PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU

PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU

last updateDernière mise à jour : 2025-01-20
Par:  Dacytta-PeachComplété
Langue: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Notes insuffisantes
70Chapitres
3.4KVues
Lire
Ajouter dans ma bibliothèque

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scanner le code pour lire sur l'application

Suamiku tidak pernah mencintaiku dan itu fakta. Satu-satunya alasan kenapa aku bertahan dalam pernikahan ini adalah karena aku mencintainya dan telah membelinya dengan sejumlah harta. Siapa sangka musim panas pertengahan Oktober lalu aku dikejutkan akan fakta lain dari suamiku. Fakta yang mungkin tidak akan pernah diterima oleh istri bahkan wanita manapun.

Voir plus

Chapitre 1

Bab 1. Kepergian Suamiku

Bab 1. Kepergian Suamiku

"Bi, kenapa Mas Daniel belum juga pulang ya? Biasanya kalo jam segini dia sudah pulang?" tanyaku pada Bi Nani, salah satu asisten rumah tangga yang sudah mengabdi di keluarga ini belasan tahun lamanya.

"Oh, saya nggak tahu Nyah. Memang sih biasanya Tuan pulang jam empat sore tapi kok hari ini lain ya. Ehm ... Mungkin masih ada rapat di kantor Nyah," ucap Bi Nani dengan segala keramahtamahannya.

Wajahku langsung masam, duduk di kursi sofa dengan segala pemikiran yang ada. Hari ini adalah ulang tahun Daniel yang ketiga puluh lima, mana mungkin ia lupa akan tanggal kelahirannya sendiri bukan?!

"Coba Nyah ditelepon, mungkin Tuan Daniel lupa kalo hari ini ulangtahunnya," hibur Bi Nani sambil tersenyum.

Aku mendongak, memandang asisten paruh baya itu dengan tatapan penuh arti.

"Nggak usah Bi, mungkin benar kalo Mas Daniel masih sibuk di kantor. Sembari nunggu, biar saya hias rumah ini seadanya saja untuk menyambut kepulangannya nanti," jawabku sambil mengukir senyum.

Bi Nani mengangguk, ia setuju dengan pemikiranku. Maka dalam sekejap mata rumah yang pada awalnya biasa saja kini berubah meriah dan penuh hiasan ala pesta ulang tahun.

Kutatap hasil kreasiku dengan puas. Meski Mas Daniel sering cuek kepadaku, hal itu tidak mengurangi takaran cintaku kepada lelaki tersebut.

"Bagaimana Bi? Hiasan balonnya bagus bukan?!" Aku menatap hiasan di dinding dengan penuh rasa bangga.

Bi Nani menganggukkan kepala, "Bagus Nyah, kreasinya sungguh luar biasa. Saya yakin Tuan Daniel pasti senang dengan kejutan ini."

Aku tersenyum lebar, berharap pengorbananku kali ini tidak sia-sia di mata suamiku.

"Oh ya Bi, kue ulang tahunnya sudah disimpan di lemari es belum? Saya takut lupa nyimpennya dimana," ucapku sambil memandang Bi Nani dengan khawatir.

Sang asisten terkekeh, "Sudah Nyah, sudah saya taruh di lemari es. Tinggal nunggu Tuan pulang aja langsung nyanyi dan tiup lilin."

Aku kembali tersenyum, perasaanku lega bukan main. "Ya sudah Bi, saya siap-siap dulu ya. Gerah nih, mau mandi."

"Iya Nyah, silakan." Bi Nani mempersilakanku untuk membersihkan diri.

Aku pun dengan riang naik ke lantai dua, memasuki kamar dan membersihkan diri di kamar mandi pribadi. Sore ini akan menjadi sore yang spesial bagi kami berdua. Daniel berulang tahun bertepatan dengan tiga tahun pernikahan kami saat ini.

Sore berganti senja, penantianku ternyata tidak berakhir di situ saja. Ketika aku mati-matian menunggu dengan rasa sabar yang kupunya, perasaanku mendadak campur aduk tidak karuan.

"Nyah, akhirnya Tuan pulang." Bi Nani berseru, ia berlari dari arah tirai jendela dan menghampiriku.

Wajah masamku langsung buyar, aku turut melihat dari balik tirai jendela. Mendadak batinku semringah, mobil milik Daniel sudah memasuki halaman rumah sekarang.

"Nyah, saya ambil kuenya dulu ya." Bi Nani ikutan girang, ia buru-buru berlari ke arah dapur untuk mengambil kue dan membawanya ke ruang tamu.

Jantungku berdebar kencang, hari ini bukan ulang tahunku tapi serasa turut merayakan hari sakral itu.

Setelah menyalakan lilin pada angka tiga dan lima, aku yang membawa kue ulang tahun telah bersiap di depan pintu.

Tok ... Tok ...

Pintu itu diketuk, Bi Nani dengan sigap membukanya dengan perasaan senang.

"Happy birthd—" Lagu itu sontak berhenti dari bibirku sesaat setelah tahu bahwa yang datang bukanlah Daniel melainkan Riko —asisten pribadi Daniel di kantor.

"Ma-maaf, saya mengejutkan Nyonya." Riko merasa sungkan, ia membungkukkan badan padaku dan juga Bi Nani.

Aku segera menguasai keadaan, memberikan kue itu pada Bi Nani secepat kilat.

"Mas Riko, kenapa datang kemari? Mas Daniel mana?" tanyaku sambil sesekali melongok ke belakang Riko.

Pria berwajah manis itu sekali lagi membungkuk, ia menyerahkan kunci mobil padaku. "Maaf Nyonya, saya datang diutus oleh Tuan Daniel. Beliau meminta saya untuk memberikan kunci mobilnya pada Nyonya."

Aku menerima kunci itu dengan ragu. Mendongak, memandang Riko dengan penuh tanda tanya. "Maksudnya apa Mas?"

Riko menarik napas, ia menundukkan pandangan. "Tuan Daniel pergi ke Bali tadi siang, katanya ada keperluan mendadak. Beliau meminta saya untuk mengembalikan kunci seraya mengabarkan berita ini pada Nyonya."

"Apa?" Aku mendesis, cukup terkejut hingga terhuyung ke belakang beberapa langkah. "Tapi, kenapa ia tidak bilang padaku jika ingin pergi?"

Riko terdiam, ia hanya mampu menunduk dan tak bicara apa pun. Aku merasa patah hati, menggenggam kunci mobil itu erat-erat hingga tanpa sadar tanganku terluka. "Kenapa ... Kenapa ia pergi di saat penting seperti ini?!"

Napasku mendadak terasa sesak, buru-buru merogoh saku rok dan mengeluarkan ponsel. Niat hati ingin menelpon Daniel tapi nihil, suamiku itu tengah mematikan ponselnya sekarang.

"Apakah kamu tahu, ada urusan apa Mas Daniel pergi ke Bali?" tanyaku sambil menoleh ke arah Riko.

Pria itu masih diam, ia menundukkan kepala semakin dalam. Melihat gelagat aneh itu rasa penasaranku kian menguat. "Mas Riko, tolong jawab pertanyaanku. Kamu pasti tahu sesuatu tentang Mas Daniel bukan?!"

"Maaf Nyonya, saya hanya disuruh untuk mengembalikan kunci mobil saja. Saya permisi dulu, maaf sudah mengganggu." Riko membungkuk, pria itu terkesan menyembunyikan sesuatu dariku.

"Tapi Mas Riko, tunggu Mas. Tunggu!" Aku mengikuti langkah Riko, sayangnya kakiku tersandung keset di teras rumah hingga membuatku terjerembab ke lantai. "Mas Riko, berhenti dulu Mas."

"Sudah Nyonya, sudah." Bi Nani meraih tubuhku, membantu untuk bangun dari lantai.

Aku menggigit bibir, menatap kepergian Riko yang buru-buru di senja sore kala itu. Menoleh ke arah Bi Nani, perasaanku sudah pasti terasa sangat hancur.

"Bi, apa yang terjadi? Kenapa Mas Daniel tiba-tiba pergi? Kenapa Bi?"

**

Déplier
Chapitre suivant
Télécharger

Latest chapter

Plus de chapitres

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Commentaires

Pas de commentaire
70
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status