Share

RENCANA YANG SUDAH LAMA

   

       Setelah makan malam, Kevin langsung mengantarkan Kiara pulang. Sementara Mamanya pulang bersama Nancy.

"Boleh antar aku ke rumah sakit saja? Malam ini aku ingin menjaga ibuku," ujar Kiara. Kevin tidak menjawab, tetapi ia langsung mengantarkan Kiara ke rumah sakit tempat di mana ibu Kiara di rawat.

"Kamu tidak membawa pakaian ganti, bagaimana kamu bisa tidur nanti?" tanya Kevin.

"Kebetulan aku selalu menyimpan pakaian ganti di kamar rawat ibu. Biasanya sepulang kantor aku sering menjaga ibu dan berangkat ke kantor dari rumah sakit," jawab Kiara.

"Jangan pernah mematikan ponselmu."

      Setelah mengantarkan Kiara dan menambahkan pesan itu dan ini, Kevin pun segera pulang. Sementara Kiara langsung menuju kamar tempat sang ibu dirawat. Karena kebaikan hati Kevin waktu itu, ibu Kiara bisa mendapatkan fasilitas ruang VIP. 

     Di satu sisi Kiara merasa senang karena sang ibu bisa mendapatkan perawatan yang terbaik. Tetapi di satu sisi ia juga merasa sedih karena ternyata kebaikan Kevin mempunyai maksud tertentu yang membuat Kiara tidak bisa menolak sama sekali.

     Kiara membuka lemari kecil di samping ranjang ibunya dan mengeluarkan piyama tidur miliknya. Ia tidak berdusta saat mengatakan memiliki baju ganti yang ia simpan. Karena memang ia sering menginap di kamar itu. Setelah mengganti pakaiannya, Kiara menghampiri sang ibu. Diciumnya punggung tangan sang ibu penuh cinta, "Bu, kapan ibu akan bangun? Kiara rindu senyuman ibu, Kiara juga rindu masakan buatan ibu. Kiara mohon ibu bangun dan segera sehat, ya," ujar Kiara sambil membelai pipi ibunya dengan lembut. Seperti biasa Kiara selalu menceritakan semua yang sudah ia alami. Menurut dokter, meski koma tetapi ibu Kiara tetap bisa mendengar dengan baik.

     Puas bercerita, Kiara mengubah sofa yang ada di kamar itu dan membuatnya menjadi tempat tidur supaya ia bisa beristirahat. Lelah dengan pikirannya sendiri, gadis itu pun tertidur tanpa sempat mengisi baterai ponselnya.

****

     Sementara itu Nancy kembali ke rumahnya dengan perasaan kesal. Bagaimana mungkin ia bisa kecolongan. Selama bertahun-tahun Nancy menunggu untuk mengambil alih harta kekayaan milik keluarga Kevin. 

     Selama ini Nancy selalu bekerja dengan baik supaya perusahaan tetap maju. Itu semua untuk kepentingannya semata. Ia tidak mau saat ia mengambil alih semua, perusahaan dalam kondisi kolaps. 

    Ada satu rahasia yang selama ini Nancy simpan, kepergian ayah Kevin, Keith Dirgantara. Keith dan Nancy hanya dua bersaudara. Mereka berbeda ibu satu ayah, ibu kandung Keith meninggal saat Keith lahir. Kemudian, ayah Keith menikahi ibu Nancy dan setahun kemudian Nancy lahir. 

     Namun sejak kecil Nancy selalu merasa ayah mereka selalu pilih kasih dan lebih mencintai Keith dibandingkan dengan dirinya. Semua itu makin terasa saat Keith menyerahkan hampir delapan puluh persen kekayaan miliknya untuk Keith. 

     Keith yang tampan dan sudah mapan tentu dengan mudah bisa menikahi Aulia yang kebetulan adalah putri tunggal seorang pengusaha. Ketika ayah Aulia meninggal Keith menjadikan  satu perusahaan miliknya dan milik almarhum ayah Aulia yang kebetulan bergerak di bidang yang sama. 

     Kekayaan Keith makin melimpah, saat itu Keith memberikan posisi yang lumayan kepada Nancy yaitu sebagai direktur utama. Tetapi, dengan dalih ingin mengawasi kinerja para pegawai yang lain, Nancy justru memilih jabatan sebagai pimpinan HRD.

     Dan memang hanya beberapa orang yang tau jika Nancy adalah tante Kevin. Karena di kantor, Nancy tetap memanggil Pak Kevin di depan semua orang.

     Malam itu saat Keith harus menghadiri acara peresmian kantor cabangnya di Sukabumi, Nancy-lah yang sudah menyuruh orang untuk menyabotase mobil yang Keith pakai sehingga mobil itu mengalami kecelakaan dan merenggut nyawa Keith.

     Langkah Nancy hanya tinggal selangkah lagi untuk menguasai Kevin dan semua harta yang ditinggalkan Keith. Nancy berencana untuk menjodohkan Kevin dengan gadis yang menjadi orang suruhan Nancy. Tetapi, Kevin waktu itu sudah memiliki kekasih sehingga Nancy terpaksa mencari cara untuk menyingkirkan kekasih Kevin. 

     Lama menunggu, Kevin tiba-tiba saja mengumumkan bahwa dia akan menikah. "Sial!" maki Nancy dengan kesal.

"Ada apa sih,Ma? Kok, wajahnya kesal begitu?" 

     Nancy menoleh,ternyata Gusti suaminya baru saja pulang. Gusti, suami Nancy memiiliki saham di sebuah pertambangan batubara. Anak mereka, Nikita dan Ganesha, keduanya sedang menempuh pendidikan di Paris. 

"Papa kapan pulang? Kenapa nggak kasi kabar sih, kan mama bisa jemput Papa di bandara," tukasnya sambil memeluk sang suami dengan manja.

"Tadinya, papa mau buat kejutan untuk Mama. Eh, malah papa dikasi wajah cemberut yang nggak enak dilihat."

     Nancy terkekeh geli, "Papa sih nyebelin. Masa mama tu di rumah sendiri aja. Anak-anak kuliah di luar negeri, suami kerja di luar kota. Sehari-hari mama sendiri,kan sepi,Pa."

    Gusti hanya tertawa kecil, sejak dulu ia sudah mengajak istrinya untuk pindah ke Kalimantan. Tetapi , Nancy tidak mau. Istrinya merasa tidak cocok tinggal di Kalimantan. Mau tak mau mereka terpaksa long distance. Gusti memang tidak harus selalu berada di sana, karena setiap bulan keuntungan selalu ditransfer ke rekeningnya. Tetapi, sebagai pemilik saham Gusti juga ingin terlibat dalam bisnisnya.

     "Papa tarik aja saham papa trus buka usaha di Jakarta," kata Nancy.

"Ma, papa ngertinya pertambangan, mana paham kalau di suruh jadi pengusaha," kilah Gusti. 

"Ya, belajar kan bisa. Atau, papa depositokan aja uang papa, trus setiap bulan kita tinggal menikmati bunganya."

"Kuliah anak-anak itu nggak murah, Ma. Kecuali kalau mama mau mereka kuliah di Indonesia."

      Mendengar perkataan Gusti bibir Nancy langsung mencebik kesal.

"Nggak! Kuliah mereka sebentara lagi selesai, mama nggak mau mereka pindah ke Indonesia. Kevin saja dulu bisa kuliah di Harvard, masa anak-anak kita kuliah di Indonesia," ujar Nancy. Gusti hanya menghela napas panjang, inilah sikap Nancy yang paling tidak ia sukai, selalu tidak mau dikalahkan. 

     "Kalau begitu,ya mama harus ikhlas kalau papa hanya bisa dua minggu dalam sebulan temenin mama di Jakarta," ujar Gusti.

"Asal papa nggak nikah lagi aja," tukas Nancy manja. Gusti hanya tertawa, "Nggak dong, Ma. Masa sih papa mau nikah lagi. Satu aja nggak abis-abis, kok," kekehnya. 

     Nancy hanya tersenyum malu. 

"Mama tadi dari mana sih? Kok lama banget perginya?" tanya Gusti.

"Kevin mengajak mama makan malam, dia mau nikah," jawab Nancy.

"Bagus, dong,Ma. Usia Kevin kan sudah cukup untuk menikah. Lagi pula kalau memang sudah ada calon yang cocok kenapa tidak," ujar Gusti tanpa beban. Nancy hanya tersenyum, bahkan di depan suaminya pun ia memainkan sandiwaranya dengan begitu sempurna. Tidak ada yang boleh tau mengenai semua rencana yang sudah ia susun dengan rapi sejak bertahun-tahun lalu. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status