Beranda / Romansa / PENAKLUK CEO / SARAPAN PAGI

Share

SARAPAN PAGI

Penulis: Alya Snitzky
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-04 06:55:02

    Kiara terbangun saat mendengar ketukan di pintu kamar, ia bergegas membuka pintu. 

"Selamat pagi, Mbak Kiara."

     Kiara tersenyum melihat kedatangan dokter dan perawat. Setiap pagi memang selalu ada dokter yang mengunjungi dan memeriksa kondisi ibu Kiara. Tetapi , yang membuat Kiara terbelalak adalah seseorang yang berjalan di belakang dokter dan perawat. Sosok yang selama 24 jam terakhir ini amat sangat meresahkan.  

      Kiara berusaha untuk menjauh dari Kevin yang menatapnya dengan tajam seolah berkata,tunggu jika dokter dan perawat sudah keluar dari ruangan ini.

"Bagaimana kondisi ibu saya, dok? Apakah tidak ada perkembangan yang baik?" tanya Kiara.

"Kondisinya stabil, Mbak Kiara. Tapi,kami tidak bisa memastikan kapan ibu anda bisa sadar kembali. Seperti yang pernah kami katakan, sebaiknya sering-sering diajak bicara ya."

"Baik,dokter. Terima kasih banyak," kata Kiara.

     Setelah selesai memeriksa sekaligus juga mengganti cairan infus, dokter dan perawat pun pamit dan keluar ruangan. Kini hanya tinggal Kevin dan Kiara yang menatap Kevin takut-takut.

"Apa yang aku bilang kemarin? Bukan hanya ceroboh, kamu ini benar-benar pelupa."

"Saya salah apa lagi, Pak?" tanya Kiara.

"Bapak ... Kamu pikir berapa usia saya?!" hardik Kevin sambil mendorong dahi Kiara dengan jari telunjuknya.

"Berapa kali saya bilang, Panggil saya Mas! Mana ponselmu?"

     Kiara tampak kebingungan saat Kevin menanyakan ponselnya, gadis itu pun segera mencari ponselnya yang ternyata ada di bawah bantal yang ia gunakan dan dalam kondisi kehabisan baterai.

"Maaf," ujar Kiara.

"Sekarang mandi dan ganti pakaianmu dengan ini, kita akan ke butik langganan mamaku."

"Untuk apa?" tanya Kiara dengan polos.

     Kevin menghela napas dengan kasar, "Pernikahan kita dipercepat. Jadi,kita akan memilih gaun pengantin yang cocok untukmu."

"Tapi ...."

"Tidak ada tapi, sekarang cepat mandi, aku sudah membawakan pakaian ganti untukmu. Jangan khawatir soal ibumu, aku sudah mambayar jasa perawat untuk menjaga ibumu selama 24 jam. Jadi kau bisa ke sana kemari tanpa harus memikirkan ibumu."

     Kiara hanya mencebikkan bibirnya dan ia pun meraih shopping bag yang dibawa oleh Kevin. Lalu gadis itu menghilang ke kamar mandi. Kiara harus merasa heran ketika ia melihat isi shopping bag yang dibawa oleh Kevin. Isinya pakaian lengkap dengan dalaman yang ukurannya sangat pas dengan Kiara.

       Saat Kiara keluar ia melihat seorang perawat sedang duduk di dekat ranjang ibunya.

"Dia suste Mala yang akan menjaga ibumu selama kau bersamaku. Kita pergi sekarang," kata Kevin. 

      Belum sempat berpamitan, Kevin sudah menarik tangan Kiara untuk segera keluar bersamanya.

"Aku paling tidak suka jika ada yang tidak mematuhi keinginanku. Aku hanya menyuruhmu untuk tidak mematikan ponselmu. Apa itu susah?" tanya Kevin. Kiara terdiam,semalam ia memang lupa untuk mengisi baterai ponselnya. 

"Saya ...."

      Kevin mengangkat tangannya, "Tidak usah kamu teruskan, aku tau apa yang akan kamu katakan. Pasti mau minta maaf, iya,kan?"

Kiara lagi-lagi hanya bisa mengutuk Kevin di dalam hati. 

"Tadinya mau minta maaf, tapi sekarang saya mau ngomel. Mas ini nggak tau kalau pagi-pagi itu nggak boleh marah-marah. Saya tau saya mesti nurut, tapi ya kira-kira juga kalau mau ngomel. Pagi-pagi anak gadis orang bukannya dikasi makan, dikasi sarapan atau apa gitu, ini malah diomelin. Kenyang banget saya mas, sarapan pake omelan, berasa makan bakso pake sambal satu mangkuk!"

      Kevin melongo, untuk pertama kalinya ia mendengar Kiara bicara dalam kalimat yang cukup panjang. 

"Kamu marah sama saya?" tanya Kevin.

"Ya Bapak pikirin aja sendiri kalau Bapak ada diposisi saya kira-kira gimana? Emang bapak mau diomelin gitu pagi-pagi?" jawab Kiara dengan kesal.

      Perutnya yang lapar membuat gadis itu tiba-tiba memiliki keberanian untuk mengomeli Kevin. Sementara yang diomeli hanya mendecih sebal. Namun, tiba-tiba mendengar bunyi perut Kiara yang tanpa permisi membuat Kevin mau tidak mau menahan tawa.

      Sementara Kiara sendiri langsung memalingkan wajahnya yang memerah karena ketauan bahwa ia lapar.

     Meski menyebalkan, tapi Kevin bukanlah orang yang kejam hingga membiarkan anak gadis orang kelaparan. Ia pun membelokkan mobilnya ke sebuah restoran 24 jam siap saji. 

"Katanya mau ke butik?" tanya Kiara.

"Dari pada nanti bunyi perutmu makin keras trus bikin malu di butik, jadi kamu makan dulu."

     Kiara pun mengikuti langkah Kevin sambil menahan senyum.

"Saya kalau pagi banyak makan," kata Kiara.

"Uang saya nggak akan habis meski restoran ini saya beli," jawab Kevin dengan ketus, "Cepat sana pesan,ini uangnya, tolong pesankan saya coklat panas dan burger keju dobel," kata Kevin sambil memberikan beberapa lembar uang kepada Kiara.

      Lelaki itu harus membelalakkan mata saat melihat Kiara kembali dengan baki yang penuh makanan. Ada burger, dua potong paha ayam, sup, spagetti dan ice cream. Bahkan untuk membawa semuanya ia sampai dibantu oleh seorang waiters.

"Kamu kuat menghabiskan ini semua?" tanya Kevin.

"Ya kuat-lah. Saya kan udah bilang kalau saya sarapan paginya banyak. Nggak hanya sarapan, tapi memang saya kuat makan. Jadi, kalau Ba- Mas mau nikahin saya, Mas harus kasi saya makan yang banyak," jawab Kiara sambil mendelik.

      Kevin kembali dibuat melongo saat melihat Kiara makan dengan lahap. Ia memakan semua makanan yang ada di hadapannya dengan cepat dan sangat lahap.Padahal, Kevin ingat dengan jelas, semalam saat mereka makan malam bersama Aulia dan Nancy, Kiara makan dengan anggun dan dalam porsi kecil. Bahkan Aulia sampai harus menambahkan beberapa lauk ke atas piring Kiara supaya gadis itu mau makan banyak. 

       Tetapi, apa yang Kevin lihat pagi ini seratus delapan puluh derajat sangat jauh berbeda.

Sehingga , pada akhirnya Kevin hanya memperhatikan Kiara makan tanpa berkedip sampai gadis itu menghabiskan seluruh makanan di hadapannya tanpa sisa sama sekali.

"Loh, burger Mas kok masih utuh? Kenapa nggak di makan?" tanya Kiara.

"Kamu masih mau? Saya mendadak kenyang," kata Kevin sambil meletakkan burger yang memang belum ia sentuh itu di atas piring Kiara. Tanpa ia sangka, gadis bertubuh tinggi namun agak kurus itu meraih burger yang ia berikan dan hanya dalam waktu beberapa menit burger itu sudah habis dan Kiara tampak puas sambil menyesap mocca floatnya.

"Kamu makan sebanyak itu setiap hari?" tanya Kevin.

"Kenapa memangnya?"

"Semalam kamu makan sedikit sampai mama saya yang berkali- kali menyendokkan lauk untuk kamu," kata Kevin.

"Oh, itu ... Ya saya harus jaga image dong,Mas. Nggak lucu kan kalau mama anda nggak setuju sama saya hanya gara-gara saya makan kayak kuli. Kalau sampai batal saya harus ganti rugi."

     Mendengar jawaban Kiara, Kevin tanpa ragu menjewer kuping gadis itu.

"Nggak ada akhlak!" makinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PENAKLUK CEO    KEBAHAGIAAN

    Kiara menggandeng tangan Cashel dan Casandra. Kedua anaknya itu sudah tampil sangat cantik dan tampan.Malam ini mereka akan menghadiri pesta pertunangan Raisa."Mama, aku sudah cantik?" tanya Casandra sambil berputar-putar di depan cermin. Kiara hanya tertawa kecil melihat tingkah gadis itu."Sudah, Sayang. Sandra sudah cantik, mirip sekali dengan princess Rafunzel," jawab Kiara. Casandra memang sangat menyukai tokoh kartun Rafunzel. Dan malam ini gadis kecil itu sudah memakai gaun persis seperti princes Rafunzel yang sengaja dipesan oleh Kiara."Ma, kenapa aku nggak mirip Mama?" tanya Casandra tiba-tiba. Kiara yang sedang memakai lipstik tersentak kaget dan langsung membawa Casandra dalam pelukannya."Sandra kan mirip Papa," jawab Kiara."Tapi, Kak Cashel mirip Papa sama Mama," kilah Casandra sambil berusaha mencari persamaan di wajahnya dan Kiara.

  • PENAKLUK CEO    BAHAGIAMU ADALAH PRIORITASKU

    Setelah puas seharian menikmati Yu Garden dan makan di Hong Chang Xing Restaurant Kevin dan Kiara pun memutuskan untuk kembali ke Hotel. Karena Kiara juga masih jetlag tidak mungkin jika seharian berjalan-jalan ke banyak tempat. Kevin tidak mau istrinya terlalu lelah. Terlebih, keesokan harinya mereka akan berkunjung ke Disneyland. Kevin dan Kiara pun memutuskan untuk menghabiskan waktu di hotel. Mereka bisa berenang di hotel saja nanti. "Mas, tadi saat Fengying mengatakan ingin bekerja di Indonesia. Kenapa Mas langsung memberikan alamat kantor?" tanya Kiara saat mereka sudah berada di kamar mereka."Aku suka pada pemuda itu, Sayang. Ketika agen travel memperlihatkan beberapa foto tour guide mereka, entah mengapa aku tertarik kepadanya. Terlebih lagi dia bisa berbahasa Indonesia. Aku sengaja mencari yang bisa berbahasa Indonesia,supaya kita juga nyaman.”"Kau baik sekali, Mas," kata Kiara."Oya? Kau tidak mau memberi a

  • PENAKLUK CEO    HIDUP YANG BARU

    Tidak banyak yang terjadi setelah tiga tahun berlalu. Kiara dan Kevin membesarkan Cashel dan Casandra dengan penuh kasih sayang. Kevin pun menjual rumah miliknya dan milik Aulia kemudia membeli yang lebih besar supaya mereka bisa berkumpul bersama."Kau suka kamar baru kita?" tanya Kevin"Aku suka, Mas. Aku suka halaman rumah yang asri dan teduh itu, saat melihat dari balkon, aku langsung melihat taman, anak-anak pun sepertinya senang dengan rumah baru kita,” jawab Kiara Kevin memeluk Kiara, ia merasa lega sekali. Tidak mengapa ia harus mengeluarkan uang dalam jumlah banyak demi untuk kenyamanan dan ketenangan sang istri. Apa lagi rumah nya kini dekat ke kantor. Sehingga tidak perlu was-was karena jaraknya juga tidak terlalu jauh."Kau mau liburan, Kiara? Kita saja berdua. Biar anak-anak bersama mama dan ibu. Dulu, kita honeymoon hanya ke pulau Lombok saja. Kali ini kita ke luar negeri,” ajak K

  • PENAKLUK CEO    JAGA ANAKKU

    Bayi perempuan itu akhirnya terlahir, tangisannya yang kencang memecahkan ruangan bersalin. Amanda menangis, merasa haru akhirnya ia melahirkan secara normal. Tidak menyangka, ia resmi menyandang status seorang ibu. Kevin yang sejak tadi mendampingi menarik napas lega. Ia pun mengecup kening Amanda dengan lembut."Terima kasih, Amanda."Amanda tak menjawab ia hanya tersenyum kecil sambil memegang dadanya seperti sedang kesakitan. Melihat hal itu, Kevin tentu saja merasa panik."Bapak silakan tunggu di luar saja dulu, kami akan segera menangani pasien," kata dokter. Kevin pun segera keluar dari ruangan entah berapa lama Kevin termenung sendiri hingga sebuha tepukan di bahu menyadarkannya."Bagaimana Amanda?""Di- dia sedang di dalam, Kiara. Aku sedang menunggu dokter. Anak kami selamat, tapi tadi Amanda seperti sedang menahan rasa sakit."&nbs

  • PENAKLUK CEO    KELAHIRAN

    _BEBERAPA BULAN KEMUDIAN_ "Jika bukan ulahmu yang sok tau itu, kita tidak akan berada di sini sekarang!" maki Nancy. Beberapa bulan ini ia menahan amarah yang terpendam kepada Amanda. Mereka memang berada di LP yang sama. Tetapi beda ruangan. Siang ini untuk pertama kalinya mereka bertemu karena sama-sama harus membersihkan halaman belakang LP bersama napi yang lain."Semua tidak akan terjadi jika Tante tidak berusaha membunuh Kevin," jawab Amanda tak peduli.Nancy meradang, ia memang luar biasa kesal. Dinginnya lantai penjara tidak membuat wanita itu jera. Ia semakin menjadi setelah menerima surat cerai resmi dari suaminya. Dan saat melihat Amanda, emosinya pun makin menjadi. Berbeda dengan Amanda yang sudah pasrah menerima keadaan, Nancy malah bertambah jadi dan menyalahkan orang lain atas apa yang sudah terjadi."Jalang! Perempuan murahan! Pantas s

  • PENAKLUK CEO    DIA MEMANG ANAKKU

    Kevin menatap surat di tangannya dengan dada berdebar kencang. Ia sangat takut melihat hasilnya. Surat itu sudah sejak siang tadi ia terima. Tetapi, ia belum berani membukanya."Mas, mau makan sekarang?" Lamunan Kevin terhenti, ia menoleh dan tersenyum saat Kiara masuk sambil menggendong Cashel."Hai anak papa ... wangi sekali." Kevin bangkit dan mencium putranya itu dengan lembut. Bayi berusia dua bulan itu hanya mengeliat kecil."Dia lucu sekali," kata Kevin."Iya, dia mirip sekali denganmu, Mas. Tidak ada satu pun bagian wajahnya yang mirip denganku," kata Kiara."Hahaha ... bagus, itu tandanya memang dia anakku," kata Kevin. Kiara kontan langsung mencebik dan mencubit pinggang Kevin dengan gemas."Keterlaluan saja jika kamu berani mengatakan dia bukan anakmu.Oya, itu surat apa, Mas? Sejak tadi kamu hanya memandanginya."

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status