Zaiho dan Cing Lian terkejut melihat hal itu, tapi Zaiho sadar, tidak ada waktu untuk berpikir mengapa Cung Sin melakukan serangan seperti tadi padanya. Ia segera membuat lompatan dua kali ke udara.Berusaha menghindari serangan sinar merah tersebut hingga sinar merah itu menghantam batu yang ada di belakang Zaiho dan dalam sekejap, batu itu hancur berantakan."Kau gila!" seru Zaiho pada Cung Sin dengan nada suara yang tegas."Kau yang memancing kemarahan ku, kau terlalu ikut campur dalam urusan anak pewaris! Aku ingatkan sekali lagi, kau bukan siapa-siapa di perguruan, Zaiho! Jangan pongah di hadapanku!"Setelah bicara demikian, Cung Sin berkelebat dan tahu-tahu, ia sudah pergi sembari membawa Cing Lian ikut serta dengannya.Zaiho yang menyadari tidak bisa mencegah Cung Sin membawa Cing Lian berteriak memanggil Cung Sin berkali-kali.Namun, tidak ada sahutan. Cung Sin sudah benar-benar pergi dari tempat itu bersama dengan Cing Lian.Zaiho beranjak ke arah batu yang hancur berantakan
"Apa maksudnya?"Cing Lian yang lebih dulu bertanya, hingga Cung Sin mengarahkan pandangannya pada gadis itu."Kau tidak curiga padanya? Jika aku tadi tidak datang, apakah kau yakin dia tidak memperkosa dirimu?" balas Cung Sin berujung pertanyaan.Cing Lian berusaha bangkit. Ia mengernyit menahan sakit ketika merasakan sekujur tubuhnya seperti usai diinjak ribuan banteng. Sangat sakit dan nyeri. "Yang aku ingat, ada kabut hitam menyelimuti di sekitar ku, lalu tiba-tiba saja aku tidak sadarkan diri, dan begitu sadar, Kak Zaiho sudah ada di hadapanku."Cing Lian mencoba untuk menuturkan situasi kondisi yang ia ingat.Membuat Cung Sin menyeringai."Betulkan? Kau ku minta mengikuti langkah ku, tapi tiba-tiba saja kau menghilang, aku kehilangan jejak sampai harus mencari ke penjuru hutan, setelah aku sampai ke tempat ini, aku justru melihat Zaiho ingin mencium mu, jadi sudah jelas, bukan? Zaiho bermaksud buruk!""Itu fitnah!" bantah Zaiho dengan nada suara yang meninggi."Aku justru meli
Namun, Cung Sin tidak mau terang-terangan memperlihatkan apa yang sebenarnya ia ketahui dari Cing Lian. Karena jika itu dilakukannya, rencananya tidak akan berjalan dengan lancar."Terserah kau saja, aku tidak akan menunggu. Jika kau masuk, aku akan pergi sekarang, kau bisa menyusul atau tidak itu juga tergantung padamu, karena dalam tugas seperti ini, tidak ada tunggu menunggu, Cing Lian!" kata Cung Sin sembari berbalik dan ingin beranjak. Namun, Cing Lian segera mencegah pergerakan Cung Sin hingga mau tidak mau pria itu menghentikan langkahnya."Baiklah! Aku ikut!"Mendengar apa yang dikatakan oleh Cing Lian, Cung Sin menyeringai diam-diam. Namun, tetap ia harus bersikap tidak terlalu mencolok karena tidak mau Cing Lian curiga. Pria itu hanya memberikan isyarat pada Cing Lian untuk mengikutinya. Hingga Cing Lian patuh dan ia mengikuti langkah Cung Sin yang bergerak membawanya menuju gerbang perguruan dari belakang. Awalnya, Cing Lian mengira, mereka pergi menggunakan seekor kuda
Untuk sesaat, situasi di antara keduanya jadi canggung, sampai kemudian...."Maaf, aku tidak sengaja, sampai menubruk punggung Kakak.""Kakak?" ulang Zaiho, merasa sungkan dengan panggilan yang digunakan oleh Cing Lian padanya."Ya, kenapa? Tidak boleh?""Bukan seperti itu, kurasa usia kita tidak berbeda jauh hanya selisih satu tahun, jadi kenapa begitu sungkan?" kata Zaiho dan Cing Lian menundukkan kepalanya karena merasa degup jantungnya semakin berpacu ketika menyadari baru kali ini lah, Zaiho bicara panjang lebar padanya."Aku memanggil kakak karena kau adalah orang yang aku hormati seperti halnya pada Kak Cang Sin dan Kak Cung Sin."Cing Lian menjelaskan alasannya, dan Zaiho menarik napas sesaat."Tidak perlu seperti itu, bersikap seperti biasa saja padaku, karena aku bukan mereka yang wajib kau perlakukan seperti itu."Dengan wajah yang terlihat serius, Zaiho mengatakan hal demikian pada Cing Lian, hingga Cing Lian membungkukkan tubuhnya."Tapi, aku merasa tidak enak, Kak.""Gun
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Zaiho, Cang Sin menarik napas panjang. Ingin menjawab, tapi ia khawatir jawabannya berakibat buruk pada situasi perguruan. "Zaiho, aku tahu tidak ada orang lain selain Kak Cung Sin yang bertarung dengan mu tadi, tapi untuk mengatakan, Kak Cung Sin memiliki ilmu tersebut rasanya sedikit kurang bukti, mungkin kau bisa menyelidiki masalah ini diam-diam, sayangnya aku tidak bisa ikut serta melakukan hal itu, aku harus pergi dari perguruan ini." "Pergi?" ulang Zaiho yang tidak menyangka kalimat itu akan ia dengar dari Cang Sin. "Ya. Sebenarnya aku tidak mau ada orang lain tahu tentang hal ini, tapi karena aku menemukanmu disaat aku akan pergi, aku terpaksa mengatakannya, bisa kah kau merahasiakan hal ini dari Kak Cung Sin?" Mendengar permohonan Cang Sin, Zaiho mengerutkan keningnya. "Kenapa kau harus pergi?" "Aku tidak punya waktu banyak untuk menjawab secara keseluruhan pertanyaanmu itu, tapi kepergian ku ini untuk mematahkan kutukan
"Apa maksud pertanyaan mu itu? Kau ingin bilang, aku sedang menjebak Cing Lian?" tanya Cung Sin dengan nada gusar."Aku tidak mengatakan kau demikian, kau sendiri yang menyimpulkan seperti itu, memangnya kau sedang merencanakan jebakan untuk Cing Lian?"Mendengar apa yang dikatakan oleh Zaiho, Cung Sin yang tidak bisa lagi menahan diri segera menyerang Zaiho. Diserang tiba-tiba seperti itu, membuat Zaiho sedikit terkejut. Namun, ia sangat tahu karakter Cung Sin seperti apa, jadi ia tidak heran. Hanya saja, ia sedikit tidak percaya Cung Sin demikian karena saat ini kakak kembar Cang Sin itu sudah menjadi pengganti Cang Sin.Zaiho mengira, posisi Cung Sin sekarang juga sudah merubah kebiasaan buruk Cung Sin tersebut yang pemarah, tapi ternyata tidak.Pertarungan pun terjadi. Zaiho yang memiliki ilmu kepandaian yang tidak bisa dianggap remeh meladeni serangan yang dilakukan oleh Cung Sin.Aneh, setahuku, Cung Sin tidak bisa melakukan lompatan di udara setinggi yang dilakukan oleh Cang S