“Segala upaya untuk mempertaruhkan nyawa sendiri hanya demi mendapatkan pencerahan tanpa bukti yang jelas seperti itu jelas tidak berarti sama sekali apalagi berada di tengah-tengah tekanan dahsyat ini!”“Da–dasar bodoh…! Kalian para pengecut dan pecundang jelas sekali mana paham hal semacam ini! Lebih baik kalian tutup mulut dan melarikan diri dari tempat ini selagi sempat daripada menyempatkan diri untuk berbicara omong kosong dengan nasehat yang tidak ada lagi artinya sama sekali itu!”“Kurgh…! Si–siapa yang kau sebut bodoh dan berbicara omong kosong, hah?! Jelas-jelas kalian yang berbicara omong kosong dengan upaya meromantiskan pertarungan yang berdarah ini tanpa pikir panjang sama sekali!”“Apa katamu?!”“Argh…! Te–tekanan kuatnya semakin meningkat tanpa henti!”“Argh…! Wohek…! Urgh…! A–aku sudah tidak kuat lagi!”Berbagai macam teriakkan penuh kesengsaraan dan perbedaan argumentasi terus menyebar di antara para penonton yang hadir di sana mengenai pandangan dan sikap mereka ter
Meski demikian, wanita cantik itu hanya bisa membiarkan suami kurang ajarnya yang tidak tahu urat malu sedikit pun itu memainkan peran sandiwaranya tersebut dan harus dengan leluasa membiarkan pelukan maut itu mengelilinginya saat itu juga.“Awas kau nanti…! Aku pasti akan memberikanmu pukulan penghilang dosa setelah sampai di rumah. Ingat baik-baik perkataanku ini dan camkan dengan tegas di dalam pikiranmu!”“Hidih…! Tidak perlu sampai marah seperti itu juga kali, istriku yang tercinta! Suamimu ini tidak melakukan sesuatu yang haram dan melanggar hukum sama sekali, loh! Jangan marah sekali seperti itu dan tetaplah bersabar sekuat tenaga!”“Apa?! Sabar?! Sabar dari mana lagi, hah?! Cepat longgarkan pelukanmu yang semakin erat ini! Benar-benar sesak sekali rasanya dan sulit bernapas dengan lancar! Apa kau ini benar-benar sayang kepadaku atau diam-diam mencoba untuk membunuhku, hah?!”“Bu–bunuh?! Mana mungkin aku berniat melakukan hal tercela semacam itu, hah?! Aku jelas sekali tidak ak
“Wuek…! Hiks…, hiks…! Me–mengapa kau melakukan hal tercela semacam itu wahai Yang Terhormat Mantan Sultan Agung ke-98?! Bu–bukankah dirimu sendiri yang meminta kami berdua memberikan bukti yang valid atas klaim sepihak kami tentang keberadaan putra kami di dalam Institut Teknologi Buyar?!”“Lantas sekarang, mengapa malah kau sendiri yang dengan sengaja berusaha keras menghentikan kami berdua untuk memberikan bukti yang valid ini? Mengapa hal semacam ini terjadi kepada kami berdua?! Katakan kepada kami berdua sekarang juga alasannya!”“Berikan kami penjelasan yang masuk akal terkait hal yang sangat tidak terduga dan begitu tercela ini sampai bisa-bisanya terjadi menimpa kepada kami berdua yang sudah tidak berdaya hingga rasanya putus asa untuk menemukan keberadaan putra tercinta satu-satunya kami itu yang bernama Raskar!”“Wuek…! Su–suamiku! Istrimu ini sudah tidak kuat lagi menanggung beban di dalam hati yang rasanya begitu jelas terasa telah sangat menggerogoti seluruh raga tubuhku s
Raut wajahnya mengerut dengan tegang diikuti sorot matanya yang bergetar lumayan hebat. Jelas rasanya sang mantan Sultan ke-98 merasa sangat tidak menyukai arah perubahan situasi yang seharusnya tidak terjadi sampai sejauh ini.Karena tak lagi bisa menemukan cara untuk menghentikan aksi sang Sultan hendak memutar isi rekaman tersebut, sang mantan Sultan ke-98 tidak punya pilihan lain selain menjerit dengan keras dan begitu nyaring terdengar.“Tu–tunggu…! Ce–cepat hentikan apa pun yang sedang kau lakukan ini!” teriak sang mantan Sultan ke-98 dengan lantang membuat semua orang terkejut termasuk Natasha dan sang Sultan itu sendiri selaku pemilik Tekno Pusaka yang hendak menampilkan rekaman.Alhasil, semua sorot mata dari berbagai pihak diarahkan kepada sang mantan Sultan ke-98 dengan kebingungan dan keheranan tersirat dengan begitu jelas dari raut wajah masing-masing orang di sana tanpa terkecuali satu pun orang.“Apa yang baru saja terjadi?!”“Tentu saja seperti yang baru saja kita deng
“Istrimu ini juga sangat tidak diperlukan sama sekali untuk buang-buang air mataku yang berharga hanya untuk sandiwara palsu yang sangat membosankan semacam ini! Pokoknya, kau harus memberikan aku penjelasan dan permintaan maaf setelah semua masalah ini berakhir nantinya!”“Hmm…. Apa kamu pikir semua sandiwara ini tidak penting sama sekali? Tentu saja ini semua penting dan semuanya dibutuhkan untuk mendorong orang itu sampai ke tahap ini ketika menginginkan bukti sebagai kunci masuk. Lagi pula, kau sendiri juga tidak bertanya sama sekali denganku dan langsung panik marah-marah tidak jelas seperti sebelumnya. Sudah pasti semuanya bukan salahku sendiri, kan?”“Ka–kamu ini…! Cih, ya sudahlah…! Kalau begitu, cepat tunjukkan buktinya saja!”“Oke, oke…! Tapi…, aku minta kamu untuk tetap menangis dengan sedih ya! Jangan kasih kendor sedikit pun pokoknya!”“A–apa?!”Sang Sultan dan Natasha saling berdebat satu dengan yang lainnya dikarenakan topik mereka yang semakin memanaskan situasi terseb
“Tentu saja, saya pribadi sangat sadar diri dengan kondisi dua orang pasangan suami istri ini yang tampaknya begitu sedih telah kehilangan keberadaan anaknya. Namun, semua alasan semacam itu bukanlah sesuatu yang bisa digunakan untuk menuduhku tanpa adanya bukti yang jelas!”“Namun, kalau dua orang pasangan suami istri yang bersangkutan ini memang begitu yakin sekali tentang keberadaan putra mereka di dalam Institut Teknologi Buyar, maka saya memerlukan bukti yang jelas untuk membiarkan mereka berdua memasuki tempat yang sangat sakral dan berada tepat di bawah perlindungan saya selama beberapa dekade belakangan ini!”“Harap tetap tenang dengan kepala dingin terus terjaga tanpa perlu susah-susah terbawa suasana hati yang penuh dengan emosional semata semacam ini lagi!”“Perlu diketahui juga kalau saya bersikap seperti tidak lain hanya demi melindungi tempat yang sangat berharga bagi saya dari segala macam ancaman potensial yang ada!”“Dua orang pasangan suami istri yang berada tepat di