Share

Episode 10

Author: Evie Yuzuma
last update Huling Na-update: 2020-12-07 07:44:05

Waktu pulang kerja akhirnya datang. Seperti biasa, Ceria akan tampil maksimal agar tidak mempermalukan atasannya. Dia masih mengenakan seragam kerja, merapikan rambut dan memoles make upnya kembali. Make tipis minimalis yang membuatnya terlihat mempesona. Kali ini dia memakai lipstik peach agak orange, menambah cerah wajahnya yang sudah merona dengan sapuan blush on. Mencerminkan penampilan wanita karir yang elegan dan penuh percaya diri. 

Mr. Mark yang jangkung terlihat semakin gagah dengan mengenakan jas resmi, warna jas yang senada dengan blezer yang dipakai Ceria. Lelaki itu tidak perlu melakukan apapun terhadap wajahnya, hanya mencuci muka saja sudah terlihat segar. Mereka bergegas menuju tempat yang sudah dipesan oleh Ceria. Selama perjalanan, ceria melihat waktu yang berputar, berdasarkan informasi dari Bagja, perusahaannya baru akan memulai acara pada pukul tujuh malam. 

Beruntung, semua seolah berpihak, mereka tiba di tempat acara setengah jam sebelum acara dimulai. Ceria pun memesan tempatnya untuk pukul tujuh malam. Sebuah ruangan billiard dengan fasilitas karaoke yang dipesannya. Letak ruangannya sengaja bersebelahan dengan tempat perayaan pesta ulang tahun perusahaan Bagja. 

Pandangan Ceria berputar mencari-cari sosok lelaki yang tadi pagi ditinggalkannya tadi pagi. Terlihat lelaki itu tengah duduk, pastinya bersebelahan dengan gadis itu lagi, siapa lagi kalau bukan Sisy. Ceria menjaga moodnya agar tetap baik. Dalam jarak beberapa meter lagi mereka melewati tempat Bagja, wanita itu menjadi semakin pintar memanfaatkan situasi. Ceria sengaja membuat kakinya seolah tersandung sehingga dengan spontan Mr Mark menahan tubuhnya yang terhuyung. Mata Bagja membulat melihat lengan Mark yang memegang bahu istrinya dengan postur tubuh yang lebih tinggi terlihat sedang merangkul. 

Sudut mata Ceria melihat raut muka yang sudah berubah, dengan sopan dia meminta Mark melepaskan pegangannya. Mereka berjalan seolah tidak tahu jika ada Bagja disana. Mark yang memang begitu perhatian pada staffnya itu terdengar menasihati Ceria. 

“Please take care, please don’t make me worry, if anything happen to you, what should I do?” ucap lelaki bertubuh tinggi itu sambil sesekali melirik Ceria yang berjalan tertunduk disampingnya. 

“Thank you Sir, everything is ok,” ucap Ceria sambil memasang senyum termanisnya ketika tepat berada didepan meja Bagja yang tengah memperhatikannya. 

Ceria dan Mark memasuki private room karaoke dan bilyard diiringi dengan tatapan tidak berdaya dari Bagja. Lelaki yang sejak dulu selalu meremehkan perasaan istrinya. Lelaki yang menaruh Ceria salam urutan kesekian dalam prioritasnya. Kini lelaki itu tengah terbawa oleh pemikirannya yang mulai beterbangan. Apa yang dilakukan istrinya didalam ruangan itu bersama lelaki yang terlihat begitu perhatian padanya, Mark. 

“Pak, ayo kita nyanyi, lagu biasa ya?” suara Sisy yang duduk disampingnya membuyarkan pikirannya. Dia mengangguk, tidak enak juga jika tiba-tiba menolak ajakan Sisy karena biasanya mereka akan menjadi pasangan terkompak disetiap acara gathering seperti itu. 

Sisy dan Bagja bernyanyi, gadis itu begitu menghayati lagu yang selalu mereka bawakan setiap kali ada acara. Lagu Cinta karena cinta yang dipopulerkan oleh Judika.

Aku hanyalah manusia biasa

Bisa merasakan sakit dan bahagia 

Izinkan kubicara 

Agar kau juga dapat mengerti 

Kamu yang buat hatiku bergetar 

Rasa yang telah kulupa kurasakan 

Tanpa tahu mengapa 

Yang kutahu inilah cinta 

Cinta karena cinta 

Tak perlu kau tanyakan 

Tanpa alasan cinta datang dan bertahta 

Cinta karena cinta 

Jangan tanyakan mengapa

Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara 

Kamu yang buat hatiku bergetar 

Senyumanmu mengartikan semua 

Tanpa aku sadari 

Merasuk didalam dada 

Cinta karena cinta 

Tak perlu kau tanyakan tanpa alasan cinta datang dan bertahta 

Cinta karena cinta 

Jangan tanyakan mengapa 

Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara

Ooo-ye-ye

Cinta karena cinta 

Tak perlu kau tanyakan tanpa alasan cinta datang dan bertahta 

Cinta karena cinta 

Jangan tanyakan mengapa 

Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara

Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara

Mereka bernyanyi bersama, namun pikiran Bagja kosong entah kemana, beberapa kali dia salah lirik. Ada juga dia tertinggal nada, penampilan terburuknya sepanjang sejarah karena seorang wanita yang beberapa bulan lalu masih diabaikannya. Pikirannya masih menatap pintu private room dimana Ceria masuk tadi. Sisy hanya menatapnya heran, atasannya tersebut sejak pagi sudah terlihat tidak bersemangat.

“Pak, lagi sakit?” tanya Sisy seusai menyanyi. 

“Engga Kho,” ucap Bagja. Lelaki itu kemudian merogoh saku untuk mengambil ponsel dan menjauh dari teamnya yang masih bernyanyi. Kini giliran dari divisi lain yang unjuk gigi. Acara makan malam staff yang tahun-tahun kemarin terasa begitu semarak dengan kehadiran Sisy yang menambah riang, kini tidak berlaku lagi baginya. Semua terasa hambar. 

Berkali-kali dia memijit nomor Ceria, namun tidak ada jawaban. Tidak berapa lama, sebuah notifikasi pesan masuk.

“Ada apa Mas?” tanya Ceria mengirim pesan whatsapp. 

“Kamu pulang jam berapa?” pesan whatsapp dari Bagja. 

“Ini udah selesai, bentar lagi pulang,” jawabnya singkat.

“Aku tunggu diparkiran ya,” balas Bagja. 

“Bukannya Mas Bagja masih lama ya, tadi kan bilang ke aku mungkin sampai tengah malam, aku ga mau nunggu Mas, mau ke tempat Mamah, kasian Iren,” balas Ceria panjang lebar. 

“Aku bisa kho pulang lebih cepat, ini ga wajib juga, acara hiburan saja,” balas Bagja lagi. Untuk pertama kalinya dia rela meninggalkan acara party perusahaan dan pulang lebih cepat demi istrinya. Biasanya dia akan pulang ketika acara sudah selesai dan mengantarkan Sisy dulu ke rumahnya, karenanya sering sekali sampai di rumah pukul satu atau dua malam. 

“Oh gitu, terserah Mas Bagja, walaupun mau sampai habis acara juga ga masalah, Mr Mark mau nganterin aku,” balas Ceria.

“Ga usah, pulang bareng aku aja,” pesan Bagja. 

“Ok,” balas Ceria. Ada setetes haru menitik dihati wanita itu, setelah sekian lama dirinya diabaikan dan seperti makhluh transparan, kini dia sudah mulai terlihat lagi dimata suaminya. 

Mark yang berada disampingnya meliriknya dan bertanya. “Are you crying?” sambil memicing melihar mata Ceria yang berair. 

“Sleepy,” ucap Ceria sambil tertawa, kebetulan tamu mereka baru saja keluar. Mark hanya menggangguk saja sambil menghabiskan minumannya. 

“Mr Mark, saya pulang bareng Mas bagja, ga usah diantar,” ucap Ceria meminta ijin.

“Who is Bagja?” tanya Mark sambil mengerutkan dahi. Ah walaupun berkerut dahinya, tapi tidak mengurangi ketampanannya.

“My husband,” ucap Ceria sambil tersenyum.

“Oh Ok, take care, saya mau continue party,” ucapnya sambil mempersilahkan Ceria yang akan pulang duluan, sementara lelaki itu terus melanjutkan karaoke ditemani dengan singer disana. 

Ceria keluar dari private room terlihat Bagja menatap kearahnya. Ceria memberikan kode kalau dia akan menunggu diluar, bagja mengangguk. Ceria berjalan melewati kerumunan staff dari perusahaan seaminya. Bagja bergegas pamit pulang pada bosnya. Sisy yang mendengar, bergegas menghampiri lelaki yang tengah memakai jaket itu.

“Pak, nanti yang nganter saya pulang siapa?” tanya Sisy, dirinya sudah terbiasa diantar jemput oleh Bagja.

“Kan banyak transportasi online, saya duluan ya,” ucapnya sambil melambaikan tangan pada Sisy dan mengejar Ceria yang masih terlihat punggungnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 29

    "Ja, kamu makan dulu, biar ibu jaga bayimu,” ucap Bu Marta. Bagja menoleh pada ibunya dan menyerahkan bayi itu padanya. Tapi bukannya makan, dia malah menghampiri Ceria dan menyuapinya.Setelah menyuapi istrinya makan, dia bergegas berjalan keluar mencari makanan Untuknya dan untuk Bu Marta. Namun langkahnya terhenti didepan pintu dimana tadi Evan masuk kesana. Perlahan dia mendekat dan mengintip dari celah kaca. Terlihat seorang wanita yang telah menjadi bagian dari kisah kekisruhan rumah tangganya di masalalu tengah terbaring.Wanita itu tidak lain adalah Sisy. Dia terlihat lebih kurus sekarang, wajahnya tampak lebih tua dan kurang terawat. Sejak saat itu, Bagja tidak tahu menahu lagi tentang kehidupannya. Apakah dia menikah dan bersuami. Ataukah dia menjalani semua masa sulit itu sendiri.Dari celah itu, Bagja melihat ada tawa ringan yang tergelak. Wanita itu sedang berbincang dengan Evan, entah apa yang mereka b

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 28

    Ternyata Ceria benar-benar hamil, usia kandungannya beda dua minggu dengan usia kehamilan Sisy. Selama mengandung, Bagja benar-benar menjadi suami siaga. Dia tak pernah membuat wanita itu menunggu lama atas apa yang dia inginkan. Lelaki itu rupanya benar-benar memegang janjinya. Memang terkadang, seseorang baru bisa merasakan arti kehadiran, ketika dia sudah pernah diterpa badai.Seperti halnya Bagja, dia merasa beruntung mendapatkan kesempatan kedua untuk membahagiakan wanita yang dipilihnya. Begitupun Ceria, sejak kejadian itu dia tak lagi melupakan dirinya. Kini dia sudah memiliki alarm siaga dan sebisa mungkin memberikan pelayanan terbaik untuk suaminya.Ceria memang percaya jika Bagja telah berubah, tetapi tidak halnya dengan insting dan naluri laki-laki, pasti akan selalu ada celah ketika dia lengah. Karenanya, Ceria tetap mempertahankan apa yang dia miliki termasuk karir dan pekerjaan yang berkibar. Dengan memiliki itu, setidaknya dirin

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 27

    Sementara lelaki itu tak henti mengulas senyum. Sesekali diusap lengan istrinya yang mendekapnya erat. Ada getaran-getaran hangat menyelinap dalam kalbunya dan memancar keluar sebagai bentuk kebahagiaan. Bagja merasakan kembali kebahagiaan yang dulu pernah dia miliki. Cerianya Bagja sudah kembali seperti dulu lagi.“Mas, kita makan ke angkringan itu yuck! " Tiba-tiba Ceria menepuk bahunya tanpa aba-aba. Bagja menarik rem dengan kuat.“Aduh kho berhenti ngedadak sih?” Ceria mencubit perut suaminya. Bagja menoleh.“Kan kamu yang minta,” ucapnya sambil tersenyum dan mengusap wajah istrinya gemas. Ceria terkekeh.Wanita itu segera turun dari sepeda motor yang sudah terparkir tidak jauh dari angkringan yang menjual aneka sarapan. Dia memilih tempat duduk lesehan, suasana yang mengingatkannya pada masa berpacaran. Bagja mengikuti istrinya.“Mau pesen makan apa Ri?” tanya Bagja, dia duduk berse

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 26

    Akhirnya badai besar itu berlalu bersama punggung nenek sihir yang sudah menghilang dari rumah mereka. Bagi Ceria, Sisy adalah nenek sihir yang menggunakan kekuatan hitamnya untuk menyerang rumah tangganya. Mangacaukan hidup dan kebahagiaannya.Ceria mengajak tamunya melanjutkan acara makan malamnya. Neilson terlihat begitu menikmati makanan rumahan yang sebagian Ceria sengaja siapkan. Acara makan malam selesai, mereka mengobrol santai.Ceria mengucapkan banyak terimakasih pada kedua lelaki yang membantunya itu. Pada saat itu Neilson tiba-tiba menanyakan perihal kehamilan Sisy, sepertinya lelaki itu tertarik dengan bayinya. Neilson baru saja menikah sengan seorang model terkenal sebetulnya, namun sang istri ternyata lebih mementingkan karirnya daripada merencanakan kehamilan. Obrolan tidak berlangsung lama, waktu sudah cukup malam, akhirnya Mark dan Neilson berpamitan.Neil memang sudah menjadi sahabat kecil dari M

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 25

    "Kamu bisa jelaskan ini?” Ceria menatap wajah Sisy yang mulai berubah. Sisy terlihat sedang mencoba mengendalikan dirinya.“Usia kehamilan kamu baru sekitar 7 minggu ketika di periksa, itu artinya kalian harus melakukan itu pada minggu dimana suami saya sedang dirawat,”ucap Ceria. Wajah Bagja terlihat sedikit lega, sementara Sisy masih terdiam dan menatap hasil USG yang dilemparkan padanya.“Itu saja tidak bisa membuktikan apapun, bisa saja itu adalah karangan Mba Ceria sendiri dengan mengada-ada, darimana Mba bisa tau usia kehamilanku?” wanita itu masih mencoba menyangkal.“Darimana saya tahu?”Ceria tersenyum meremehkan. Sisy menatapnya penuh kekesalan.“Darimana saya tahu, itu tidak penting, tapi data ini valid, jadi bayi itu bukan anak dari suami saya,” ucap Ceria lagi.“Mba ga bisa seenaknya seperti itu, dimana hati nurani Mba sebagai perempuan, gimana rasanya jika Mba Ceria

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 24

    Sabtu itu, Ceria sudah sibuk menyiapkan berbagai makanan untuk acara sore nanti. Dia meminta Bagja menjemput wanita itu datang sekitar pukul tujuh malam. Bagja merasa heran melihat istrinya menyiapkan hidangan-hidangan spesial begitu banyak. Mungkin itu porsi untuk lima sampai enam orang. Bagja tidak banyak bertanya, selama istrinya tidak meninggalkannya pergi dari rumah itu, dia akan menuruti apa saja permintaannya meskipun tidak masuk akal.Sejak pagi, Ceria sudah menitipkan Iren di rumah mertuanya. Gadis kecil itu sudah betah menginap sendiri, terlebih bisa tidur ditemani Maura. Seharian ini Bagja hanya memperhatikan istrinya, sesekali dia membantu pekerjaannya yang dia bisa. Tidak sedikitpun terlihat sebuah letupan emosi dari wajah wanita itu, terlihat tenang dan datar. Sementara hati Bagja sendiri sedang bergemuruh tidak karuan.Menjelang sore, Bagja sudah rapi. Lelaki itu mengenakan kaos hitam dengan list me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status