Home / Romansa / PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU / Bab 6 Tamu Tak Tahu Diri

Share

Bab 6 Tamu Tak Tahu Diri

Author: Dacytta-Peach
last update Last Updated: 2024-05-24 18:07:09

Bab 6. Tamu Tak Tahu Diri

Untuk menutupi rasa terkejutku, aku hanya bisa diam dan terus mengamati mereka terlebih dua anak kembarnya yang menatapku dengan penuh rasa takut. Tidak, dia tidak boleh tahu bahwa aku terkejut apalagi terluka oleh perbuatannya tersebut.

Menarik napas lalu manggut-manggut, aku menanggapinya dengan biasa. Tidak Devi, kamu harus kuat dan tidak boleh terlihat lemah.

Tersenyum lebar, aku menatap Daniel dengan tatapan biasa sambil bersedekap.

"Oh jadi ini kejutan yang kamu katakan kemarin Mas?" tanyaku dengan nada sedikit guyon. "Tidak apa-apa, aku juga menyukai anak-anak."

Untuk mengurangi ketegangan dalam batinku, aku mencoba tersenyum pada anak-anak itu dan menjawil pipinya yang gempil. "Aku harap aku juga bisa dipanggil mama oleh mereka."

Daniel dan Anggun saling tatap, sepertiya mereka keheranan atas reaksi yang kutunjukkan. Tidak, tidak semudah itu kalian membuatku lemah dan menangis.

"Mari masuk, Bi Nani sudah menyiapkan sarapan pagi untukmu Mas." Berbalik badan, aku masuk duluan ke dalam rumah.

"Tunggu!" Anggun bersuara, menghentikan langkah kakiku hingga aku berbalik menatap ke arahnya. Dengan wajah memuakkan, wanita berambut pirang itu tersenyum lebar. "Bisa bawakan koper kami masuk? Tamu adalah raja, bukankah begitu Sayang?"

Hmm ... menjijikkan sekali. Wanita itu berani sekali memanggil sayang pada pria yang jelas-jelas bukan haknya dalam pernikahan.

Tak mau kalah, aku pun tersenyum sambil melirik ke arah Daniel. "Tapi kamu melupakan sesuatu Mbak, saya di sini nyonya rumah. Meskipun Anda tamu, ratu rumah tidak akan mungkin mau membawakan koper. Bi Nani, tolong bawakan koper nyonya ini."

Aku memanggil Bi Nani dengan suara sedikit keras, wajah wanita itu tampak kesal dan mendongkol.

"Tidak usah, aku bisa sendiri," jawabnya dengan ketus sambil menarik koper ketika Bi Nani berlari keluar untuk membantu membawakan koper.

Aku tersenyum tipis, sedikit merasa menang atas tingkah lakunya yang teramat sombong dan angkuh.

Kami pun langsung berjalan menuju ke ruang makan. Seperti yang kujanjikan tadi, ruang makan sudah dipenuhi dengan makanan enak kesukaan Daniel.

Kami bertiga sekaligus dengan anak-anak yang katanya buah hati mereka duduk di kursi yang berderet indah di ruang makan.

"Mas, kamu mau makan apa? Ada rendang sapi loh. Bukankah kamu sangat suka rendang?" Anggun kini menebar kemesraan di depanku.

Aku menyipitkan mata terlebih Daniel sama br*ngseknya dengan wanita itu. Ia tersenyum manis, senyum yang tidak pernah ditunjukkan kepadaku, istrinya.

"Iya Sayang." Daniel mengangguk, mengiyakan saja apa yang dikatakan kekasih hatinya.

Aku menghembuskan napas, mencoba untuk mengalihkan pandangan ke arah dua bocah kembar yang tengah memandangi kedua orang dewasa tersebut tanpa bersuara. Ih ... Darimana wanita pirang itu memungut anak-anak ini? Benarkah mereka adalah buah hati keduanya?

"Nyonya, sepertinya kau terlalu asyik melayani suamiku hingga kau melupakan dua anakmu yang sama-sama kelaparan di sini," singgungku sambil tersenyum elegan.

Ia memandangku dengan muak, memutar bola mata ia lantas melayani kedua anaknya yang terlihat kelaparan. Duh kasihan sekali.

Aku menggeleng prihatin, memilih diam dan menyuapi mulutku sendiri dengan roti bakar yang tadi belum sempat kusentuh.

Entah dimana otak Daniel saat ini. Tidakkah ia berpikir jika kesakitanku bisa jadi awal kehancuran karirnya di kantor. Ya, lima puluh persen saham kantornya adalah milik ayahku. Jika aku tidak kuat dan mengadu, bukankah itu artinya perusahaannya akan tamat?

Entahlah, terkadang cinta membuat seseorang buta. Seperti diriku dan juga Daniel. Aku buta karena mencintainya, tak peduli ia balas perasaanku atau tidak yang penting aku bisa memilikinya. Sedangkan Daniel, dia tidak mencintaiku dan memilih wanita pirang itu untuk melabuhkan hasratnya. Sungguh dunia terbalik.

"Dev," panggil Daniel mengalihkan pandanganku pada piring berisi roti.

Pria itu menyendok nasi, mengunyahnya sambil menatapku. "Tolong siapkan kamar untuk Anggun dan anak kami untuk beberapa hari di sini. Sebelum aku menemukan apartemen yang bagus, aku ingin mereka tinggal di sini."

Aku terdiam, berhenti mengunyah dan memandang Daniel. Tak menjawab dan memilih untuk melirik ke arah Anggun, aku bisa menangkap senyum kemenangan di wajah perempuan sial*n tersebut.

"Kamu tidak keberatan kan? Lagipula rumah ini—rumahku juga," ucap Daniel mencoba untuk menindasku dengan cara mengatakan hak milik rumah yang kami tinggali.

Aku menghela napas, menghabiskan sisa rotiku lalu manggut-manggut. Menatap mereka berdua, sebenarnya aku benci untuk berpura-pura.

"Tentu saja, ini adalah rumahmu. Kau boleh memasukkan siapa saja yang boleh tinggal di dalam istanamu," ucapku tak keberatan sambil tersenyum.

Daniel tampaknya puas dengan jawabanku. Ia menganggukkan kepala dan melanjutkan acara sarapannya dengan tenang.

Kini pandanganku tertuju pada Anggun, ada rasa sakit yang diam-diam menumpuk di dalam hatiku. Dia kira aku bisa seikhlas itu apa ya? Oh tidak bisa.

"Tapi ada satu hal yang harus kalian ingat," ucapku kemudian. Daniel dan Anggun mengangkat wajah, mereka sama-sama memandangku. Aku menghembuskan napas dan masih tersenyum pada mereka. "Jangan melangkahi aturan yang ada. Bagaimana pun, akulah ratu dan nyonya di rumah ini."

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
emosi bacanya taburi sianida
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU   Bab 70. Ayah Baru ( TAMAT)

    Bab 70. Ayah BaruAku dan Riko kini akhirnya bisa hidup satu atap. Setelah pernikahan, aku diboyong dan tinggal di sebuah perumahan yang cukup luas dan nyaman. Meski tidak semewah yang dulu, aku merasa hidupku jauh lebih berbahagia.Perumahan yang sekarang adalah hasil keringat Riko sejak tiga tahun yang lalu. Beruntungnya aku hanya tinggal dan menempatinya saja.Kami bertiga hidup di perumahan itu, memiliki kebun kecil yang sering kutanami sayur mayur dan beberapa jenis bunga. Tak heran jika rumahku paling hijau sendiri dibandingkan rumah-rumah yang lain.Jarak dari perumahan ke tempat kerja Riko juga tidak jauh. Tak perlu memakai mobil, Riko lebih senang mengendarai motornya untuk pergi bekerja. Benar-benar hidup yang sederhana namun bahagia."Hallo Alvaro, sudah makan belum nih? Nih ayah belikan biskuit buat kamu," ujar Riko setiap kali pulang dari tempat kerjanya di restoran.Pria itu sangat penyayang, sering mengajak Alvaro main cilukba bahkan saat ia baru pulang kerja dan capek.

  • PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU   Bab 69. Aku Mengaku Kalah

    Bab 69. Aku Mengaku KalahHari pernikahan telah ditentukan, seluruh keluarga kembali berkumpul untuk mendiskusikan berbagai hal mulai dari wedding organizer, konsep pernikahan, souvernir apa yang akan mereka beri untuk tamu, hingga jenis hidangan yang akan mereka suguhkan nanti.Semua orang begitu ribut membahas hal ini, beda dengan diriku dan Riko yang hanya pasrah dan menunggu clear saja.Setelah melakukan banyak persiapan yang hampir disiapkan sebulan penuh, hari bahagia itu akhirnya sampai juga di depan mata. Kami menggunakan konsep adat Jawa dimana kami memang sama-sama keturunan orang Jawa.Pernikahan digelar di sebuah gedung yang besar, mewah, meriah, dan banyak tamu yang diundang. Tentu saja penikahan kali ini tak kalah semarak dari pernikahanku yang dulu. Hanya bedanya, dulu pasanganku adalah pria dingin yang sama sekali tidak berniat untuk membalas cintaku sedangkan saat ini, pria yang berdiri di sampingku adalah pria baik hati yang akan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk

  • PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU   Bab 68. Kedatangan Mantan

    Bab 68. Kedatangan MantanMenahan napas beberapa detik, aku sadar jika kejadian seperti ini pasti bakal terjadi suatu saat. Ya, semenjak pisah dengan Daniel, aku memutuskan akur demi Alvaro. Akur di sini bukan berarti tidak ada lagi masalah, hanya saja aku memilih menghindar tiap kali bertemu Daniel.Pria itu akan datang beberapa bulan sekali untuk menjenguk Alvaro. Hanya Alvaro dan sama sekali tidak bertemu denganku. Bagaimana pun luka tetap saja luka, butuh waktu untuk benar-benar bisa menyembuhkannya."Ini bukan saat yang tepat Mas, aku masih bekerja." Aku mengucapkan alasan sambil menunduk, "mungkin nanti selepas dhuhur kamu bisa menemui Alvaro di rumah."Daniel menggeleng, tidak setuju dengan saran yang kuberikan."Tidak bisa, aku ada pekerjaan lain selepas dhuhur nanti." Daniel menolak ideku, matanya yang tajam kini memandangku, "aku bisa mengubahnya misal kau juga mau menemuiku nanti."Aku menelan ludah. Sulit rasanya menerima penawaran itu, selama ini setiap kali bertemu Alva

  • PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU   Bab 67. Lamaran

    Bab 67. Lamaran"Iya, kamu jangan kaget." Ayah menepuk lenganku dengan lembut. "Ternyata Pak Effendi ini dulu temen perjuangan ayah waktu SMA. Kami punya hobi yang sama, sama-sama menyukai bonsai. Hanya baru akhir-akhir ini kami bertemu saat reuni sekolah."Ayah terkekeh, menggelengkan kepala sesaat. "Ternyata dunia ini tidak selebar daun kelor ya. Kukira siapa, ternyata kamu toh.""Dan yang lebih mengejutkannya lagi, si Devi ini sudah kenal Riko beberapa tahun belakangan. Bener-bener jodoh nggak sih Yah?" Ibu turut berbaur dengan perbincangan itu. Kedua keluarga saling terkekeh, berbagi kebahagiaan satu sama lain."Iya Pak, Bu, saya juga kaget ternyata ayah saya malah jauh lebih kenal keluarga ini ketimbang saya," ucap Riko dengan sopan. Pria itu sesekali melirikku yang tengah memangku Alvaro sambil tersenyum."Berarti memang benar-benar jodoh," timpal Pak Effendi mantap dan disambut tawa ceria yang lain."Oh ya Pak, Bu, silakan diminum dulu tehnya. Dimakan juga cemilannya," ucap ibu

  • PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU   Bab 66. Pernyataan Cinta

    Bab 66. Pernyataan Cinta"Ini?" Riko lalu mengalihkan pandangannya sendiri ke arah dekapannya. Ia lantas tertawa, "bukan. Ini keponakanku Dev. Anak dari kakak perempuanku, baru berusia sepuluh bulan.""Oh kirain anakmu," sahutku dengan wajah sedikit malu. Pria berkaos hitam itu hanya terkekeh sambil menimang-nimang keponakannya yang berjenis kelamin perempuan."Bukan. Aku masih single, belum memiliki istri apalagi anak," ujar Riko selaki lagi. "Oh ya, bisa kita ngobrol di sana nggak? Sambil minum kopi atau makan roti."Riko menunjuk pada salah satu stand yang menjajakan kopi dan juga roti. Aku menoleh ke arah yang ditunjukkan Riko, tanpa basa-basi aku pun langsung mengiyakan saja."Kamu pesan apa? Aku hari ini yang akan mentraktirmu," ujar Riko setibanya di stand itu. Sambil mendudukkan keponakannya di pangkuan, Riko begitu luwes ketika memomong bayi berumur sepuluh bulan tersebut."Terserah kau saja," jawabku tanpa keberatan. Riko mengangguk, ia lantas melambaikan tangannya pada penj

  • PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU   Bab 65. Siapa yang Lebih Munafik?

    Bab 65. Siapa yang Lebih Munafik?POV DeviAku masih diam, saat ini aku nggak tahu harus bersikap bagaimana. Dengan kaki gemetar, aku melangkah untuk melihat bayi mungil tersebut dari dekat.Benar saja, kini terlihat jelas bagaimana wajah, dagu, alis, hingga warna kulitnya sama persis dengan Daniel. Aku menelan ludah, bagaimana pun aku benar-benar seperti ditusuk dari belakang oleh Daniel. Dia bilang nggak berbuat, dia bilang mungkin itu bayi orang lain tapi apa? Buktinya bayi ini bahkan amat sangat mirip dengannya. Memang, dosa akan bicara pada waktunya."Lihat Dev, bayinya mirip dengan Mas Daniel bukan?! Aku tidak berbohong. Aku memang hanya berbuat dengan dia seorang," ucap Anggun sambil menarik tanganku dengan lembut. "Tapi aku nggak tahu harus kukemanakan bayi ini. Mas Daniel terus saja mengelak, ia tidak ingin mengakui anak ini."Anggun mulai terisak, ada kesedihan di wajahnya kali ini. Sebagai seseorang yang sudah menjadi ibu, tentu saja aku tahu bagaimana perasaan Anggun saat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status