Share

12. Patah Hati 2

last update Last Updated: 2024-09-12 15:03:06

[Ada apa sih, Pus? Kita kenal sudah lama. Aku tahu bagaimana kamu. Dari gadis ceria, tiba-tiba menjadi menutup diri. Kamu bukan korban perjodohan dari orang tua, kan? Ayah ibumu bukan orang seperti itu, deh. Mereka sangat terbuka orangnya. Beberapa kali kau ajak aku pulang ke desa dan nginap di sana, Pak Lurah sangat baik.]

[Puspa, apa ada yang kamu rahasiakan dari pertemanan kita?]

[Nggak ada, Say. Aku baik-baik saja. Mungkin aku dan Rayyan nggak berjodoh. Itu saja. Btw, kamu kerja di mana sekarang?]

[Aku masih nunggu panggilan. Entah diterima apa nggak. Doain diterima ya, Say.]

[Iya. Aku doain. Udah ya, Dit. Besok kita sambung lagi.] Buru-buru Puspa menelungkupkan ponsel di nakas tanpa menunggu balasan Dita. Sebab ia mendengar langkah suaminya ke arah kamar.

Puspa segera menarik selimut dan meringkuk seperti bayi. Bram tidak boleh curiga lagi. Dan ia juga tidak bisa bicara dengan perasaan kacau begini. Kacau karena mengetahui betapa Rayyan patah hati karenanya.

Pintu kamar terbuka. Puspa memejam rapat. Ia merasakan pergerakan di belakang punggungnya. Sang suami sudah merebahkan diri. Tidak lama kemudian terdengar dengkuran halusnya.

Puspa menarik napas panjang. Ingatannya tertuju pada pria itu. Rayyan Muhammad Fatih.

"Puspa, tunggu!" Rayyan mengejarnya di koridor kampus saat ia tergesa-gesa menghindari pemuda itu.

"Aku mencarimu berhari-hari. Kenapa nggak bilang kalau kamu pulang kampung. Ponselmu juga nggak aktif," ucap Rayyan setelah berhasil menjajari langkahnya.

"Apa ayah atau ibumu sakit?"

Puspa yang terus melangkah menuruni tangga menggeleng.

"Lalu?"

"Aku yang sakit, Ray."

"Sakit apa?" Rayyan menghentikan langkah Puspa dengan berdiri tepat di depan gadis dengan wajah memucat. Rayyan khawatir.

"Wajahmu pucat. Kuantar ke dokter."

"Nggak usah. Aku sudah baikan sekarang."

Rayyan mengajaknya makan di kafe depan kampus. Tatapannya penuh rasa penasaran saat melihat perubahan drastis pada Puspa. Gadis periang yang sangat dicintainya, terlihat sangat berbeda. Sendu, kusam, dan diam.

Biasanya Puspa makan dengan lahap. Tapi saat itu hanya mengacak-acak nasi dalam piringnya.

"Puspa, kamu sakit apa? Kamu ceritakan saja padaku. Kuantar kamu berobat."

"Aku udah baikan, kok. Beberapa hari lagi pasti dah pulih," jawab Puspa sambil memaksakan tersenyum pada Rayyan.

"Beneran?"

"Iya."

Hening. Mereka menikmati makanan yang dipesan. Rayyan menyuap nasi sambil memperhatikan gadis di hadapannya.

"Ray." Puspa mengangkat wajah setelah diam cukup lama.

"Ya."

"Aku mau fokus ke skipsi dulu. Tinggal dikit lagi selesai. Untuk sementara kita jangan keseringan bertemu. Aku mau fokus dulu. Nggak apa-apa, kan?"

Perkataan itu membuat Rayyan terkejut. Ada raut kecewa juga. Kenapa tiba-tiba Puspa berkata demikian setelah dua mingguan menghilang.

"Aku mengganggumu?"

Puspa menggeleng. Mati-matian dia menahan tangisnya.

"Tapi kenapa? Kamu nggak bermaksud menjauhiku kan? Puspa, kalau kamu ada masalah. Bisa kamu bagi denganku." Rayyan serius memandangi Puspa. Sementara gadis itu sibuk menghindari tatapan Rayyan.

Apa yang harus dibaginya. Semua yang terjadi sungguh memalukan dan penuh ancaman. Dia sudah kehilangan segala-galanya. Harga diri pun sudah tidak ada. Apa yang bisa dibanggakan dihadapan lelaki yang mencintainya, jika kehormatan yang menjadi kebanggaan seorang perempuan sudah tidak dimiliki lagi. Dada Puspa seperti dihimpit bongkahan batu.

Rayyan berterus terang sebulan yang lalu setelah menyimpan perasaannya sekian lama. Ternyata cowok itu telah jatuh cinta pada pandangan pertama semenjak mereka dipertemukan di kampus.

"Puspa, ada apa? Kamu jatuh cinta pada cowok lain?"

"Nggak. Bukan itu. Tapi ada sesuatu yang nggak bisa kuceritakan pada siapapun. Termasuk pada kedua orang tuaku."

"Tapi aku ingin tahu. Nggak bisa kamu menjauhiku tanpa memberikan alasan."

"Alasannya jelas, Ray. Aku ingin menyelesaikan skripsiku dulu. Kamu pun sama, kan. Kita fokus dulu di akhir perkuliahan kita."

"Oke. Nggak apa-apa. Tapi sesekali kita bisa keluar makan, kan?"

Puspa mengangguk. Kemudian meraih tali tasnya. "Aku pergi dulu, ya. Mau pulang ke kosan."

"Kuantar."

"Nggak usah. Aku bareng Dita."

Dan semenjak hari itu, Puspa benar-benar menghindari Rayyan. Tidak menerima dan membalas telepon hingga wisuda. Dan pada suatu hari ia mengabarkan kalau akan menikah.

Rayyan datang bersama teman-temannya dengan perasaan yang hancur lebur. Mata itu menunjukkan luka yang teramat dalam. Puspa tidak bisa berkata apa-apa, bahkan untuk mengucapkan kata maaf. Hanya dalam diam ia mendoakan, semoga Rayyan akan mendapatkan gadis salehah.

Puspa masih ingat betul tatapan cowok itu seperti apa? Dia juga kembali mengingat kejadian di mana dia kehilangan segala-galanya.

Next ....

Selamat membaca 🥰

Cuplikan bab 7

"Aku mencintaimu sejak dulu. Apa alasanmu menolakku? Katakan Puspa. Apa kamu punya pacar?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
dah 2 blm Mash aja GK mu jujur ya si pus
goodnovel comment avatar
Nevertiti Jasry
penasaran aja kan ceritanya
goodnovel comment avatar
Elza Yunita
ceritanya bagus, tp gemes liat puspa yg sll memendam... puspa kudu jd wanita kuat thor... kudu pny sikap tegas.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   208. Bidadari Kecil 3

    "Bagaimana, May?" teriak Dikri. Tidak sabar menyambut Maya yang keluar dari kamar mandi malam itu."Bentar!"Dikri mondar-mandir menunggu. Dia berharap ada kabar bahagia malam ini. Sudah membayangkan memiliki anak perempuan yang cantik. Biar terobati rindunya pada Denik.Maya keluar dari kamar mandi."Bagaimana?" "Aku hamil," ucap Maya dengan suara bergetar dan netra berkaca-kaca. Menunjukkan testpack dengan garis dua di tangannya.Mata Dikri membelalak dan langsung memeluk Maya dengan erat, hampir tak percaya dengan kabar bahagia itu meski harapannya begitu besar. "Alhamdulillah."Akhirnya setelah dua bulan menikah, Maya baru hamil. Biar menepis dugaan sebagian orang kalau mereka menikah diam-diam karena Maya hamil duluan.Tidak adanya resepsi dan nikah dadakan membuat beberapa orang berprasangka buruk. Apalagi Maya seorang janda."Besok kita cek ke dokter, Mas. Baru ngasih tahu orang tua kita.""Iya." Dikri masih speechless. Tak henti ia mengucap syukur. Masih diberikan kesempatan

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   207. Bidadari Kecil 2

    "Sampai sekarang Rayyan belum tahu kalau akulah yang menghancurkan harapannya. Semoga sampai kapanpun dia nggak akan pernah tahu, Ma.""Baiklah kalau gitu. Kita nggak usah ngadain resepsi saja." Bu Ira mengelus punggung putranya sambil tersenyum. Dalam hati berdoa semoga semuanya akan baik-baik saja. Dikri dan Maya bahagia.***L***Dua bulan sudah Dikri dan Maya menjadi pasangan suami istri. Mereka tinggal di rumah orang tua Maya karena Bu Anang di Surabaya menunggui Mika yang hendak bersalin. Tiap akhir pekan mereka menginap di rumah orang tua Dikri atau berkunjung ke Surabaya.Maya membuka jendela dapur saat matahari pagi sudah menerobos masuk. Tiap selesai salat subuh, ia akan sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan. Selalu memastikan pagi mereka dimulai dengan sarapan bersama sebelum berangkat kerja. Meski sama-sama sibuk. Salah satu kebiasaan mereka adalah mengatur makan siang bersama setidaknya dua kali seminggu. Kalau Dikri ada acara di luar kantor, ia akan menjemput Maya untu

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   206. Bidadari Kecil 1

    PERNIKAHAN - Bidadari Kecil "Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Di depan pintu ada Rayyan bersama Najiya yang tengah hamil besar."Hai, Ray. Ayo, masuk!" Dikri bangkit dan menyambut tamunya. Mereka jarang sekali bertemu dan berkomunikasi lewat telepon. Rayyan pasti lebih sibuk setelah menikah.Maya memperhatikan pasangan itu. Dia belum pernah melihatnya. Karena hampir kenal semua teman-teman Dikri."Nikah nggak ngabarin sih, Mas," protes Rayyan sambil bersalaman. Kemudian ia dan Najiya menyalami Maya, Pak Maksum, dan Bu Ira. Dikri mengenalkan Maya pada Rayyan dan Najiya."Mari silakan duduk," ujar Bu Ira."Maaf, rencananya kan mau tunangan dulu. Tapi kami langsung nikah siri atas saran keluarga. Baru nanti mendaftarkan pernikahan ke KUA. Kapan kalian datang?""Tadi pagi. Dan kami dikasih tahu sama Budhe. Alhamdulilah, saat berulang kali kutanyai Mas Dikri bilang nggak punya pacar. Eh tiba-tiba saja nikah. Rupanya main rahasia selama ini."Dikri tertawa. "Tanyakan ke Budhe, giman

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   205. Semalam di Telaga Sarangan 3

    "Apa dulu itu, kamu menyukai gadis lain, Dik? Makanya dengan berbagai alasan kamu menunda pernikahan kita?" Namun pertanyaan itu hanya terucap dalam dada. Dia tidak akan menanyakannya dan tidak usah tahu. Yang penting mereka sekarang berkomitmen untuk melangkah beriringan membina masa depan. Lupakan masa lalu. Sepahit apapun itu. Dirinya sudah menerima Dikri dan menerima seluruh kisahnya."Kita akan saling mencintai sampai kapanpun, May." Dikri mengecup puncak kepala istrinya. Ia menyadari betapa beruntungnya memiliki Maya. Dikri berjanji dalam hati untuk selalu menjaga Maya, melindunginya, dan menjadi suami yang setia.Maya mengeratkan pelukan. Keduanya terhanyut dalam perasaan dan tuntutan kebutuhan ragawi. Ternyata Maya sudah mengenakan gaun istimewa untuk suaminya. Membuat mereka tidak sabar untuk segera tenggelam menikmati malam pernikahan.Sarangan menjadi saksi keduanya untuk menyempurnakan hubungan. Maya tidak pernah tahu, bahwa dia bukan yang pertama bagi Dikri. "Dik, kita

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   204. Semalam di Telaga Sarangan 2

    "Setelah ini kamu dan Dikri harus mulai membahas mau tinggal di mana, May. Sebab Dikri pun sekarang menjadi anak tunggal. Jangan sampai hal begini akan jadi masalah. Kalau Mas, maunya kamu nemenin Mama," kata Bayu."Mas Bayu, nggak usah khawatir deh. Mama akan ikut aku ke Surabaya. Nungguin aku lahiran. Jangan khawatir, ada ART di rumah jadi Mama hanya duduk mengawasi saja saat kami tinggal kerja. Iya kan, Ma?" Si bungsu merangkul bahu mamanya.Sejak menikah, Mika memang mau mengajak mamanya tinggal bersama. Tapi Bu Anang menolak dengan alasan, kasihan Maya sendirian."Sekarang Mbak Maya kan sudah menikah, Ma. Ada suami yang jagain. Jadi Mama nggak perlu khawatir lagi."Bu Anang memandang Maya. Anak yang paling dekat dengannya. Dibanding dengan kedua saudaranya. Maya yang mungkin bisa dibilang kurang beruntung. Itu pun karena ada andil orang tua yang memaksakan kehendak."Nggak apa-apa Mama ikut ke Surabaya. Kalau pengen pulang ke Nganjuk kan bisa kami jemput. Pengen ke Surabaya bisa

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   203. Semalam di Telaga Sarangan 1

    PERNIKAHAN- Semalam di Telaga Sarangan "Mbak, dulu dia mengulur-ulur waktu nikahin aku. Sekarang dia maunya buru-buru. Kami nikah secepat kilat kayak habis di gropyok hansip saja.""Sssttt, jangan ngomong begitu. Memang takdir jodoh kalian baru sekarang," jawab sang kakak ipar seraya mengaplikasikan bedak di wajah Maya. "Apapun yang pernah terjadi, Mbak salut kalian bisa kembali bersama. Ini jodoh yang sempat belok arah namanya." Nafa, istrinya Bayu terkekeh. "Mbak aja kaget waktu dikabari mama.""Aku sendiri rasanya nggak percaya. Padahal aku sudah mengubur dalam-dalam harapan itu.""Kalian ini jodoh yang tertunda. Mbak doain kalian bahagia. Jangan tunda, segeralah punya momongan. Usiamu sudah tiga puluh tiga tahun, kan?"Maya mengangguk. Make up sudah selesai. Maya membuka lemarinya dan mengambil kebaya warna putih tulang. Itu baju yang ia pakai di hari pernikahan adik perempuannya. Mika. Baru setahun yang lalu, pasti masih muat. Modelnya simple, masih mewah kebaya pengantin saat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status