Share

Episode 7

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2020-12-07 07:41:19

“Ayo kita ke sekolah, teman-teman Iren banyak disana, Iren bisa main prosotan juga nanti,” ucap Ceria setelah memesan ojek online. 

“Ayooo, Ilen suka banak temen, main plocotan, holeeee!” anak itu terlihat girang, membuat sedikit kesedihan hati Ceria terobati.

Ada waktunya dimana wanita bisa menjadi lebih kuat dari biasanya, dan memiliki energi yang melimpah. Itulah yang terjadi pada Ceria, setelah menitip Iren di playgroup dan menghubungi Mama Marta untuk menyusul mereka, wanita itu langsung menuju kantor barunya. Bekerja menjadi bagian personal assistant akan membuatnya lebih mudah menjalankan misinya. Karena Ceria kerja bukan hanya semata kerja namun ada alasan lain yang membuat dia bisa setegar karang. 

“Morning Mr Mark!” Ceria menyapa bosnya, seorang lelaki bertubuh tinggi, berkulit putih, seorang bule Jerman dengan posisi sebagai President Direktur disana. 

“Morning, you look so pretty today,” Belum apa-apa Mr. Mark sudah memujinya yang membuat wajahnya menjadi tersipu. Sudah lama sekali dia tak pernah mendapat pujian dari lelaki, bahkan itu suaminya sendiri. 

“By The Way, I have been stay here around 5 years, so no problem if you want to speak bahasa, I can communcate use bahasa,” ujarnya. Ceria mengangguk. 

“Oh I see, Ok Understood,” ucap Ceria sambil mengangguk dan tersenyum pada orang yang baru pagi ini saja menjadi bosnya. 

“Tolong buat jadwal meeting saya pagi ini, dan acara jumpa partner, email ke saya ya,” ucapnya dengan fasih, Ceria dibuatnya melongo, ternyata Mr. Mark sudah menguasai bahasa Indonesia dengan fasih. 

“Baik, akan saya segera kirimkan jadwalnya by email,” Ceria menyanggupi. Lelaki bertubuh tinggi itu segera berlalu meninggalkannya. Ceria langsung mengakses link-link untuk pekerjaannya yang sudah dibagikan untuknya. 

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang, waktunya istirahat telah tiba. Namun pekerjaan personal assistant tidak sekaku pekerjaan bagian lainnya, jadi terkadang ada kalanya dia harus bekerja pada jam istirahat, namun bisa istirahat juga pada jam lainnya yang tidak terlalu padat.

Siang itu Mr. Mark mengajaknya untuk meeting dengan kolega bisnisnya diluar. Ceria bergegas men touch up kembali make up nya, bagaiamanapun dia harus tampil maksimal dan tidak memalukan. Mereka keluar menggunakan mobil kantor dan diantar oleh seorang supir. Tidak lama, mobil itu berhenti didepan sebuah restaurant mewah. Mereka berdua turun dan jalan beriringan. 

Kedua orang itu langsung masuk kedalam restaurant dan menuju tempat yang sudah dipesannya sebelum berangkat. Namun, sudut mata Ceria menangkap sesuatu yang sangat familiar. Ada dua orang yang sedang mengobrol begitu akrab, sesekali tertawa sepertinya sambil menunggu pesanan mereka datang. Ceria langsung menghampiri pelayan untuk menukar tempat yang telah dipesannya agar dia bisa duduk ditempat yang terlihat jelas oleh lelaki itu. 

“Mr. Mark, sorry, untuk reservasinya di disini, table 07,” ucap Ceria meminta Mark pindah tempat. Lelaki itu mengikuitnya saja tanpa banyak bertanya. 

Ceria sengaja duduk bersebelahan dengan Mark, dia membuat settingan senatural mungkin agar tidak terlihat mencolok. Tetapi lelaki itu tampak tidak mempedulikan sekitar, dia tampak berkali-kali tertawa lepas dan menatap intens lawan bicaranya, hati Ceria kembali merasa pedih. Wanita itu tengah berfikir bagaimana cara menimbulkan perhatian, kebetulan ada seorang pelayan sedang melewati situ, Ceria segera berdiri dan memasang badan agar tertabrak pelayan tersebut, sehingga sendok-sendok yang dibawanya jatuh.

“Prangg,” otomatis semua mata beralih menatap keributan itu. Pelayan tersebut kaget, dan segera meminta maaf pada wanita yang sebetulnya sengaja agar tertabrak olehnya. Trik tersebut ternyata berhasil. Dia menangkap dengan sudut matanya, lelaki itu menoleh kearahnya, namun Ceria pura-pura tidak melihat. Dia sudah mengalihkan perhatiannya kembali pada Mark yang ada disampingnya. 

Tidak berapa lama, tamu mereka datang. Diskusi santai disertai obrolan ringan terjadi. Sesekali Ceria mengambilkan lauk dan hidangan untuk tamunya dan juga untuk Mark. Dia menatap sekilas dari sudut matanya, Bagja tidak sebahagia tadi. Apakah lelaki itu merasa terganggu atas kehadirannya, ataukah dia mulai cemburu atas apa yang dilakukannya. Ceria tak ambil pusing, karena hal itu merupakan salah satu misinya. 

Setelah makan siang selesai, Ceria pergi ke toilet sebelum pulang. Dia meminta Mark untuk menunggunya. Namun suara seseorang menghentikan langkahnya sebelum dia memasuki toilet perempuan. 

“Ri, kamu disini lagi ngapain?” sebuah pertanyaan yang tidak berbobot terlempar dari mulut suaminya. 

“Mas, ga lihat tadi aku meeting sama klien, Mas sendiri yang ngapain makan siang berdua doang?” dengan nada tenang, Ceria melemparkan pertanyaan balik yang membuat Bagja terkesiap. Lelaki itu tampak berfikir sebentar. 

“Aku tadi habis meeting di tempat klien, kebetulan jam makan siang kami dijalan jadi mampir dulu cari makan,” ucapnya.

“Oooo,” hanya itu yang keluar dari mulut Ceria, kemudian dia hendak melangkah kembali.

“Ri, kamu kenapa berdandan seperti itu?” tanya Bagja seolah tak terima melihat istrinya berdandan. 

“Apa ada yang salah dengan penampilanku Mas?” Ceria membalikan badan dan menatap tajam suaminya. Bagja tidak menjawab, dia hanya membuang nafas kasar. 

“Aku rasa, penampilanku masih lebih sopan jika dibanding dengan wanita lain yang memakai rok diatas lutut dan model kemeja dada terbuka, aku rasa, aku masih sopan,”ucap Ceria menyindir Sisy secara halus. 

“Permisi Mas, aku udah ditungguin bosku, hari ini hari pertamaku kerja,”ucap Ceria sambil melangkah meninggalkan suaminya yang masih nanar menatapnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 29

    "Ja, kamu makan dulu, biar ibu jaga bayimu,” ucap Bu Marta. Bagja menoleh pada ibunya dan menyerahkan bayi itu padanya. Tapi bukannya makan, dia malah menghampiri Ceria dan menyuapinya.Setelah menyuapi istrinya makan, dia bergegas berjalan keluar mencari makanan Untuknya dan untuk Bu Marta. Namun langkahnya terhenti didepan pintu dimana tadi Evan masuk kesana. Perlahan dia mendekat dan mengintip dari celah kaca. Terlihat seorang wanita yang telah menjadi bagian dari kisah kekisruhan rumah tangganya di masalalu tengah terbaring.Wanita itu tidak lain adalah Sisy. Dia terlihat lebih kurus sekarang, wajahnya tampak lebih tua dan kurang terawat. Sejak saat itu, Bagja tidak tahu menahu lagi tentang kehidupannya. Apakah dia menikah dan bersuami. Ataukah dia menjalani semua masa sulit itu sendiri.Dari celah itu, Bagja melihat ada tawa ringan yang tergelak. Wanita itu sedang berbincang dengan Evan, entah apa yang mereka b

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 28

    Ternyata Ceria benar-benar hamil, usia kandungannya beda dua minggu dengan usia kehamilan Sisy. Selama mengandung, Bagja benar-benar menjadi suami siaga. Dia tak pernah membuat wanita itu menunggu lama atas apa yang dia inginkan. Lelaki itu rupanya benar-benar memegang janjinya. Memang terkadang, seseorang baru bisa merasakan arti kehadiran, ketika dia sudah pernah diterpa badai.Seperti halnya Bagja, dia merasa beruntung mendapatkan kesempatan kedua untuk membahagiakan wanita yang dipilihnya. Begitupun Ceria, sejak kejadian itu dia tak lagi melupakan dirinya. Kini dia sudah memiliki alarm siaga dan sebisa mungkin memberikan pelayanan terbaik untuk suaminya.Ceria memang percaya jika Bagja telah berubah, tetapi tidak halnya dengan insting dan naluri laki-laki, pasti akan selalu ada celah ketika dia lengah. Karenanya, Ceria tetap mempertahankan apa yang dia miliki termasuk karir dan pekerjaan yang berkibar. Dengan memiliki itu, setidaknya dirin

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 27

    Sementara lelaki itu tak henti mengulas senyum. Sesekali diusap lengan istrinya yang mendekapnya erat. Ada getaran-getaran hangat menyelinap dalam kalbunya dan memancar keluar sebagai bentuk kebahagiaan. Bagja merasakan kembali kebahagiaan yang dulu pernah dia miliki. Cerianya Bagja sudah kembali seperti dulu lagi.“Mas, kita makan ke angkringan itu yuck! " Tiba-tiba Ceria menepuk bahunya tanpa aba-aba. Bagja menarik rem dengan kuat.“Aduh kho berhenti ngedadak sih?” Ceria mencubit perut suaminya. Bagja menoleh.“Kan kamu yang minta,” ucapnya sambil tersenyum dan mengusap wajah istrinya gemas. Ceria terkekeh.Wanita itu segera turun dari sepeda motor yang sudah terparkir tidak jauh dari angkringan yang menjual aneka sarapan. Dia memilih tempat duduk lesehan, suasana yang mengingatkannya pada masa berpacaran. Bagja mengikuti istrinya.“Mau pesen makan apa Ri?” tanya Bagja, dia duduk berse

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 26

    Akhirnya badai besar itu berlalu bersama punggung nenek sihir yang sudah menghilang dari rumah mereka. Bagi Ceria, Sisy adalah nenek sihir yang menggunakan kekuatan hitamnya untuk menyerang rumah tangganya. Mangacaukan hidup dan kebahagiaannya.Ceria mengajak tamunya melanjutkan acara makan malamnya. Neilson terlihat begitu menikmati makanan rumahan yang sebagian Ceria sengaja siapkan. Acara makan malam selesai, mereka mengobrol santai.Ceria mengucapkan banyak terimakasih pada kedua lelaki yang membantunya itu. Pada saat itu Neilson tiba-tiba menanyakan perihal kehamilan Sisy, sepertinya lelaki itu tertarik dengan bayinya. Neilson baru saja menikah sengan seorang model terkenal sebetulnya, namun sang istri ternyata lebih mementingkan karirnya daripada merencanakan kehamilan. Obrolan tidak berlangsung lama, waktu sudah cukup malam, akhirnya Mark dan Neilson berpamitan.Neil memang sudah menjadi sahabat kecil dari M

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 25

    "Kamu bisa jelaskan ini?” Ceria menatap wajah Sisy yang mulai berubah. Sisy terlihat sedang mencoba mengendalikan dirinya.“Usia kehamilan kamu baru sekitar 7 minggu ketika di periksa, itu artinya kalian harus melakukan itu pada minggu dimana suami saya sedang dirawat,”ucap Ceria. Wajah Bagja terlihat sedikit lega, sementara Sisy masih terdiam dan menatap hasil USG yang dilemparkan padanya.“Itu saja tidak bisa membuktikan apapun, bisa saja itu adalah karangan Mba Ceria sendiri dengan mengada-ada, darimana Mba bisa tau usia kehamilanku?” wanita itu masih mencoba menyangkal.“Darimana saya tahu?”Ceria tersenyum meremehkan. Sisy menatapnya penuh kekesalan.“Darimana saya tahu, itu tidak penting, tapi data ini valid, jadi bayi itu bukan anak dari suami saya,” ucap Ceria lagi.“Mba ga bisa seenaknya seperti itu, dimana hati nurani Mba sebagai perempuan, gimana rasanya jika Mba Ceria

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 24

    Sabtu itu, Ceria sudah sibuk menyiapkan berbagai makanan untuk acara sore nanti. Dia meminta Bagja menjemput wanita itu datang sekitar pukul tujuh malam. Bagja merasa heran melihat istrinya menyiapkan hidangan-hidangan spesial begitu banyak. Mungkin itu porsi untuk lima sampai enam orang. Bagja tidak banyak bertanya, selama istrinya tidak meninggalkannya pergi dari rumah itu, dia akan menuruti apa saja permintaannya meskipun tidak masuk akal.Sejak pagi, Ceria sudah menitipkan Iren di rumah mertuanya. Gadis kecil itu sudah betah menginap sendiri, terlebih bisa tidur ditemani Maura. Seharian ini Bagja hanya memperhatikan istrinya, sesekali dia membantu pekerjaannya yang dia bisa. Tidak sedikitpun terlihat sebuah letupan emosi dari wajah wanita itu, terlihat tenang dan datar. Sementara hati Bagja sendiri sedang bergemuruh tidak karuan.Menjelang sore, Bagja sudah rapi. Lelaki itu mengenakan kaos hitam dengan list me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status