Setelah puas seharian menikmati Yu Garden dan makan di Hong Chang Xing Restaurant Kevin dan Kiara pun memutuskan untuk kembali ke Hotel. Karena Kiara juga masih jetlag tidak mungkin jika seharian berjalan-jalan ke banyak tempat. Kevin tidak mau istrinya terlalu lelah. Terlebih, keesokan harinya mereka akan berkunjung ke Disneyland. Kevin dan Kiara pun memutuskan untuk menghabiskan waktu di hotel. Mereka bisa berenang di hotel saja nanti.
"Mas, tadi saat Fengying mengatakan ingin bekerja di Indonesia. Kenapa Mas langsung memberikan alamat kantor?" tanya Kiara saat mereka sudah berada di kamar mereka.
"Aku suka pada pemuda itu, Sayang. Ketika agen travel memperlihatkan beberapa foto tour guide mereka, entah mengapa aku tertarik kepadanya. Terlebih lagi dia bisa berbahasa Indonesia. Aku sengaja mencari yang bisa berbahasa Indonesia,supaya kita juga nyaman.”
"Kau baik sekali, Mas," kata Kiara.
"Oya? Kau tidak mau memberi a
Kiara menggandeng tangan Cashel dan Casandra. Kedua anaknya itu sudah tampil sangat cantik dan tampan.Malam ini mereka akan menghadiri pesta pertunangan Raisa."Mama, aku sudah cantik?" tanya Casandra sambil berputar-putar di depan cermin. Kiara hanya tertawa kecil melihat tingkah gadis itu."Sudah, Sayang. Sandra sudah cantik, mirip sekali dengan princess Rafunzel," jawab Kiara. Casandra memang sangat menyukai tokoh kartun Rafunzel. Dan malam ini gadis kecil itu sudah memakai gaun persis seperti princes Rafunzel yang sengaja dipesan oleh Kiara."Ma, kenapa aku nggak mirip Mama?" tanya Casandra tiba-tiba. Kiara yang sedang memakai lipstik tersentak kaget dan langsung membawa Casandra dalam pelukannya."Sandra kan mirip Papa," jawab Kiara."Tapi, Kak Cashel mirip Papa sama Mama," kilah Casandra sambil berusaha mencari persamaan di wajahnya dan Kiara.
"Menikah denganku atau aku pecat kamu sekarang juga!"Kiara tersentak, ia merasa seluruh persendiannya hampir copot. Wajah Kevin Dirgantara Utama, bosnya terlihat sangat mengerikan saat ini. Ia merasa oksigen di ruangan itu menipis hingga napasnya terasa sesak. "Me-menikah? Tapi, apa tidak ada cara lain untuk menebus kesalahan saya, Pak?" tanya Kiara gugup.Brak! Jantung Kiara benar-benar hampir copot karena Kevin menggebrak mejanya dengan keras. Rasanya ia ingin menghilang saja dari ruangan itu."Kamu pikir kamu itu siapa, hah?! KAMU BERADA DALAM POSISI SALAH, KIARA!" teriak Kevin."Sa-saya ikhlas, jika harus potong dari gaji saya, Pak. Tapi, jangan menikah dengan anda," ujar Kiara lirih sambil meremas ujung blouse yang ia kenakan. Kevin mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya hanya berjarak lim
Kevin hanya tersenyum, ia begitu menikmati wajah polos dan ketakutan Kiara."Bagaimana, Kiara, apa keputusanmu?" tanya Kevin. Kiara menarik napas perlahan lalu mengembuskannya, "Sa-saya bersedia menjadi istri anda, dengan catatan anda benar-benar akan membantu biaya pengobatan ibu," jawab Kiara lirih. Tawa Kevin meledak seketika, "Kamu tidak perlu khawatir akan hal itu. Aku akan tetap membantu biaya pengobatan ibumu, bahkan semua hutangmu aku anggap lunas. Bukan hanya itu, kamu tidak perlu bekerja lagi. Tugasmu hanya mengikuti segala perintahku dan jangan coba-coba untuk membantah.""Baik,Pak,saya akan mematuhi segala perintah anda," jawab Kiara pasrah. Kevin tak menjawab, ia memperhatikan Kiara dari kepala hingga ujung kaki. Gadis berusia 26 tahun itu tidak jelek, tetapi semua yang melekat di tubuhnya jauh dari kata berkelas. Namun, Kevin memaklumi hal itu, gaji Kiara sebagian ia gunakan membayar huta
Kiara tersentak kaget saat ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Gadis itu panik dan segera melangkah ke kamar mandi. Kiara tak sempat lagi memakai make up berlama-lama. Kiara akhirnya hanya memakai make up tipis dan lipstik berwarna nude senada dengan gaun yang ia kenakan. Tepat ketika Kiara selesai mengenakan sepatu, terdengar bunyi klakson di depan rumahnya. Gadia itu pun bergegas menyambar tas tangannya dan berjalan keluar. Kevin sudah menunggu dengan wajah dinginnya di atas mobil."Saya sudah bilang dandan yang cantik, kenapa hanya seperti ini?" tanya Kevin."Bapak hanya menyuruh saya berdandan cantik tapi tidak menyebutkan jika saya harus berdandan seperti habis dari salon." Kevin hanya mendengus kesal, untung saja Kiara memiliki wajah yang cantik sehingga hanya memakai make up tipis pun ia sudah terlihat cantik."Kamu pasti terburu-buru tadi, jawab!
Setelah makan malam, Kevin langsung mengantarkan Kiara pulang. Sementara Mamanya pulang bersama Nancy. "Boleh antar aku ke rumah sakit saja? Malam ini aku ingin menjaga ibuku," ujar Kiara. Kevin tidak menjawab, tetapi ia langsung mengantarkan Kiara ke rumah sakit tempat di mana ibu Kiara di rawat. "Kamu tidak membawa pakaian ganti, bagaimana kamu bisa tidur nanti?" tanya Kevin. "Kebetulan aku selalu menyimpan pakaian ganti di kamar rawat ibu. Biasanya sepulang kantor aku sering menjaga ibu dan berangkat ke kantor dari rumah sakit," jawab Kiara. "Jangan pernah mematikan ponselmu." Setelah mengantarkan Kiara dan menambahkan pesan itu dan ini, Kevin pun segera pulang. Sementara Kiara langsung menuju kamar tempat sang ibu dirawat. Karena kebaikan hati Kevin waktu itu, ibu Kiara bisa mendapatkan fasilitas ruang VIP. Di satu sisi Kiara merasa sena
Kiara terbangun saat mendengar ketukan di pintu kamar, ia bergegas membuka pintu."Selamat pagi, Mbak Kiara." Kiara tersenyum melihat kedatangan dokter dan perawat. Setiap pagi memang selalu ada dokter yang mengunjungi dan memeriksa kondisi ibu Kiara. Tetapi , yang membuat Kiara terbelalak adalah seseorang yang berjalan di belakang dokter dan perawat. Sosok yang selama 24 jam terakhir ini amat sangat meresahkan. Kiara berusaha untuk menjauh dari Kevin yang menatapnya dengan tajam seolah berkata,tunggu jika dokter dan perawat sudah keluar dari ruangan ini."Bagaimana kondisi ibu saya, dok? Apakah tidak ada perkembangan yang baik?" tanya Kiara."Kondisinya stabil, Mbak Kiara. Tapi,kami tidak bisa memastikan kapan ibu anda bisa sadar kembali. Seperti yang pernah kami katakan, sebaiknya sering-sering diajak bicara ya.""Baik,dokter. Terima kasih banyak,
"Semalam kamu makan sedikit sampai mama saya yang berkali- kali menyendokkan lauk untuk kamu," kata Kevin."Oh, itu ... Ya saya harus jaga image dong,Mas. Nggak lucu kan kalau mama anda nggak setuju sama saya hanya gara-gara saya makan kayak kuli. Kalau sampai batal saya harus ganti rugi." Mendengar jawaban Kiara, Kevin tanpa ragu menjewer kuping gadis itu."Nggak ada akhlak!" makinya."Anda yang nggak punya akhlak! Jewer kuping orang sembarangan," jawab Kiara dengan kesal sambil memegangi kupingnya yang terasa panas. Kevin tak peduli dengan Kiara yang meringis, ia pun segera menarik tangan gadis itu dan mengajaknya bergegas."Kamu boleh memilih gaun pengantin yang kamu mau nanti di sana. Butik itu adalah butik langganan mamaku. Yang datang ke sana artis-artis dan juga istri-istri pejabat. Mamaku mau calon menantunya tampil cantik." Kiara tak menyahuti ucapan Kevin, ia
"Mamamu baik-baik saja, kan?" tanya Lestari. Kevin mengangguk."Mamaku baik-baik saja, Tante. Tapi,ibu Kiara ... Kami pergi dulu," tukas Kevin sambil bergegas menarik tangan Kiara untuk segera ikut bersamanya. Mendengar ibunya disebut,Kiara pun tampak panik. Ia begitu ketakutan, bagaimana jika terjadi sesuatu dengan sang ibu."Ibu kenapa, Mas?" tanya Kiara saat mereka sudah berada di dalam mobil.Ia merasa panik dan cemas, ia takut jika terjadi sesuatu pada sang ibu."Tidak usah banyak bicara dan banyak bertanya. Kamu bisa lihat sendiri nanti jika kita sudah sampai ke rumah sakit," jawab Kevin. Kiara hanya mencebikkan bibirnya dengan kesal. Namun, ia tidak membantah lagi dan hanya diam selama perjalanan. Saat mereka sampai di rumah sakit, Kiara bergegas menuju ke kemar sang ibu. Alangkah lega hatinya saat ia melihat Khairani, sang ibu sedang berbaring dan diperiksa oleh dokter dengan mata terbuka.