Beranda / Romansa / PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN / 2. CIUMAN YANG MENGGETARKAN

Share

2. CIUMAN YANG MENGGETARKAN

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-11 23:23:47

Dua hari lamanya Rina absen dari sekolah. Namun dia tahu, mau tak mau, keesokan harinya dia harus masuk sekolah. Apapun yang terjadi, dia harus siap menghadapi si iblis itu besok.

Sebenarnya dia juga takut menghadapi apa yang akan dilakukan Adit besok padanya. Tapi tak ada gunanya juga bersembunyi terus dari si iblis itu. Toh... kalau sampai nanti keadaan menjadi tambah parah, dia bisa melaporkan si iblis itu ke wali kelas dan dia yakin setelah itu dia jadi bisa dipindahkan ke kelas lain.

Pada waktu Rina tiba tepat di depan gerbang sekolah, dia menoleh ke sana ke mari dan mencari sosok musuhnya itu. Setelah melihat bahwa keadaan aman, dengan waspada, dia berjalan masuk dan langsung menuju ke dalam kelasnya.

Saat dia masuk, semua mata memandang padanya. Pandangan seakan-akan dia adalah orang teraneh yang pernah mereka lihat.

Rina merasa risih diperlakukan seperti itu. Namun dia sedikit lega juga saat melihat meja Adit yang kosong. Setidaknya dia masih punya waktu untuk menguatkan diri menghadapi anak itu nanti.

Jam pelajaran pun dimulai, namun Adit sama sekali tak terlihat. Rina yakin betul si iblis itu pasti absen seperti yang sering dilakukannya.

Sedikit lega dengan hal itu, Rina memutuskan untuk berkonsentrasi pada pelajarannya dan melupakan soal Adit sejenak. Walaupun dia tahu, musuhnya itu bisa muncul kapan saja.

Jam terakhir pelajaran pun berakhir. Rina berjalan santai menuju gerbang sekolah dan menunggu angkutan umum yang biasanya lewat persis di depan sekolah.

Tiba-tiba saja, bahunya dicengkram dari belakang dan memaksanya untuk berbalik.

Wajah si iblislah yang dilihatnya berdiri tepat di depannya, memandang lekat ke wajahnya dengan senyuman yang membuatnya tak nyaman.

Otaknya sontak menyuruhnya segera kabur. Namun cengkraman kedua tangan Adit pada bahunya membuatnya tak bisa bergerak.

Sebelum dia bisa berteriak meminta tolong, Adit menangkup wajahnya dan menciumnya dengan kasar.

Bibir musuhnya itu bergerak cepat dengan cara yang tak bisa diprediksi oleh Rina. Otaknya seakan-akan berhenti bekerja. Dia merasa aneh. Tidak pernah sebelumnya dia merasakan sensasi aneh seperti ini.

Dia ingin sekali menjerit dan menyuruh Adit untuk berhenti supaya dia bisa menyerap apa yang baru saja melandanya. Sialnya, tanpa ampun bibir pria itu semakin melumat bibirnya dan membuatnya seakan-akan lumpuh dan tak bisa melawan.

Hanya bibir dan rasa pria ini yang ada di pikirannya sekarang. Dia tak menyadari dimana dia sekarang dan siapa saja yang sedang mengawasi mereka. Dia bahkan tak menyadari dimana kini tangannya berada.

Entah sensasi apa atau getaran aneh dari mana yang tanpa ampun menyengatnya sekarang, dari puncak kepala hingga ujung kakinya dan membuatnya kehilangan akal dan diam saja diperlakukan seperti ini.

Namun yang jauh membuatnya kesal adalah tindakan Adit yang tiba-tiba saja melepaskan pelukannya dan memutuskan untuk berhenti menciumnya begitu saja, tanpa ada isyarat atau pemberitahuan lebih dulu.

Terkejut dengan perubahan yang tiba-tiba itu, tubuh Rina tiba-tiba limbung dan terjatuh tepat di depan Adit. Murid-murid lain yang menyaksikan tindakan mencengangkan itu tampak luar biasa girang dan sibuk menyoraki mereka.

Suara bising itu sontak membuatnya sadar dan bingung. Rina mendongak ke atas dan memandang Adit yang tertawa puas ke arahnya.

Kata-kata yang terlontar dari bibir Aditlah yang membuatnya mengerti akan apa yang baru saja terjadi padanya.

"Bagaimana rasanya pembalasanku?! Lebih hebat kan dari tendanganmu! Dua sama berarti kita sekarang!"

Setelah melontarkan perkataan dengan nada penghinaan tersebut, dengan santainya dia meninggalkan Rina begitu saja di depan murid lainnya yang semakin girang bertepuk tangan. Seakan-akan mereka juga ikut berkomplot dengan Adit untuk mempermalukannya.

Dengan tangan yang gemetar, Rina merapikan bajunya dan mengangkat dirinya dari lantai sambil mengumpulkan sisa-sisa harga dirinya yang sudah diinjak-injak oleh si iblis itu tadi.

Seperti tidak terjadi apa-apa, dia berjalan masuk ke dalam angkutan umum yang kebetulan juga sedang berhenti untuk menunggu penumpang masuk.

Badannya masih saja bergetar. Hatinya luar biasa sakit dan rasa malunya sudah setinggi gunung rasanya.

Tapi sekalipun begitu, dia tidak akan menangis!

Harga dirinya melarangnya melakukan itu.

Adit Harsono, si berandalan kotor tak tahu malu itu tak akan bisa menghancurkannya!

Air matanya terlalu mahal untuk menangisi apa yang sudah diperbuat si iblis itu padanya.

Sesampainya di rumah, Rina langsung menuju kamarnya, meletakkan tasnya di ranjang, membuka bajunya dan membasuh tubuh dan wajahnya berulang-ulang di kamar mandi.

Dia ingin menghapus jejak-jejak Adit dari tubuhnya. Dia tak ingin tertidur dan mencium bau cowok itu di badannya.

Setelah merasa badannya cukup bersih, Rina memakai daster tua favoritnya dan segera merebahkan diri di atas kasur.

Masih jam tiga sore tapi dia benar-benar lelah dan mengantuk. Dia ingin tertidur dan melupakan kejadian buruk yang menimpanya tadi.

Ketukan mamanya berkali-kali di pintu untuk mengajaknya makan pun tak dihiraukannya. Kali ini dia sungguh tak selera melakukan apapun, termasuk menikmati makan siang favoritnya.

Entah kenapa hari ini dia merasa aneh. Rasanya dia bukan dirinya lagi.

"Jangan-jangan ini gara-gara ciuman si brengsek tadi!" serunya dalam hati.

"Jangan-jangan ada racunnya? Kalau nggak kok aku merasa aneh gini?!" tambahnya lagi sambil berguling-guling gelisah di tempat tidurnya.

Rina memang tak pernah berciuman sebelumnya dan memang tidak pernah berpikir kalau suatu hari dia akan dicium seseorang. Di dalam kepalanya hanyalah ambisi yang tinggi tentang kesuksesan dan percintaan atau ciuman tak termasuk di dalamnya.

Parahnya lagi yang mencium dia bukanlah pangeran tampan atau paling tidak pria yang terpandai di sekolahnya. Yang terjadi malah si brengsek Aditlah yang alih-alih mencuri ciuman pertamanya.

Mungkin inilah penyebab datangnya perasaan aneh itu. Mungkin karena yang menciumnya adalah si pembuat keonaran jadi dia merasa semuanya jadi serba salah.

Tiba-tiba saja pemikiran itu membuatnya marah. Dia berguling-guling terus dan menepuk-nepuk kasurnya kuat saking kesalnya.

Apalagi dia ingat saat ciuman itu berlangsung, matanya jelas-jelas terpejam dan seingatnya tangannya sudah berada di balik baju Adit dan mendarat di perutnya.

Dia yakin jelas dia bukan tipe perempuan gampangan dan Adit bukanlah tipe cowok yang disukainya, lantas mengapa dia malah bereaksi sebaliknya?!

"Ah... sudahlah! Tambah dipikir, tambah emosi aku jadinya! Pokoknya besok tinggal lapor sama wali kelas saja kalau Adit yang memaksanya. Toh wali kelas tau kalau aku anak baik-baik, dia pasti lebih membelaku!"

Rina merancangkan banyak hal di kepalanya untuk mengatasi after effect atas kejadian ciuman tadi. Dia yakin semua akan kembali normal setelah dia melaporkan Adit ke wali kelas.

Seperti rencananya semula, dia akan di pindahkan ke kelas yang lebih layak untuknya dan Adit tidak akan bisa mengganggunya lagi.

Memikirkan dia akan terbebas dari kelas yang dibencinya dan orang-orang menjijikkan di dalamnya besok, membuatnya sedikit tenang.

Tak lama kemudian, dia pun tertidur nyenyak berharap semua berjalan sesuai rencananya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   51. AKIBAT MENCUMBU PRIA LAIN

    Dengan tenang, Adit mengelap air yang disiramkan Rina ke wajahnya dengan tisu dan masih melanjutkan kata-katanya yang penuh duri. Dia tak tahu kenapa dia bersikap sekejam ini, yang jelas lidahnya tak mau berhenti untuk menyakiti wanita itu. Apalagi saat mengingat ekspresi jijik Rina kemarin saat dia baru saja membela kehormatannya."Melihat dari besarnya kemarahanmu, terlihat sekali kalau perkataanku ada benarnya. Jika tidak, mana mungkin kau terlihat seperti cacing kepanasan kayak gini!" serang Adit lagi.Rina menggigit bibirnya untuk menahan diri menjelaskan bahwa saat itu dia terlalu mabuk untuk membedakan antara Sam dan bosnya, sehingga kejadian yang memalukan itu terjadi.Kalau Adit tau yang sebenarnya, pria itu pasti akan mencercanya lagi dan memaksanya untuk mengakui perasaannya untuk bosnya itu. Kalau itu terjadi, Rina pasti akan habis-habisan dihina. Melihat dari sikap Adit dulu padanya waktu menjodohkannya pada Miss Betty, pria itu takkan memberinya ampun saat tau kalau just

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   50. EFEK DARI CEMBURU

    Adit memincingkan matanya saat sinar matahari pagi dengan kejamnya menyerang wajahnya tanpa henti. Dia mengangkat kepalanya dari bantal dan melihat ke sekeliling ruangan. Tapi gerakan itu justru membuat kepalanya pusing dan seperti sedang dihantam berkali-kali."Dimana kita? Kenapa kau tak mengantarkan aku ke rumah?" protesnya saat melihat Susan yang sedang berdiri di depan kaca besar dan memeriksa penampilannya."Kau pikir gampang memindahkanmu kemarin. Kau jatuh begitu saja di ruang pesta. Butuh sampai empat orang sampai bisa menggotongmu ke tempat ini. Lagipula pak Jimmy yang menyuruh, mana mungkin aku membantah!"Adit memijit keningnya yang terasa berdenyut-denyut dan bangkit dari tempat tidur untuk mengambil ponselnya. "Waduh celaka... Moza pasti nyariin aku semalaman! Diam dulu ya jangan sampai anakku tau kau ada di sini! Dia paling tak suka aku bergaul denganmu," seru Adit dan segera menghubungi ponsel Mbak Saroh. Dia bahkan tak menghiraukan wajah c

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   49. AMARAH ADIT

    Rina duduk dengan tegang. Firasatnya nggak enak. Seakan-akan ada berita buruk yang akan diterimanya. Bahkan teh dan beberapa kue yang dihidangkan di depannya, tak bisa menghilangkan perasaan terintimidasi yang dialaminya.  Tante Sam memandang Rina seksama dari atas kepala sampai bawah kakinya. Wanita tua itu seakan ingin mengetahui karakter Rina dari apa yang dikenakannya di tubuhnya. Baginya, calon pasangan hidup keponakannya pastilah nanti jadi bagian dari keluarganya juga. Jadi bagaimana pun juga, dia harus memperhatikan apakah calon istri keponakannya itu cocok bersanding dengan keponakannya atau tidak. Dari apa yang dilihatnya, dia suka dengan cara Rina membawa diri. Dia tidak terlihat urakan dan tidak juga terlihat kuno. Wanita itu bahkan bisa menjawab dengan baik pertanyaan apapun yang diajukan Jimmy kepadanya. Kesopanannya pun menjadi nilai tambah yang penting. Calon istri keponakannya itu terlihat terus menjaga sikap serta cara duduknya di depannya dan s

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   48. BIBIR YANG ASING

    Gedoran di pintu bilik toilet mengejutkan Adit dan membuatnya menengadah. “Lagi ada orang di dalam!” serunya dari dalam untuk memperingatkan. Tampaknya yang menggedor tadi mengerti dan pindah ke bilik sebelah.Celakanya, tanpa disadari Adit, Rina tiba-tiba membuka kunci pintu dan keluar begitu saja, masih dengan langkah yang terhuyung-huyung. Adit sontak langsung mengejarnya keluar. Untung saja tidak ada siapa-siapa di area wastafel waktu dia keluar dari bilik toilet.Rina yang masih terpengaruh oleh kejadian di toilet tadi, merasa kesal karena bibir Adit yang tiba-tiba menghilang dari hadapannya. Dengan bibir yang masih membengkak, Rina berjalan mencari apa yang diingininya. Karena pusing dia berjalan perlahan sambil memejamkan mata. Baru beberapa langkah saja, tiba-tiba langkahnya terhenti karena baru saja menubruk badan seseorang. Dia meraba badan yang sedang ada di depannya. Dengan tak memikirkan tingkahnya yang sudah di luar batas, tangan Rina menang

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   47. TERPERANGKAP BERSAMAMU

    Sekujur badan Rina terasa bergetar karena terharu melihat banyaknya tepuk tangan para tamu pada saat dia selesai menunjukkan kemampuannya bermain piano. Sepuluh tahun lebih sudah dia kehilangan piano kesayangannya untuk membayar utang ayahnya. Jangankan memainkan tuts-tuts piano, menyentuh saja dia enggan setelah hari itu. Dia takut detik dia menyentuh piano, dia akan tergiur untuk bermain piano terus dan melupakan kalau dia harus menyibukkan diri untuk mencari nafkah daripada menghabiskan waktu untuk menghibur diri terus-menerus.Sam menggenggam tangan sahabatnya itu saat melihat wajah tak percaya diri Rina dan tangannya yang gemetaran. Dia mengaitkan tangan itu pada lengannya dan menuntunnya kembali ke arah meja minuman dan membiarkan wanita itu meminum dua gelas cairan yang berwarna hijau itu lagi.“Wow… anda mainnya bagus sekali! Kalau boleh saya tahu… apakah anda juga bisa mengajar piano ke anak kecil?” tanya seorang tamu wanita paruh baya yang tampaknya menga

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   46. WANITA BERGAUN MERAH

    Rina sebenarnya enggan diajak menemani Sam ke pesta ulang tahun suami dari tante sahabatnya itu. Dia tau betul pesta paman Sam pastilah besar dan akan didatangi banyak orang penting dan dari kalangan atas rata-rata semuanya.Tapi karena Sam terlihat sedih, Rina jadi tak bisa menolak. Apalagi saat ia mengeluh karna paman dan tantenya akan mengenalkannya dengan deretan wanita-wanita yang tak dikenalnya dan membuatnya kelelahan sepanjang pesta itu. Jika Rina ikut, setidaknya Sam bisa terlepas dari rutinitas dijodohkan sana sini oleh tante dan pamannya.Mendengar pengakuan sahabatnya itu dan juga ekspresi sedihnya yang cukup membuatnya iba, Rina akhirnya menyetujui permintaan Sam.Tanpa basa-basi, Sam langsung membawa Rina ke butik tantenya dan memilihkan gaun merah ketat yang dapat membalut tubuh Rina bagaikan kulit kedua dari bagian dada wanita itu sampai  ke bawah lutut. Gaun itu cukup berpotongan rendah dan mencetak bulatan bagian atas tubuh Rina

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status