menyambut Qing Mei ketika melihat pemandangan yang vulgar ini. Kemudian terdengar suara jeritan yang tak tertahankan ketika melihat pemandangan ini.

Qing Lan yang sedang menonton dari samping dengan tenang tiba tiba terkejut dengan tuduhan yang ditujukan kepadanya.

"Qing Lan yang mengatur semua ini untukku!" Tuduh Bibi Gui.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 75 - Berkemas

    “Kalau begitu maka aku harus cepat, jangan sampai nenek menungguku untuk waktu yang lama. “Ucap Qing Lan dengan gelisah. Qing Lan berpura pura terkejut, jadi Qing Lan buru buru untuk bangkit tetapi pada akhirnya terjatuh di ranjang karena tubuhnya yang lemah. “Hati hati, Nona Sulung. “ Ucap Bibi Xu dengan terkejut. Alhasil Qing Lan berjalan dipapah oleh Bibi Xu dan Xingyue sampai di hadapan Nyonya Besar. Qing Lan baru akan berlutut sebelum akhirnya langsung dicegah oleh Nyonya Besar.“Kamu jangan berlutut dulu, keadaanmu belum membaik. “ Ucap Nyonya Besar dengan perhatian.“Terima kasih atas kebaikan, nenek. Lan'er tidak patuh dan tidak tahu aturan sehingga harus melakukan ini. “ Balas Qing Lan dengan rendah hati. “Anak yang baik dan kasihan… jangan menyalahkan diri sendiri lagi. Nenek sudah memikirkannya dan nenek sudah setuju untuk kamu pergi ke Kuil secepatnya. “Ucap Nyonya Besar akhirnya mengatakan tujuannya. “ Benarkah? Kalau begitu maka Lan'er akan pergi pada esok hari. Se

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 74 - Panggilan Mendesak?

    Hati Nyonya Besar seolah olah terpukul oleh perkataan ini dan mengingatkannya pada satu orang. Nyonya Besar merogoh kantung uangnya lalu meletakkan beberapa tael perak di tangan peramal tua itu. “Tidak perlu, Nyonya. Pria tua ini meramal untuk kepuasan hati. Jika melihat bencana yang bisa dihindari tetapi tidak dihindari maka membuat pria tua ini kecewa. “ Ucap peramal tua itu dengan bijaksana. Lalu, peramal tua itu pun berjalan pergi ke arah yang berlawanan dengan kereta kuda milik Nyonya Besar. Meraba raba jalan dengan tongkat tuanya yang susah lapuk. Namun, tidak sekalipun peramal tua itu menoleh ke belakang untuk melihat kereta Nyonya Besar lagi seolah olah mereka tidak memiliki hubungan yang tersisa lagi. Nyonya Besar melirik ke arah kepergian peramal tua itu dan memikirkan hal ini dalam dalam, sikap peramal tua itu benar benar sudah menyentuh hatinya. “Kirimkan perintah untuk Lan'er bersiap pergi ke Kuil ! Bencana tidak boleh sampai tiba di keluarga kita. “Perintah Nyonya

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 73 - Ramalan

    Tubuh Qing Lan langsung membeku kala mendengarkan suara ini, suara ini sama sekali tidak asing baginya. Hanya saja dia menolak untuk mempercayainya. Tidak lama kemudian dia merasakan setetes air hangat menetes di wajahnya. Semakin lama menjadi semakin banyak air yang menetes, itu adalah air mata. Qing Lan bisa merasakan bahwa orang ini memeluknya dengan sangat kuat dan gemetar, seolah olah ingin melindunginya tetapi sudah terlambat. “Jangan menangis… “Hibur Qing Lan. Qing Lan mengulurkan tangannya dan berusaha meraba wajah pria yang memeluknya ini, dia menyeka air mata pria itu dan mengingat bentuk wajahnya. Qing Lan memiliki dugaan di dalam hatinya, tetapi tetap saja tidak berani untuk menyatakannya dengan lantang. Ketika jari jemari Qing Lan yang sedingin es bertemu dengan setetes air mata yang hangat itu, Qing Lan langsung tersadar dan terbangun. Qing Lan duduk dengan terengah engah dan menatap ke sekeliling lalu merasakan bahwa jantungnya berdebar dengan hebat. Qing Lan m

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 72 - Kehangatan Yang Terlambat

    Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka kala mendengar suara ini dan melihat seorang gadis yang terbaring dengan bibir pucat dan suara serak. “Aku ingin berdoa di Kuil. “ Lirih Qing Lan sekali lagi. Qing Lan sudah sadar dan langsung menyatakan keinginannya dengan lantang, tepat sekali pada saat Tabib itu mengatakan hal ini. Suasana dan waktu dia mengatakan ini sangat pas sampai sampai Qing Lan merasa bahwa semua ini adalah takdir langit. Sehingga dirinya bisa sadar di saat yang tepat dan langsung menyatakan keinginannya. Hati Nyonya Besar pasti akan tersentuh oleh ketulusannya. Benar saja, tatapan Nyonya Besar mulai berkaca kaca kala mendengarkan permintaan lirih dari Qing Lan. “Nenek… ketika berdoa maka hatiku tenang. Seolah olah ada kekuatan tak terlihat yang menguatkanku. Bisakah nenek membiarkanku mengasingkan diri di kuil? “Tanya Qing Lan sekali lagi. Seolah olah Qing Lan sangat berharap pada hal ini yang membuat Nyonya Besar semakin terharu. “ Gadis bodoh, kena

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 71 - Sakit Parah

    Xingyue memandang Qing Lan tidak mengerti dengan maksud perkataan Qing Lan. Qing Lan tersenyum lembut dan tidak marah dengan Xingyue yang agak lambat. Qing Lan mengulurkan tangannya dan mengadakan ngacak rambut Xingyue lalu menjelaskan maksudnya. “Aku sengaja untuk membuat diriku sakit, setelah ini kamu akan memanggil tabib. Pada saat itu kita akan memiliki alasan untuk pergi ke Kuil. “ Jelas Qing Lan “Nona… ini akan merusak kesehatanmu? Apakah kita…. Apakah kita tidak memiliki cara lain yang lebih baik? “Tanya Xingyue tergagap. “Tidak ada cara lain yang lebih baik dari ini lagi. Terkadang… kita memang harus sedikit berkorban untuk tujuan besar. “Jawab Qing Lan tersenyum sedih. Xingyue menganggukkan kepalanya dan tidak mengatakan apapun lagi, tidak lama kemudian Qing Lan berjalan menuju ke kamar mandinya. Di bak mandinya sudah berisikan air dingin dengan bunga bunga yang harum, lalu dia melepaskan pakaiannya sehelai demi sehelai. Hingga tak menyisakan apapun, hanya menunjukkan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 70 - "Itulah tujuanku"

    Kelima orang itu langsung mengangguk dan menjawab dengan serempak, “Kami bersedia! ““Bagus, karena aku sudah menyiapkan tugas masing untuk kalian semua. Sekarang kalian tutup pintu dan jendela, lalu duduk. “Perintah Qing Lan. Pintu dan jendela ditutup rapat rapat, memastikan bahwa tidak mungkin ada orang yang bisa mencuri dengar di halaman mereka.Lalu kelima pelayannya duduk berjejer di depannya dan menatapnya dengan rasa penasaran. “ Baiklah aku mulai, sebelumnya aku telah mengatakan kepada Yang Mulia bahwa statusku sebagai Nona bangsawan tidak memperbolehkan ku untuk pergi. ““Maka dari itu, aku akan membuat sebuah drama yang mengatakan bahwa aku sakit karena kecemasan dan kerinduan pada Ayahku. ““Aku akan pergi ke Kuil di luar kota dan mengasingkan diri untuk waktu yang lama sembari menyembuhkan diri sendiri. ““Tetapi sebenarnya di sana, akan ada utusan Yang Mulia yang menjemputku. Jadi untuk menyempurnakan kebohongan ini aku membutuhkan bantuan kalian. ““Yang pertama adalah

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status