part 9Aku tidak menyangka Mas Bayu bisa berubah dalam sekejap, suatu hal yang tidak pernah kusaksikan sebelumnya, pantas dia begitu tergila-gila dengan Mila meskipun sudah selingkuh dengan Papa kandungnya sendiri.Aku meninggalkan mereka dan melangkah ke ruang operasi, disana ibu tiriku duduk dengan Ibu Mas Bayu berdekatan, sepertinya mereka sangat akrab. Dan aku langsung duduk disamping mertuaku."Luna, sebaiknya Ayahmu tinggal bersama kamu setelah keluar dari rumah sakit, Ibumu ingin ke Malaysia mengunjungi putranya." Ucap mertuaku meskipun ibu tiriku tidak berkata.Hebat sekali dia, disaat ayahku keluar dari rumah sakit, dia enak-enakan ke Malaysia, dasar istri durhaka!"Syukurlah, Ma. Aku juga ingin selalu dekat dengan Ayah." Jawabku hanya menatap ibu mertua.Tidak lama kemudian Mas Bayu datang, dia duduk disamping ibu tiriku."Kamu kenapa, Bayu. Mukamu terlihat kesal." Ibu tiriku menyapanya."Aku tidak apa-apa, Bu." Jawabnya dan langsung sibuk dengan ponsel.Aku melirik Mas Bayu
part 10Sangat tidak terkendali amarahku kepada mereka, aku tidak ingin Ayah menjadi umpan agar aku tunduk dengan keinginan mereka."Aggh! Sial! Tanganku sakit." ucap Mas Bayu melihat darah mengalir di telapak tangannya."Wanita ini memang gila, Mas. Dia juga melukaiku, uuhhh perih!" sambung Mila.Meski luka mereka tidak terlalu parah karena ujung garpu yang tidak begitu runcing, lumayan membuat mereka kesakitan dan mengeluarkan sedikit darah, tapi hatiku lebih sakit atas sikap mereka kepadaku."Luna, Luna ...." Ayah memanggilku dengan dada sesak melihat semua ini."Tenang, Yah. Aku tidak apa-apa, manusia iblis ini perlu diberi pelajaran." Aku tetap santai menatap mereka.Mila terlihat sangat marah menatapku, mukanya merah padam seakan ingin memakanku, dan tidak lama kemudian, dia melangkah mengambil piring di meja dan ingin melemparkannya padaku."Jangan Mila!" Mas Bayu langsung mengambil piring di tangan Mila."Kenapa kamu melarangku membalas wanita gila ini, Mas?!" ucap Mila."Dia
part 11Botol semprotan yang dikeluarkan Mila dari tasnya, langsung disemprotkan ke wajah Mas Bayu, ini yang kedua kalinya aku melihat Mila melakukan yang sama kepada Mas Bayu.Sssttt! Ssssttt! Sssttt!Tiga semprotan mengenai wajah Mas Bayu."Cukup! Cukup! Apa yang kamu lakukan Mila?" Mas Bayu berusaha menghindar dari air semprotan."Bagaimana Mas? Kamu masih ingin menghindari ku?" Mila terlihat tenang berbicara."Iya! Justru aku tidak suka dengan yang kamu lakukan! Pergi dari sini!" Mas Bayu sangat marah dan menunjuk ke pintu pagar.Sssttt! Sssttt! Sssttt! Sssttt!Kali ini Mila menyemprotkan empat kali semprotan."Cukup! Aku sudah muak dengan semprotan ini. Uhh! Bau sekali."Mas Bayu langsung masuk ke rumah dan mengunci pintu."Mas! Mas!"Mila berusaha masuk, tapi pintu terkunci dan dia hanya berdiri didepan pintu dengan menatap heran botol semprotannya."Aneh, kenapa Mas Bayu tidak terpengaruh?" gumam Mila sendiri.Aku hanya tertawa melihat reaksi Mila, pantas saja Mas Bayu tidak te
part 13Aku dan Mbok Siti tertawa melihat ekspresi Mila pergi, dengan baju dan rambut basah, dia terburu-buru agar bisa mendapatkan air membersihkan badannya. Tadinya aku juga kasihan, tapi setelah mengingat niat buruknya, rasa kasihan dihatiku hilang ditelan awan."Non, Mila main dukun kayaknya," ucap Mbok Siti saat kami melangkah masuk kedalam rumah."Aku tidak ngerti masalah perdukunan, Mbok. Karena aku lihat mulutnya komat kamit dan memegang bermacam kembang, aku juga berpikiran begitu.""Hati-hati, Non. Segala cara akan dilakukannya, wanita seperti Mila tidak akan mudah menyerah."Aku menganggukan kepala menanggapi perkataan Mbok Siti. Mungkinkah Mas Bayu juga dipelet? Jujur saja aku tidak pernah bertemu orang kena pelet atau semacamnya, semua itu hanya pernah aku lihat di televisi saja, bukan di kehidupan nyata.Jam 17.30.Aku duduk di ruang tengah, semenjak hamil, aku suka sekali makan dan makan, dari pagi sampai jam sekarang, sudah empat piring nasi aku lahap, tentunya harus d
part 14Aku mengunci pintu setelah Mila kupastikan meninggalkan rumahku, tadinya juga kasihan daerah terlarangnya digigit semut, tapi mau bagaimana lagi, aku juga kesal air minumku bekas air rendaman celana dalamnya.Setiap hari di rumah sangat membosankan, aku melaju mobilku ke sebuah toko pakaian bayi, meskipun perutku belum kelihatan, aku tetap semangat menyambut kehadirannya di dunia ini.Aku memarkir mobilku di depan toko, tidak begitu ramai, hanya beberapa orang lalu lalang, tapi ... mereka bersama suaminya belanja, tidak seperti aku."Luna."Langkahku terhenti sebelum memasuki toko, kubalikkan badan melihat arah suara yang memanggilku."Mas Adi."Ternyata mantanku, entah kenapa kami bertemu juga disini, dia menatapku yang membuat hatiku gelisah, masih sama seperti yang pernah dekat denganku selama delapan tahun."Kamu mau beli pakaian bayi?" Mas Adi mendekatiku."Iya Mas," jawabku singkat."Untuk siapa? Atau kamu sedang hamil, Lun?""Aku sedang hamil, aku masuk dulu." Aku melan
part 15"Cepat Mbok! Mana air bubuk cabenya!" Suara Mila semakin kencang memanggil Mbok Siti, tapi Mbok Siti tidak kunjung datang."Mila, apa yang ingin kamu lakukan?!" Ibu memegang pergelangan tangan Mila."Aku mau membalas wanita gila ini, Tante. Dia pernah mengguyurku dengan air bubuk cabe, panas dan perih!" Mila terlihat sangat emosi."Jangan Mila, jangan lakukan itu kepada Luna." Tiba-tiba Mas Bayu bersuara yang membuat Mila terpana."Kamu membelanya, Mas?" ucap Mila seakan tidak percaya."Bayu benar Mila. Luna sedang hamil." Ibu berusaha menghentikan aksi Mila."Kenapa kalau dia hamil? Aku tidak peduli!" Mila masih kukuh ingin menjahatiku."Kalau dia sakit, ibu Bayu akan mencarimu, ingat! kita butuh tanda tangannya agar harta ini bisa jadi milik kita."Ternyata mereka sudah merencanakan ini sejak lama, wanita iblis sialan, kenapa Ayahku bisa bertemu dengannya."Oke, oke, kali ini aku mengalah, tapi lain kali aku tidak akan tinggal diam." Mila menatapku dengan emosi tertahan."De
part 16Rasanya isi perutku ingin keluar mencium aroma yang keluar dari pantat Mila, meskipun sudah kututup hidung dengan jariku, tetap saja tercium, sangat bau sekali."Mbok, Mbok ...." Aku melangkah ke dapur mencari Mbok Siti."Ada apa Non?" Mbok Siti mendekat berjalan dari arah belakang."Mbok, tolong buang semua masakan yang kita masak tadi.""Loh, kenapa Non? Sayang masih banyak." Mbok Siti terlihat heran."Tadi masakannya aku campur obat pencuci perut.""Owalah ..., terus Non Mila dan Den Bayu.""Iya, mereka bolak balik ke toilet, Mila sudah aku usir, Mbok." Aku tersenyum senang."Tadinya Mbok khuwatir sekali, apalagi Non sedang hamil, hati-hati, Non.""Iya Mbok, aku melakukan semua juga demi kandunganku, siapa juga yang sudi Mila seatap denganku.""Non, kapan Den Bayunya di ruqiyah?"Ruqiyah? Bagaimana caranya agar Mas Bayu mau di ruqiyah, kalau aku yang memintanya, dia pasti tidak akan mau."Nanti aku cari cara dulu Mbok," jawabku.Aku melangkahkan kaki ingin duduk santai di r
part 18Aku meninggalkan rumah Ayah, karena kami membawa mobil masing-masing jadi Mas Bayu mengiringiku dari belakang. Kok aku merasa aneh dengan sikap Mas Bayu, kenapa cepat sekali pengaruh pelet Mila hilang? dalam perjalanan hatiku terus bertanya-tanya.Sampai di rumah aku langsung ingin masuk ke kamar, tapi Mas Bayu memegang lengan tanganku menghentikan langkah."Ada apa?!" tanyaku ketus."Apa yang terjadi di rumah Ayahmu?"Aku mencoba melepaskan diri dari pegangan tangan Mas Bayu."Tanya sendiri ke Mila, bukankah kalian sangat dekat." Aku langsung masuk ke kamar."Aku tanya sama kamu, kenapa kamu sewot?!" Mas Bayu ikut ke kamar karena tidak mendapatkan jawaban dariku."Hubungan kita hanya diatas buku nikah, di agama kita sudah cerai, jadi apa yang aku lakukan bukan urusanmu!" Aku bersuara lantang, semua ini membuatku muak."Cukup Luna! cukup! Aku tidak bisa dengar ocehanmu itu, bagaimanapun juga kamu mengandung anakku."Sudah kuduga, dia baik padaku karena anakknya yang kukandung.