Share

BAB 6 KEDATANGANNYA

Author: MIHA29
last update Last Updated: 2024-11-04 15:11:57

"Ayo silahkan masuk." Devan menpersilahkan tamu yang datang untuk masuk ke dalam rumah.

''Terimaksih."

''Aku tidak menyangkah kalau kamu akan datang selarut ini."

''Maaf karena tidak menberikan kabar dan tiba-tiba datang kemari?''

''Tidak masalah kami sangat senang jika kamu mau datang berkunjung.''

''Siapa yang datang Nak?'' tanya Diana setelah melihat Devan kembali.

''Iya Kak siapa yang datang?" Tiara juga ikut penasaran siapa yang berkunjug malam-malam begini.

Devan hanya tersenyum tanpa menjawab apa pun. Tapi, saat seseorang muncul dari belakang Devan menbuat Diana dan Indra tersenyum lebar. Namun, lain halnya dengan Tiara dia sangat terkejut setelah melihat siapa yang datang?

''Bima ternyata kamu yang datang yah ... Mama pikir siapa." Diana dengan ramah menyapa menantunya yang pertama kali datang berkunjung setelah menikah dengan Tiara.

"Sini Bima, bergabung dengan kami." bukan hanya Diana yang bahagia dengan kedatangan menantunya. Namun, Indra juga terlihat bersemangat.

''Iya Pa ...'' Bima mulai bergabung dengan mereka dan duduk di dekat Tiara "Maaf ya Pa, Ma. Bima, datang tanpa menberikan kabar terlebih dahulu." Bima terlihat sangat sopan saat berbicara kepada kedua mertuanya.

''Ngga apa-apa Sayang, kami mengerti kok, disini kan ada istri kamu jadi wajar kalau kamu datang kemari." Diana menjawab dengan penuh semangat dia memang menantikan kehadiran menantu dan putrinya dirumah mereka.

''Maaf Sayang, kalau aku datangnya telat soalnya pekerjaan di kantor banyak banget.'' Bima menyentuh tangan kanan Tiara dengan lembut sambil melebarkan senyum palsu.

Tiara sedikit terkejut dengan perlakuan Bima yang tiba-tiba lembut dia baru menyadari kalau Bima sedang berakting di depan kedua orang tuanya, agar terlihat hubungan mereka baik -baik saja, dia hanya bisa mengikuti permainan pria itu karena dia juga tidak ingin kalau keluarganya mengetahui masalah rumah tangganya yang baru sebesar biji jagung.

''Iya, tidak masalah.'' Tiara hanya menjawab dengan singkat dirinya tidak tau harus berkata apa.

''Sayang, buatkan menantu Mama, minum." Diana memberikan perintah untuk Tiara.

''Ngga perlu Ma! Ini sudah larut malam Bima, tidak bisa minum yang manis sebelum tidur.'' dengan lembut menolak tawaran mertuanya yang menawarkan minum. Bima memang tidak pernah meminum minuman yang mengandung gula sebelum tidur kecuali saat dirinya berniat untuk begadang maka dia hanya akan meminum secangkir kopi dengan sedikit gula.

''Oh begitu, maaf karena Mama, ngga tau."

Bima hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Bagaimana dengan perusahaan kamu Bima, apakah semuanya berjalan dengan lancar '' Indra sepertinya tertarik menbahas mengenai perusahaan Bima yang mulai tambah besar.

''Sejauh ini semunya berjalan dengan lancar Pa, bahkan tadi siang Bima mengadakan rapat mengenai peluncuran produk baru di perusahaan." Bima sepertinya berniat untuk pamer dan membanggakan dirinya di depan keluarga istrinya.

''Papa, sangat senang mendengar keberhasilan kamu. Papa, berharap kedepanya kamu bisa lebih sukses lagi!"

''makasih Pa, oh iya Bima, rencananya mau ngadain pesta minggu depan untuk peluncuran produk baru di perusahaan. Bima berharap kalian semua bisa datang?" Bima menyanpaikan niatnya yang ingin mengundang keluarga mertuanya untuk hadir di pestanya.

''Kami semua pasti usahakan agar bisa menghadiri acara yang kamu buat. Itu sebagai bentuk dukungan kami semua kepadamu."

''Maaf semuanya? Aku mau naik kemar lebih dulu. Tiara, sudah sangat mengantuk." Tiara bangkit dari duduknya lalu berpamitan untuk tidur lebih dahulu karena sudah mengantuk.

''Iya Sayang, selamat malam, biarkan Bima di sini dulu papa masih ingin mengbrol dengan suami kamu jadi naik lah lebih dulu.'' Indra meminta kepada putrinya agar membiarkan suaminya tetap disini karena masih banyak yang ingin dia bicarakan bersama.

''Iya Pa, Ma, Tiara naik lebih dulu ya. Kak Devan, aku naik lebih dulu. Bima aku tunggu di atas ya." Tiara sangat canggung saat berbicara dengan Bima. Itu karena mereka sudah lama sekali bicara akrab seperti ini.

"Iya Sayang, ngga apa-apa kamu naik lebih dulu."

Tiara hanya tersenyum canggung saat Bima mengelus kepalanya sebelum melangkah. "Selamat malam. Tiara.''

''Iya kak." setelah mengatakan itu Tiara lalu berlarih menaiki tangga.

''Mama juga masuk ke dalam kamar ya, Soalnya mama juga sudah merasa mengantuk.'' Diana juga ikut beranjak dari duduknya berniat untuk masuk ke dalam kamarnya karena merasa sudah sangat mengantuk.

Kamar Diana dan Indra berada di lantai 1, cuman kamar depan dan Tiara yang berada di lantai 2, awalnya kamar Diana dan indra juga berada di lantai 2. Namun, karena bertambahnya umur mereka sudah tidak sanggup lagi untuk naik turun tangga.

Setelah kepergian Diana dan Tiara ketiga laki-laki itu hanya membahas mengenai pekerjaan dan perusahaan mereka. Sedangkan Tiara yang sudah berada di dalam kamarnya menatap seluruh kamarnya, dan terus berpikir kalau malam ini dia dan Bima harus tidur dalam kamar, yang sama. Namun, itu membuat Tiara merasa sangat Canggung karena sebelumnya dia tidak pernah sekamar dengan Bima.

Dan tidak mungkin juga kalau dia harus tidur seranjang dengan Bima. Namun, tiba-tiba mata Tiara berhenti di dekat jendela dia lupa kalau dibawa jendela ternyata ada tempat tidur kecil yang selalu ditempati untuk mengerjakan tugasnya, di sana juga terlihat cukup nyaman. Tiara lalu berjalan ke lemari kamarnya dan mengeluarkan satu selimut untuknya. Dia akan tidur di sana dan membiarkan Bima untuk tidur di tempat tidurnya, setelah merapikan ranjang miliknya untuk ditiduri oleh Bima dia lalu mengambil satu bantal dan mulai berjalan keranjang dekat jendela.

****

Saat Sarah pulang ke rumah dia tidak mendapati Tiara di mana-mana setelah mencarinya sarah menjadi sangat panik takut kalau kakak iparnya kenapa-kenapa. Sarah memutuskan untuk turun kembali ke lantai 1 dan akan bertanya kepada sintia mengenai keberadaan wanita yang dia anggap sebagai kakak kandungnya.

Tanpa mengetuk pintu sama sekali secara langsung masuk ke dalam kamar ibunya, sehingga membuat Sintia sangat terkejut yang sedang memakai Skin Care sebelum tidur. Itu sudah menjadi kebiasaan Sintia di setiap malamnya.

''Sarah, apa yang kamu lakukan? Kamu membuat Ibu sangat terkejut, seharusnya sebelum masuk kamu harus mengetuk pintu terlebih dahulu." Sintia memarahi Sarah yang sudah bersikap kurang ajar karena masuk tanpa mengetuk pintu.

''Maaf Ibu, Sarah sangat panik karena tidak menemukan kak Tiara, di mana-mana!" Sarah meminta maaf karena masuk ke dalam kamar Sintia tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

''Untuk apa kamu mengkhawatirkan wanita itu, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya karena dia sedang menginap di rumah kedua orang tuanya malam ini."

''Benarkah Bu ... Syukurlah kalau kak Tiara, sedang ada di rumah kedua orang tuanya, aku pikir dia kenapa karena tidak ada didalam rumah ini."

''Kamu itu sepertinya sudah diracuni oleh wanita itu sehingga begitu menurut padanya." Sintia terlihat sangat kesal pada putrinya yang begitu menyukai wanita yang sangat dia benci. "Ibu, kak Tiara, itu bukan wanita seperti itu dia wanita yang sangat baik dan sayang sama Sarah. Sarah selama ini tidak mengerti kenapa ibu dan Kak Bima, sangat membenci kak Tiara?'' Entah keberanian dari mana sehingga dirinya begitu berani mengucapkan kata-kata itu di hadapan ibu-nya. "Kamu sudah berani membentak Mama, gara-gara wanita itu?"

''Sarah tidak berniat untuk membentak ibu. Sarah hanya kasihan kepada kak Tiara, yang selalu ibu siksa dan marahi!"

''Sekarang ibu minta kamu naik ke kamar kamu. Sebelum ibu memukul kamu karena berlaku kurang ajar."

Dengan terpaksa Sarah menutup kembali pintu kamar Sintia dan naik ke lantai 2 di mana kamarnya berada, semenjak kehadiran Tiara di rumah ini Sarah selalu bertengkar dengan ibunya karena selalu membela Tiara.

Sarah baru menginjak kelas 3 SMA akan tetapi pemikiran dan hatinya Sudah cukup dewasa untuk mengerti apa yang telah terjadi dalam rumahnya semenjak Tiara masuk ke dalam rumah mereka, padahal jika Sarah dulu ingat waktu Tiara dan Bima Masih pacaran ibunya begitu sangat menyayangi Tiara, begitupun dengan Bima yang selalu perhatian dan selalu menunjukkan kasih sayangnya kepada Tiara.

Namun, Kenapa dalam sebulan ini semuanya berubah begitu jauh, ibunya dan kakaknya sangat membenci Tiara. Sarah begitu kasihan kepada wanita itu yang selalu disiksa dan di perintah untuk melakukan apa pun oleh ibunya yang jahat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PERJALANAN CINTA TIARA   Bab 39

    Betapa kagetnya Alex setelah membuka horden. Dia mengenali sosok yang terbaring disana dia adalah Louis yang terbarin tak berdaya dengan beberapa alat yang menempel di tubuhnya. Alex diam seribu bahasa setelah melihat itu semua. Apa yang terjadi sebenarnya?''Apa kamu masih mau marah melihat itu?'' Hana mendekati Alex da menggoyangkan lenganya.''Kenapa kamu hanya diam saja?'' Hana tidak hentinya menggoyankang tangan Alex saking kesalnya. Alex yang mendapat perlakuan seperti itu hanya diam saja sepertinya dia merasah bersalah. Karena datang dengan marah-marah tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Alex tidak menyangkah harus melihat Louis terbaring dirumah sakit tak berdaya seperti itu, ''Apa yang terjadi dengan Louis?'' dengan suara yang sangat pelan Alex menanyakan tentang Louis yang saat ini sedang terbaring dengan bantuan beberapa alat ditubuhnya.''Seharusnya pertanyaan itu kamu tanyakan sejak tadi Lex?'' tidak terasa air mata yang sejak tadi dia tahan kini jatuh juga mem

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 38

    ''Bima, ternyata kamu yang datang Mama, pikir siapa?''Diana menghela nafas karena yang datang adalah Bima dia pikir tadi siapa, tapi lain halnya dengan Tiara yang merasa kikuk dan merasa sangat gugup. Bima mendekti Tiara untuk menyentuh dahinya apakah panasnya sudah turung atau belum, karena sebelum berangkat kantor tadi panasnya belum meredah.''Kata Dokter, panasnya sudah mulai menurun dan mungkin besok suddah bisa pulang.'' Diana mencoba menjelaskan mengenai keadaan Tiara kepada Bima.''Baguslah, Papa, dimana Ma?'' Sejak datang kesini dia tidak melihat kehadiran Indra diruangan ini, karena tadi pagi dia disini bersama dengan Diana.''Papa, lagi ada urusan jadi tadi siang dia pulang lebih awal.'' Sambil menjawab pertanyaan Bima. Diana juga mengupas buah untuk Tiara.''Bagaimana perasaan kamu,'' Bima tiba-tiba menggengam tangan Tiara didepan Diana.Tiara yang diperlakukan seperti itu merasa tidk nyaman karena tau kalau Bima sedang berpura-pura baik padanya, tapi sebenarnya Bima sed

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 37

    ''Ada apa?'' Devan heran dengan kediaman Laura, wanita itu hanya menunduk saja tanpa mau menjawab.'Apakah dia sungkang dan malu menjawab dimana dia tinggal dan menyebutkan alamatnya dimana.' ucap Devan didalam hatinya.''Kenapa diam saja?'' Devan kembaali bertanya, ''Ada apa? Apa kamu tidak memiliki tempat tinggal?'' pertanyaan Devan sontak membuat Laura langsung meliriknya sekilas.''Jadi benar, kamu tidak memiliki tempat tinggal?'' begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh Devan.Namun, tak satu pun yang dijawab oleh Laura, gadis itu terlihat sangat kasihan bahkan pakaiaanya saja tidak karuan menurut Devan, bahkan baju dilengan kirinya terdapat sobetan kecil disana. 'Apa dia tidak memperhatikan pakaiaanya saat keluar rumah, dia terlihat sangat menyedihkan.' Devan berkali-kali berbicara didalam hatinya.''Jawab lah, bagaimana aku bisa mengantaarkan kamu kalau, aku tidak tau dimana alamat kamu.''''kemarin aku memiliki tujuan, tapi tidak lagi?'' Laura tiba-tiba berkata dengan me

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 36

    Devan sangat terkejut dan segera meninggalkan kantornya, dia tidak menyangkah kalau wanita yang tadi pagi hampir dirinya tabrak jatuh pingsan. Sebenarnya dia sudah menduganya kalau hal ini akan terjadi.Namun, wanita itu terlalu keras kepala dan memilih untuk kekampus dalam keadaan tidak sehat, untungnya tadi dia sempat memberikan kartu namanya kepada wanita itu. Devan menambah lajuh kendaraannya agar segera tiba dikampus diimana wanita itu berada.''Permisi, apa kalian tau dimana ruangan wanita yang jatuh pingsang tadi dimana dia sekarang?'' Devan telah tiba dikampus gadis itu dan menanyai beberapa mahasiswa yang kebetulan berpapasan denganya.''Oh, gadis yang tadi sepertinya dia berada diruangan dosen disebelah sana yang pintunya berwarna coklat, karena kami tadi sekelas jadi saya mengetahuinya.'' jawab seorang gadis yang memakai kacamata lensa.''Terimakasih.'' Devan segera berlari menuju ruangan yang ditunjuk oleh gadis berkacamata tadi.Devan hanya mengetuk pintu satu kali dan m

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 35

    Saat mendengar kabar tentang Louis mereka semua terkejut dan panik, terutama Hana dia sangat syok sampai ingin jatu pingsan untungnya Axel ada dibelakanya sehingga bisa menhanya agar tidak terjatuh.''Suster, apa yang terjadi kepada anak kami?'' Axel mencoba untuk tenang.Jika mereka berdua sama-sama panik siapa yang akan menangani keadaan ini, Lisa juga sedang di rawat disini jadi sala satu dari mereka harus ada yang kuat.''Sayang, tenanglah ingat kalau Lisa masih dirawat disini.''''Aku, sangat takut kalau putra kita kenapa-napa. Louis, apa yang sebenarnya terjadi sama kamu nak?''''Padahal baru saja dia meninggalkaan ruangan ini dan kita sudah mendapatkan kabar buruk tentangnya''''Sayang, sabarlah Louis, pasti akan baik-aik saja dia anak yang kuat'' Axel terus saja menenankan istrinya yang terus menangis.''Ada apa?'' Lisa tiba-tiba terbangun mungkin karena mendengar suara Hana yang menangis.''Lisa?''''Kakek, apa yang terjadi kenapa Nenek, menangis seperti itu?'' dan benar saja

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 34

    Tubuh Louis jatuh dengan darah yang mulai mengalir disekitarnya. Keempat pria tadi meninggalkan Louis yang sudah tergeletak diatas tanah. Louis masih sadar sehingga berusaha bangkit, akan tetapi tubuhnya terlalu lemah untuk bangun dari tanah. Dia masih tidak menyangkah kalau pria yang menusuknya tadi membawa pisau. "Tolong...?"Louis mencoba untuk teriak meminta tolong disisa tenaganya yang masih tersisa. "Tolong... Akh..."Namun, tak ada satupun yang mendengarkan teriakanya yang meminta tolong. Louis semakin lemah rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk berteriak hingga kesadarannya mulai hilang dan pingsan. Namun, kebetulan salah satu mobil yang berada disamping mobilnya sang pemiliknya datang, saat akan hendak membuka pintu mobil matanya tertuju kepada Louis yang sudah tidak sadarkan diri. Karena sangat terkejut pria itu segera menghampiri tubuh Louis yang sudah bersimbah dara segar. "Pak, Pak bangun, Pak...?" Pria itu berusaha membangunkan Louis. "Huk... Huk...?" "Pak? Apa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status