Home / Fantasi / PENDEKAR KAISAR RASKAR / BAB 8 : Tantangan

Share

BAB 8 : Tantangan

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2024-12-10 20:40:05

Seketika semua orang menjadi hening tak tahu harus berbuat apa. Ada yang ingin tertawa terbahak-bahak, tapi langsung mengurungkan niatnya.

Keheningan itu semakin mencekam ketika raut wajah pemuda sok jagoan berubah sangat suram dengan mata melotot menatap ke arah Beta.

“Lancang sekali kau! Beraninya kau menghina wajah tampanku, hah?! Ayo bertarung di arena kalau berani!” teriak pemuda sok jagoan tak kuasa menahan amarahnya.

Semua orang semakin sadar kalau hal ini tidak akan berakhir dengan damai. Tepat ketika mereka hendak bereaksi, Beta lebih dulu menyatakan perkataannya sekali lagi.

“Tuh, kan! Wajah, kumis, dan mata melototnya semakin persis seperti ikan lele yang sedang sekarat. Hei, Alpha! Lihatlah wajah orang ini, aneh dan jelek sekali!” ungkap Beta merasa tidak berdosa.

Alpha yang semula menutup matanya perlahan membukanya sekali lagi dan melirik sosok pemuda sok jagoan itu.

“Hmm? Wajahnya memang aneh, sih! Tapi, kalau jelek kayaknya lebih buruk daripada kata jelek itu sendiri. Mungkinkah bisa dibilang terlalu jelek hingga membuat sakit mata? Entahlah, aku tak terlalu yakin.”

Alpha dengan santai menjawab seakan menambah cuka apel dengan garam langsung ke wajah pemuda sok jagoan itu.

Luka yang tersayat semakin lebar ketika mendengar perkataan Alpha yang saat ini sudah memejamkan matanya seakan tak terjadi apa-apa.

“Benar juga! Wajahmu memang aneh, tapi jeleknya minta ampun!” ujar Beta dengan begitu kagum seakan telah menemukan jawaban pastinya.

Semua orang semakin heran dengan sikap kedua pemuda kembar itu yang begitu santai memprovokasi seorang Pendekar Tingkat 2.

Ada yang tak tahan lagi menahan tawanya akhirnya terlepas begitu saja. Seakan tawanya seperti korek api yang tersebar luas menjadi sumbu pemicu beberapa orang lainnya untuk tertawa terbahak-bahak.

“Ha-ha-ha!”

Tawa semua orang begitu menyakitkan ketika masuk ke indera pendengaran pemuda sok jagoan itu. Hatinya sudah meradang yang membuatnya langsung meraung dengan ganas.

“Kalian berdua, cepat masuk arena sekarang dan lawan aku!” teriak pemuda sok jagoan itu tak ingin basa-basi lagi.

Semua orang akhirnya terdiam dan diam-diam mengamati situasi. Mereka penasaran dengan balasan apa yang akan ditunjukkan oleh Kembar Gosiper.

“Arena? Boleh saja, tapi dengan satu syarat. Jika kamu kalah, serahkan semua Poin Kontribusi yang kau miliki! Bagaimana, sanggup atau tidak?” tanya Beta dengan senyum mengejek.

Semua orang termasuk pemuda sok jagoan itu tertegun mendengar persyaratan yang begitu tercela itu.

Poin Kontribusi seorang Pendekar di Wilayah Sabit itu seperti nyawa kedua mereka yang begitu berharga dan harus dijaga ketat.

Poin Kontribusi sendiri juga tidak bisa dirampas dan hanya bisa dipindahkan dengan sukarela oleh pihak yang memilikinya dengan syarat berada di dalam arena.

Sistem ini memungkinkan tidak adanya penindasan yang tidak terkendali hanya demi Poin Kontribusi. Kelicikan Kembar Gosiper akhirnya mulai menampakkan dirinya.

Keringat dingin mulai bercucuran di sekitar dahi dan leher pemuda sok jagoan itu. Dia tidak menyangka kalau Kembar Gosiper ini berani mengincar Poin Kontribusi miliknya.

“Lancang sekali! Apa untungnya bagiku menjadikan Poin Kontribusi yang susah-susah aku kumpulkan selama ini menjadi hadiahnya?” tanya pemuda sok jagoan itu berusaha mengalihkan perhatian semua orang.

Beta tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. “Bukankah seharusnya kami yang bertanya seperti itu? Apa untungnya bagi aku dan kakakku bertarung denganmu hanya untuk kesenanganmu saja?”

Pertanyaan Beta membuat pemuda sok jagoan itu kembali membisu tak tahu harus berkata apalagi. Dia mengepalkan tangannya dengan erat hendak berkata lagi sebelum disela oleh Beta.

“Jika kamu takut kalah, tidak perlu berbicara tentang arena lagi. Dasar pecundang dan penakut sekali!” tegas Beta membalikkan badannya hendak kembali duduk di samping Alpha.

“Pecundang? Penakut? Aku pecundang dan penakut? Kurang ajar!” batin pemuda sok jagoan itu begitu terpukul rasanya.

“Berhenti! Aku siap menyerahkan seluruh Poin Kontribusi milikku! Ayo bertarung di arena sekarang!” teriak pemuda sok jagoan itu langsung pergi melompat tinggi menuju arena.

Beta tersenyum tipis seakan semuanya berjalan sesuai dengan perhitungannya. “Akhirnya, ikan sudah terjebak dalam jaring! He-he-he!”

“Alpha, ayo bermain dengan orang berwajah jelek itu sebentar! Nanti, aku akan traktir lagi nasi kotak yang lebih besar porsinya!” seru Beta berusaha membangkitkan semangat kakaknya.

“Hmm! Apa kamu berjanji, Beta?” tanya Alpha begitu gembira.

Beta hanya menganggukkan kepalanya sebelum berbalik dan melompat menuju arena. Kedua mata Alpha yang sedikit mengantuk sebelumnya berubah menjadi cerah berbinar-binar.

“Ha-ha-ha! Nasi kotak jumbo, aku datang!” teriak Alpha begitu gembira dengan cepat menghilang dari posisinya.

“C–cepat sekali! Bagaimana dia melakukan hal itu?”

Beberapa orang begitu terkejut melihat sosok Alpha tiba-tiba menghilang dari hadapan semua orang. Kecepatannya terlalu luar biasa hingga sulit dipercaya.

Sosok Alpha dan Beta langsung berdiri berdekatan melihat sosok pemuda sok jagoan seperti melihat mangsanya.

Semua orang yang sebelumnya hendak beranjak pergi akhirnya terdiam dan mulai mengamati arena sekarang tempat pertarungan akan terjadi lagi.

Juri pun muncul dan siap mengawasi jalannya pertempuran. Beta dengan santai berjalan ke depan sebelum langsung berteriak keras.

“Aku dan kakakku ditantang oleh pemuda berwajah ikan lele itu dengan syarat seluruh Poin Kontribusi miliknya akan diserahkan kepada kami apabila pertempuran ini dimenangkan oleh kami!”

Perkataannya sontak menjadi kejutan luar biasa hingga juri yang siap mengawasi jalannya pertarungan keduanya sangat terkejut.

“Kamu, apakah perkataannya benar?” tanya sang juri mencoba untuk memastikan kembali kebenarannya.

Pemuda sok jagoan itu sempat ragu-ragu sebelum kembali teringat perkataan kasar Kembar Gosiper yang menghina wajahnya.

“Benar!” jawab pemuda sok jagoan itu dengan begitu lantang.

“Apa kamu benar-benar yakin? Anda harus ingat kalau Poin Kontribusi bagi seorang Pendekar begitu berharga. Saya tanya sekali lagi, apa kamu tidak salah ucap?” tanya sang juri mencoba untuk memastikan lagi.

Pemuda sok jagoan itu menggertakkan giginya sebelum berteriak, “Saya siap menyerahkan seluruh Poin Kontribusi apabila mereka menang! Namun, saya juga menginginkan hal yang serupa jika saya yang menang nantinya!”

Sang juri akhirnya terdiam sebelum melirik ke arah Kembar Gosiper. Dia hendak bertanya lagi sebelum langsung dipotong oleh Beta.

“Baiklah, lakukan saja semaumu! Mulai aktifkan Sistem Wilayah Sabit untuk pertukaran Poin Kontribusi!” teriak Beta hingga suaranya menggema ke seluruh penjuru arena.

Seketika langit bergetar hebat dan perlahan muncul cahaya-cahaya yang begitu menyilaukan mata.

“Sistem Wilayah Sabit! Bocah itu langsung mengaktifkannya!” batin sang juri terkejut dengan sikap terburu-buru Beta.

“Pertukaran Poin Kontribusi! Sebutkan keinginanmu sekarang!” tegas suara misterius di atas langit.

“Jika saya menang, seluruh Poin Kontribusi miliknya akan menjadi milikku dan begitu pula sebaliknya!” sahut Beta meraung dengan keras ke arah langit seakan sedang mencoba untuk marah.

Pemuda sok jagoan itu lumayan syok karena ini adalah pertama kalinya dia melihat fenomena aneh tepat di depan matanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 9 : Layanan Masa Lalu

    “I–inikah Sistem Wilayah Sabit yang begitu legendaris? Benar-benar spektakuler!” gumam pemuda itu begitu tercengang.Tanpa sadar dia mundur selangkah karena masih syok melihat tekanan langit begitu mengerikan di matanya. Perasaan tidak berdaya memenuhi hatinya.“Baiklah! Mereka yang menang akan mendapatkan semuanya sedangkan yang kalah akan kehilangan segala-galanya. Apakah kalian sudah yakin?” tanya suara misterius seakan menunggu jawaban dari Beta dan pemuda sok jagoan itu.Suara bergemuruh di langit yang cerah membuat semua orang begitu terpukau tak tahu harus berkata apa lagi. Perasaan gugup dan merinding seperti diawasi dari langit secara langsung benar-benar pengalaman yang tidak akan terlupakan.Beta dan pemuda sok jagoan itu akhirnya saling menatap. Beta tersenyum mengejek sedangkan pemuda sok jagoan semakin suram wajahnya.“Yakin!” teriak Beta dan pemuda sok jagoan di saat bersamaan.Boom!Sistem Wilayah Sabit sudah diaktifkan di arena tersebut yang langsung menggetarkan hati

    Last Updated : 2024-12-10
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 10 : Raskar Anak Terkutuk

    Kembali ke masa lalu. Sekitar dua tahun yang lalu, Raskar merupakan jenius termuda yang begitu mengagumkan di mata semua orang. Meski banyak yang tidak suka, mereka harus menelan rasa pahit ketika berhadapan dengan jenius langka sepertinya.“Urgh! C–cepat lepaskan aku!” teriak seorang pemuda yang terlihat berusia 10 tahun dengan terbata-bata.“Lepaskan? Tidak semudah itu!” sahut pemuda lainnya yang berusia 7 tahun.Bak! Buk!Pemuda berusia 7 tahun itu tampak sangat ganas menghajar pemuda lainnya yang sedang berjuang untuk melindungi dirinya itu.“K–kamu! Aku masih saudaramu! Cepat hentikan sekarang!” tegas pemuda 10 tahun itu masih menahan pukulan yang semakin ganas.“Saudara? Bukankah kamu sebelumnya mengatakan kalau aku adalah anak kutukan Wilayah Sabit? Beraninya kamu menghina kehormatan Wilayah Sabit!” tegas pemuda berusia 7 tahun itu tampak marah sekali.“A–apa? Omong kosong macam apa itu? Aku menghinamu bukan Wilayah Sabit! Cepa–, Argh!” bantah pemuda 10 tahun itu belum selesai

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 11 : Kemenangan Mudah

    Jurus Misterius berarti jurus tersebut tidak diketahui asal usulnya sama sekali yang beberapa diantaranya terbentuk secara alamiah entah karena kandungan gen pada diri seorang Pendekar atau muncul dari alam semesta secara langsung.Jurus Buatan berarti jurus tersebut memang tercipta karena dibuat oleh individu jenius tetapi tidak diperjualbelikan sama sekali sehingga hanya dia saja yang memiliki jurus tersebut.Adapun Jurus Spesial berarti jurus tersebut sudah ditanamkan ke dalam Tekno Pusaka. Ada yang bersifat umum dan ada juga yang bersifat eksklusif tergantung Tekno Pusaka dan berapa banyak produksinya.Jurus terbagi menjadi Fase 1 dan seterusnya meningkat. Semakin meningkat Fase dari suatu jurus, maka akan semakin kuat pula efeknya. Jurus Sabit Tunggal adalah salah satu Jurus Umum dengan kualitas Dasar yang mana sering kali disebut sebagai Jurus Dasar oleh banyak orang.Untuk menguasai jurus yang lebih tinggi kualitas nantinya, maka mempunyai kemampuan untuk menggunakan Jurus Dasa

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 12 : Kenangan dan Hasil Akhir

    “Ka–kamu! Tingkat 1 Fase berapa kamu saat ini? Tidak mungkin hanya di bawahku, tapi mustahil juga di atasku. Bagaimana bisa kamu melakukan dua jurus di Fase 20 secara beruntun?” tanya pemuda 10 tahun tampak pucat wajahnya.Dia jelas dibuat bingung dengan semua yang baru saja menimpanya itu. Raskar di matanya selama ini hanyalah seekor semut yang menjijikkan.Setiap orang lain menghina ayahnya sang Sultan karena keberadaan Raskar dan ibunya itu, dia selalu merasa sangat marah sekali.Wajar bagi anak seusianya merasa tersinggung ketika ayahnya dihina oleh orang lain. Namun, dia tidak ingin menyalahkan ayahnya yang tampak luar biasa di matanya.Dia juga tidak bisa melakukan apa pun kepada ibu Raskar. Alhasil, dia melampiaskan amarahnya kepada Raskar secara langsung.Tindakan seperti itu tentu saja sangat keliru dan ceroboh bahkan terkesan sangat kekanak-kanakan bagi seorang jenius dari Universitas Sewarta sepertinya.Namun, apa boleh buat? Dia juga ingin orang lain tidak menyalahkan ayah

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 13 : Jenius dan Institut Teknologi Buyar

    Keheningan terjadi di antara para penonton dan Kembar Gosiper. Mereka tak tahu harus mengatakan apa melihat kekejaman Raskar.“Beta, dia makan apa itu? Belikan aku seperti itu juga nanti! Aku mau yang versi jumbo!” ujar Alpha tiba-tiba memecahkan keheningan yang cukup mencekik sebelumnya.Alpha tidak peduli dengan hal lainnya dan hanya fokus kepada kripik singkong yang sebelumnya dimakan oleh Raskar.Beta tak berdaya hanya bisa menjawab, “Baiklah, nanti aku akan belikan yang versi jumbo!”“Ha-ha-ha! Bagus sekali, Beta! Kamu harus berjanji dan jangan lupa nanti!” tegur Alpha tampak begitu bahagia.Beta hanya menganggukkan kepalanya. Semua penonton yang mendengar percakapan keduanya tetap membisu. Alhasil, Beta berusaha untuk memulai percakapan.“Bagaimana menurut kalian semua, para penonton terhormat? Ini adalah sosok Raskar yang begitu kejamnya bahkan memukuli kakaknya sendiri tanpa ampun!”Suara Beta kembali bergema ke dalam pikiran para penonton. Mereka akhirnya mulai saling mengeje

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 14 : Merah Menyala

    Mereka tidak menyangka kalau sebenarnya Raskar sendiri yang ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar. Selama ini, semua orang berpikir kalau ayahnya sang Sultan-lah yang mengutusnya pergi ke Institut Teknologi Buyar.“Aneh sekali! Mengapa Raskar malah ingin masuk ke Institut Teknologi Buyar?”“Benar juga! Apa dia tidak tahu kalau lokasi Institut Teknologi Buyar berada sangat membenci dirinya dan ibunya itu?”Berbagai pertanyaan terus terucap dan masih banyak yang terpendam dalam benaknya. Beta juga hening dan hanya bisa fokus melihat gambar-gambar masa lalu yang mulai beralih tempat.***Terlihat seorang pemuda dengan santai berjalan hampir tak jelas arahnya selama beberapa jam lamanya.Kriuk! Kriuk!“Seharusnya menunjukkan sedikit kekuatanku sebelumnya akan membuat ayah lebih yakin kepadaku. Langkah menuju Institut Teknologi Buyar semakin dekat!” gumam pemuda tersebut yang tak lain adalah Raskar.Dia dengan santai makan keripik singkong. Seperti yang dikatakan oleh sang Sultan, Raskar

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 15 : Konflik Merah Putih

    “Ratu Pertama Wilayah Sabit bukan sosok rendahan seperti ibumu, Raskar! Lancang sekali kau!”Berbagai macam kejutan dan celaan terus dilontarkan kepada Raskar yang saat ini tengah menderita di bawah tekanan.Namun, mereka semua diam-diam merasa sedikit takjub diikuti rasa senang melihat keberanian sekaligus penderitaan Raskar di saat bersamaan.“I–ini…. Bukankah terlalu sombong sekali si Raskar ini?” batin Beta tampak benar-benar tak tahu harus berkata apalagi melihat perilaku Raskar yang tidak tahu batasnya.Keheningan kembali terjadi ketika semua penonton kembali fokus memperhatikan momen menegangkan ini.***“Hmm? Tingkat 1 Fase 80? Bukankah ini terlalu lemah untuk bisa mengalahkan putraku?” batin wanita itu dengan heran.“G–gawat! Wanita ini sudah terlalu bar-bar hingga bahkan berani menindas anak kecil sepertiku. Apa yang harus aku lakukan sekarang?” batin Raskar bergejolak menahan rasa sakit.“Hmph! Cepat katakan kalau kamu menyesali perbuatanmu sekarang juga!” tegas wanita itu t

    Last Updated : 2024-12-11
  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 16 : Tekno Pusaka Tingkat Berlian

    “Urgh! Mengapa mereka malah bertengkar, sih? Zaman sekarang, emak-emak memang suka sekali baku hantam!” batin Raskar yang terlempar jauh meski sudah terlepas dari tekanan Nyonya Diana sebelumnya.Boom!“S–suara apa itu? Cepat bawa para Pendekar elit penjaga Istana untuk keluar mengamati situasi! Lebih tepatnya para Pendekar Tingkat 7 ke atas segera keluar menuju lokasi dan sisanya tetap berjaga di tempat melindungi Istana!” tegas seorang Pendekar penjaga Istana yang memimpin komando.“Baik!” sahut para Pendekar lainnya dengan sigap keluar dari sarangnya yang bahkan cukup tersembunyi hingga hampir tak terlihat oleh kasat mata telanjang.Whoosh!Pergerakan para Pendekar elit dengan kecepatan luar biasa tinggi berhasil sampai di lokasi yang diduga menjadi tempat pecahnya konflik.“Siapa itu?” tanya salah satu seseorang.“I–itu pasti Yang Mulia Ratu Pertama dan Ratu Keempat! Mereka kembali bertengkar lagi!” sahut yang lainnya merasa sangat tidak percaya.Mereka yang mendengar itu langsung

    Last Updated : 2025-03-26

Latest chapter

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 80 : Verifikasi (Part 10)

    Harum secara perlahan-lahan kembali ke pijakannya setelah beberapa saat melayang akibat daripada efek Jurus Spesial Tekno Pusaka Intan Nurani. Meski berpijak, Harum merasa bisa tergeletak kapan pun apabila dia tidak berusaha menjaga kesadarannya sebaik mungkin.“Urgh…! Ti–tidak tahu diuntung! Beraninya kalian melakukan semua ini kepadaku, hah?!” batin Harum bergejolak dengan amarah yang sulit diredakan sama sekali.Meski begitu, dia tidak lagi bersuara dan lebih memilih tetap diam dengan sorot matanya yang benar-benar tajam mengarah kepada dua orang penguji yang berada di depannya tak jauh darinya.Keduanya sibuk dengan memandangi ke arah Tekno Pusaka Intan Nurani yang telah menghentikan aktivitasnya dan masih bersinar cukup terang sebagai pertanda kalau dia telah mendapatkan informasi yang diinginkan oleh pemiliknya.“Hasil verifikasi terhadap tersangka telah berhasil disimpulkan. Harap diperhatikan baik-baik kalau tersangka tidak melakukan kecurangan sedikit pun dan telah taat mengi

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 79 : Verifikasi (Part 9)

    Seketika, cahaya terang mengitari seluruh tubuh Harum dengan putaran yang begitu cepatnya. Sebuah fenomena seperti ratusan cincin bersinar putih terang berlangsung begitu cepat dan mengejutkan Harum.“A–apa ini? Argh…!” teriak Harum cukup terkejut dan mulai merasakan rasa sakit yang begitu mendalam.Semua orang terkejut terutama penguji yang setia kepada mantan Sultan ke-98. Melihat sosok Harum Korhan yang merintih kesakitan benar-benar membuatnya tidak habis pikir terkejutnya dan syok berat.“Si–sialan kau! Apa yang sebenarnya kau lakukan, hah?! Kau bilang tidak menyakitkan, lalu apa yang sebenarnya sedang terjadi di depan kita ini?!” tegas penguji lainnya tersebut benar-benar marah.“Argh…!” teriak Harum lagi-lagi menjerit dengan nyaringnya seolah-olah rasa sakitnya benar-benar menusuk hingga jauh ke dalam tulangnya yang paling dalam.“Hei! Hentikan sekarang juga!” tegas penguji lainnya itu sekali lagi.“Tutup mulutmu! Sedikit lagi sudah selesai!” sahut penguji yang fokus menggunaka

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 78 : Verifikasi (Part 8)

    Dua orang penguji yang baru saja tiba itu seperti mimpi buruk sekaligus malaikat pencabut nyawa bagi semua orang yang ada di sana karena begitu menderita.Sosok Braka benar-benar tidak berdaya sama sekali di bawah tekanan intens itu. Meski begitu, dia bahkan masih saja sempat-sempatnya salah paham terhadap sosok Harum Korhan.Dia mengira kalau Harum begitu kuatnya karena masih terlihat baik-baik saja menatap ke arahnya dengan tatapannya yang tajam bahkan dirinya sendiri sudah tidak mampu menahan diri untuk jatuh tersungkur.Pria yang mengklaim dirinya sosok jenius langka dan perkasa dipaksa tergeletak di atas lantai Bola Abadi sambil memegangi dadanya yang terasa sesak sekali untuk bernapas diikuti erangan tanda rasa sakit yang tidak tertahankan lagi.Harum yang senantiasa waspada bahkan ketika kedatangan para penguji juga terkejut dengan reaksi semua orang yang diwaspadai olehnya sejak tadi satu demi satu dipaksa bertekuk lutut dan tergeletak di atas lantai dengan begitu menyedihkann

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 77 : Verifikasi (Part 7)

    Suaranya yang begitu serak dan mengandung makna yang jelas itu membuat para penguji yang sebelumnya saling berselisih langsung termenung di tempat tanpa ada yang bersuara lagi.Bahkan suara di dalam benaknya mereka semua saja langsung sirna seolah-olah tidak pernah ada sejak awal kedatangannya mereka ke dunia ini melalui rahim ibu masing-masing.Whoosh…!“Baik, Tuanku!” tegas pemimpin para penguji yang mendahului bawahannya.“Baik, Tuanku!” tegas para penguji lainnya dengan kompak memberikan jawaban mereka tepat setelah pemimpin mereka selesai mengucapkan kata-kata demikian rupa.Posisi mereka yang bertekuk lutut menunjukkan keseriusan mereka dalam upaya menghormati mantan Sultan ke-98. Bahkan mereka yang tidak berpihak alias kontra terhadap pria tua itu tetap memberikan kesan penghormatan yang serupa dan tidak jauh berbeda dari para penguji lainnya yang memang sudah setia kepada mantan Sultan ke-98.“Kalian berdua, sudah cukup untuk melakukan verifikasi kepada wanita itu, kan? Cepat

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 76 : Verifikasi (Part 6)

    Jelas adanya kecurigaan baginya yang semakin dalam dan tidak terbendung terhadap Harum Korhan dan mantan Sultan ke-98 terkait tes kali ini dan kemampuan tidak masuk akalnya Harum selama pertarungan sebelumnya.“Hmph…! Mungkinkah kakeknya itu benar-benar ingin melindungi cucu kesayangannya ini, hah?! Kalau begitu, bukankah ini semua menunjukkan kalau kelicikan wanita keji itu semakin mirip dengan kakeknya!”“Keduanya mungkin saja sudah saling bergandengan tangan agar memuluskan wanita keji itu untuk dapat lulus tes kali ini dengan mudahnya. Benar-benar sekumpulan orang keji yang hanya mementingkan dirinya sendiri dibandingkan orang lain!”“Jika memang begitu adanya, aku tidak akan pernah berhenti sejenak pun untuk terus protes sampai kalian membuktikan bahwa wanita keji itu benar-benar berbuat curang! Walaupun aku gagal dan terpaksa keluar dari tes ini, maka aku pasti akan menyebarkan semuanya yang sejak tadi berhasil aku rekam!”Hana membatin dengan perasaan yang begitu kesalnya sampa

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 75 : Verifikasi (Part 5)

    Para penguji yang setia kepada mantan Sultan ke-98 cukup senang mendengarnya sedangkan mereka yang berada di pihak oposisi merasa semakin kecewa berat dan tidak suka dengan jawaban yang aneh seperti itu.“Tapi…, bukankah kita semua di sini ada untuk melakukan semua bagian tugas sebagai penguji di tes kali ini? Mengapa tidak diperbolehkan melakukan verifikasi kepada satu peserta ini padahal sebelumnya tidak masalah sama sekali?!” tanya seseorang kembali menunjukkan ketidakpuasannya dengan keputusan pemimpin mereka.“Cuih…! Apakah kau mencoba untuk menyamakan dengan kejadian yang sebelumnya itu, hah?! Jelas tidak setara apalagi masuk akal sama sekali! Sosok Harum Korhan bukanlah orang yang bisa kau remehkan dengan tuduhan liarmu yang tidak berdasar sama sekali itu!”“Hmph…! Siapa yang menuduhnya dengan liar, hah?! Para peserta sendiri yang mencurigai peserta pujaanmu itu dengan sendirinya dan meminta kepada kita selaku para penguji yang bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi! Apak

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 74 : Verifikasi (Part 4)

    Seperti seekor harimau yang dengan sabar terus mengawasi mangsanya dengan berpura-pura lengah, sosok Braka terlihat seperti itu tanpa ragu sedikit pun meski kenyataannya Braka memang sedang bengong dan bimbang dalam batinnya.Harum sendiri juga tidak kalah dengan Braka yang sejak tadi juga mengawasi pria itu yang menjadi musuhnya. Hanya saja, perhatian Harum terpaksa untuk melihat dan waspada terhadap semua orang yang ada di sana.“Orang-orang menyedihkan ini benar-benar tidak mengenal batas sama sekali. Ibarat awan yang tidak berpijak di atas tanah, kebohongan dan kebodohan mereka semua tidak berujung dan tidak berdasar sama seperti orang gila yang tengah kesurupan!”“Bagaimana bisa orang-orang yang mengaku sebagai calon Pendekar elit sejati berpikiran sempit seperti itu, hah?! Hanya karena alasan tidak mampu mengalahkanku langsung menuduhku yang tidak-tidak tanpa dasar bukti yang kuat. Benar-benar sekumpulan kecoa sampah tidak berguna!”“Kalau mereka punya waktu luang untuk memfitna

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 73 : Verifikasi (Part 3)

    Kesunyian yang menyesakkan dada mulai terjadi tanpa ada penghalang sedikit pun sehingga membuat semuanya tampak janggal di antara para penguji yang tak kunjung memberikan respon kepada permintaan para peserta.Hal ini membuat Hana dan seluruh peserta lainnya yang sama-sama mencurigai sosok Harum Korhan telah berbuat curang merasa semakin tak nyaman apalagi tenang setelah semua usaha mereka berteriak keras-keras dengan penuh harapan.“Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya yang terhormat selalu penguji dalam tes kali ini, kami benar-benar memohon dengan sangat tulus dan serius untuk menegakkan keadilan kepada wanita mencurigakan di dalam Bola Abadi bernama Harum Korhan itu!” teriak Hana menjadi lebih terus terang dan tidak mau lagi menahan diri dengan berbagai topeng.Jelas sekali kalau dirinya sendiri selaku yang memulai tindakan protes ini, maka dia sendiri pula yang merasa harus menuntaskannya dengan caranya sendiri tidak peduli apa pun itu.Perkataan tegas Hana kembali membuat para peserta la

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 72 : Verifikasi (Part 2)

    Sebuah konflik yang akan berkembang dan berkepanjangan sehingga sangat tidak diinginkan semua pihak yang ada di dalam Wilayah Sabit tidak peduli siapa pun itu.Tidak peduli seberapa bencinya mereka kepada orang-orang dari Wilayah Purnama, tidak ada yang ingin melukai orang-orang dari sesama pihak di Wilayah Sabit apalagi di tengah situasi yang tidak bisa dianggap remeh sedikit pun.Semua orang yang menyadari hal itu dengan baik sangat sinis dengan karakternya mantan Sultan ke-98 termasuk para bawahannya yang setia kepadanya selama ini.Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah di antara para bawahannya sendiri juga mulai perlahan-lahan sudah tidak terlalu berminat dalam upaya meningkatkan ketegangan di antara sesama Pendekar elit sejati Wilayah Sabit.Situasi yang benar-benar rumit inilah yang membuat para penguji yang ada di atas bangunan tinggi saling berdebat satu dengan yang lainnya apalagi terkait segala macam keputusan yang telah dibuat oleh sang mantan Sultan ke-98.Dalam hal ini

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status