All Chapters of PENAKLUK CEO : Chapter 1 - Chapter 10
91 Chapters
MENIKAH DENGANKU
     "Menikah denganku atau aku pecat kamu sekarang juga!" Kiara tersentak, ia merasa seluruh persendiannya hampir copot. Wajah Kevin Dirgantara Utama, bosnya terlihat sangat mengerikan saat ini. Ia merasa oksigen di ruangan itu menipis hingga napasnya terasa sesak.     "Me-menikah? Tapi, apa tidak ada cara lain untuk menebus kesalahan saya, Pak?" tanya Kiara gugup.Brak!      Jantung Kiara benar-benar hampir copot karena Kevin menggebrak mejanya dengan keras. Rasanya ia ingin menghilang saja dari ruangan itu. "Kamu pikir kamu itu siapa, hah?! KAMU BERADA DALAM POSISI SALAH, KIARA!" teriak Kevin."Sa-saya ikhlas, jika harus potong dari gaji saya, Pak. Tapi, jangan menikah dengan anda," ujar Kiara lirih sambil meremas ujung blouse yang ia kenakan.       Kevin mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya hanya berjarak lim
Read more
KEPUTUSAN YANG SULIT
    Kevin hanya tersenyum, ia begitu menikmati wajah polos dan ketakutan Kiara. "Bagaimana, Kiara, apa keputusanmu?" tanya Kevin. Kiara menarik napas perlahan lalu mengembuskannya, "Sa-saya bersedia menjadi istri anda, dengan catatan anda benar-benar akan membantu biaya pengobatan ibu," jawab Kiara lirih.    Tawa Kevin meledak seketika, "Kamu tidak perlu khawatir akan hal itu. Aku akan tetap membantu biaya pengobatan ibumu, bahkan semua hutangmu aku anggap lunas. Bukan hanya itu, kamu tidak perlu bekerja lagi. Tugasmu hanya mengikuti segala perintahku dan jangan coba-coba untuk membantah.""Baik,Pak,saya akan mematuhi segala perintah anda," jawab Kiara pasrah.     Kevin tak menjawab, ia memperhatikan Kiara dari kepala hingga ujung kaki. Gadis berusia 26 tahun itu tidak jelek, tetapi semua yang melekat di tubuhnya jauh dari kata berkelas. Namun, Kevin memaklumi hal itu, gaji Kiara sebagian ia gunakan membayar huta
Read more
BERTEMU CALON MERTUA
    Kiara tersentak kaget saat ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Gadis itu panik dan segera melangkah ke kamar mandi. Kiara tak sempat lagi memakai make up berlama-lama. Kiara akhirnya hanya memakai make up tipis dan lipstik berwarna nude senada dengan gaun yang ia kenakan.     Tepat ketika Kiara selesai mengenakan sepatu, terdengar bunyi klakson di depan rumahnya. Gadia itu pun bergegas menyambar tas tangannya dan berjalan keluar. Kevin sudah menunggu dengan wajah dinginnya di atas mobil."Saya sudah bilang dandan yang cantik, kenapa hanya seperti ini?" tanya Kevin. "Bapak hanya menyuruh saya berdandan cantik tapi tidak menyebutkan jika saya harus berdandan seperti habis dari salon."     Kevin hanya mendengus kesal, untung saja Kiara memiliki wajah yang cantik sehingga hanya memakai make up tipis pun ia sudah terlihat cantik."Kamu pasti terburu-buru tadi, jawab!
Read more
RENCANA YANG SUDAH LAMA
           Setelah makan malam, Kevin langsung mengantarkan Kiara pulang. Sementara Mamanya pulang bersama Nancy. "Boleh antar aku ke rumah sakit saja? Malam ini aku ingin menjaga ibuku," ujar Kiara. Kevin tidak menjawab, tetapi ia langsung mengantarkan Kiara ke rumah sakit tempat di mana ibu Kiara di rawat. "Kamu tidak membawa pakaian ganti, bagaimana kamu bisa tidur nanti?" tanya Kevin. "Kebetulan aku selalu menyimpan pakaian ganti di kamar rawat ibu. Biasanya sepulang kantor aku sering menjaga ibu dan berangkat ke kantor dari rumah sakit," jawab Kiara. "Jangan pernah mematikan ponselmu."       Setelah mengantarkan Kiara dan menambahkan pesan itu dan ini, Kevin pun segera pulang. Sementara Kiara langsung menuju kamar tempat sang ibu dirawat. Karena kebaikan hati Kevin waktu itu, ibu Kiara bisa mendapatkan fasilitas ruang VIP.       Di satu sisi Kiara merasa sena
Read more
SARAPAN PAGI
    Kiara terbangun saat mendengar ketukan di pintu kamar, ia bergegas membuka pintu. "Selamat pagi, Mbak Kiara."     Kiara tersenyum melihat kedatangan dokter dan perawat. Setiap pagi memang selalu ada dokter yang mengunjungi dan memeriksa kondisi ibu Kiara. Tetapi , yang membuat Kiara terbelalak adalah seseorang yang berjalan di belakang dokter dan perawat. Sosok yang selama 24 jam terakhir ini amat sangat meresahkan.        Kiara berusaha untuk menjauh dari Kevin yang menatapnya dengan tajam seolah berkata,tunggu jika dokter dan perawat sudah keluar dari ruangan ini."Bagaimana kondisi ibu saya, dok? Apakah tidak ada perkembangan yang baik?" tanya Kiara."Kondisinya stabil, Mbak Kiara. Tapi,kami tidak bisa memastikan kapan ibu anda bisa sadar kembali. Seperti yang pernah kami katakan, sebaiknya sering-sering diajak bicara ya.""Baik,dokter. Terima kasih banyak,
Read more
MENCOBA BAJU PENGANTIN
"Semalam kamu makan sedikit sampai mama saya yang berkali- kali menyendokkan lauk untuk kamu," kata Kevin."Oh, itu ... Ya saya harus jaga image dong,Mas. Nggak lucu kan kalau mama anda nggak setuju sama saya hanya gara-gara saya makan kayak kuli. Kalau sampai batal saya harus ganti rugi."     Mendengar jawaban Kiara, Kevin tanpa ragu menjewer kuping gadis itu."Nggak ada akhlak!" makinya."Anda yang nggak punya akhlak! Jewer kuping orang sembarangan," jawab Kiara dengan kesal sambil memegangi kupingnya yang terasa panas.     Kevin tak peduli dengan Kiara yang meringis, ia pun segera menarik tangan gadis itu dan mengajaknya bergegas. "Kamu boleh memilih gaun pengantin yang kamu mau nanti di sana. Butik itu adalah butik langganan mamaku. Yang datang ke sana artis-artis dan juga istri-istri pejabat. Mamaku mau calon menantunya tampil cantik."     Kiara tak menyahuti ucapan Kevin, ia
Read more
MEMINTA RESTU
      "Mamamu baik-baik saja, kan?" tanya Lestari. Kevin mengangguk. "Mamaku baik-baik saja, Tante. Tapi,ibu Kiara ... Kami pergi dulu," tukas Kevin sambil bergegas menarik tangan Kiara untuk segera ikut bersamanya. Mendengar ibunya disebut,Kiara pun tampak panik. Ia begitu ketakutan, bagaimana jika terjadi sesuatu dengan sang ibu."Ibu kenapa, Mas?" tanya Kiara saat mereka sudah berada di dalam mobil.Ia merasa panik dan cemas, ia takut jika terjadi sesuatu pada sang ibu."Tidak usah banyak bicara dan banyak bertanya. Kamu bisa lihat sendiri nanti jika kita sudah sampai ke rumah sakit," jawab Kevin.      Kiara hanya mencebikkan bibirnya dengan kesal. Namun, ia tidak membantah lagi dan hanya diam selama perjalanan. Saat mereka sampai di rumah sakit, Kiara bergegas menuju ke kemar sang ibu. Alangkah lega hatinya saat ia melihat Khairani, sang ibu sedang berbaring dan diperiksa oleh dokter dengan mata terbuka.
Read more
PERSIAPAN
     Kevin benar- benar membuktikan ucapannya. Pagi- pagi sekali sebuah mobil pick up sudah berhenti di depan rumah Kiara. Kiara terbelalak saat melihat sofa baru di atas mobil itu."Ini sofa siapa, Pak?" tanyanya pada supir dan beberapa orang yang ada di mobil itu.""Ini rumah Mbak Kiara, kan? Kami diminta pak Kevin untuk mendekor ulang rumah Mbak Kiara. Katanya besok ada acara lamaran, kan? Oya, saya Yusuf, Mbak."     Baru saja Kiara hendak menelepon Kevin , ponselnya sudah berbunyi nyaring. Dengan wajah di tekuk Kiara langsung mengangkat teleponnya."Pak Yusuf itu pemilik toko Furniture. Dia dan anak buahnya akan mengganti sofa usang di rumahmu. Juga beberapa barang di rumahmu yang sudah jadul alias ketinggalan jaman. Lalu, nanti akan ada yang datang untuk mengganti gorden rumahmu dengan yang lebih bagus. Tidak usah memasak, kau urus saja ibumu dengan baik, aku sudah mengirim makanan sehat untuk kalian."    
Read more
SELALU BERTENGKAR
           Kevin menatap wanita di hadapannya dengan tatapan mata tajam, dia adalah sekretaris baru yang dibawa oleh Nancy untuk menggantikan posisi Kiara. "Ini, Bu Nancy?" tanya Kevin. Di depan para pegawainya Kevin memang selalu memanggil Ibu kepada Nancy. Supaya lebih formal dan juga tidak ada orang yang mengambil keuntungan jika tau bahwa Nancy  adalah tantenya."Namanya Anita, Pak Kevin. Dia sudah berpengalaman dalam bekerja." "Tiga bulan percobaan, tidak lolos menurut saya berikan pesangon dan cari yang baru. Saya harus pergi sekarang, tolong ajari dia, Bu."       Tanpa menunggu jawaban, Kevin segera melangkah pergi. Hal itu membuat Nancy harus mengelus dada mencoba bersabar. Meskipun ia ingin menelan Kevin bulat-bulat.      Kevin segera melangkah menuju tempat parkir, ia harus mengambil pakaian di butik untuk dikenakan Khairani dan juga Kiara. Ia tidak mau jika Aulia be
Read more
LAMARAN
    Kiara bangun sejak adzan subuh berkumandang. Ia segera mandi dan melakukan ibadah dua raka'at kemudian langsung menuju kamar Khairani. Ibunya ternyata sudah bangun dan sedang menjalankan salat. Kiara pun menunggu hingga Khairani selesai. Ketika ia melihat sang ibu sudah selesai barulah ia mendekat dan memeluknya."Ada apa, Nak? Kau tidak bersiap-siap? Dandanlah yang cantik, bukankah keluarga nak Kevin akan datang pukul delapan pagi?" tanya Khairani."Aku masih takut, Bu."     Khairani tersenyum dan mengecup kening Kiara dengan lembut."Semua akan baik-baik saja. Sekarang bersiaplah, Ibu juga akan bersiap," kata Khairani. Kiara pun mengangguk patuh.     Dengan mengenakan tulle dress berwarna pastel, Kiara tampil sempurna.Detail embroidery warna gold pada bagian depan dress semakin memberikan kesan tampilan yang elegan kepada gadis itu. Ia juga menge
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status