Share

Bab 3. RAPAT

"Raymond mana?" tanya Dimitri dengannada tinggi ketika Sonia masuk ke dalam ruangan rapat.

"Tadi habis bantu pemotretan untuk B Blog, Pak. Mungkin sebentar lagi ke sini," jawab Sonia.

"Coba telepon!" perintah Dimitri.

"Baik, Pak. Saya akan coba hubungi," jawab Sonia sambil mengeluarkan telepon genggamnya.

Selena sudah berada di dalam ruang rapat bersama Dimitri sejak tadi. Tidak seperti wajah Dimitri yang tampak penuh amarah, wajah Selena terlihat pucat pasi hampir menyerupai mayat hidup. Sakit kepalanya sudah hampir tidak tertahan lagi. Sesungguhnya Selena berniat untuk beristirahat di dalam kantor pribadinya siang ini, tetapi dia tidak bisa menolak ketika Dimitri sendiri yang memintanya untuk menghadiri rapat ini.

Sesunggunya ia bisa saja menolak, tapi masalahnya, bukanlah seorang Selena Audrey jika ia tidak memaksakan dirinya untuk bekerja keras. Selena selalu bertanggung jawab atas semua pekerjaanya. Selena juga tidak berniat untuk mencari-cari alasan dan tampak lemah dan rapuh di hadapan rekan-rekan sejawatnya.

Kini, jam dinding sudah menunjukkan pukul 14.25 dan Raymond belum juga datang. Wajah Dimitri sudah memerah dan teriakannya sudah berada tepat di depan bibir, siap meneriaki telinga semua orang yang ada di dalam. Akan tetapi, sesaat sebelum mulut itu meledak untuk mengeluarkan umpatan kasar, pintu ruang rapat tiba-tiba terbuka.  

"Siang," sapa Raymond sambil memasuki ruangan.

"Eh, kamu kira ini jam berapa?" tanya Dimitri ketus.

"Maaf, Pak. Saya terlambat," jawab Raymond tanpa ekspresi dan segera duduk di sebelah Sonia.

"Saya akan memberi sangsi untuk keterlambatanmu. Ini tidak bisa dibiarkan, dasar tidak tahu di untung, lama-lama kamu bisa ngelun..."

"Saya sudah meminta maaf, pak. Saya mengakui kesalahan saya. Saya telah membuat rapat ini terlambat 25 menit. Jadi sekarang jika bapak tidak mau kehilangan lebih banyak waktu untuk mengurusi orang seperti saya, lebih baik kita segera mulai," jawab Raymond.

Mendengar ucapan Raymond, Dimitri menjadi semakin geram. Jika bukan karena Selena yang memegangi lengan bajunya, pastilah kepalan tangannya sudah mendarat di pipi Raymond.

Selama bekerja di In One TV, Dimitri dan Raymond tidak pernah akur. Mereka seperti air dan minyak yang tidak dapat saling menyatu. Hanya untuk urusan pekerjaan saja mereka harus saling membangun relasi, di luar itu, mereka bersikap seperti orang yang tidak saling mengenal. Pertengkaran-pertengkaran dingin seperti hari ini sudah biasa terjadi di antara keduanya.

Dimitri sudah sering meminta ayahnya untuk mengeluarkan Raymond dari sini, tetapi permintaannya itu selalu ditolak. Elio Soedibrata bukan orang berpikiran sempit seperti anaknya. Lagipula, jika Rayomond keluar, maka I O Newslah yang paling dirigikan.

Tidak ada orang yang sebaik Raymond untuk mencari jejak dan bertahan hidup di hutan. Wildlife Adventure mungkin bisa saja mengganti Raymond sebagai presenter, tetapi IO News tidak bisa kehilangan orang sepertinya untuk mencari jejak jika ada kasus penting di dalam hutan. Suka tidak suka, itulah fakta yang harus diterima Dimitri dengan berat hati.

"Sudah, sudah, sebaiknya kita lanjutkan rapat hari ini," ujar Selena untuk menurunkan suhu tinggi di dalam ruangan rapat.

Dimitri menarik nafas panjang, dan ketika dia mulai tenang, ia segera mamulai rapat ini.

"Dalam beberapa minggu ini, rating dari 3 acara kita berkurang, B Blog dan W life sudah lama menurun dan jeblok, dan saya tidak mau IO News juga ikut turun. Sebelum saya bicarakan masalah ini dengan team kreatif acara kalian masing-masing, saya hanya ingin mendengar masukkan kalian sebagai presenter. Kira-kira materi seperti apa yang menarik untuk dibawakan, yang bisa menarik minat banyak penonton?" tanya Dimitri memulai rapat.

"Untuk B Blog, kami butuh lebih banyak kerja sama dengan desainer-desainer ternama, dan peliputan ajang fashion bergengsi sebaiknya ditayangkan pada program kami, bukan pada I O News," jawab Sonia sambil melirik ke arah Selena.

"Untuk kerja sama dengan lebih banyak desainer, saya bisa usahakan, tetapi untuk peliputan berita acara ternama saya tidak bisa mengabulkannya."

"Tapi Pak, peliputan acara seperti Jakarta fashion week dapat menambah ratting and share untuk..."

"Peliputan acara seperti itu tetap exclusive di IO News, titik. Saya rasa semua orang di sini sudah tahu, kalau konsep dari In One TV adalah saluran yang memberikan pemberitaan yang akurat, jadi tidak ada tapi-tapi. Untuk mendukung program News, maka program kalian harus berkorban, paham?"

"Baiklah," jawab Sonia sambil cemberut.

"W life?" tanya Dimitri.

"Seperti usul saya pada rapat-rapat sebelumnya. Dengan penambahan bintang tamu, kita bisa bikin konsep acara yang baru. Ketika kita membawa orang terkenal untuk merasakan tinggal di dalam hutan, pasti menarik untuk disimak oleh pemirsa," jawab Raymond

"Tidak...Saya tidak bisa menambah budget untuk acara seperti W life. Lagipula biaya asuransi untuk artis masuk ke dalam hutan bukan biaya sedikit," potong Dimitri ketus.

"Menurut saya, ide Ray ada benarnya. Penambahan bintang tamu akan membuat penonton lebih penasaran. Jika ada orang awam harus belajar tinggal ke dalam hutan, bisa lebih dikemas sebagai tayangan edukasi," jawab Selena.

"Mungkin idenya menarik, tetapi penerapannya tidak mudah. Membawa orang kota masuk ke dalam hutan itu beresiko tinggi. Dan kami tidak akan mengambil resiko itu hanya untuk program kelas dua."

"Tapi kita tidak pernah tahu kalau belum di coba, Pak," jawab Raymond tidak terima.

"Saya tidak bisa membiarkan kamu menjadikan program di Stasiun TV ini kelinci percobaan," lanjut Dimitri.

"Apa bapak takut?" tanya Raymond hanya untuk membuat Dimitri kesal.

"Takut? Tidak.."

"Lalu...?"

"Baiklah kalau kamu memaksa. Terserah saja, silahkan lakukan apa yang kalian mau, tapi cari sendiri bintang tamu yang mau pergi hutan, tapi yang paling penting, tidak ada penambahan budget. Jadi silahkan selesaikan masalahmu sendiri."

Sebelum Raymond menjawab tantangan Dimitri, Sonia segera menendang kaki Raymond untuk mencegah perdebatan ini semakin runyam.

"Mon, ingat, program kita cuma program kelas 2 di In One TV, jadi, jangan macam-macam," bisik Sonia.

"Tapi...," bisik Raymond kesal.

"Semua di sini hanya tentang Newsnews dan news jadi sebelum lo ribut lagi dengan bos kecil, sebaiknya kita sadar, kalau program kita cuma anak tiri. Ga akan pernah menang melawan anak kandung. Kita harus sadar itu," bisik Sonia menjelaskan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status