Home / Thriller / PERNIKAHAN DUSTA / FOTO GEO DI AKUN SOSMED

Share

FOTO GEO DI AKUN SOSMED

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-06-16 05:45:30

Di dalam mobil yang membawa kami ke kantor pagi ini, Geo lebih banyak diam. Bahasa tubuhnya menandakan kegelisahan. Entah apa yang membuatnya seperti itu.

 

"Ge, kenapa sih?" tanyaku penasaran.

 

"Apa?" Dia nampak sedikit kaget. Sepertinya tadi dia sedang memikirkan sesuatu hingga kaget saat kutanyai.

 

"Kok kayak orang nggak tenang gitu, kenapa?" desakku. 

 

"Nggak papa. Perasaan kamu aja, Al."

 

"Jangan-jangan kamu sakit ya, Ge?" Aku memiringkan tubuhku untuk memegang dahinya. "Nggak panas," gumamku.

 

"Memang nggak sakit. Kamu aja yang terlalu perasa. Aku nggak papa kok."

 

Dan kami pun kembali terdiam hingga mobil akhirnya terparkir di pelataran kantor. 

 

Aku berjalan mengikuti langkah Geo yang sedikit tergesa menuju lobby. Tapi kemudian kami berdua mendadak berhenti ketika seorang satpam tiba-tiba memanggil namaku. 

 

"Bu Alma, diminta langsung ke ruangan Pak Dewo," kata si satpam. Geo yang juga ikut mendengarkan, menoleh ke arahku, sekilas menautkan kedua alisnya seolah ingin bertanya 'Ada apa?'. Tapi aku segera mengedikkan bahu tanda tak mengerti.

 

"Mau ikut?" tanyaku padanya. Dia langsung menggeleng. 

 

"Aku langsung ke ruanganku saja," ujarnya. Lalu dia berjalan cepat meninggalkanku menuju lift. Sementara aku menuju ke ruangan Papa dengan lift yang berbeda.

 

Tiba di ruangan Papa, aku sedikit kaget karena ternyata beliau sedang berbincang dengan seorang tamu. 

 

"Alma, kamu sudah datang? Kemarilah," titah Papa saat melihatku menyembul dari balik pintu ruang kerjanya. Aku berjalan mendekat dan perlahan mendudukkan diri di samping tamu Papa. Dia seorang pria, mungkin seumuran dengan Geo. Sekilas kami hanya saling memandang dan melempar senyum.

 

"Oya Al, ini kenalin, Adrian, yang akan manjadi asisten sekaligus pembimbing kamu mulai hari ini," kata Papa memperkenalkan si pria. Aneh, karena sepertinya kulihat pria itu sedang menahan senyumnya saat Papa berbicara.

 

"Halo, Bu Alma, senang bertemu dengan Anda. Saya sudah siap untuk membantu," katanya setelah bangkit dan mengulurkan tangannya padaku. Dengan bingung aku pun mengikuti gerakannya. 

 

"I-iya, terima kasih, Pak Adrian, senang juga bertemu dengan Anda," kataku sedikit gugup. 

 

"Panggil Adrian saja, Bu Alma." Lalu dia pun kembali duduk. 

 

Pria ini sungguh sangat percaya diri sekali. Bahkan sebagai orang baru, dia termasuk sangat berani berbicara santai dengan Papa. 

 

"Oke kalau gitu kalian bisa langsung ke ruangan kalian. Selamat bekerja, Al!" kata Papa. Aku mengangguk walau masih belum begitu paham dengan semua rencana Papa ini. 

 

"Ruangan Alma memangnya dimana, Pa?" tanyaku kembali menoleh pada Papa sebelum berjalan menuju pintu untuk keluar.

 

"Ikuti saja Adrian. Dia sudah tau ruanganmu, Al."

 

"Oh, baik." 

 

Lalu aku pun segera berjalan mengikuti kemana kaki lelaki itu melangkah. Dan aku sedikit terkejut saat kami ternyata berhenti di depan ruang kerja Geo. Tepat berseberangan dengan ruangan Geo, terdapat ruang kaca yang sudah dipersiapkan untuk menjadi ruang kerjaku. Entahlah apa ini termasuk dalam rencana Papa atau tidak. Aku belum tau pasti. 

 

Adrian dengan cekatan membukakan pintu untukku. Dan sebelum memasuki ruangan, aku sempat melirik ke ruang seberang. Rasa penasaran dengan apa yang dilakukam Geo dan Cindy di dalam ruangannya menggelitikku hingga aku jadi terus menatap ke ruangan itu tanpa memperhatikan jalan. 

 

Tak ada yang mencurigakan. Disana, kulihat  Geo sedang sangat serius dengan layar monitor di depannya. Sedangkan di sudut lain, ada Cindy yang juga terlihat lumayan sibuk dengan berkas-berkas di atas mejanya. 

 

"Anda melamun, Bu Alma?" Adrian membuyarkan pikiranku dengan kalimatnya. "Kita bisa mulai kerja sekarang jika Anda mau," ujarnya. 

 

"Ee eh, iya boleh. Apa yang harus saya pelajari dulu, Pak Adrian?" kataku masih dengan kikuk. 

 

Adrian melangkah menuju ke set meja kerja tak jauh dari meja kerjaku, mengambil sebuah map dari sana dan membawanya ke mejaku. 

 

"Kita akan memulai dari mengenal perusahaan dulu. Dia duduk di depanku, membuka map itu dan segera menjelaskan satu per satu hal yang berkaitan dengan struktur organisasi, departemen, kepemimpinan, dan juga tanggung jawab. Banyak sekali, sampai aku bingung harus kuingat yang mana dulu. Ini lebih susah dari pelajaran waktu aku kuliah musik di luar negeri. 

 

"Bisa dipahami kan?" tanyanya setelah menyelesaikan semua penjelasannya.

 

"Asal tidak ada ujian untuk kenaikan kelas, tidak masalah, Pak Adrian."

 

"Panggil Adrian saja," sahutnya cepat.

 

"Baik, Adrian."

 

 

"Alma??" Kami sama-sama menoleh saat sebuah suara tiba-tiba terdengar dari arah pintu. 

 

"Hei, Ge," sapaku ramah. Wajahnya terlihat sangat keheranan menatapku. Matanya memperhatikan sekeliling dengan sorot penuh pertanyaan.

 

"Ini ruanganmu?" tanyanya keheranan.

 

"Iya, kata Papa," jawabku ragu. Aku mendengar seperti nada tidak suka dalam kalimatnya. 

 

"Lalu ini siapa?" Geo menunjuk ke arah Adrian.

 

"Aku Adrian, asisten Bu Alma." Dahiku berkerut saat mendengar kalimat yang diucapkan pria bernama Adrian itu. Dia menyebut dirinya 'Aku' pada Geo. Apa dia tidak tahu siapa Geo?

 

"Hei ... lancang sekali ya Kamu? Kamu tidak tau siapa saya?" tanya Geo sedikit murka.

 

"Aku tidak peduli siapa Anda. Aku disini bekerja langsung untuk direktur utama, independen, dan tidak terikat oleh siapapun."

 

"Berani sekal ..."

 

"Ge, sudah!! Adrian ini ditunjuk Papa untuk menjadi asisten sekaligus pembimbingku. Jadi kamu jangan marah-marah nggak jelas seperti ini. Papa lho yang memerintahkan ke dia langsung," kataku mencoba melerai pertikaian.

 

"Adrian, ini Pak Geonino, dia calon direktur di sini yang akan menggantikan Papa. Dan dia suamiku. Jadi tolong, Kamu hargai dia," kataku pada Adrian. 

 

"Baik, Bu Alma. Maaf."

 

"Ini apa-apaan sih, Al? Aku nggak ngerti deh, sumpah!" Sepertinya Geo mulai frustasi, tapi segera kutenangkan dengan dalih akan membuat Papa marah jika ada pertengkaran di kantor.

 

"Ge, sudah. Semua ini Papa yang mau. Jadi apa yang bisa kita lakukan? Nggak ada kan? Udah lah kita turutin saja kemauan Papa."

 

Demi mendengar ucapanku, akhirnya dia kembali juga ke ruangannya. Pandangan matanya jelas sangat tidak suka dengan Adrian.

 

 

Sementara dari dinding kaca aku bisa melihat kekesalan Geo di ruangannya. Wajahnya tertekuk seperti menahan marah. Lalu beberapa saat kemudian, kulihat Cindy mendekat ke meja kerjanya membawa beberapa berkas dan mereka berdua terlibat pembicaraan yang sepertinya sangat serius. Entah apa. Mungkin tentang pekerjaan. Tapi jujur saja, hatiku sedikit panas. Ternyata begini rasanya melihat suami yang berdekatan dengan wanita lain. Sedangkan wanita itu jelas-jelas sangat mencurigakan. 

 

Lama memperhatikan mereka berdua dari ruanganku, membuatku kaget saat ponselku bergetar. Satu pesan masuk ke akun w******p ku.

 

[Al, ini suami Kamu 'kan?] tulis seorang sahabatku sewaktu SMA, Dira. Lalu dia mengirimkan sebuah screenshoot akun medsos milik seorang wanita. 

 

Screenshoot itu ada di sebuah postingan yang agak lama, lebih dari setengah tahun yang lalu. Foto sepasang pria dan wanita yang sedang berpose mesra dengan caption 'My Future Husband' 

 

Dira memang tidak salah. Wajah pria di foto itu memang Geo, dan wanitanya adalah ...  Ah, tidak salah lagi, itu Cindy, adik angkatnya. 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PERNIKAHAN DUSTA   EXTRA PART

    Saat dokter mengatakan bahwa Geo sudah bisa dibawa pulang, aku meminta ijin pada mama mertuaku untuk membawanya ke rumah. Aku ingin merawatnya sebagai rasa terima kasih telah menyelamatkanku dari kejahatan mantan istrinya itu.Seperti sore ini, aku pulang lebih awal dari kantor dan bergegas ke kamar kami membawa senyum di wajahku dan sebuah berkas yang kubawa dari pengadilan agama.Wajah Geo tersenyum senang saat melihatku menyembul dari balik pintu kamar kami."Sudah pulang, Al?""Iya, aku ingin makan malam sama Kamu." Aku menghampirinya yang masih berbaring di ranjang dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi dengan rahang kokoh itu."Aku mandi dulu ya," kataku setelah itu. Bermaksud hendak berlalu dari samping ranjang ketika tiba-tiba dia mencekal pergelangan tanganku."Ada apa?" tanyaku kehe

  • PERNIKAHAN DUSTA   ENDING AND THE BEGINNING

    Kantor sudah lumayan sepi. Dan hari ini Aku memang sengaja menyelesaikan pekerjaannya di kantor agar saat sampai rumah nanti dia bisa langsung istirahat dengan tenang.Beberapa kali aku meregangkan otot-otot tubuh di atas kursiku dan bersyukur karena tepat jam setengah 8 semuanya sudah selesai. Kurapikan meja sebentar sebelum akhirnya bangkit usai kusambar tas kerjaku.Geo meninggalkan kantor sejak sore untuk mewakiliku meeting dengan klien dari Jepang di sebuah hotel ternama di kota kami. Dia memang selalu bisa diandalkan untuk masalah negosiasi dengan klien ataupun calon klien. Untuk itulah aku selalu memerintahkannya untuk mewakiliku dalam kegiatan-kegiatan seperti itu.Dan kali ini aku yakin Geo pasti sudah langsung pulang ke rumah mamanya karena ini juga sudah sangat malam. Kami memang masih memutuskan untuk tinggal di rumah masing-masing walaupun hubungan kami sudah cukup memba

  • PERNIKAHAN DUSTA   CINTA BERSEMI KEMBALI

    "Apa-apaan Kamu, Al? Kenapa Kamu menyuruh security menghalangiku untuk masuk ke kantor?"Adrian tiba-tiba datang membuka pintu ruanganku dengan kasar, di belakangnya dua orang security sedang berusaha memeganginya.Aku yang memang sudah menunggu kedatangannya sejak pagi hanya memandangnya dari kursi kerjaku dengan tenang. Aku tahu dia pasti akan datang dengan kemarahan saat tahu aku menyuruh patugas keamanan di depan untuk melarangnya masuk ke kantor."Anda sudah tidak bekerja di sini lagi, Pak Adrian. Jadi, silahkan keluar. Bagian HRD akan menyelesaikan urusan Anda yang belum selesai," kataku dengan santai menyambut kedatangannya dengan wajah yang bersungut itu."Kamu sudah gila, Alma. Apa Kamu tau apa yang Kamu lakukan ini? Dengan begini kamu bisa menghancurkan perusahaan Kamu sendiri. Kamu nggak akan bisa menjalankan semua ini tanpa aku, kamu tahu itu?!"

  • PERNIKAHAN DUSTA   KEMBALINYA GEO

    "Tadi mama ketemu Adrian, Al."Mama menyambutku pulang dari kantor malam itu dengan wajah bimbang."Kapan?" kataku sambil mendudukkan diri di sofa ruang tengah, lelah."Tadi siang, dia menelpon mama ngajak makan siang. Kita ketemu di luar.""Lalu, Ma? Dia bilang apa? Masalah Pak Toby ya pasti?" tanyaku penasaran."Itu salah satunya." Mama nampak menghela nafas panjang. Tidak biasanya wanita itu membicarakan Adrian dengan raut muka seperti itu. Pasti ada yang tidak beres."Ada apa sih, Ma?" Aku menatap mama serius."Al, Adrian mendesak mama untuk mengurus perceraian kamu dengan Geo secepatnya."Wajah mama sedikit tegang saat mengatakan itu, tapi aku justru terbahak mendengar kalimatnya."Adrian itu sudah gila, Ma. Memangnya d

  • PERNIKAHAN DUSTA   PAK TOBY - KUNCI KEJAHATAN ADRIAN

    Hari ini aku sengaja mengunjungi beberapa staf pentingku di kantor tanpa sepengetahuan Adrian. Walaupun sebenarnya aku belum yakin benar siapa saja yang bisa kupercaya saat ini. Setidaknya aku akan melakukan pencegahan sekecil yang aku bisa untuk menyelamatkan aset yang sudah papa tinggalkan untukku.Aku menginstruksikan pada seluruh jajaran untuk memberikan laporan mereka langsung padaku, bukan pada Adrian lagi. Terutama untuk lini-lini yang sangat penting.Dan terakhir aku mengundang Pak Toby, kuasa hukum sekaligus orang kepercayaan papa, untuk melakukan pertemuan rahasia di sebuah Kafe yang sudah kutunjuk.Saat dia datang, kulihat wajah Pak Toby sedikit cemas, dan aku sepertinya sudah bisa menebak kenapa."Apa ada yang bisa saya bantu, Bu Alma?" tanyanya sedikit canggung dan kurasa juga ada ketegangan di wajahnya."Ap

  • PERNIKAHAN DUSTA   GEO DAN RENCANANYA (AUTHOR'S P.O.V)

    Wanita itu sangat menyukai Adrian. Bahkan Arumi sudah menyukainya sejak pandangan mereka bertemu saat Adrian menjejakkan kakinya pertama kali di kota kelahirannya, Pontianak.Ayahnya yang seorang pengusaha ternama di pulau Kalimantan, menyuruhnya menjemput Adrian di bandara waktu itu. Lalu memperkenalkan Adrian sebagai anak dari salah seorang sahabatnya yang tinggal di Jakarta. Di situlah Arumi mulai menyukai Adrian. Dia lelaki tampan, cerdas, dan tidak banyak bicara.Papa Arumi membantu Adrian merintis perusahaannya sendiri di pulau itu. Keluarga Arumi sangat memberi support pada Adrian. Terutama sang papa, yang merasa dulunya sepertinya memiliki hutang budi pada ayah Adrian. Dan pada akhirnya sampai memutuskan untuk menikahkan putri satu-satunya dengan putra dari sahabatnya itu.Arumi sendiri tidak pernah tahu masa lalu Adrian. Lelaki itu tidak pernah banyak menceritaka

  • PERNIKAHAN DUSTA   PESAN MISTERIUS

    "Ma!!" Setengah berlari, aku menyeruak masuk ke kamar mama. Wajahku panik."Lihat nih, Ma!" Kuberikan ponselku ke mama, menunjukkan sebuah pesan dari seseorang yang kuterima beberapa menit yang lalu saat aku baru saja ingin membaringkan diri di ranjang empukku.Mama yang tadi sudah hampir memejamkan mata segera bangkit, meraih ponsel ditanganku dengan keheranan."Kamu ngapain sih, Al? Kayak orang kesetanan gitu.""Baca deh, Ma," kataku lagi padanya.Perlahan mama segera terpekur pada layar ponselku yang sudah beralih ke tangannya."Siapa yang ngirim ini?" tanyanya."Ya nggak tau, Ma. Liat aja nggak ada namanya kan?" Aku menunjuk ke arah nomer ponsel di atas pesan yang memang tak ada namanya.Beberapa menit yang lalu, saat ingin m

  • PERNIKAHAN DUSTA   TABIR DENDAM ADRIAN (AUTHOR'S P.O.V)

    Rumah bergaya arsitekstur eropa kuno itu nampak sudah sangat sepi saat Adrian memarkirkan mobilnya di halaman. Saat Adrian kecil, dia sangat senang bermain di halaman rumah yang dulunya terlihat sangat asri dengan tanaman-tanaman bunga yang indah disana. Tapi itu dulu, saat ibunya masih ada, saat usia Adrian sekitar 10 tahun.Setelah papanya mengalami kebangkrutan, perusahaannya ambruk akibat persaingan bisnis yang katanya justru dilakukan oleh sahabatnya sendiri, mama Adrian jatuh sakit. Dan sejak itulah, tak ada lagi tawa keceriaan di rumah itu. Yang tersisa hanya tangisan dan kesepian.Adrian masih ingat saat satu per satu pekerja-pekerja di rumahnya harus diberhentikan karena papanya sudah tidak sanggup lagi membayar upah mereka. Dan akhirnya rumah itu menjadi sangat gersang, tidak terawat. Apalagi saat mamanya akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit dan dirawat disana selama berbulan-bulan. Adrian merasa it

  • PERNIKAHAN DUSTA   TEROR CINDY

    Ada seseorang yang bertepuk tangan ketika aku membuka pintu ruanganku. Dan tanpa melihat pun aku sudah tahu siapa orang yang melakukan itu."Bagus, Ibu Direktur. Rapat sepuluh menit lagi dimulai dan Anda baru muncul di kantor," kata suara sinis itu.Tentu saja itu adalah suara Adrian. Siapa lagi orang yang berani mengolok-olok seorang pemilik perusahaan dengan sindiran seperti itu.Saat akhirnya aku berada di dalam ruangan, kulihat dia sedang berdiri menghadap pintu bersandar pada meja kerjaku, sementara tangannya masih juga dalam posisi semula, ditepuk-tepukkan seolah sedang menyambut kedatanganku.Tanpa menghiraukannya, aku segera menuju ke meja kerjaku. Menyiapkan laptop dan berkas-berkas yang kami perlukan untuk rapat kali ini."Kenapa sih, kamu tidak pernah mau mendengarkan perkataanku?" Dia membalikkan badannya menghadapku. Da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status