Share

DUA PULUH DELAPAN

Nina pulang ke rumah dan melihat Retno duduk di sofa, sorot matanya kosong meski terlihat sedang menonton tv.

Nina duduk di samping mamanya. "Ma?"

Retno tersadar dari lamunan dan menyunggingkan senyum tipis. "Sudah pulang?"

Nina melirik dua gelas kosong di atas meja. "Tante Ayu sudah ke rumah?"

"Ya."

"Mama-"

"Mama tidak bisa bantu teman yang kesulitan."

"Masalah tempat penerbitan tante Ayu?"

"Kamu tahu?"

"Aku sudah dengar masalahnya, tante Ayu rugi banyak, apalagi penulisnya koma sekarang. Tidak ada yang bisa dimintai pertanggung jawaban."

"Terus bagaimana? Dibiarkan begitu saja?"

"Yah, terpaksa begitu. Tante Ayu harus menyerah, kalau memaksa diterbitkan, jatuhnya nama baik tempat tante yang jelek."

Retno mengerutkan kening. "Daritadi kamu sebut ibu mertua tante, tidak dimarahi Arka?"

Nina menjulurkan lidah dengan nakal. "Lupa, kebiasaan."

Retno menghela napas dan kembali teringat temannya. "Mama harus bagaimana ya, buat bantu besan?"

Nina teringat dengan saran Jaka. "Bagaimana kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status