Beranda / Romansa / PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG / PERTENGKARAN DI RUANG MAKAN

Share

PERTENGKARAN DI RUANG MAKAN

Penulis: LilyAnnie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 10:00:55

Cantika nampak resah di lantai bawah. Meski dia duduk di samping ayahnya dan ikut bersenda gurau dengan keluarga Akash. Tapi hatinya sepenuhnya tertuju pada sahabat kecilnya yang memutuskan menjauh.

Beberapa kali dia melihat ke arah tangga menuju lantai dua. Harapannya begitu tinggi Akash melangkah turun dan menemaninya ngobrol seperti masa-masa lalu. Setidaknya dia berharap Akash turun dan bergabung di ruang tamu. Tapi nyatanya, Akash tidak turun kembali sampai dia berpamitan pulang.

Wajahnya tertekuk–kesal.

“Bisa panggilin Akash ga Tan? Aku pengen pamit sama dia,” ucap Cantika penuh harap.

Amerta menoleh ke lantai atas, dia bahkan tidak tahu anaknya sekarang ada di kamar atau dimana.

“Nanti Tante sam

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   BERITA PERNIKAHAN

    Sizy tidak bisa membendung air matanya saat masuk ke kamar, kata-kata Cakra terngiang di kepalanya.“Aku sudah menyiapkan seseorang untuk menikah dengan Arjuna, bujuk dia untuk menerima perjodohan ini.”Tidak pernah terpikirkan sebelumnya kalau Cakra akan memintanya membujuk Arjuna untuk menikah dengan pilihan keluarganya. Dia tahu ada tembok penghalang antara dia dan Arjuna, tapi permintaan ini sungguh menyakitkan untuknya.Dia pernah membayangkan Arjuna menikah dengan wanita yang setara dengannya, tapi bukan dia sebagai perantara pernikahan itu“Aku harus apa?” ucapnya sambil terisak. “Aku tahu kita gak akan pernah bisa bersama, sejak awal hubungan kita tidak akan pernah berhasil… tapi aku gak tahu kalau rasanya akan

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   PERMINTAAN CAKRA

    Sizy melepaskan sendok dan garpu di tangannya, selera makannya mendadak hilang ketika kalimat itu keluar dari mulut Cakra. Sizy mencoba mengatur nafas sebelum akhirnya menjawab ucapan Cakra. Dibasahinya bibirnya dan berkata, “maaf, maksud Pak Cakra apa?”“Aku yakin kamu tahu maksudku,” jawab Cakra pelan membuat Sizy menghela nafas pelan.“Saya dan Pak Arjuna tidak punya hubungan spesial Pak, hubungan kami murni hubungan atasan dan bawahan, tidak lebih dari itu.” Mendengar itu Cakra menegakkan punggungnya, Pria itu mengangguk pelan sambil tetap menatap Sizy.“Kamu yakin?” Sizy mengangguk cepat.“Kalau begitu kenapa kamu tetap bekerja dengannya? Padahal kamu sudah pernah dapat tawaran kerja dengan gaji lebih besar dari

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   MENJEMPUT SIZY

    Senja mulai turun, menggantikan cahaya siang yang perlahan memudar di balik jendela. Di dalam kamar, Asha duduk di tepian ranjang. Kepalanya tertunduk, kedua tangannya saling menggenggam erat di atas pangkuan. Nafasnya pendek, dadanya sesak oleh perasaan bersalah yang tak bisa dibendung. Ia menunggu. Di balik pintu kamar mandi, terdengar suara air mengalir—suaminya masih di dalam.Asha telah menyiapkan pakaian ganti untuknya dan meletakkannya di atas kasur. Harapannya setelah Akash keluar nanti, mereka punya kesempatan untuk bicara sebentar dan saling memaafkan.Beberapa menit yang terasa seperti selamanya berlalu. Pintu kamar mandi akhirnya terbuka, Akash melangkah keluar tanpa melihat ke arahnya. Tak ada sapaan, tak ada lirikan. Hanya keheningan yang semakin menghimpit udara di kamar. Asha menatapnya, matanya mulai berkaca-kaca.

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   KEJUJURAN ASHA

    Ruang tamu yang biasanya hangat dan penuh tawa kini terasa dingin meski matahari masih menyinari dari balik jendela. Asha, duduk gelisah di ujung sofa. Kepalanya tertunduk dengan dua tangan saling memilin satu sama lain, tanda dia sedang takut saat itu.Di depannya, Cakra–Kakek mertuanya duduk di sofa tunggal dengan dua tangan bersandar di pegangan sofa. Wajahnya dingin dan penuh ketegasan. Akash duduk di sebelahnya dengan ekspresi yang tidak kalah dingin dari Cakra. Kinasih sendiri, duduk tak jauh, diam dengan ekspresi kebingungan yang tidak bisa digambarkan.Ketiganya menatap tajam pada Asha, menunggu penjelasan Asha.“Kamu tahu kalau Kakek bisa mendapat informasi apapun tanpa bantuanmu kan Sha? Tapi sampai sekarang, Kakek masih memberikanmu kesempatan untuk menjelaskan," ucap sang kakek, suaranya berat dan dalam. "Jadi, apa kamu masih mau terus diam sampai aku tahu dari orang lain?"Asha menghela napas, mencoba menenangkan gemuruh di dadanya. Asha mengangkat kepala, menatap satu pe

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   HARUS APA?

    Asha izin keluar kantor lebih awal pada Ranti sebelum Akash dan timnya kembali ke kantor. Wajahnya cukup gelisah, tapi dia tidak mengatakan apapun pada Ranti. Langkahnya cepat menyusuri jalan setapak menuju sebuah cafe tempatnya akan bertemu dengan Sizy.Siang tadi, Sizy mengiriminya pesan kalau Cakra ingin bertemu. Seketika itu juga Asha merasa was-was, khawatir kalau Cakra memaksanya bicara, karena itu Asha sepakat untuk bertemu dengan Sizy sore ini.Asha mendorong pintu cafe, sebuah lonceng kecil di atasnya berdenting lembut, menyambut kedatangannya dengan suara yang hampir magis. Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman kayu dan vanila, menciptakan suasana yang hangat dan mengundang.Ia melangkah masuk, matanya menyapu ruangan mencari tempat yang nyaman untuk menunggu Sizy. Asha akhirnya memilih d

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   PERTANYAAN CAKRA

    Akash sedang duduk melingkari meja sebuah cafe bersama tim kerjanya, mereka menyantap hidangan yang tersaji, diselingi obrolan ringan memenuhi ruangan. Sayangnya saat itu pikirannya melayang jauh, sedikit menyesal kenapa dia tetap memilih ke luar kantor bersama timnya meninggalkan Asha menghadapi kakeknya sendiri.Dia tahu Cakra tidak pernah memperlakukan Asha dengan buruk, tapi entah kenapa dia masih merasa tidak nyaman dan khawatir. Apalagi dia tidak tahu kenapa Asha dipanggil Kakek. Apakah karena kejadian di ruang makan pagi ini?“Pak Bos kenapa? Kayak gak selera gitu makannya?” tanya Andra yang sejak tadi memperhatikan Akash diam sambil mengaduk makan siangnya tanpa memakannya.“Mikirin Asha?” tebak Gara. Akash hanya melirik sekilas dan itu sudah cukup menjadi jawaban untuk Gara. “T

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status