Share

Bab 5. Tiba-tiba saja sudah menikah.

Rosalyn Valois menatap buku kecil di depan matanya, ia tersenyum kemudian menatap pria yang duduk di sampingnya itu.

"Aku senang sekali, akhirnya aku menikah. Kamu ingin apa sebagai balasan atas jasamu tuan?!"

Dengan senyuman manisnya Rosalyn Valois menatap pria yang secara tiba-tiba menjadi suaminya itu. Memaksa seorang pria untuk menikahinya? Astaga dia memang luar biasa!.

"Aku tidak tertarik dengan apapun! Bagaimana jika menemani aku tidur malam ini?!"

Rosalyn Valois menatap pria itu terkejut, dia benar-benar tidak menyangka ucapan itu masih di ingat oleh pria berusia 25 tahun tersebut.

"Tidak... tidak... mari minum-minum terlebih dahulu. Rayakan hari pernikahan kita!"

Begitu menggoda wajah mungil itu, ingin sekali langsung melahapnya sampai dia tidak mengenal dirinya sendiri.

"Ah... baiklah aku ikut saja denganmu nyonya-ku!"

Rosalyn Valois menatap ipad yang ada di tangannya dia senyum senyum sendirian kala itu. Kaiser morgan memberanikan diri merangkul bahu perempuan itu, "Apa yang membuatmu sangat bersemangat, apakah itu lebih penting dari pernikahan kita?!"

Helaan nafas terdengar dari hidung Rosalyn Valois, "Jangan bercanda tuan, kita saja tiba-tiba menikah. Apakah aku harus bahagia? Aku tidak tau. Namun aku juga tidak menyesal."

Kaiser morgan mengerutkan keningnya, entah apa yang terjadi dia begitu saja melihat banyak hal yang disembunyikan oleh perempuan yang menyandang status istri sah-nya itu.

"Oh iya tuan, aku akan meminta asistenku untuk mengantarkan mahar yang saya sebutkan. Sebuah jet pribadi , Kartu hitam no limit dan satu buah pulau. Maaf untuk sekarang aku hanya bisa memberimu ini!"

Kaiser morgan memijit-mijit keningnya, untuk status lajang-nya saat ini ditukar dengan itu juga sudah sangat sepadan, walaupun keluarganya kaya untuk mendapatkan pulau dan jet juga perlu perjuangan selama bertahun tahun.

"Sebenarnya nona, aku lebih suka kamu membayarku dengan tubuhmu!"

Kaiser Morgan selalu ingin menggoda gadis itu entah mengapa dia merasa itu sangat menyenangkan untuk menggoda gadis cantik di sampingnya itu.

"Tuan, anda tidak perlu menggodaku. Kita bukanlah anak-anak, siapa juga yang belum pernah melakukan hal seperti itu!"

wajah memerah saat dia mendengar kata-kata itu, dia memang belum pernah melakukan itu. Bagaimana dengan istri yang dia nikahi ini? Astaga, jangan-jangan dia hanya dijadikan pelarian untuk bertanggung jawab atas kehamilannya dengan orang lain.

Kaiser morgan nampak ragu-ragu, dia menatap wajah cantik itu dan juga tubuhnya dari atas sampai bawah. Dia juga melihat ke arah perut, dimana perut itu sangatlah rata. Tidak ada tanda-tanda kehamilan sama sekali.

Rosalyn Valois menyadari itu, dia sengaja menggoda Kaiser, "Ahh.. iya suamiku, ceritakan kepada keluargamu bagaimana cantiknya menantu perempuannya!"

Mendengar itu wajah Kaiser Morgan begitu memerah, dia bahkan mendengar kata vulgar itu detak jantungnya semakin kencang. Dia sudah gila. Ya, mungkin saja sudah gila. Jika tidak, bagaimana bisa dia merasakan hal itu? Bukankah di samping-nya tidak kekurangan wanita cantik apa hebatnya gadis bermata biru itu.

Rosalyn Valois tertawa, sampai akhirnya mereka tiba di salah satu bar ternama. Bar tersebut berada di lantai atas hotel berbintang lima di negara ini, "Malam ini kita minum disini. Pantang pulang sebelum tumbang!"

"Eh, tapi bukankah kamu baru pulang dari rumah sakit? Jadi minum sedikit saja, sisanya biar aku. Toleransi alkoholku sangat tinggi!"

Kaiser morgan benar-benar tidak tau harus menjawab apa, wanita itu benar-benar berubah-ubah. Kadang-kadang sangat dewasa kadang-kadang sangat kekanak-kanakan.

Supir membuka pintu untuk mereka berdua secara bergantian, saat membuka pintu untuk Kaiser morgan dia sempat berbisik, "Tuan tolong jaga nona kami, saat mabuk dia sangat tidak terkendali!"

Kaiser morgan tidak menjawab, dia hanya menarik seutas garis di bibirnya kemudian melangkah mendekati Rosalyn Valois yang sudah Menunggunya. Entah mengapa gadis itu sangat menempel seakan-akan hendak menunjukkan jika hubungan mereka sangatlah romantis.

Pelanggan kartu hitam untuk bar itu mendapat sebuah tempat yang istimewa, tentu saja semuanya sudah dipersiapkan dari awal karena sebenarnya toleransi alkohol Kaiser tidak sebagus ucapannya.

Saat tiba di tempat itu semua pesanan mereka sudah siap, beberapa botol anggur merah impor berada di depan mata mereka.

Rosalyn Valois menarik Kaiser morgan untuk duduk. Langsung saja duduk di pangkuan begitu saja dan menyandarkan kepalanya di bahu, "Suamiku.... aku sangat lelah. Biarkan aku istirahat di sini! Besok kita akan berpisah, biarkan malam ini kita habiskan bersama-sama!"

Begitu saja terjadi, pernikahan yang tiba-tiba dan tiba-tiba menjadi seorang suami. Kaiser morgan hendak tidak percaya. Namun, di depannya ini benar-benar seorang gadis yang siang tadi menjadi istrinya.

Kepalanya tidak pusing namun dia memijit-mijit keningnya kemudian tangannya memberikan kode kepada pelayan yang siaga untuk keluar dari ruangan itu.

"Bukankah kamu mau minum? Ayo minum! Lupakan saja semua masalahmu untuk sesaat!"

Rosalyn Valois menggeser tubuhnya dan duduk di samping Kaiser Morgan. Sementara pria itu dengan cekatan mengambil botol minuman keras dan membukanya dengan sebuah alat, nampak profesional karena dia dan ketiga saudaranya sudah terbiasa melakukan itu.

Cairan berwarna merah dituang, gelas di goyangan dengan anggun oleh tangan mungil Rosalyn Valois kemudian dia menyesap dan menikmati rasa dan aroma dari minuman memabukkan tersebut.

"Andaikan kau tau, aku susah payah untuk tetap hidup. Namun mereka? Mereka yang katanya keluargaku justru selalu ingin melenyapkan aku. Apa menurutmu aku ini terlalu bodoh?!"

Beberapa teguk minuman masuk kedalam leher Rosalyn Valois, namun hanya sedikit saja gadis itu sudah mengacau dan mabuk. Pantas saja pengawalnya memintanya untuk menjaga dia, dia yang seperti ini jika di ketahui oleh orang luar bagaimana.

Kaiser Morgan sendiri masih sangat segar, dia tidak terlihat sedikitpun sedang mabuk. Sementara Rosalyn Valois sedang mengacau sana sini.

Bahkan wanita itu dengan beraninya melingkarkan tangannya di leher Kaiser, "Hmmmm... kamu sangat harum."

Entah apa yang dia lakukan, dia mencium leher Kaiser Morgan dengan ganas. Dia bahkan tidak mau melepas rangkulan itu.

"Nona, sebaiknya jangan bermain api?!" Kaiser masih berpikiran sehat dan hendak mengendalikan dirinya. Namun dia selalu dipaksa oleh perempuan itu.

"Tuan kamu sangat tampan, tapi suamiku sangat tampan.... kau tau aku menikah hari ini. Akhirnya janjiku dengan kakek terpenuhi, aku menikah di usiaku ke dua puluh dua! Haha... selamat ulang tahun untukku!"

Selamat ulang tahun? Akhirnya Kaiser Morgan tau mengapa wanita itu kekeh untuk minum-minum hari ini. Bukan hanya karena dia menikah, namun karena hari ini dia juga berulang tahun.

"Cup....!"

Tanpa Kaiser Morgan sadari sebuah ciuman mendarat di bibirnya, senyumana wanita yang sudah mabuk itu juga sangat cantik hingga membuat wajahnya begitu merona.

"Jangan seperti ini, aku ini pria normal!"

.

.

.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status