Share

Bab 6. Ternyata Masih Perawan.

Suasana menjadi begitu panas, Rosalyn Valois begitu erat mengalungkan tangan-nya di leher Kaiser Morgan. Entah, apa yang di inginkan wanita itu? Tidak ada yang tau. Namun, di kondisi seperti ini. Siapa yang mempu menahan nafsunya.

Rosalyn Valois mencium leher Kaiser Morgan, dia juga meninggalkan beberapa tanda-tanda kepemilikan di leher putih pria itu.

Beberapa kali Kaiser Morgan nampak menghela nafas, dia berusaha untuk memadamkan api asmara yang ada dalam dirinya. Namun, semakin dia menolak semakin dalam juga Rosalyn Valois melancarkan aksinya.

Apa-apaan wanita ini!. Kaiser Morgan yang sudah gusar membalas ciuman Rosalyn Valois, berharap dengan seperti itu. Rosalyn Valois tidak akan meneruskan aksinya. Namun, diluar dugaan wanita itu malah semakin berhasrat.

"Rosalyn, apa kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?! Kamu memang sulit untuk dipahami!"

Kaiser Morgan memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar buatnya, dia tidak bisa terus membiarkan Rosalyn Valois membuat onar di ruangan itu. Bagaimana jika tiba-tiba ada orang yang masuk? Semuanya akan menjadi kacau!. Ya, walaupun tempat itu adalah ruangan VIP namun tidak menutup kemungkinan ada orang yang melakukan pemeriksaan apalagi jika mereka terlalu lama berada di dalam sana.

Sebuah kamar telah di siapkan. Kaiser Morgan mengajak Rosalyn Valois untuk pindah dari tempat itu, dia ingin segera menyegarkan otak agar tidak selalu berpikiran kotor. Namun bukannya semakin tenang, Rosalyn Valois justru semakin mengacau.

"Kau sadar apa yang kau lakukan?!"

Tidak ada jawaban dari bibir mungil itu, Rosalyn Valois hanya mendorong Kaiser Morgan dengan sisa-sisa tenaganya ke atas kasur.

Kaiser Morgan yang sempat menahan api di tubuhnya juga semakin tidak tahan, seorang wanita cantik tepat diatas tubuhnya. Siapa yang bisa menahan semua itu!.

"Kamu sendiri yang menginginkan ini. Aku hanya menurutimu, jika besok menyalakan aku. Sudah terlambat istriku!"

Kaiser Morgan sudah tidak ingin menahan, dia merubah posisi dimana tubuh mungil Rosalyn Valois tepat berada di bawahnya. Pinggang ramping yang sangat kecil, bahkan mungkin saja bisa patah jika dia menggunakan tenaga untuk memeluknya.

Desahan demi desahan kecil mulai terdengar, Kaiser Morgan mulai mencumbu gadis itu dengan segala keberaniannya. Toh tidak ada yang salah dengan itu, menurut hukum mereka sudah sah menjadi suami dan istri jadi sangat wajar melakukan hubungan itu.

Satu demi satu pakaian yang mereka kenakan mulai lepas landas, dua bukit kembar yang tidak terlalu besar damun sangat padat tepat di depan mata Kaiser Morgan. Dia mulai bermain-main membuat Rosalyn Valois bernafas semakin cepat.

"Jangan khawatir istriku, aku tidak akan mengecewakan kamu... "

Malam itu menjadi sangat panas, apalagi saat Kaiser Morgan mulai mengagahi wanita itu. Darah perawan yang menjadi tanda saksi bisu malam itu, disertai suara desahan dan erangan dari mereka berdua sampai akhirnya sampai di puncaknya.

"Ternyata dia masih perawan!"

Kaiser Morgan merebahkan tubuhnya disamping Rosalyn Valois, sampai pagi tiba mereka tertidur di kamar yang sama!.

Matahari telah terbit dari ufuk timur, Kaiser Morgan membuka matanya. "Dimana wanita itu... apakah semalam cuma mimpi?!"

Dia mulai membuka matanya dan menyibak selimut yang menutupi tubuh telanjangnya. Bukan mimpi, benar-benar bukan mimpi. Darah perawan yang tersisa di sprei menjadi saksi semalam mereka bersama. Namun, dimana gadis itu.

Kaiser Morgan mulai membersihkan badan kemudian dia keluar dari kamar itu kembali dengan setelannya yang rapi.

Ia melihat pemandangan yang sangat menakjubkan, seorang wanita dengan cangkir teh di tangannya. Dan beberapa sandwich di piring.

"Kamu sangat kuat... wanita macam apa sebenarnya kamu?!"

Rosalyn Valois hanya tersenyum dan menatap Kaiser Morgan dengan anggun, "Kamu paling tau aku wanita seperti apa. Tanda tangan ini!"

Rosalyn Valois menyodorkan dua buah map kepada Kaiser Morgan. Membaca sekilas tulisan yang ada di atas kertas itu dia jadi tau jika itu adalah mahar yang disebutkan oleh Rosalyn Valois.

"Sebenarnya aku tidak butuh ini. Namun, jika kamu memberikan aku akan menerimanya."

Kaiser Morgan langsung menarik kertas itu dan membaca isinya, namun Rosalyn Valois juga menyerahkan sebuah amplop kartu hitam tanpa batas kepadanya.

"Aku harus pergi sekarang, suamiku.".

Setelah mengatakan itu Rosalyn Valois melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari Kaiser Morgan. Toh dia melakukan itu karena terpaksa, jika dia pulang dalam keadaan perawan tentu mereka akan meragukan pernikahan itu. Jadi kejadian panas semalam adalah bagian dari rencananya.

Namun entah kenapa dadanya terasa sesak, dia tidak ingin meninggalkan negara ini dan kembali ke Italia.

"Ayah... ibu... aku tidak akan membuat kematian kalian sia-sia. Selamanya aku adalah pewaris, tidak ada yang bisa menggantikan itu!"

Pesawat mulai lepas landas meninggalkan bandar udara internasional setempat.

Sementara itu, Kaiser Morgan kembali ke Mansion Keluarga Morgan ia membawa satu buah buku nikah, satu sertifikat pulau dan berkas-berkas pesawat jet.

"Kamu tidak langsung pulang, bahkan menyuruh kami berhenti mencari. Sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan?!"

Damian Morgan putra kedua keluarga morgan mulai bertanya kepada adik ketiganya itu. Dia sendiri sangat penasaran ketika adiknya menelfon bahwa dia baik- baik saja namun tidak minta untuk di jemput.

Selain Damian Morgan di ruang keluarga itu ada juga dua saudaranya yang lain dan juga ayah dan ibunya.

"Damian... aku mendapatkan Jackpot kemarin. Seorang istri yang cantik (Sambil menunjukkan buku nikah) Satu buah peswat Jet (Sambil menunjukkan berkas pertama) Satu buah pulau (sambil menunjukkan berkas kedua) Dan kartu hitam tanpa batas (sambil menunjukkan amplop terakhir)"

Saudara dan orang tuanya tercengang untu beberapa saat. Apakah itu benar-benar Kaiser Morgan? Sejak kapan dia begitu maniak harta.

"Tentu saja bukan hanya karena ini, dia adalah gadis yang istimewa. Tidak ada celah dalam kesempurnaan yang terlihat hanya saja dia sedikit sombong."

Orang-orang yang ada disana tertawa terbahak-bahak dia tidak percaya dengan itu. apalagi Kaiser Morgan pulang seorang diri tanpa istri yang dia katakan.

"Ahh... Sudahlah asalkan kamu kembali dengan selamat semua itu sudah tidak penting lagi."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status