Mendengar apa yang dikatakan Cang Sin, Lien Er terdiam sejenak seolah baru sadar ia tidak berpikir tentang hal itu.Gawat! Aku melupakan masalah itu, perempuan tadi memang seperti anak murid perguruan Cang Sin, kalau aku bersikeras, bisa saja Cang Sin mencurigai sesuatu dan dia menganggap aku musuh....Hati Lien Er bicara demikian sembari berpikir, apa yang akan ia ucapan untuk menanggapi perkataan kritis Cang Sin."Aku tidak tahu kalau perempuan itu anak murid perguruan ayahmu," bohong Lien Er, dan itu membuat Cang Sin menarik napas karena ia tahu sekarang Lien Er berbohong padanya.Namun, Cang Sin sengaja berpura-pura percaya dengan alasan yang dikatakan oleh Lien Er karena saat ini ia tidak mau terlalu berlama-lama dikawasan kastil tempat Lien Er berada."Begitu? Baiklah. Aku percaya. Kalau begitu, aku lupakan masalah ini, tapi jika terulang lagi, aku benar-benar tidak akan menoleransi kau, Lien Er!" tegas Cang Sin hingga Lien Er tersenyum kecut mendengarnya."Aku tidak menculik pe
Perempuan berpakaian serba hitam tersebut berkelebat pergi meninggalkan tempat itu untuk menyusul Cang Sin dan Cing Lian yang akan keluar dari kastil. Tidak hanya mengejar, Lien Er juga melepaskan kekuatan hitamnya untuk membuat Cang Sin dan Cing Lian tidak bisa keluar dari kastil."Kau pikir bisa semudah itu untuk mempermainkan aku? Aku sudah berbaik hati untuk melepaskan kau, Cang Sin, tapi kau justru seenaknya bertindak!" Sembari mengejar, Lien Er mengucapkan kalimat tersebut dalam kemarahannya. Tidak mau membiarkan Cang Sin lepas darinya karena sudah keluar bersama perempuan yang akan dijadikan persembahan untuk Lucifer. Di waktu yang sama, Cang Sin dan Cing Lian yang ingin keluar dari wilayah kastil mendadak tidak bisa melihat apapun. Kabut hitam menutupi pemandangan, dan terpaksa keduanya menghentikan pelarian mereka."Kak, apakah sekarang kita sudah aman?" tanya Cing Lian sembari mengedarkan pandangannya ke sekitar tempat mereka berhenti."Tidak. Kita belum aman. Kurasa sej
Wajah Cang Sin berubah mendengar apa yang diucapkan oleh Lien Er. Karena terlalu terkejut, Cang Sin sampai mundur beberapa tindak dengan wajah yang memucat. Ekspresi Cang Sin membuat Lien Er jadi tersenyum kecut. Dia ini pria normal tidak? Diminta mencium tubuh perempuan saja dia menunjukkan sikap seperti harus mencium hantu, yang benar saja!Hati Lien Er bicara demikian dengan perasaan yang sama sekali tidak senang."Hanya mencium, Cang Sin, bukan berhubungan intim, apa sulitnya?" kata Lien Er, seraya maju mendekati Cang Sin, tapi Cang Sin segera mundur menjauh sembari memalingkan wajahnya tidak mau melihat tubuh polos Lien Er."Aku tidak bisa!" tolak Cang Sin tegas dan itu membuat Lien Er tersenyum kecut. "Aku sudah bilang, kau tidak serius untuk memperjuangkan masa depanmu dengan Im Kwan, hanya mencium saja kau tidak bisa, tidak berhubungan intim, dan bayangkan kau bisa lepas dari kutukan itu, Cang Sin!"Lien Er mengucapkan kalimat tersebut dengan nada suara yang tegas. Namun, C
Benar juga, Lien Er pasti tahu tentang kutukan itu, dia bukan wanita biasa, tidak mungkin tidak tahu....Hati Cang Sin bicara demikian, ketika ia mendengar apa yang dikatakan oleh Lien Er dengan sangat sinis."Kau percaya bahwa aku melanggar aturan di tempat itu?" tanya Cang Sin menanggapi ucapan sinis Lien Er tadi."Percaya tidak percaya, semua pria memang demikian. Bisa melakukan kesalahan jika sudah menyangkut seorang wanita!""Aku bukan pria seperti itu, Lien Er.""Kau juga laki-laki yang bisa membuat kesalahan, Cang Sin!""Tentu saja, tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah, tapi aku bersumpah sampai detik ini, aku selalu berusaha untuk melakukan sesuatu dengan cara berpikir panjang terlebih dahulu!"Nada suara Cang Sin terdengar meninggi saat mengucapkan kata-kata itu pada Lien Er.Membuat Lien Er merasa, Cang Sin memang sekarang sedang tidak main-main."Jadi, mengapa kau sampai melanggar aturan?" tanya Lien Er dengan nada suara menurun tidak seperti tadi yang meninggi d
Mendengar tudingan yang diucapkan oleh Raja Iblis Bo, Lien Er terdiam untuk sejenak. Telapak tangannya mengepal, pertanda sebenarnya ia ingin marah tapi ia harus menahan kemarahannya tersebut."Hanya merasa tidak suka berbagi pria dengan perempuan lain kau langsung menuduhku sebagai pengikut aliran putih? Memangnya memiliki prinsip tidak boleh? Kalau memang begitu cinta dengan kehidupan bebas mu, tidak masalah, aku juga akan melakukan hal yang sama terhadapmu!" Setelah bicara demikian, Lien Er segera berlalu dari hadapan Raja Iblis Bo, tidak peduli sang raja iblis terkejut dengan apa yang dikatakan olehnya tadi.Raja Iblis Bo bukan hanya terkejut, tapi juga ingin marah, akan tetapi, Lien Er sudah tidak nampak di hadapannya dan menghilang entah ke mana. "Dasar perempuan! Lakukan saja apa yang kau inginkan! Toh, kita menikah karena sebuah kepentingan juga, tidak ada yang istimewa!" maki Raja Iblis Bo setelah itu ia melangkah ke arah altar untuk melakukan komunikasi dengan Tuan Lucife
Namun, sebelum bibir mereka bertemu, Cang Sin memalingkan wajahnya hingga Dewi Lembah Seribu Obat menghentikan desakannya seketika."Aku bisa pergi sendiri dari sini, tanpa bantuanmu!" kata Cang Sin dengan wajah yang terlihat sangat serius.Mendengar apa yang dikatakan oleh Cang Sin, Dewi Lembah Seribu Obat tersenyum kecut. "Kau pikir tempat ini mudah untuk ditinggalkan tanpa restu si pemilik?" katanya seraya menatap Cang Sin dengan tatapan mata meremehkan."Apa maksudnya?""Tempat ini tempat persembahan aliran hitam, Cang Sin, jangankan ditinggalkan tanpa sepengetahuan pemiliknya, melihat bangunan ini saja tidak semua orang bisa melakukannya.""Jadi, kau akan bilang, aku tidak akan bisa meninggalkan tempat ini tanpa seizin Lien Er?""Tentu saja! Aku membantumu untuk keluar dari sini, tapi kau harus patuh dengan apa yang aku katakan!""Berciuman denganmu? Yang benar saja! Bukankah menolong bisa memegang tangan?""Kau ini seorang pendekar, Cang Sin, meskipun kau belum memiliki gelar,