Mendengar tudingan yang diucapkan oleh Raja Iblis Bo, Lien Er terdiam untuk sejenak. Telapak tangannya mengepal, pertanda sebenarnya ia ingin marah tapi ia harus menahan kemarahannya tersebut."Hanya merasa tidak suka berbagi pria dengan perempuan lain kau langsung menuduhku sebagai pengikut aliran putih? Memangnya memiliki prinsip tidak boleh? Kalau memang begitu cinta dengan kehidupan bebas mu, tidak masalah, aku juga akan melakukan hal yang sama terhadapmu!" Setelah bicara demikian, Lien Er segera berlalu dari hadapan Raja Iblis Bo, tidak peduli sang raja iblis terkejut dengan apa yang dikatakan olehnya tadi.Raja Iblis Bo bukan hanya terkejut, tapi juga ingin marah, akan tetapi, Lien Er sudah tidak nampak di hadapannya dan menghilang entah ke mana. "Dasar perempuan! Lakukan saja apa yang kau inginkan! Toh, kita menikah karena sebuah kepentingan juga, tidak ada yang istimewa!" maki Raja Iblis Bo setelah itu ia melangkah ke arah altar untuk melakukan komunikasi dengan Tuan Lucife
Namun, sebelum bibir mereka bertemu, Cang Sin memalingkan wajahnya hingga Dewi Lembah Seribu Obat menghentikan desakannya seketika."Aku bisa pergi sendiri dari sini, tanpa bantuanmu!" kata Cang Sin dengan wajah yang terlihat sangat serius.Mendengar apa yang dikatakan oleh Cang Sin, Dewi Lembah Seribu Obat tersenyum kecut. "Kau pikir tempat ini mudah untuk ditinggalkan tanpa restu si pemilik?" katanya seraya menatap Cang Sin dengan tatapan mata meremehkan."Apa maksudnya?""Tempat ini tempat persembahan aliran hitam, Cang Sin, jangankan ditinggalkan tanpa sepengetahuan pemiliknya, melihat bangunan ini saja tidak semua orang bisa melakukannya.""Jadi, kau akan bilang, aku tidak akan bisa meninggalkan tempat ini tanpa seizin Lien Er?""Tentu saja! Aku membantumu untuk keluar dari sini, tapi kau harus patuh dengan apa yang aku katakan!""Berciuman denganmu? Yang benar saja! Bukankah menolong bisa memegang tangan?""Kau ini seorang pendekar, Cang Sin, meskipun kau belum memiliki gelar,
Diancam seperti itu oleh Cang Sin, tidak membuat Lien Er takut. Ia justru pasrah jika Cang Sin memang akan menggunakan jarinya untuk menusuk bagian rawan lehernya. Ia juga sangat tahu, jika Cang Sin melakukan hal itu, pasti ia akan tewas karena kemampuan Cang Sin tidak bisa diragukan lagi. Namun, Lien Er tidak takut sama sekali. Ia diam saja meskipun Cang Sin menempelkan jarinya sedemikian rupa pada lehernya."Jika kau tidak mau pergi secepatnya, kita akan bertarung, Cang Sin. Ini rumahku, aku berhak mengusir siapapun yang tidak ingin aku terima di sini!" kata Lien Er pada Cang Sin tanpa terpengaruh dengan apa yang dilakukan oleh Cang Sin padanya. Hanya saja, mencium aroma tubuh Cang Sin, membuat jantung Lien Er berdegup kencang. Akan tetapi, Lien Er tetap berusaha untuk tenang karena tidak mau, Cang Sin tahu apa yang ia rasakan sekarang di dalam hati lantaran ia berdekatan dengan pria tersebut.Mendengar apa yang dikatakan oleh Lien Er, Cang Sin menurunkan jarinya, lalu ia mundur.
Lien Er tertawa melihat perubahan wajah Cang Sin yang terlihat jelas sekali terkejut mendengar apa yang dikatakannya. "Tidak mau?" katanya lagi hingga membuat Cang Sin mengusap wajahnya dengan kasar. Tidak! Aku sudah berjanji pada Im Kwan tidak akan melakukan hubungan intim dengan perempuan yang aku targetkan, aku tidak akan melanggarnya, karena aku yakin ada cara lain selain cara yang dikatakan oleh Dewi Lembah Seribu Obat padaku.Hati Cang Sin bicara, karena ia tahu maksud ucapan Lien Er tadi."Lien Er, kau bukan perempuan seperti itu, jadi jangan bercanda, tawaran yang aku katakan itu tidak termasuk dengan hal demikian."Cang Sin menanggapi ucapan Lien Er, hingga wanita berpakaian serba hitam tersebut tersenyum kecut mendengarnya."Aku menolak! Pergilah! Satu lagi, jangan merasa paling tahu dan yakin aku orang seperti apa, kau tidak mengenalku, Cang Sin! Jadi, kau sebaiknya jangan sembarangan bicara!"Nada suara Lien Er terdengar sangat serius ketika ia mengucapkan kata itu pada
"Maaf, apakah ada yang salah dari apa yang aku ucapkan?" tanya Cang Sin sambil menatap wajah Lien Er dengan tatapan matanya yang serius.Pertanyaan Cang Sin membuat Lien Er tergagap. Wajahnya yang sudah merah semakin merah, hingga perempuan itu mengalihkan pandangannya tidak mau bertentang mata dengan Cang Sin."Tidak. Tidak ada yang salah. Aku hanya cukup terkejut kau datang ke tempat ini untuk mencariku, rasanya sedikit tersanjung seorang Cang Sin bisa bersusah payah mencariku sampai ke sini."Lien Er berusaha untuk mencari alasan yang cocok untuk membuat ia tidak malu di hadapan Cang Sin.Dia ini kenapa? Apa yang dia pikirkan setelah mendengar apa yang aku katakan? Kenapa dia jadi aneh seperti itu wajahnya?Hati Cang Sin membisikkan kalimat tersebut, tapi ia berusaha untuk mengabaikannya karena tidak mau makin membuat tuan rumah jadi tidak nyaman."Jadi, apa yang bisa aku lakukan untukmu?" tanya Lien Er yang setengah mati berusaha untuk bersikap biasa, meskipun itu sangat sulit unt
Namun, tidak ada sahutan dari luar meskipun Cing Lian berteriak terus menerus sambil memukul pintu ruang tersebut dengan dua tangannya.Sampai ia lelah berteriak tapi tidak ada tanda-tanda pintu itu terbuka kembali, hingga Cing Lian berusaha untuk mencari cara, bagaimana ia bisa keluar dari tempat itu secepatnya?Sementara itu, setelah mengunci Cing Lian di ruang bawah tanah, Lien Er segera kembali ke ruang persembahan, namun ia terkejut ketika di sana sudah ada seorang pemuda sedang meneliti tempat persembahan dengan wajah yang terlihat sangat serius.Tidak ada satu orang pun yang mudah masuk ke dalam kastil ini kecuali orang yang memiliki kekuatan ilmu tenaga dalam yang tinggi. Kalau laki-laki ini bisa masuk ke sini, artinya dia memiliki kekuatan yang tidak bisa dipandang remeh....Hati Lien Er bicara demikian sembari menggali memorinya untuk mengenali siapa laki-laki yang sudah masuk ke dalam ruang persembahan, karena rasanya ia seperti mengenal laki-laki tersebut."Cang Sin? Kenap