Kiara seorang gadis polos yang pintar dan pemberani tetapi ia terpaksa harus menikah secara kontrak dengan Kevin CEO muda yang angkuh dan arogan karena kecerobohannya. Semua itu Kiara lakukan untuk menyelamatkan ibunya dari kematian. Sementara Kevin menikahi Kiara karena ibunya sudah ingin menimang cucu. Cinta Kevin yang sebenarnya hanya untuk Amanda. Namun, kekasihnya itu pergi entah kemana. Pada saat cintanya mulai bersemi untuk Kiara, Amanda kembali datang dalam kehidupan Kevin dan Kiara untuk menghancurkan cinta mereka dan menawarkan kehancuran.
View More"Menikah denganku atau aku pecat kamu sekarang juga!"
Kiara tersentak, ia merasa seluruh persendiannya hampir copot. Wajah Kevin Dirgantara Utama, bosnya terlihat sangat mengerikan saat ini. Ia merasa oksigen di ruangan itu menipis hingga napasnya terasa sesak.
"Me-menikah? Tapi, apa tidak ada cara lain untuk menebus kesalahan saya, Pak?" tanya Kiara gugup.
Brak!
Jantung Kiara benar-benar hampir copot karena Kevin menggebrak mejanya dengan keras. Rasanya ia ingin menghilang saja dari ruangan itu.
"Kamu pikir kamu itu siapa, hah?! KAMU BERADA DALAM POSISI SALAH, KIARA!" teriak Kevin.
"Sa-saya ikhlas, jika harus potong dari gaji saya, Pak. Tapi, jangan menikah dengan anda," ujar Kiara lirih sambil meremas ujung blouse yang ia kenakan.
Kevin mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya hanya berjarak lima centi saja dari wajah Kiara. Matanya memicing tajam menatap Kiara seolah ingin menelan Kiara bulat- bulat.
"Kamu tau berapa kerugian yang saya derita akibat kecerobohanmu?! Lima ratus juta rupiah, Kiara!" teriak Kevin tepat di wajah Kiara membuat gadis cantik itu memejamkan matanya.
"Kamu pikir kamu bisa mengembalikan uang sebanyak itu kepadaku dengan cara memotong gajimu? Apa kamu lupa bahwa kamu masih mempunyai hutang lima puluh juta untuk biaya operasi ibumu? Itu saja sampai hari ini belum lunas, lalu kau bilang akan membayar kerugian lima ratus juta?! Jangan mimpi!"
Kiara mulai menangis tersedu, ia menyesal mengapa ia begitu ceroboh sehingga membawa berkas presentasi yang salah.
"Dengan menangis seperti itu , kamu pikir aku bisa luluh? Bangun, Kiara! Lima ratus juta untuk gadis miskin seperti dirimu itu cukup banyak. Mungkin seumur hidup kamu bekerja pun tidak akan bisa terkumpul."
Tangan Kiara terkepal seketika mendengar hinaan yang terlontar dari mulut Kevin. Beberapa bulan bekerja sebagai sekretaris pribadi Kevin, Kiara cukup mengenal watak Kevin yang angkuh, sombong, kasar dan sangat menyebalkan itu. Tetapi, ucapannya kali ini terasa menggores sisi hati yang paling dalam.
Jika tidak memikirkan jasa Kevin kepadanya beberapa bulan lalu, ingin rasanya Kiara melempar vas bunga yang ada di meja ke wajah Kevin. Tetapi, apa daya, gadis bertubuh mungil itu mempunyai hutang nyawa kepada Kevin.
Ibu Kiara mengalami serangan jantung saat ayah Kiara meninggal dunia. Ia harus dioperasi, Kiara yang waktu itu baru bekerja di perusahaan milik Kevin memberanikan diri untuk meminjam uang demi menyelamatkan nyawa sang ibu.
Kevin memang memberi pinjaman yang dibayar dengan memotong dari uang gajinya, tetapi sejak saat itu Kevin selalu saja memperlakukan Kiara dengan menyebalkan. Ada saja tugas yang harus ia kerjakan. Bahkan, terkadang Kiara harus melakukan pekerjaan di luar jam kerjanya.
Perlakuan Kevin kepadanya makin semena-mena karena ternyata ibu Kiara mengalami koma pasca operasi. Tentu saja, biaya rumah sakit semakin mahal. Lagi- lagi, Kevin datang sebagai malaikat penolong. Setiap bulan ia membayar biaya rumah sakit ibunda Kiara. Dengan begitu ia pun makin leluasa menjajah Kiara.
"Jadi, bagaimana? Jangan kebanyakan berpikir, kalau kau mau menjadi istriku, kamu nggak perlu bekerja lagi, setiap bulan aku akan membayar biaya pengobatan ibumu. Ah, satu lagi, hutangmu aku anggap lunas semuanya," kata Kevin.
"Jika aku tidak mau?"
"Pilihannya hanya dua Kiara, kamu akan aku pecat dan dalam waktu seminggu kamu harus mengembalikan uang yang sudah kamu pakai. Atau jika kamu tidak bisa bayar, aku akan menjebloskan kamu ke penjara."
"Hutang itu bersifat perdata, mana bisa dipidanakan!"
"Oh, ya memang. Tapi,tindakan cerobohmu yang menyebabkan aku rugi lima ratus juta itu bisa aku pidanakan. Kelalaian dalam bekerja yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian."
"Tapi ...."
"Tapi apa?" tanya Kevin sambil menaikkan kedua alis matanya.
Kiara terdiam, saat ini ia memang tidak bisa melakukan hal lain. Tapi, menjadi istri lelaki menyebalkan seperti Kevin? Kiara rasanya tidak sanggup membayangkan.
"Kamu mau ibumu meninggal dunia karena kamu tidak bisa membayar biayanya?"
Kali ini, Kiara melihat ada seringai licik di wajah Kevin.
"Aku beri waktu satu jam untuk berpikir, sekarang kamu keluar dari ruanganku!"
Kiara pun hanya menuruti perintah Kevin, ia melangkah keluar dengan wajah menunduk dan kembali ke mejanya yang terletak di depan pintu ruangan pribadi Kevin. Kiara duduk dan langsung menangis sambil menelungkupkan wajahnya di atas meja kerjanya.
Rasanya sakit sekali menerima penghinaan dari bosnya itu. Tetapi, apa mau dikata,saat ini Kiara tidak memiliki pilihan lain yang jauh lebih baik. Jika ia sampai dipecat, harus ke mana mencari pinjaman uang? Bagaimana jika ia masuk penjara, siapa yang akan mengurus ibunya?
Hidup terasa begitu berat bagi Kiara, kenapa semua ini harus terjadi kepadanya?
Sementara itu, Kevin hanya duduk dengan santai di dalam ruangan kerjanya. Sebenarnya, nominal lima ratus juta bagi Kevin tidak seberapa. Ia juga tidak terlalu mengincar tender yang pagi tadi gagal akibat kecerobohan Kiara.
Tetapi, memang ia sengaja menekan Kiara. Sudah beberapa bulan Kevin menunggu kesempatan untuk bisa menekan gadis polos yang selalu murung itu. Sudah lama Kevin mencari wanita yang bisa ia jadikan istri.
Bukan istri dalam arti yang sesungguhnya. Tapi, istri di atas kertas, agar ibunya berhenti menyuruh menikah dan meminta cucu. Kevin tidak mau juga sembarangan membayar orang. Ia harus benar-benar mengenal orang yang akan ia nikahi.
Saat pertama kali Kiara datang melamar pekerjaan, entah mengapa Kevin merasa bahwa Kiara adalah gadis yang pantas untuk menjadi istri bayarannya. Secara kebetulan, gadis itu mengajukan pinjaman untuk biaya operasi ibunya. Bagi Kevin itu adalah kesempatan untuk memanfaatkan Kiara.
"Kamu tidak ada pilihan lain selain menerima tawaranku, Kiara," kata Kevin bermonolog sambil melihat ke laptopnya. Dia sangat yakin Kiara akan menerima karena sebelumnya Kevin sudah menyuruh orang untuk menyelidiki asal usul Kiara.
Dari orang suruhannya, Kevin tau jika Kiara tidak mempunyai saudara. Orangtua Kiara menikah dulu tanpa restu. Kakek dan Nenek Kiara sudah membuang Ibu Kiara karena menikah dengan ayah Kiara. Mereka tinggal di luar kota. Kiara juga tidak pernah mengenal kakek dan neneknya. Sedangkan ayah Kiara yatim piatu. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" seru Kevin. Dan tak lama kemudian pintu ruangannya terbuka. Kevin menatap Kiara yang melangkah dengan wajah sendu dan mata yang sembab oleh air mata.
"Wah, belum satu jam kamu sudah mendapat keputusan? Sudah tau keputusan apa yang akan kamu ambil?" tanya Kevin dengan santai.
Kiara mengangkat wajahnya menatap Kevin lalu menganggukkan kepalanya perlahan.
"Iya, Pak. Saya sudah tau keputusan apa yang akan saya ambil," jawab Kiara lirih.
Kiara menggandeng tangan Cashel dan Casandra. Kedua anaknya itu sudah tampil sangat cantik dan tampan.Malam ini mereka akan menghadiri pesta pertunangan Raisa."Mama, aku sudah cantik?" tanya Casandra sambil berputar-putar di depan cermin. Kiara hanya tertawa kecil melihat tingkah gadis itu."Sudah, Sayang. Sandra sudah cantik, mirip sekali dengan princess Rafunzel," jawab Kiara. Casandra memang sangat menyukai tokoh kartun Rafunzel. Dan malam ini gadis kecil itu sudah memakai gaun persis seperti princes Rafunzel yang sengaja dipesan oleh Kiara."Ma, kenapa aku nggak mirip Mama?" tanya Casandra tiba-tiba. Kiara yang sedang memakai lipstik tersentak kaget dan langsung membawa Casandra dalam pelukannya."Sandra kan mirip Papa," jawab Kiara."Tapi, Kak Cashel mirip Papa sama Mama," kilah Casandra sambil berusaha mencari persamaan di wajahnya dan Kiara.
Setelah puas seharian menikmati Yu Garden dan makan di Hong Chang Xing Restaurant Kevin dan Kiara pun memutuskan untuk kembali ke Hotel. Karena Kiara juga masih jetlag tidak mungkin jika seharian berjalan-jalan ke banyak tempat. Kevin tidak mau istrinya terlalu lelah. Terlebih, keesokan harinya mereka akan berkunjung ke Disneyland. Kevin dan Kiara pun memutuskan untuk menghabiskan waktu di hotel. Mereka bisa berenang di hotel saja nanti. "Mas, tadi saat Fengying mengatakan ingin bekerja di Indonesia. Kenapa Mas langsung memberikan alamat kantor?" tanya Kiara saat mereka sudah berada di kamar mereka."Aku suka pada pemuda itu, Sayang. Ketika agen travel memperlihatkan beberapa foto tour guide mereka, entah mengapa aku tertarik kepadanya. Terlebih lagi dia bisa berbahasa Indonesia. Aku sengaja mencari yang bisa berbahasa Indonesia,supaya kita juga nyaman.”"Kau baik sekali, Mas," kata Kiara."Oya? Kau tidak mau memberi a
Tidak banyak yang terjadi setelah tiga tahun berlalu. Kiara dan Kevin membesarkan Cashel dan Casandra dengan penuh kasih sayang. Kevin pun menjual rumah miliknya dan milik Aulia kemudia membeli yang lebih besar supaya mereka bisa berkumpul bersama."Kau suka kamar baru kita?" tanya Kevin"Aku suka, Mas. Aku suka halaman rumah yang asri dan teduh itu, saat melihat dari balkon, aku langsung melihat taman, anak-anak pun sepertinya senang dengan rumah baru kita,” jawab Kiara Kevin memeluk Kiara, ia merasa lega sekali. Tidak mengapa ia harus mengeluarkan uang dalam jumlah banyak demi untuk kenyamanan dan ketenangan sang istri. Apa lagi rumah nya kini dekat ke kantor. Sehingga tidak perlu was-was karena jaraknya juga tidak terlalu jauh."Kau mau liburan, Kiara? Kita saja berdua. Biar anak-anak bersama mama dan ibu. Dulu, kita honeymoon hanya ke pulau Lombok saja. Kali ini kita ke luar negeri,” ajak K
Bayi perempuan itu akhirnya terlahir, tangisannya yang kencang memecahkan ruangan bersalin. Amanda menangis, merasa haru akhirnya ia melahirkan secara normal. Tidak menyangka, ia resmi menyandang status seorang ibu. Kevin yang sejak tadi mendampingi menarik napas lega. Ia pun mengecup kening Amanda dengan lembut."Terima kasih, Amanda."Amanda tak menjawab ia hanya tersenyum kecil sambil memegang dadanya seperti sedang kesakitan. Melihat hal itu, Kevin tentu saja merasa panik."Bapak silakan tunggu di luar saja dulu, kami akan segera menangani pasien," kata dokter. Kevin pun segera keluar dari ruangan entah berapa lama Kevin termenung sendiri hingga sebuha tepukan di bahu menyadarkannya."Bagaimana Amanda?""Di- dia sedang di dalam, Kiara. Aku sedang menunggu dokter. Anak kami selamat, tapi tadi Amanda seperti sedang menahan rasa sakit."&nbs
_BEBERAPA BULAN KEMUDIAN_ "Jika bukan ulahmu yang sok tau itu, kita tidak akan berada di sini sekarang!" maki Nancy. Beberapa bulan ini ia menahan amarah yang terpendam kepada Amanda. Mereka memang berada di LP yang sama. Tetapi beda ruangan. Siang ini untuk pertama kalinya mereka bertemu karena sama-sama harus membersihkan halaman belakang LP bersama napi yang lain."Semua tidak akan terjadi jika Tante tidak berusaha membunuh Kevin," jawab Amanda tak peduli.Nancy meradang, ia memang luar biasa kesal. Dinginnya lantai penjara tidak membuat wanita itu jera. Ia semakin menjadi setelah menerima surat cerai resmi dari suaminya. Dan saat melihat Amanda, emosinya pun makin menjadi. Berbeda dengan Amanda yang sudah pasrah menerima keadaan, Nancy malah bertambah jadi dan menyalahkan orang lain atas apa yang sudah terjadi."Jalang! Perempuan murahan! Pantas s
Kevin menatap surat di tangannya dengan dada berdebar kencang. Ia sangat takut melihat hasilnya. Surat itu sudah sejak siang tadi ia terima. Tetapi, ia belum berani membukanya."Mas, mau makan sekarang?" Lamunan Kevin terhenti, ia menoleh dan tersenyum saat Kiara masuk sambil menggendong Cashel."Hai anak papa ... wangi sekali." Kevin bangkit dan mencium putranya itu dengan lembut. Bayi berusia dua bulan itu hanya mengeliat kecil."Dia lucu sekali," kata Kevin."Iya, dia mirip sekali denganmu, Mas. Tidak ada satu pun bagian wajahnya yang mirip denganku," kata Kiara."Hahaha ... bagus, itu tandanya memang dia anakku," kata Kevin. Kiara kontan langsung mencebik dan mencubit pinggang Kevin dengan gemas."Keterlaluan saja jika kamu berani mengatakan dia bukan anakmu.Oya, itu surat apa, Mas? Sejak tadi kamu hanya memandanginya."
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments