Share

MENCOBA BAJU PENGANTIN

"Semalam kamu makan sedikit sampai mama saya yang berkali- kali menyendokkan lauk untuk kamu," kata Kevin.

"Oh, itu ... Ya saya harus jaga image dong,Mas. Nggak lucu kan kalau mama anda nggak setuju sama saya hanya gara-gara saya makan kayak kuli. Kalau sampai batal saya harus ganti rugi."

     Mendengar jawaban Kiara, Kevin tanpa ragu menjewer kuping gadis itu.

"Nggak ada akhlak!" makinya.

"Anda yang nggak punya akhlak! Jewer kuping orang sembarangan," jawab Kiara dengan kesal sambil memegangi kupingnya yang terasa panas.

     Kevin tak peduli dengan Kiara yang meringis, ia pun segera menarik tangan gadis itu dan mengajaknya bergegas. 

"Kamu boleh memilih gaun pengantin yang kamu mau nanti di sana. Butik itu adalah butik langganan mamaku. Yang datang ke sana artis-artis dan juga istri-istri pejabat. Mamaku mau calon menantunya tampil cantik."

     Kiara tak menyahuti ucapan Kevin, ia hanya menatap ke depan sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hei, kamu dengar tidak perkataanku?" tanya Kevin.

"Iya,saya dengar, Mas. Nggak usah teriak- teriak segala. Saya nggak budek," jawab Kiara dengan kesal.

Kevin pun hanya mengembuskan napasnya dengan kasar. Ia merasa kesal bukan main dengan sikap Kiara. Sampai akhirnya mereka pun tiba di sebuah butiik yang cukup besar. Kiara mengenali butik itu adalah butik milik designer ternama. Harga pakaian di sana bisa jutaan bahkan ada yang puluhan juta karena Kiara kebetulan salah satu followers i*******m butik tersebut.

     Gadis itu mencubit tangannya sendiri,'mimpi apa aku bisa masuk ke butik impianku,' batin Kiara. 

"Hallo, Mas Kevin. Tante sudah menunggu,mamamu semalam sudah menelepon tante."

Saat mereka masuk, seorang wanita cantik dengan penampilan modis menyambut mereka. Kiara mengenalinya sebagai Lestari Dewi sang pemilik butik. Diam-diam ia mengagumi wajah Lestari yang begitu cantik meski usianya tak lagi muda.

"Jadi, ini calonmu, cantik juga,sayang agak sedikit kurus. Kamu harus lebih memperhatikan makannya, loh, Vin," kata Lestari sambil memeluk pinggang Kiara dan membawa gadis itu.

"Tante nggak tau aja kalau dia makan mirip kuli yang udah nggak makan seminggu," jawab Kevin. Lestari tentu saja tertawa geli menanggapi perkataan Kevin. Wanita itu mengibaskan tangannya, "Kalau dia makan banyak, nggak akan sekurus ini, Kevin. Mamamu cerita, Kiara sekretaris kamu di kantor tadinya. Kamu pasti selalu menyuruhnya mengerjakan ini dan itu. Udah, sekarang kita ke ruangan tante aja. Tante sudah memilihkan beberapa gaun pengantin yang cantik juga ada cemilan yang kamu pasti suka," kata Lestari lalu berjalan membawa mereka ke ruangan pribadinya yang berada di lantai dua.

      Seperti yang Lestari katakan, di ruangan yang berfungsi sebagai ruangan pribadi merangkap ruang kerjanya yang cukup besar itu sudah ada beberapa manekin yang memakai gaun pengantin yang berbeda. Semua gaun itu sangat indah di mata Kiara. Bahkan salah satu gaun yang dipakai manekin itu mirip dengan gaun cinderella yang pernah ia lihat di film.

"Wah,gaunnya cantik semua,Tante," kata Kiara. 

"Tentu, calon pengantinnya saja cantik begini," kata Lestari, "bagaimana kalau kita coba dulu yang ini?" 

     Lestari memperlihatkan gaun pengantin modern ball gown yang  terlihat mewah dan modern dengan warna putih. 

"Coba dulu gaun ini," kata Lestari. Kiara pun langsung mencoba gaun yang diberikan oleh Lestari. Gaun yang indah itu tampak cantik sekali saat dikenakan oleh Kiara, namun sayang sekali, pinggang Kiara yang kecil membuat gaun itu terlihat kebesaran di tubuh mungilnya.

"Tuh, kan kurus banget deh, padahal gaun ini lagi trend banget deh," keluh Lestari.

"Masih ada yang lain, kan, Tante," jawab Kevin. Pemuda itu sebenarnya takjub saat melihat Kiara tampil cantik dengan gaun yang ia kenakan.

    Lestari mengambil gaun yang kedua, gaun dengan kerah sabrina dan detail yang elegan dan halus, berwarna putih tulang, terlihat sangat feminin.

"Kalau pesta kalian konsepnya outdoor gaun ini sangat cocok dengan Kiara. Apa lagi jika rambutnya di sanggul dan diberi mutiara dengan hiasan bunga yang cantik," kata Lestari.

Namun, saat Kiara mencoba lagi-lagi gaun itu sedikit kebesaran di tubuhnya. 

     Kevin menautkan alisnya, masih ada tiga gaun lagi yang belum Kiara coba. Ada gaun pengantin berwarna biru muda persis seperti gaun yang dikenakan oleh Princess Elsa di film Frozen, ada juga gaun mermaid yang menjuntai panjang di bagian belakangnya.Terakhir, gaun pengantin modern internasional berbahan satin dengan berbentuk a-line yang pasti akan membuat penampilan Kiara sangat classy dan elegan.

"Apa tidak bisa jika dikecilkan sedikit, gaunnya, Tante?" tanya Kevin pada Lestari.

"Tentu saja bisa,tapi kalian pastikan dulu yang mana yang akan kalian pilih," kata Lestari dengan bijak.

     Kevin menatap Kiara, "Kamu suka yang mana?" tanya Kevin. Kiara menghela napas, jujur saja ia menyukai semua gaun indah itu. Tapi, pada akhirnya Kiara memilih gaun yang pertama yang ia coba. 

"Kenapa pilih yang itu, Kiara? Apa boleh Tante tau?" tanya Lestari. Di antara kelima gaun yang Lestari pilih sebenarnya gaun yang terakhir adalah gaun yang harganya paling mahal. Tapi, Kiara justru memilih gaun yang pertama. 

"Aku suka film Cinderella, Tante. Dan model gaun yang pertama itu persis seperti gaun Cinderella di film yang aku tonton, Tante," jawab Kiara dengan polosnya. Jawaban polos Kiara membuat Lestari menahan senyuman. 

"Baiklah, bagaimana, Vin? Kamu setuju dengan pilihan Kiara?" tanya Lestari.

"Jadi, hanya karena Cinderella?" tanya Kevin sedikit berbisik di telinga Kiara. Gadis itu mengangguk,"Kalau Mas nggak setuju, ya udah, aku juga nggak maksa."

     Kevin hanya menghela napas panjang lalu mengembuskan napasnya perlahan, "Ya sudahlah, Tante. Biar gaun yang itu saja, sesuai dengan pilihan Kiara."

Lestari pun tersenyum, "Baik, kalau begitu kita ukur dulu lingkar pinggangnya, tadi tante lihat bagian pinggangnya yang keliatan kebesaran."

Lestari pun langsung mengambil meteran dan segera mengambil ukuran tubuh Kiara. Sebenarnya tubuh Kiara cukup tinggi, tetapi memang sedikit kurus seperti yang Lestari katakan.

    Setelah selesai, Lestari pun membawa Kiara dan Kevin duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

"Untukmu nanti, Tante akan siapkan pakaian yang cocok. Kamu nggak mau pilih-pilih modelnya?" tanya Lestari.

"Sudahlah, kalau untuk aku, Tante saja yang atur," jawab Kevin. Pemuda itu memang tidak terlalu peduli dengan pakaian pengantin yang akan ia kenakan. Yang paling penting ia menikah dengan Kiara dan membuat Aulia tidak lagi memaksanya menikah apa lagi dengan wanita pilihannya.

"Kata mamamu, kalian akan menikah minggu depan? Kalau bisa seminggu ini Kiara jangan banyak keluar rumah atau bertemu denganmu, Vin. Kalau kata orang Jawa ora elok,pantang. Lebih baik kamu yang mengurus semua, Kiara tunggu saja di rumah sambil duduk manis dan makan yang banyak," kata Lestari.

      Kevin hanya tersenyum mendengar perkataan Lestari. Tidak tau saja bagaimana gadis ini makan,melebihi kuli,batin Kevin. Tiba-tiba saja perbincangan mereka terhenti karena ponsel Kevin berdering dengan nyaring. Pemuda itu bergegas mengangkatnya, saat itu Kiara melihat ekspresi wajah Kevin berubah dan segera menutup pembicaraan di telepon.

"Maaf, Tante. Aku dan Kiara harus segera pergi, ada urusan yang sangat penting," ujar Kevin pada Lestari. Wanita cantik itu tampak cemas melihat wajah Kevin yang sangat serius,"Mamamu baik-baik saja, bukan?" tanyanya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sudianta Gede
bagus sgt asykkk
goodnovel comment avatar
Berani Beda
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status