Home / Rumah Tangga / PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI / Bab 3. Bukan Sembarang Minuman

Share

Bab 3. Bukan Sembarang Minuman

Author: Queen Aurora
last update Last Updated: 2024-02-01 15:31:48

Namun, tanpa menghiraukan penolakan itu, Liam tetap tenang. Dia membuka paksa mulutnya. Air mata terus mengalir di wajah cantik wanita itu saat dia merasakan minuman yang dicampur dengan obat perangsang masuk ke dalam mulutnya. Meskipun terpaksa, Shireen akhirnya menelan setiap tetes minuman tersebut.

Liam tersenyum lebar melihat gelas itu sudah kosong dan menyimpannya di atas nakas. Dia melihat ke arah jam tangannya menunggu beberapa menit sampai obat itu bereaksi.

“Jangan lakukan apa pun padaku! Aku mohon,” pinta Shireen dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajahnya.

“Kamu adalah bayaran dari Nick untuk hutang-hutangnya. Tentu saja aku rugi tidak menyentuhmu. Lagipula, aku menginginkan kegadisanmu, Shireen,” ucap Liam dengan suara berbisik membuat Shireen langsung merinding seketika.

Shireen tidak menyangka jika kegadisan yang selama ini dia jaga akan berakhir di tangan seorang pria yang bahkan tidak dia kenal karena hutang yang dimiliki oleh Nick.

Setelah beberapa menit yang panjang dan penuh ketegangan, akhirnya reaksi obat perangsang yang diminum oleh Shireen mulai terasa. Tubuhnya tiba-tiba merasakan sensasi gairah yang semakin meninggi, membuat hatinya berdegup kencang. Shireen hanya bisa menelan ludah dengan susah payah, mencoba mengendalikan diri agar tidak terbawa arus hasrat yang memuncak di dalam dirinya.

Napas Shireen menjadi semakin cepat dan berat, seolah-olah tubuhnya memberi isyarat bahwa ia sangat menginginkan sentuhan-sentuhan hangat pada tubuhnya. Perutnya terasa seperti ada kupu-kupu beterbangan di dalam sana, menyebabkan perasaan tidak nyaman namun juga tak tertahan keinginan untuk disentuh.

Sementara itu, Liam melihat dengan senyum lebar bagaimana reaksi Shireen begitu kuat. Ia merasa puas karena berhasil membangkitkan gairah wanita itu. Tanpa ragu lagi, Liam mulai mendekati tubuh Shireen.

Namun bagi Shireen sendiri, ini adalah pengalaman baru yang benar-benar membuatnya bingung dan takut pada saat bersamaan. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya atau bagaimana cara menghadapinya. Meskipun ia ingin menolak dan menjauh dari situasi ini, tapi entah kenapa tubuhnya bereaksi secara otomatis seolah-olah meminta lebih banyak sentuhan dan belaian dari Liam.

Shireen merasakan air matanya mulai menetes lagi, kali ini bukan karena kesedihan atau ketakutan, melainkan karena perasaan campur aduk yang memenuhi hatinya. Ia merasa terjebak dalam situasi yang tak bisa ia kendalikan sepenuhnya.

Liam semakin mendekat dan akhirnya naik ke atas tubuh Shireen dengan penuh nafsu. Shireen mencoba menahan diri untuk tidak menangis, tapi tetesan-tetesan air mata itu tak kunjung berhenti.

“Tidak perlu takut, honey. Aku akan memuaskanmu,” ucap Liam dengan suara berbisik tepat di telinga Shireen.

Liam mulai menciumi leher Shireen secara perlahan, membuat napas Shireen semakin memburu. Setiap sentuhan bibir Liam yang lembut di kulitnya membuat Shireen merasa seperti terbang ke awan kesenangan. Meskipun tangannya terikat ke atas dan ia tidak memiliki kendali atas apa yang sedang dilakukan oleh Liam, Shireen benar-benar tidak berdaya untuk menolaknya.

Shireen berusaha keras untuk menahan diri agar tidak menikmati setiap sentuhan sensual yang diberikan oleh Liam. Ia tahu bahwa ini adalah situasi yang salah dan seharusnya ia harus melawan godaan ini. Namun, entah mengapa tubuhnya justru merespon dengan begitu intens sehingga membuat hatinya berdebar kencang dalam dadanya.

Saat bibir Liam menyentuh lehernya dengan penuh gairah, sensasi itu menjalar ke seluruh tubuh Shireen. Ia ingin sekali mendesah dan menerima kenikmatan yang ditawarkan oleh Liam, tetapi dia berhasil menahan diri dengan menggigit bibir bawahnya erat-erat. Rasa sakit dari gigitannya hanya meningkatkan hasrat seksualnya lebih kuat lagi.

Efek obat perangsang juga turut mempengaruhi pikiran dan nafsu birahi Shireen. Semakin lama mereka berada dalam situasi ini, semakin besar keinginan Shireen untuk melepaskan segala hasrat s*ksual yang telah lama terpendam dalam dirinya. Dia benar-benar terangsang saat ini dan ingin sekali memberikan dirinya sepenuhnya kepada Liam.

Namun, di tengah keinginan yang membara itu, Shireen juga merasakan adanya rasa takut dan keraguan. Ia tahu bahwa apa yang mereka lakukan saat ini adalah melanggar batas-batas diantara mereka apalagi mereka berdua tidak saling mengenal. Tetapi ketika Liam terus menciumi lehernya dengan penuh nafsu, semua keraguan itu lenyap begitu saja.

Salah satu tangan Liam perlahan-lahan meremas pay*dara milik Shireen dengan penuh kelembutan. Sentuhan itu begitu lembut dan hangat, membuat Shireen merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dadanya terasa semakin ter*ngsang dan berdenyut-denyut dalam genggaman Liam.

Liam menikmati setiap detik dari aksinya tersebut. Ia melihat betapa indahnya lingerie transparan yang dipakai oleh Shireen, memperlihatkan bagian d*danya yang masih ranum dan kenyal. Setiap lekuk tubuh Shireen mengundang siapa pun untuk menyentuh dan menyesapnya dengan nafsu.

Tidak ingin melewatkan kesempatan ini, Liam segera membawa bibirnya mendekati p*ting Shireen yang sudah mengeras sejak tadi. Dengan satu tangan yang masih meremas bagian dada yang lainnya, Liam mulai menjilati p*ting itu dengan penuh gairah. Sensasi panas dari lidah Liam membuat Shireen tak bisa lagi menahan desahan keenakan.

Shireen benar-benar merasakan kenikmatan baru yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa sentuhan pada p*yudaranya bisa memberikan sensasi sedemikian nikmat seperti ini.

"Ah," desahan erotis keluar dari bibir Shireen saat ia mulai kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Desahan itu membuat senyum puas merekah di wajah Liam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 44. Liontin

    "Dia adalah ayahku.”Kata-kata itu jatuh di ruangan ICU yang steril, lebih sunyi dari bunyi monitor, lebih tajam dari jarum infus. Waktu seolah berhenti. Liam menatap Shireen, mencoba mencari jejak kebohongan atau kebingungan di matanya. Tapi yang ia temukan hanyalah kejujuran yang menyakitkan dan ketakutan yang mendalam.Ayah Shireen. Pria yang membunuh ibunya.Dunia Liam yang baru saja mulai tertata kembali kini hancur berkeping-keping. Realita itu terlalu absurd, terlalu kejam untuk bisa diterima. Perempuan yang ia cintai, perempuan yang menjadi pusat alam semestanya, adalah putri dari monster yang telah menghancurkan keluarganya."Tidak," bisik Liam, lebih pada dirinya sendiri. Tangannya yang menggenggam tangan Shireen terasa dingin. "Itu... itu tidak mungkin. Nick pasti berbohong. Dia hanya ingin menghancurkan kita.""Aku juga berharap begitu, Liam," jawab Shireen lirih, air matanya mulai mengalir. "Tapi... entah kenapa, sebagian dari diriku merasa... itu benar.""Apa maksudmu?"

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 43. Sadar

    "Dia bilang, 'Jika Lawrence tahu siapa Shireen sebenarnya, dia tidak akan hanya membunuhku. Dia akan membunuh mereka semua'."Kata-kata itu menggantung di koridor rumah sakit yang sunyi, terasa lebih dingin dan lebih berbahaya daripada ancaman fisik mana pun. 'Mereka semua'. Siapa 'mereka'? Dan siapa Shireen sebenarnya? Pertanyaan itu berputar di benak Liam, menciptakan labirin baru yang lebih gelap dan lebih rumit dari yang pernah ia bayangkan.Alessa menatapnya, menunggu reaksi. Tapi Liam hanya diam membeku. Otaknya mencoba memproses informasi itu, menghubungkannya dengan kepingan-kepingan aneh lainnya. Nick yang tiba-tiba punya sumber daya untuk melawannya. Daniel Hartman, paman Alessa, yang dihancurkan oleh ayahnya. Dan Shireen, seorang yatim piatu, yang entah bagaimana menjadi pusat dari semua badai ini."Liam?" panggil Alessa lembut, menyadarkannya."Pergilah, Alessa," kata Liam pelan, suaranya nyaris tak terdengar. Ia tidak menatapnya. Matanya terpaku pada pintu ruang ICU, seol

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 42. Sebuah Kunci

    "Saat perempuan ini sadar nanti... jika dia sadar," kata Daniel, setiap katanya terdengar seperti vonis. "Singkirkan dia dari hidupmu. Selamanya.”Keheningan yang mengikuti ultimatum itu terasa lebih dingin daripada lantai rumah sakit. Liam mengangkat kepalanya perlahan, menatap ayahnya. Bukan lagi dengan tatapan anak yang terluka, tapi dengan tatapan seorang pria yang didorong hingga ke batasnya."Tidak," jawab Liam, suaranya pelan tapi begitu mantap hingga Daniel pun tampak sedikit terkejut."Apa katamu?""Aku bilang, tidak," ulang Liam, ia bangkit berdiri, kini mereka saling berhadapan dengan tinggi yang sejajar. "Aku tidak akan meninggalkannya."Daniel tertawa kecil, tawa yang penuh cemoohan. "Jangan bodoh, Liam. Kamu pikir apa yang bisa perempuan sepertinya berikan padamu? Selain masalah dan kelemahan?""Dia memberiku sesuatu yang tidak pernah kamu atau ibuku berikan," balas Liam, matanya berkilat. "Dia memberiku alasan untuk menjadi manusia.""Manusia?" Daniel mendengus. "Kita b

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 41. Vonis

    "Sudah kubilang, Nak," kata Daniel Lawrence. "Cinta hanya akan membuatmu lemah.”Kata-kata dingin itu menusuk Liam lebih tajam dari peluru mana pun. Ia mendongak, menatap ayahnya yang berdiri di ambang pintu, dikelilingi oleh pengawal-pengawal berjas hitam. Wajah Daniel tidak menunjukkan simpati, hanya kekecewaan dan rasa jijik yang tak terselubung. Seolah putranya yang sedang memangku seorang perempuan sekarat adalah sebuah aib yang harus segera dibersihkan.Tapi Liam tidak peduli. Dunianya kini menyempit, hanya sebatas wajah pucat Shireen di pangkuannya."Panggil ambulans!" teriak Liam, suaranya parau karena panik dan putus asa. "Cepat!"Arthur, yang baru saja selesai melumpuhkan Marco, langsung mengeluarkan ponselnya. "Sudah, Tuan! Mereka sedang dalam perjalanan!""Dia kehilangan banyak darah," bisik Liam pada dirinya sendiri. Ia menekan luka di perut Shireen dengan tangannya, mencoba menghentikan aliran darah yang tak mau berhenti. Tangannya bergetar hebat. Pria yang terbiasa meng

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 40. Tertembak

    "Dia baru saja mengirimkan pesan padaku," lanjut Arthur. "Dia bilang, dia punya rencana cadangan.”Rencana cadangan. Dua kata itu terdengar seperti lonceng kematian. Waktu yang sudah tipis terasa semakin menipis. Nick, si ular licik itu, tidak hanya bermain catur dari tempat lain. Ia memiliki bidak lain di papan permainan yang tidak mereka ketahui.Wajah Liam mengeras. Kalimat yang tadi ingin ia selesaikan seolah tertelan kembali ke tenggorokannya. Tidak ada waktu untuk perasaan. Yang ada hanya waktu untuk bertindak."Apa isi pesannya?" tanya Liam, suaranya dingin dan terkendali."Hanya sebuah alamat, Tuan," jawab Arthur. "Dan satu kalimat: 'Jika terjadi sesuatu pada Marco, aku akan berkunjung ke tempat ini'."Liam berjalan cepat ke arah layar, mengetikkan alamat itu. Sebuah titik merah muncul di peta, jauh dari area pelabuhan. Jauh dari gudang tempat Alessa disandera.Jantung Shireen serasa jatuh ke perutnya. Itu alamat panti asuhan."Bajingan," desis Liam. Ia memukul meja dengan kep

  • PEMUAS NAFSU MAJIKAN SUAMI   Bab 39. Rencana Shireen

    "Potongan pertama akan segera kukirimkan ke depan pintumu.”Klik.Telepon mati, meninggalkan gaung suara tembakan dan jeritan Alessa di udara. Ruangan itu terasa menyusut, dindingnya seolah merapat, menghimpit napas Shireen. Satu jam. Waktu terasa seperti pasir yang mengalir terlalu cepat di antara jari-jari mereka.Liam membeku sesaat, wajahnya pucat pasi. Kepalan tangannya di sisi tubuhnya bergetar karena amarah yang tertahan. Lalu, ia bergerak. Bukan gerakan panik, tapi gerakan predator yang terdesak."Arthur!" teriaknya ke interkom. "Siapkan tim. Kita bergerak sekarang!""Tidak," sebuah suara pelan tapi mantap menghentikannya.Liam berbalik. Shireen berdiri di tengah ruangan, wajahnya pucat tapi matanya menyala dengan keteguhan yang mengejutkan. Tangis dan ketakutan yang tadi ada di matanya kini hilang, digantikan oleh sesuatu yang lebih dingin. Sesuatu yang menyerupai tekad."Apa maksudmu 'tidak'?" geram Liam. "Kita tidak punya waktu, Shireen!""Kamu tidak bisa pergi ke sana deng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status